Вы находитесь на странице: 1из 15

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.

Negara demokrasi adalah negara yang mengikutsertakan partisipasi rakyat dalam pemerintahan serta menjamin terpenuhinya hak dasar rakyat dalam kehidupan berbangsa, dan bernegara. Salah satu hak dasar rakyat yang harus dijamin adalah kemerdekaan menyampaikan pikiran, baik secara lisan maupun tulisan. Pers adalah salah satu sarana bagi warga negara untuk mengeluarkan pikiran dan pendapat serta memiliki peranan penting dalam negara demokrasi. Pers dapat berfungsi sebagai alat penghubung dan komunikasi antara pemerintah dan warga negaranya. Apalagi saat ini perkembangan pers di Indonesia sudah maju dengan pesat. Dengan adanya berita melalui koran, tabloid, majalah, radio, tele isi, dan internet, masyarakat dapat dengan cepat mengetahui suatu kebijakan pemerintah. Penyajian berita atau kejadian melalui pers dapat diketahui masyarakat dengan cepat, akurat, dan efektif. Pers yang bebas dan bertanggung jawab memegang peranan penting dalam masyarakat demokratis dan merupakan salah satu unsur bagi negara dan pemerintahan yang demokratis. !enurut !iriam "udiardjo, bahwa salah satu ciri negara demokrasi adalah memiliki pers yang bebas dan bertanggung jawab. Namun dalam pelaksanaannya saat ini di era reformasi, pers berkembang dengan kebebasannya yang bisa di bilang mulai kebablasan. Pers nasional yang seharusnya digunakan sebagai media informasi, pendidikan, kontrol sosial dan ekonomi, serta merupakan sarana bagi warga masyarakat untuk berpartisipasi dalam pemerintahan yang demokrasi saat ini, telah disalahgunakan oleh beberapa oknum sebagai alat ekonomi yang digunakan untuk meraup keuntungan dan kekayaan semata dengan menampilkan berita#berita yang berisi kebohongan, pornografi atau sebagai alat untuk merusak reputasi seseorang. $leh karena itu, sudah saatnya sekarang pers Indonesia mulai membenahi dirinya dan kembali kepada Pers yang bebas dan tentunya bertanggung jawab. B. Rumusan Masalah %. Apakah yang dimaksud dengan Pers di Indonesia dan bagaimanakah ciri#cirinya& '. "agaimana perkembangan pers di Indonesia& (. "agaimana fungsi atau peranan pers dalam pelaksanaan demokrasi di Indonesia& ). Apa saja landasan hukum yang mengatur kebebasan Pers di Indonesia& %

*. Apakah yang dimaksud dengan Pers yang "ebas dan bertanggung jawab& C. Tujuan %. +ntuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Pers di Indonesia dan bagaimanakah ciri#cirinya. '. +ntuk mengetahui perkembangan pers di Indonesia. (. +ntuk mengetahui fungsi atau peranan pers dalam pelaksanaan demokrasi di Indonesia. ). +ntuk mengetahui apa saja landasan hukum yang mengatur kebebasan Pers di Indonesia. *. +ntuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Pers yang "ebas dan bertanggung jawab.

'

BAB II PEMBAHASAN 2. . Pengert!an "an C!r!#$!r! Pers 2. . . Pengert!an Pers Istilah pers berasal dari bahasa "elanda, yang berarti dalam bahasa Inggris berarti press. Secara harfiah pers berarti cetak, dan secara maknafiah berarti penyiaran secara tercetak atau publikasi secara dicetak ,-ffendy,%..)/. Dalam perkembangannya pers mempunyai dua pengertian, yakni pers dalam pengertian luas dan pers dalam pengertian sempit. Pers dalam pengertian luas meliputi segala penerbitan, bahkan termasuk pers elektrolit, radio siaran, dan tele isi siaran. Sedangkan pers dalam arti sempit hanya terbatas pada pers cetak, yakni surat kabar, majalah, dan buletin kantor berita. !eskipun pers mempunyai dua pengertian seperti diterangkan di atas, pada umumnya orang menganggap pers itu pers cetak0 surat kabar dan majalah. Anggapan umum seperti itu disebabkan oleh ciri khas yang terdapat pada media itu, dan tidak dijumpai pada media lain. Di Indonesia, Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, megolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia. Definisi pers tersebut menunjukkan bahwa pers di Indonesia tegas#tegas merupakan lembaga kemasyarakatan bukan lembaga pemerintah, bukan terompet pemerintah. Dengan kata lain, pers kita menganut teori tanggung jawab sosial. !engenai hal ini secara jelas dicantumkan pada pasal %* ,tentang peran dewan pers dan keanggotaan dewan pers/, dan pasal %1 ,tentang peranan masayarakat dalam kehidupan pers/ ++ no )2 tahun %.... Ibarat sebuah bangunan, pers hanya akan bisa berdiri kokoh apabila bertumpu pada tiga pilar penyangga utama yang satu sama lain berfungsi saling menopang ,3aris Sumadiria, '22)/. 4etiga pilar itu adalah0 a. Idealisme. Dalam pasal 5 ++ Pers no )2 tahun %... dinyatakan, pers nasional melaksanakan peranan sebagai0 %/ !emenuhi hak masyarakat untuk mengetahui6 (

