Вы находитесь на странице: 1из 21

ANGGOTA

Rai Rahayu Wiraningsih


Ni Kadek Sukmawati Ni Putu Karina Dewi Dewa Ayu Kade Mira Anggraeni Ni Md Cintia Prabhawidyaswari Ni Kadek Agus Anggriawan Ni Made Listia Dewi

(1202105001)
(1202105004) (1202105016) (1202105026) (1202105031) (1202105032) (1202105037)

I Wayan Wahyu Pratama

(1202105065)

Ida Ayu Sri Werdi Sundari.P (1202105043) Pemenuhan Kebutuhan Integritas Ni Luh Ayu Sudi Susanti (1202105074) Kulit I Anom Mesa Wisnu Santa (1202105079)

Etiologi Terjadinya Luka


Luka adalah hilangnya atau rusaknya jaringan tubuh. Luka atau vulnus merupakan rusaknya struktur dan fungsi anatomis normal akibat proses patologis yang berasal dari internal maupun eksternal dan mengenai organ tertentu (Lazarus et al, 1994).

Luka dapat disebabkan oleh berbagai hal yaitu (etiologi luka) :


Trauma mekanis Trauma elektris Trauma termis Trauma kimia,

Jenis-jenis luka antara lain :


Luka tertutup Luka terbuka Luka lecet (Vulnus excoriatio), Luka sayat (Vulnus scissum/incisivum). Luka robek (Vulnus laceratum), Luka tusuk (Vulnus punctum), berat. Luka Potong (Vulnus caesum), Luka tembak (Vulnus sclopetorum), Luka gigit (Vulnus morsum),

Hal yang Perlu Dikaji dalam Pengkajian Luka


Lokasi dan letak luka Stadium luka(anatomi, warna dasar luka) Bentuk dan ukuran luka Wound edges Odor or eksudat Tanda infeksi Data penunjang yang berupa rekam medik

Klasifikasi Luka Bakar


Berdasarkan penyebab
Suhu : baik panas ataupun dingin (frost bite), pada ujung yang ekstremitas dapat menimbulkan nekrosis dingin. Penanganan dengan antibiotik propilaksis sampai putus dengan sendirinya. Listrik, akibat terkena petir. Kimia Laser, CO2 laser

Berdasarkan Kerusakan jaringan Derajat I ( superficial skin burn) Derajat II ( pertial skin burn) Derajat III (full thickness skin burn)

Fase Penyembuhan Luka


Fase inflamasi (reaksi)
Fase inflamasi merupakan reaksi tubuh terhadap luka yang dimulai setelah beberapa menit dan berlangsung selama sekitar 3 hari setelah cedera. Proses perbaikan terdiri dari mengontrol perdarahan (hemostatis), mengirim darah dan sel ke area yang mengalami cedera (inflamasi)dan membentuk sel-sel epitel pada tempat cedera (epiteliasasi).

Fase proliferasi (regenerasi)


Dimulai dengan munculnya pembuluh darah baru sebagai hasil rekontruksi, fase proliferasi berlangsung selama 3-24 hari. Pada masa ini luka diisi dengan jaringan penyambung atau granulasi baru untuk menutup bagian atas luka yang biasa disebut epitelisasi. Fibroblast mensintesis kolagen menutup defek luka dan membutuhkan vitamin C, vitamin B, oksigen dan asam amino. Kolagen memberikan kekuatan dan integritas struktur luka sehingga daya elastisitas meningkat dan resiko luka terpisah menurun.

Maturasi (remodeling) Proses maturasi terjadi lebih dari 1 tahun bergantung pada kedalaman dan luas luka. Dalam fase ini jaringan parut terus mengalami reorganisasi dan akan menguat.

Inflamasi dan Infeksi


Inflamasi Radang/inflamasi adalah respon dari suatu organisme terhadap patogen dan alterasi mekanis dalam jaringan, berupa rangkaian reaksi yang terjadi pada tempat jaringan yang mengalami cedera, seperti karena terbakar, atau terinfeksi.

Infeksi
Infeksi adalah kolonalisasi yang dilakukan oleh spesies asing terhadap organisme inang, dan bersifat pilang membahayakan inang. Organisme penginfeksi, atau patogen, menggunakan sarana yang dimiliki inang untuk dapat memperbanyak diri, yang pada akhirnya merugikan inang. Patogen mengganggu fungsi normal inang dan dapat berakibat pada luka kronik, gangrene, kehilangan organ tubuh, dan bahkan kematian.

. Tanda-Tanda Infeksi dan Inflamasi


RUBOR (KEMERAHAN) KALOR (PANAS) OLOR (NYERI) TUMOR (PEMBENGKAKAN) FUNGSIO LAESA (PERUBAHAN FUNGSI)

Transudat
Transudat Pengumpulan cairan di rongga tubuh yang bukan karena peradangan, biasanya karena peningkatan tekanan hidrostatik atau penurunan kadar protein plasma. Terdapat sedikit protein dan sel dibandingkan dengan eksudat.

Eksudat
Eksudat adalah cairan + sel-sel yang berpindah dari aliran darah ke jaringan interstisial tertimbun di daerah peradangan.

Jenis-jenis eksudat
Eksudat yang paling sederhana, eksudat serosa, adalah cairan kaya protein yang keluar masuk ke dalam jaringan pada tahap awal inflamasi. Karena kandungan proteinnya tinggi, serosa menarik air dan menyebabkan edema pada sisi reaksi inflamasi. Eksudat purulen adalah eksudat yang mengandung pus, yang adalah netrofil fagositik dan organism penghasil pus yang terletak di area-pertahanan untuk mencegah infeksi karea penyebaran system.

Bergantung pada sumber peradangan, maka jenis eksudat itu macam-macam.


nama Serosa deskripsi Cairan eksudat kaya protein; tanpa sel

Fibrinosa

Eksudat kaya fibrin; dapat berakibat


perlekatan

hemoragis

Umumnya eksudat supuratif dengan sel darah merah

purulen

Eksudat yang mengandung nanah (pus)

supuratif

Eksudat dengan pus dan jaringan yang rusak;

abses

Daerah bernanah, biasanya terpusat

dalam organ

Management Rawat Luka (T.I.M.E.)


T : Tissue Management. I : Inflammation and infection control. M : Moisture balance. E : Epithelial (edge) advancement.

Modern & Konvensional Dressing


A. Modern Dressing: Bisa mempertahankan kelembaban luka lebih lama (5-7 hari) Mendukung penyembuhan luka,kondisi lembab lebih lama dan memacu proses kesembuhan luka Penyerapan eksudat bagus Tidak menimbulkan nyeri saat penggantian balutan Lebih mahal cost efektif penggantian pembalutan 3-4 hari

Konvensional Dressing Sering diganti untuk mendapatkan kelembaban(bisa sehari 23 kali sehari) Balutan cepat kering dan kurang menyerap eksudat Beresiko menimbulkan troma baru pada saat penggantian luka Menimbulkan nyeri pada saat penggantian luka Lebih murah tapi sering menggnti kasa

Nutrisi yang Baik Untuk Penyembuhan Luka


Vitamin C Vitamin A Vitamin K Zinc Zat besi Tembaga (copper) Karbohidrat Protein Albumin Lemak

Вам также может понравиться