Вы находитесь на странице: 1из 31

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi Acara Peta Muka Air Tanah

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Peran sumberdaya air bawah tanah semakin lama semakin penting dan strategis, karena menyangkut kebutuhan pokok hajat hidup orang banyak dalam berbagi aktivitas masyarakat. Agar pemanfaatan sumberdaya air bawah tanah dapat dilakukan secara berkelanjutandengan tetap mempertimbangkan potensi ketersediaan dan perubahan perubahan yang terjadi akibat pemanfaatannya tidak menimbulkan dampak negatif yang berarti baik bagi air bawah tanah maupun lingkungan di sekitarnya, maka diperlukan evaluasi potensi air bawah tanah sebagai dasar perencanaan dan pengembangan. Pengenalan dan pemahaman mengenai pemetaan muka air tanah sangat penting pada suatu daerah sebagai dasar pemahaman tentang pemetaan muka air tanah maupun regional . Hidrogeologi merupakan metode pemahaman mengenai airtanah baik dari segi fisik, kimia, maupun penyebaran serta kelayakan untuk dikonsumsi oleh masyarakat di sekitarnya. I.2. Maksud dan tujuan Maksud diberikannya peta piezometric water level ini adalah untuk mengetahui cara cara pembuatan peta/penyebaran kedudukan muka air tanah dari suatu peta topografi, serta mengetahui arah gradient hidroloika air tanah. Tujuan dari pembuatan peta peizometric level ini, antara lain untuk mengetahui kedalaman muka airtanah di suatu tempat serta aplikasinya.

1.3. Lokasi dan waktu pelaksanaan Lokasi pengambilan sampel berada di daerah Ngirig, terletak di Kecamatan Moyudan Kulonprogo dan sekitarnya, Kabupaten Sleman, Propinsi DIY, ditempuh dengan kendaraan bermotor kira-kira membutuhkan waktu perjalanan selama kurang 45 menit dari Kampus UPN Veteran Yogyakarta. Dilakukan pada tanggal 26 November 2011.

KELOMPOK 19

Page 1

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi Acara Peta Muka Air Tanah

I.4. Metode Kajian Pustaka Geologi Regional Lithologi

Pengumpulan Data

Primer Meliputi : Pengukuran kedalaman sumur Pengukuran elevasi dan suhu Pengambilan sample air tanah Sekunder Meliputi : Peta Dasar

Analisis Data

Analisis Laboratorium, meliputi pengukuran: 1. TDS 2. DHL 3. PH

Pemrosesan Data

Perhitungan kandungan kimia Pembuatan Peta Cl, Mn,Fe, SO4, TDS, DHL, PH, MAT

Penyajian Data

Laporan Lapangan Peta Cl, Mn,Fe, SO4, TDS, DHL, PH, MAT

Gambar 1.2 Bagan alir metoda penelitian

KELOMPOK 19

Page 2

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi Acara Peta Muka Air Tanah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


II.1. Geologi Regional Merapi Luas daerah Istimewa Yogyakarta adalah 3.185,80 km2. Wilayah DIY ini berada di bagian tengah Pulau Jawa, termasuk zone tengah bagian selatan dari formasi geologi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Secara astronomi, daerah ini terletak di antara 7033LS 8012LS . Secara administratif, keseluruhan wilayah tersebut berbatasan dengan :

Sebelah barat laut : Kabupaten Magelang Sebelah timur : Kabupaten Klaten Sebelah tenggara : Kabupaten Wonogiri Sebelah selatan : Samudra Indonesia Sebelah barat : KabupatenPurworejo.

Terbagi dalam lima wilayah administratif daerah Tingkat II, yaitu :


Kotamadia Yogyakarta dengan luas 32,5 km2 Kabupaten Bantul dengan luas 506,85 km2 Kabupaten Kulonprogo dengan luas 586,27 km2 Kabupaten Gunungkidul dengan luas 1.485,36 km2 Kabupaten Sleman dengan luas 574,82 km2

1. GEOMORFOLOGI Secara geografis, wilayah DIY tersusun atas empat satuan, yaitu Pegunungan Selatan, Gunung api Merapi, dataran rendah antara Pegunungan Selatan dan Pegunungan Kulonprogo, dan Pegunungan Kulonprogo dan dataran rendah selatan. Secara

geomorfologis, Propinsi DIY terdiri dari 6 kelompok satuan bentuk lahan utama, yaitu bentuk marin dan eolin, fluvial, struktural-denudasional, solusional, vulkanik, dan denudasional. Jika menurut keadaan geomorfologi yang terbentuk oleh faktor endogen dan eksogen, maka Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya dapat dibagi menjadi 6 satuan

KELOMPOK 19

Page 3

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi Acara Peta Muka Air Tanah

geomorfologi, yaitu : Satuan Dataran ; Satuan Perbukitan Rendah Satuan Perbukitan Sedang ; Satuan Perbukitan Tinggi (Pegunungan) ; Satuan Kaki Lereng Gunung Merapi ; Satuan Tubuh Gunung Merapi.

Secara fisiografi daerah ini terbagi menjadi:


Gunung Api

Merapi dan lereng gunung api, terletak di bagian utara DIY pada ketinggian

500 m hingga 2.911 m, dengan susunan material dari endapan aktivitas Gunung Api Merapi.