'/ !enegakkan nilai#nilai dasar demokrasi dan hak#hak a7asi manusia serta menghormati kebhinekaan6 (/!engembangkan pendapat umum berdasarkan infoemasi yang tepat, akurat, dan benar6 )/!elakukan pengawasan, kritik, koreksi, dan saran terhadap hal#hal yang berkaitan dengan kepentingan umum6 */!emperjuangkan keadilan dan kebenaran. !aknanya, bahwa pers harus memiliki dan mengemban idealisme. Idealisme adalah cita#cita, obsesi, sesuatu yang terus dikejar untuk dijangkau dengan segala daya dan cara yang dibenarkan menurut etika dan norma profesi yang berlaku serta diakui oleh masyarakat dan negara. !enegakkan nilai#nilai demokrasi dan hak asasi manusia, memperjuangkan keadilan dan kebenaran, adalah contoh idealisme yang harus diperjuangkan pers. Dasarnya, sebagaimana dinyatakan dalam pasal ( ayat ,%/ ++ no )2 tahun %..., pers nasional mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, dan kontrol sosial. b. 4omersialisme. Pers harus mempunyai kekuatan dan keseimbangan. 4ekuatan untuk mencapai cita#cita itu, dan keseimbangan dalam mempertahankan nilai#nilai profesi yang diyakininya. Agar mendapat kekuatan, maka pers harus berorientasi kepada kepentingan komersial. Seperti ditegaskan pasal ( ayat ,'/ ++ no )2 tahun %..., pers nasional dapat berfungsi sebagai lembaga ekonomi. Sebagai lembaga ekonomi, penerbitan pers harus dijalankan dengan merujuk pada pendekatan kaidah ekonomi, efisiensi dan efekti itas. Secara manajerial perusahaan, pers harus memetik untung dan sejauh mungkin menghindari kerugian. Dalam kerangka ini, apapun sajian pers tak bisa dilepaskan dari muatan nilai bisnis komersial sesuai dengan pertimbangan dan tuntutan pasar. 3anya dengan berpijak pada nilai#nilai komersial, penerbitan pers bisa mencapai cita#citanya yang ideal. c. Profesionalisme. Profesianalisme adalah isme atau paham yang menilai tinggi keahlian profesional khususnya, atau kemampuan pribadi pada umumnya, sebagai alat utama untuk mencapai keberhasilan. Seseorang bisa disebut profesional apabila dia memenuhi lima ciri berikut0 %/!emiliki keahlian tertentu yang diperoleh melalui penempaan pengalaman, pelatihan, atau pendidikan khusus di bidangnya6 '/!endapat gaji, honorarium atau imbalan materi yang layak sesuai dengan keahlian, tingkat pendidikan, atau pengalaman yang diperolehnya6 (/Seluruh sikap, perilaku dan akti itas pekerjaannya dipagari dengan dan dipengaruhi oleh keterikatan dirinya secara moral dan etika terhadap kode etik profesi6

