Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Afrida Sahestina 08310009 KEPANITRAAN KLINIK SENIOR FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI NEUROLOGI RSUD 45 KUNINGAN TAHUN 2013
Pendahuluan
Epilepsi merupakan salah satu penyakit
neurologis yang utama. Epilepsi sering dihubungkan dengan disabilitas fisik, disabilitas mental, dan konsekuensi psikososial yang berat bagi penyandangnya
Definisi
Epilepsi adalah sindrom klinis yang ditandai
dengan dua atau lebih bangkita. Sebagian besar timbul tanpa provokasi, akibat kelainan abnormal primer di otak dan bukan sekunder oleh penyebab sisitemik
Epidemiologi
Data dari seluruh dunia, didapatkan hampir
40 juta manusia menderita epilepsi. Berapa banyak pasien epilepsi di Indonesia, sampai sekarang belum pernah dilakukan penyelidikan epidemiologi, tetapi Jika dipakai angka-angka prevalensi dan insidensi epilepsi dapat diperkirakan, bahwa diindonesia yang berpenduduk hampir 200 juta, sedikit nya terdapat 1.000.000-2.000.000 orang penyandang epilepsi
Etiologi
idiopatik
kriptogenik
simtomatik
Faktor pencetus
kurang tidur
stress emosional
infeksi obat-obat tertentu
alkohol
perubahan hormonal terlalu lelah fotosensitif
Klasifikasi
Klasifikasi Internasional Kejang Epilepsi menurut International League Against Epilepsy (ILAE) 1981
Parsial
sederhana kompleks
Umum
Absens Myoklonik Tonik Klonik Grand mal atonik
Tidak tergolongkan
Patofisiologi
Diagnosis
anamnesa
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang EEG Pencitraan otak
Tatalaksana
Tujuan pengobatan : menghindari terjadinya kekambuhan dengan efek buruk yang minimal Prinsip terapi OAE 1. Menentukan diagnosis yang tepat 2. Memilih obat yang paling sesuai
Tipe serangan
First-line
Second-line
Third-line
Tonik klonik
Asam valproat
lamotrigin
topiramat
Karbamazepin
okskarbamazepin
levetiracetam
Fenitoin
zonisamid
fenobarbital
pirimidon
3. Optimalisasikan dengan dosis individu 4. Penggantian obat Jika serangan terjadi kembali meskipun obat antiepilepsi pertama sudah diberikan dengan dosis maksimal yang dapat ditoleransi. Jika terjadi reaksi obat pertama baik efek samping, reaksi alergi ataupun efek merugikan lainnya yang tidak dapat ditoleransi pasien.
6. Penghentian obat Konsep penghentian obat minimal 2 tahun terbebas dari serangan pada umumnya dapat diterima oleh kalangan praktisi. Penghentian obat dilaksanakan secara bertahap, disesuaikan dengan keadaan klinis penderita
Diagnosa positif
Mulai pengobatan dg satu AED Pilih berdasar klasifikasi kejang dan efek samping Sembuh ? Tidak Efek samping dapat ditoleransi ?
Ya Tidak
Turunkan dosis
Pertimbangkan, Atasi dg tepat
Tingkatkan dosis
Lanjutkan terapi
Sembuh?
Ya Tidak
lanjut
lanjut
lanjutan Lanjutkan terapi Tidak kambuh Selama > 2 th ? ya tidak Tidak sembuh
Ya