)/Secara sukarela bersedia untuk bergabung dalam salah satu organisasi profesi yang sesuai dengan keahliannya6 */!emiliki kecintaan dan dedikasi luar biasa luar biasa terhadap bidang pekerjaan profesi yang dipilih dan ditekuninya6 5/8idak semua orang mampu melaksanakan pekerjaan profesi tersebut karena untuk menyelaminya mensyaratkan penguasaan ketrampilan atau keahlian tertentu. Dengan merujuk kepada enam syarat di atas, maka jelas pers termasuk bidang pekerjaan yang mensyaratkan kemampuan profesionalisme. 2. .2 C!r!#$!r! Pers 3aris Sumadiria ,'22)/ mengatakan ciri#ciri pers adalah sebagai berikut0 a. Periodesitas. Pers harus terbit secara teratur, periodek, misalnya setiap hari, setiap minggu, setiap bulan, dan sebagainya. Pers harus konsisten dalam pilihan penerbitannya ini. b. Publisitas. Pers ditujukan ,disebarkan/ kepada khalayak sasaran yang sangat heterogen. Apa yang dimaksud heterogen menunjuk dua hal, yaitu geografis dan psikografis. 9eografis menunjuk pada data administrasi kependudukan, seperti jenis kelamin, kelompok usia, suku bangsa, agama, tingkat pendidikan, tempat tinggal, pekerjaan, dan sebagainya. Sedangkan psikografis menunjuk pada karakter, sifat kepribadian, kebiasaan, adat istiadat, dan sebagainya. c. Aktualitas. Informasi apapun yang disuguhkan media pers harus mengandung unsur kebaruan, menunjuk kepada peristiwa yang benar#benar baru terjadi atau sedang terjadi. Secara etimologis, aktualitas ,actuality/ mengandung arti kini dan keadaan sebenarnya, secara teknis jurnalistik, aktualitas mengandung tiga dimensi0 kalender6waktu6 masalah. Aktualitas kalender berarti merujuk kepada berbagai peristiwa yang sudah tercantum atau terjadwal dalam kalender. Aktualitas waktu berkaiutan dengan peristiwa yang baru saja terjadi, atau sesaat lagi akan terjadi. Aktualitas masalah berhubungan dengan peristiwa yang dilihat dari topiknya, sifatnya, dimensi dan dampaknya, kharakteristiknya, mencerminkan fenomena yang senantiasa mengandung unsur kebaruan. d. +ni ersalitas. "erkaitan dengan kesemestaan pers dilihat dari sumbernya dan dari keanekaragaman materi isinya. e. $bjekti itas. !erupakan nilai etika dan moral yang harus dipegang teguh oleh surat kabar dalam menjalankan profesi jurnalistiknya. Setiap berita yang disuguhkan itu harus dapat dipercaya dan menarik perhatian pembaca. *

Pers adalah lembaga kemasyarakatan, sebagai lembaga kemasyarakatan, pers merupakan subsistem kemasyarakatan tempat ia berada bersama dengan subsistem lainnya. Dengan demikian maka pers tidak hidup secara mandiri, tetapi dipengaruhi oleh lembaga# lembaga kemasyarakatan lain. "ersama#sama dengan lembaga#lembaga kemasyarakatan lainnya itu, pers berada dalam keterikatan organisasi yang bernama negara, karenanya pers dipengaruhi bahkab ditentukan oleh falsafah dan sistem politik negara tempat pers itu hidup. Pers di negara dan di masyarakat tempat ia berada bersama mempunyai fungsi yang uni ersal. Akan tetapi, sejauh mana fungsi itu dapat dilaksanakan bergantung pada falsafah dan sistem politik negara tempat pers itu beroperasi. :red S. Siebert, 8heodore Peterson dan ;ibur Schramm ,%.5(/, dalam Four Theories of the Pressmembedakan teori pers ke dalam0 teori pers otoriter, teori pers liberal, teori pers komunis, teori pers tanggung jawab sosial. 2.2. Perkem%angan Pers "! In"&nes!a Sejarah perkembangan pers di Indonesia tidak terlepas dari sejarah politik Indonesia. Pada masa pergerakan sampai masa kemerdekaan, pers di Indonesia terbagi menjadi ( golongan, yaitu pers 4olonial, pers <ina, dan pers Nasional. Pers 4olonial adalah pers yang diusahakan oleh orang#orang "elanda di Indonesia pada masa kolonial=penjajahan. Pers kolonial meliputi surat kabar, majalah, dan koran berbahasa "elanda, daerah atau Indonesia yang bertujuan membela kepentingan kaum kolonialis "elanda. Pers <ina adalah pers yang diusahakan oleh orang#orang <ina di Indonesia. Pers <ina meliputi koran#koran, majalah dalam bahasa <ina, Indonesia atau "elanda yang diterbitkan oleh golongan penduduk keturunan <ina. Pers Nasional adalah pers yang diusahakan oleh orang#orang Indonesia terutama orang#orang pergerakan dan diperuntukkan bagi orang Indonesia. Pers ini bertujuan memperjuangkan hak#hak bangsa Indonesia di masa penjajahan. 8irtohadisorejo atau >aden Djokomono, pendiri surat kabar mingguan !edan Priyayi yang sejak %.%2 berkembang menjadi harian, dianggap sebagai tokoh pemrakarsa pers Nasional. Adapun perkembangan pers Nasional dapat dikategorikan menjadi beberapa periode0 %. 8ahun %.)* ? %.*2#an Pada masa ini, pers sering disebut sebagai pers perjuangan. Pers Indonesia menjadi salah satu alat perjuangan untuk kemerdekaan bangsa Indonesia. "eberapa hari setelah teks 5

proklamasi dibacakan "ung 4arno, terjadi perebutan kekuasaan dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat, termasuk pers. 3al yang diperebutkan terutama adalah peralatan percetakan. Pada bulan September#Desember %.)*, kondisi pers >I semakin kuat, yang ditandai oleh mulai beredarnya koran Soeara !erdeka ,"andung/, "erita Indonesia ,@akarta/ !erdeka, Independent, Indonesian News "ulletin, ;arta Indonesia, dan 8he Aoice of :ree Indonesia. '. 8ahun %.*2 ? %.52#an !asa ini merupakan masa pemerintahan parlementer atau masa demokrasi liberal. Pada masa demokrasi liberal, banyak didirikan partai politik dalam rangka memperkuat sistem pemerintah parlementer. Pers, pada masa itu merupakan alat propaganda dari Par#Pol. "eberapa partai politik memiliki media=koran sebagai corong partainya. Pada masa itu, pers dikenal sebagaipers partisipan. (. 8ahun %.12#an $rde baru mulai berkuasa pada awal tahun %.12#an. Pada masa itu, pers mengalami depolitisasi dan komersialisasi pers. Pada tahun %.1(, Pemerintah $rde "aru mengeluarkan peraturan yang memaksa penggabungan partai#partai politik menjadi tiga partai, yaitu 9olkar, PDI,dan PPP. Peraturan tersebut menghentikan hubungan partai# partai politik dan organisasi massa terhadap pers sehingga pers tidak lagi mendapat dana dari partai politik. ). 8ahun %.B2#an Pada tahun %.B', Departemen Penerangan mengeluarkan Peraturan !enteri Penerangan No. % 8ahun %.B) tentang Surat I7in +saha Penerbitan Pers ,SI+PP/. Dengan adanya SI+PP, sebuah penerbitan pers yang i7in penerbitannya dicabut oleh Departemen Penerangan akan langsung ditutup oleh pemerintah. $leh karena itu, pers sangat mudah ditutup dan dibekukan kegiatannya. Pers yang mengkritik pembangunan dianggap sebagai pers yang berani melawan pemerintah. Pers seperti ini dapat ditutup dengan cara dicabut SI+PP#nya. *. 8ahun %..2#an Pada tahun %..2#an, pers di Indonesia mulai melakukan repolitisasi lagi. !aksudnya, pada tahun %..2#an sebelum gerakan reformasi dan jatuhnya Soeharto, pers di Indonesia mulai menentang pemerinah dengan memuat artikel#artikel yang kritis terhadap tokoh dan kebijakan $rde "aru. Pada tahun %..), ada tiga majalah mingguan yang ditutup, yaitu 8empo, Detik, dan -ditor. 5. !asa >eformasi ,%..B=%.../ ? sekarang

Pada masa reformasi, pers Indonesia menikmati kebebasan pers. Pada masa ini terbentuk ++ Nomor )2 8ahun %... tentang Pers. -ra reformasi ditandai dengan terbukanya keran kebebasan informasi. Di dunia pers, kebebasan itu ditunjukkan dengan dipermudahnya pengurusan SI+PP. Sebelum tahun %..B, proses untuk memperoleh SI+PP melibatkan %5 tahap, tetapi dengan instalasi 4abinet "@. 3abibie proses tersebut melibatkan ( tahap saja. "erdasarkan perkembangan pers tersebut, dapat diketahui bahwa pers di Indonesia senantiasa berkembang dan berubah sejalan dengan tuntutan perkembangan 7aman. Pers di Indonesia telah mengalami beberapa perubahan identitas. Adapun perubahan#perubahan tersebut adalah sbb 0 C 8ahun %.)*#an, pers di Indonesia dimulai sebagai pers perjuangan. C 8ahun %.*2#an dan tahun %.52#an menjadi pers partisan yang mempunyai tujuan sama dengan partai#partai politik yang mendanainya. C 8ahun %.12#an dan tahun %.B2#an menjadi periode pers komersial, dengan pencarian dana masyarakat serta jumlah pembaca yang tinggi. C Awal tahun %..2#an, pers memulai proses repolitisasi. C Awal reformasi %..., lahir pers bebas di bawah kebijakan pemerintahan "@. 3abibie, yang kemudian diteruskan pemerintahan Abdurrahman ;ahid dan !egawati Soekarnoputri, hingga sekarang ini. 2.'. (ungs! Pers 2.'. . (ungs! Utama Pers Pada dasarnya, fungsi pers dapat dirumuskan menjadi * bagian yaitu0 %. Pers sebagai Informasi ,to inform/ :ungsi pertama dari lima fungsi utama pers ialah menyapaikan informasi secepat# cepatnya kepada masyarakat yang seluas#luasnya. Setiap informasi yang disampaikan harus memenuhi kriteri dasar0 actual, akurat, factual, menarik atau penting, benar, lengkap, utuh, jelas#jernih, jujur adil, berimbang, rele an . bermanpaat dan etis. '.Pers sebagai -dukasi ,to educate/. Apa pun infromasi yang disebarluaskam pers hendaklah dalam kerangka mendidik ,to educate/. Sebagai lembaga ekonomi, pers memang dituntut berorientasi komersil untuk memperoleh keuntungan financial . namun orientasi dan misi komersil itu, sama sekali tidak boleh mengurangi, apalgi meniadakan fungsi dan tanggung jawab social, Seperti ditegaskan ;ilbur Schramm dalam men, messages, dan media ,%.1(/, bagi masyarakat, pers adalah weatcher, teacher dan forum ,pengamat, guru dan forum/. B

(. Pers sebagai koreksi , to influence/. Pers adalah pilar demokrasi keempat setelah legislati e, eksekutif, dan yudikatif dalam kerangka ini, kehadiran pers dimaksudkan untuk mengawasi atau mengontrol kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif agar kekuasaan mereka tidak menjadi korup dan absolut. Dalam negara#negara penganut paham demokrsi, pers mengemban fungsi sebagai pengawas pemerintah dan masyarakat ,watchdog function/. Pers senantiasa menyalak ketika melihat berbagai penyimpangan dan ketidakadilan dalam suatu masyarakat atau negara. Dengan fungsi kontrol sosial ,social control/ yang dimilikinya itu, pers bisa disebut sebgai institusi soail yang tidak pernah tidur. Namun dalam mengemban kontrol sosal, pers pun tunduk pada ketentuan perundang#undangan yang berlaku. Pers tidak steril dari norma#norma sosial budaya adama stempat. Pers tiudak kebal hukum, pers tidak bisa dianggap sebgai huku itu sendiri. Siapa pun yang dirugikan oleh pers bisa mengajukan gugatan hukum apabila penyelesaian melalui koridor yang ada seperti penggunaan hak koreksi, hak jawab dan pengajuan nota kebeDatan terhadap Dewan Pers, dianggap tidak memuaskan. ). Pers sebagai rekreasi ,to intertain/. :ungsi keempat pers adalah meghibur, pes harus mampu memeankan dirinya sebagai wahan rekreasi yang mnyennagkan seklaigus yang menyehatkan bagi semua lapisan masyarakat. Artinya apa pun pesan rekreatif yang disajikan mulai dari cerita pendek sampai kepada teka#teki silang dan anekdot, tidak boleh bersifat negatif apalagi destruktif. *. Pers sebagai mediasi ,to mediate/ !ediasi artinya penghubung atau sebgai fasilatator atau mediator. Pers harus mampu menghubungkan tempat yang satu dengan tempat yang lain, peristiwa yang satu dengan peristiwa yang lain, orang yang satu dengan eristiwa yang lain, atau orang yang satu dengan orang yang lain pada saat yang sama. Dalam buku karya !cEuhan, +nderstanding !edia ,%..55/ menyatakan pers adalah perpanjang dan perluasan manusia ,the eFtented of man/. 2.'.2 (ungs! "an Peranan Pers "alam Mas)arakat Dem&krat!s In"&nes!a Pers atau media amat dibutuhkan baik oleh pemerintah maupun rakyat dalam kehidupan bernegara. Pemerintah mengharapkan dukungan dan ketaatan masyarakat untuk menjalankan program dan kebijakan negara. Sedangkan masyarakat juga ingin

mengetahui program dan kebijakan pemerintah yang telah, sedang, dan akan dilaksanakan. Dalam +ndang#+ndang Nomor )2 8ahun %... Pasal (( disebutkan mengenai fungsi pers, dalam hal ini pers nasional. Adapun fungsi pers nasional adalah sbb 0 %. Sebagai wahana komunikasi massa. Pers nasional sebagai sarana berkomunikasi antarwarga negara, warga negara dengan pemerintah, dan antarberbagai pihak. '. Sebagai penyebar informasi. Pers nasional dapat menyebarkan informasi baik dari pemerintah atau negara kepada warga negara ,dari atas ke bawah/ maupun dari warga negara ke negara ,dari bawah ke atas/. (. Sebagai pembentuk opini. "erita, tulisan, dan pendapat yang dituangkan melalui pers dapat menciptakan opini kepada masyarakat luas. $pini terbentuk melalui berita yang disebarkan lewat pers. ). Sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, dan kontrol serta sebagai lembaga ekonomi. ++ No. )2 8ahun %... Pasal ' menyebutkan 0 G4emerdekaan pers adalah salah satu wujud kedaulatan rakyat yang berasaskan prinsip#prinsip demokrasi, keadilan, dan supremasi hukum.H Dapat disimpulkan bahwa fungsi dan peranan pers di Indonesia antara lain sbb 0 %. media untuk menyatakan pendapat dan gagasan#gagasannya. '. media perantara bagi pemerintah dan masyarakat. (. penyampai informasi kepada masyarakat luas. ). penyaluran opini publik. 2.*. Peraturan Perun"ang#un"angan tentang +e%e%asan Pers "! In"&nes!a 3ak masyarakat atau warga negara Indonesia untuk mengeluarkan pikiran secara lisan, atau tulisan mendapat jaminan dalam ++D %.)* Pasal 'B, yang berbunyi 6 G4emerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan +ndang#+ndang.H Selain itu, kebebasan pers di Indonesia memiliki landasan hukum yang termuat didalam ketentuan#ketentuan sbb 0 %. Pasal 'B :, yang menyatakan setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk

%2

mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia. '. 4etetapan !P> >I No. IAII=!P>=%..B tentang 3ak Asasi !anusia, yang antara lain menyatakan bahwa setiap orang berhak berkomunikasi dan memperoleh informasi. (. Pasal %. Piagam P"" tentang 3ak Asasi !anusia yang berbunyi, GSetiap orang berhak atas kebebasan mempunyai dan mengeluarkan pendapat6 dalam hak ini termasuk kebebasan memiliki pendapat tanpa gangguan, dan untuk mencari, menerima, dan menyampaikan informasi dan buah pikiran melalui media apa saja dan dengan tidak memandang batas#batas wilayah.H 2.,. Pers Be%as "an Bertanggungja-a% 2.,. . +e%e%asan Pers In"&nes!a )ang +e%a%lasan Ada yang mengatakan, pers kita tengah memasuki sebuah era baru, era penuh kebebasan. Ini sejalan dengan perubahan pada konstalasi politik dan konstitusi nasional, yang memungkinkan para insan pers tidak lagi harus merasa jeli oleh kemungkinan kena brendel atau Surat I7in +saha Penerbitan Pers ,SI+PP/#nya dicabut. -urofia kebebasan ini mewabah di mana#mana. +saha penerbitan bermunculan bak cendawan di musim hujan. Namun, pada saat bersamaan muncul juga pendapat bahwa kebebasan pers kita sudah kelewatan, alias kebablasan. Dalam hal ini pers dianggap sudah keluar dari batas kepatutan atas peran yang dimainkannya. Di san#sini muncul suara keluhan dan nada ketir masyarakat, yang pada intinya bermuara pada keprihatianan terhadap pemberitaan media massa yang sebagian diantaranya terkesan tidak lagi mempertimbangkan dampaknya pada khalayak dan tiadanya unsur prioritas pemberitaan. 4ebebasan memunculkan berbagai persoalannya sendiri, yang lebih kompleks ketimbang era tirani kekuasaan. 4ebebasan Pers yang kini berkembang di Indonesia, telah ditanggapi secara negatif oleh sejumlah pihak, karena dianggap telah Gbebas terlampau jauhH. .-kses negatif kebebasan pers saat ini terlihat semakin nyata dengan banyak bermunculannya media partisan, sensasional, termasuk yang menonjolkan erotika. :enomena lainnya adalah munculnya banyak media yang mengusung asas jurnalisme ala kadarnya dan kurang menghargai etika. "anyak pula muncul pemodal melakukan akrobat dalam bisnis pers0 menerbitkan media, dua bulan kemudian ditutup lantaran tidak laku, kemudian menerbitkan media baru lainnya. !emang ada soal ketika menyangkut pemberitaan konflik antar golongan atau etnis ,seperti kasus Ambon/, sebagian media telah memposisikan diri sebagai corong kelompok tertentu. Ada pula media yang diterbitkan semata#mata sebagai alat menyerang %%

atau membela orang#orang tertentu. Namun justru itu lah resiko demokrasi0 munculnya sejumlah pers yang buruk. Sebagaimana bertebaran pula gagasan#gagasan buruk. 8antangan di Indonesia kini adalah, pers yang bermutu dituntut untuk mengarahkan dan memperluas pembacanya, justru agar masyarakat tidak membaca media yang buruk. Agar dalam market place of ideas ide#ide baik menang terhadap gagasan buruk. Setelah halangan struktural kebebasan pers ,regulasi pemerintah/ berhasil disingkirkan, maka kebebasan pers itu semata#mata berhadapan dengan batas toleransi masyarakat. $pini publik lah yang akan membatasi, sejauh mana pers boleh bebas 8idak bisa dielakkan bakal ada benturan kepentingan dan memunculkan ketidakpuasan satu pihak 4etika kebebasan berpendapat seseorang merugikan pihak lain, maka satu#satunya penyelesaian adalah melalui pengadilan yang diharapkan bisa mengeluarkan keputusan yang bijaksana setelah melalui perdebatan yang luas. Sayangnya, ditengah kegandrungan terhadap kebebasan yang menggebu saat ini, hukum belum siap mengantisipasinya##baik hukum untuk menggebuk pelaku kekerasan maupun menindak media yang kurang ajar. Akibatnya tirani masih bisa bersimaharajalela, dan pers menjadi sasaran empuk untuk melampiaskan kejengkelan akan kebebasan. Situasi itu merupakan produk langsung dari hukum yang akum. "ukan saja aparatnya sedang kehilangan wibawa, melainkan perangkat aturannya juga belum tersedia secara memadai. $leh karena itu, pers Indonesia dituntut untuk bisa mengatur atau mengontrol sendiri ,self regulated/, sesama sejawat pers saling mengingatkan. Atau setidaknya mematuhi ketentuan yang diatur dalam kode etik pers, dan menempatkan lembaga semacam Dewan Pers menjadi GpolisiH yang diikuti teguran atau peringatannya. @ika tidak, apa boleh buat, control masyarakat, seperti pendudukan kantor media, akibat tidak puas atas pemberitaan pers bakal akan terus terjadi. "agaimaan pun, pers bisa memainkan dua sisi yang berbeda. Pers bisa menjadi faktor kunci yang memberikan pencerahan dan mencerdaskan bagi publik. !enumbuhkan rasa optimisme, dan bahkan menguatkan budaya bangsa. Namun pada sisi lain, pers juuga bisa melumpuhkan, menjadi alat perusak tatanan kehidupan, bahkan disintegrsaikan bangsa. +ntuk itulah, sekali lagi, sangat dibutuhkan, satu titik temu dan kesamaan pandang mengani sosok pers nasional. 2.,.2. Pers )ang %e%as "an %ertanggung ja-a% Jang dimaksud dengan kebebasan Pers ialah bebas dalam mengakses informasi yang terbuka6 sementara yang dimaksud dengan bertanggung jawab ialah bertangung jawab kepada publik, kebenaran, hukum,common sense, akal sehat. Pers yang bebas juga %'

harus memiliki tanggung jawab yang dirumuskan dalam naskah 4ode -tik @urnalistik atau 4ode -tik ;artawan Indonesia. Dan jika posisi pers benar#benar ideal, yaitu Gbebas dan bertanggung jawabH maka pers dapat berposisi sebagai Ganjing penjagaH ,watch dog/ sehingga hak#hak rakyat terlindungi, sementara pemerintah tidak menyalah#gunakan kekuasaan secara sewenang# wenang. "egitu penting dan idealnya posisi pers dalam sebuah negara yang demokratis, sehingga kedudukannya disamakan dengan the fourth estate ,kekuasaan ke empat/ yang dianggap sejajar dengan tiga pilar demokrasi yang lain yaitu lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif. Sekali lagi, kebebasan pers bukanlah semata#mata kepentingan pers itu sendiri, melainkan kepentingan publik, kepentingan rakyat banyak. Namun, oleh karena publik tidak mungkin bisa mengakses informasi secara langsung walaupun sebenarnya boleh, karena merupakan salah satu hak sipil, maka diperlukanlah pers. Jakni pers yang bebas. "ukan bebas dalam arti kata Gsemaunya sendiriH melainkan bebas mengakses informasi, beban meliput, bebas menulis dan menyatakan pendapat, dengan catatan harus bertanggung jawab. Dengan demikian, pers tiada lain adalah Gkepanjangan tanganH atau Gpenyambung lidahH atau Gpembawa amanahH dari hak#hak sipil atau hak#hak demokrasi. $leh karena mengemban tugas luhur itulah, sekali lagi, pers harus bebas tapi bertanggung jawab. Sejak semula, jati diri dan mission pers ,yang ideal/ sesungguhnya ialah sebagai alat bagi kepentingan orang banyak untuk melakukan social control terhadap kekuasaan secara bebas, terbuka, jujur, bertanggung jawab, sebagai watch dog alias anjing penjaga terhadap hal#hal yang dianggap menyeleweng dari nilai#nilai kebenaran dan keadilan. Namun, lama kelamaan ,sebagian/ pers menjadi alat bagi kepentingan salah satu golongan. Negara dan partai politik menjadikannya sebagai alat propaganda, konglomerat menjadikannya sebagai alat untuk melindungi mega bisnisnya, organisasi keagamaan menjadikannya sebagai alat dakwah, lembaga pendidikan menjadikannya alat untuk mendidik, kalangan intertainment menjadikannya sebagai alat untuk menghibur. Semua itu dengan segment pasar masing#masing sesuai dengan lahan garapan masing#masing pula. !eski demikian, saat ini masih cukup banyak pers yang Gbenar#benar persH ,katakanlah pers umum/ yang la7im disebut sebagai pers yang independen.

%(

BAB III PENUTUP 4ebebasan pers yang sedang kita nikmati sekarang memunculkan hal#hal yang sebelumnya tidak diperkirakan. Suara#suara dari pihak pemerintah misalnya, yang menanggapinya dengan bahasanya yang khas6 kebebasan pers di Indoesia telah kebablasan. Sementara dari pihak masyarakat, muncul pula reaksi yang lebih konkert bersifat fisik. 4ebebasan pers di Indonesia saat ini telah memunculkankan berbagai masalah baru. Dan hal itu makin menggejala tampaknya arena iklim kebebasan tersebut tidak dengan sigap diiringi dengan kelengakapan hukumnya. "ahwa kebebasan pers akan memunculkan kebabasan, itu sebenarnya merupakan sebuah konsekuensi yang wajar. Jang kemudian harus diantisipasi adalah bagaimana agar kebablasan tersebut tidak kemudian diterima sebagai kewajaran. Sudah saatnya lembaga pers terus menyempurnakan diri dalam menyampaikan informasi, dengan selalu melakukan penelitian ulang sebelum menyiarkannya, melakukan peliputan berimbang terutama untuk berita#berita konflik agar masyarakat memperoleh informasi lebih lengkap untuk turut menilai masalah yang sedang terjadi. Penyempurnaan kualitas pers merupakan kerja keras yang dilakukan hari demi hari untuk kepentingan masyarakat, bersamaan dengan peningkatan perlindungan terhadap kemerdekaan pers. Sehingga nantinya diharapkan akan tercapai Pers Indonesia yang lebih baik dan mampu menyampaikan informasi yang akurat, tepat, cepat, dan murah kepada seluruh masyarakat. Serta dalam pelaksanaan negara demokrasi, dimana Pers yang bebas dan bertanggung jawab dapat berposisi sebagai Ganjing penjagaH ,watch dog/ sehingga hak#hak rakyat terlindungi, sementara pemerintah tidak menyalah#gunakan kekuasaan secara sewenang#wenang.

%)

DA(TAR PUSTA+A Adam, Ahmad. '22(. Sejarah Awal Pers dan Kebangkitan Kesadaran Keindonesiaan . @akarta0 Pustaka +tan 4ayu A7ra, A7yummardi. '22(. Demokrasi, Hak Asasi @akarta0 4encana. !asduki. '22(. Kebebasan Pers dan Kode "tik #urnalistik. Jogyakarta0 +II Press. $etama, @akob. %.B1 Perspektif Pers di $ndonesia. <etakan Pertama. @akarta0 EP(-S. Sumadiria, 3aris. '22*. #urnalistik $ndonesia. "andung0 Sambiosa >ekatama !edia. 8ribuana, Said. %.BB, Sejarah Pers %asional dan Pembangunan Pers Pancasila , <A 3aji !asagung, @akarta. http0==oki#sukirman.blogspot.com='221=2%=potret#pers#indonesia#antara#kebebasan.html anusia, dan as!arakat adani,

%*

Вам также может понравиться