Kondisi Geologi, berdasarkan Peta Geologi Lembar Yogyakarta (Wartono Raharjo dkk., 1995) ini terdiri dari beberapa satuan batuan yaitu:

1. Endapan Permukaan Aluvium (Qa) : Koluvium (Qc), batuan Vulkanik . Pasir Koluvium (Qc); Terdiri dari pasir, lempung, lanau dan kerikil. Formasi ini didominasi oleh pasir. Pasir berwarna coklat kehitaman, berukuran halus-kasar, gradasi sedang. Secara umum di permukaan, pasir bersifat agak padat. 2. Endapan Kerucut Abu (Qcc) :Kubah Lava, Leleran Puncak dan Leleran Lereng (Qdf) . Pasir Tufa Endapan Kerucut Abu (Qcc); Terdiri dari tufa dan breksi tufa.

KELOMPOK 19

Page 4

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi Acara Peta Muka Air Tanah

1. Endapan Vulkanik Merapi Muda (Qmi). Breksi Lahar Endapan Longsoran Merapi (na); Terdiri dari leleran breksi lahar dari Gunung Merapi. Breksi lahar umumnya melapuk sedang, berwarna coklat tua, komponen tufa dan batuan agak segar yang berukuran pasir kasar hingga kerakal, menyudut sampai membulat tanggung, agak padu. Formasi ini di permukaan didominasi oleh breksi lahar yang secara umum mempunyai kekerasan adalah keras. Pasir Tufa Endapan Vulkanik Merapi Muda (Qmi); Terdiri dari pasir tufa, abu, aglomerat dan leleran lava tak terpisahkan. Pasir tufa umumnya melapuk sedang berwarna coklat abu-abu, berupa lapisan pasir kasar kerikilan. Pasir sedang dan pasir halus kerikilan bersifat lepas dan mudah hancur. Aglomerat umumnya melapuk kuat, berwarna coklat keabuan, agak padu, mudah hancur, komponen batuan andesitik (5-20 cm), masa dasar pasir kasar, agak padat. Leleran lava umumnya bersifat andesitik, melapuk ringan berwarna abu-abu tua, padu, bertekstur kasar dan porfiritik, terkekarkan cukup intensif dan terisi oleh mineral kuarsa. Formasi ini di permukaan didominasi oleh pasir tufa dengan kekeraasan umumnya sedang di beberapa tempat, nilai tekanan konus (CPT) berkisar antara 5-45 kg/cm2 (bagian selatan) dan antara 20-145 kg/cm2 (bagian tengah). Tanah penutup umumnya di bagian selatan berupa lanau pasiran, coklat kelabu, lunak, plastisitas sedang, ketebalan antara 0,5 hingga 1,3 m, sedangkan di bagian tengah berupa pasir hingga pasir lanauan, coklat, agak padat hingga lepas.

1. Endapan Vulkanik Merapi Tua (Qmo), Breksi Vulkanik (Qb), Breksi Vulkanika Endapan Gunungapi Merapi Tua (Qmo); Terdiri dari breksi vulkanik, aglomerat dan lava yang bersusunan andesit. Breksi vulkanik umumnya melapuk sedang, berwarna coklat kehitaman, komponen tufa dan batuan agak segar yang berukuran pasir kasar hingga kerakal, menyudut sampai membulat tanggung, agak padu.

KELOMPOK 19

Page 5

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi Acara Peta Muka Air Tanah

Aglomerat umumnya melapuk sedang, berwarna kecoklatan , agak padu, mudah hancur, komponen batuan andesitik (5-30 cm) terkungkung dalam masadasar pasir kasar, agak padat. Lava umumnya melapuk ringan, berwarna kelabu terang, tekstur halus, masif dan sebagian struktur vesikuler. Formasi ini di permukaan didominasi oleh breksi vulkanik yang secara umum mempunyai kekerasan adalah keras. Tanah penutup umumnya berupa pasir sedang hingga pasir lanauan, abu-abu kecoklatan, ketebalan rata-rata 1m. Breksi Vulkanik (Qb); Terdiri dari breksi yang bersifat andesitik, lava, batupasir tufaan dan breksi lahar. Breksi andesit umumnya melapuk sedang berwarna kuning kecoklatan, komponen batuan andesitik (4 45 cm) agak segar, menyudut tanggung, tertanam pada masadasar pasir tufa berbutir kasar, agak padat sebagian mudah hancur. Lava andesit umumnya melapuk ringan berwarna abu-abu tua, padu, bertekstur kasar dan porfiritik, terkekarkan cukup intensif dan terisi oleh mineral kuarsa. Batupasir tufaan umumnya melapuk sedang berwarna coklat abu-abu, berupa lapisan pasir kasar. Breksi lahar umumnya melapuk sedang, berwarna coklat tua, komponen tufa dan batuan agak segar yang berukuran pasir kasar hingga kerakal, menyudut sampai membulat tanggung, agak padu.

SEJARAH GEOLOGI Hasil penelitian stratigrafi menunjukkan sejarah terbentuknya Merapi sangat kompleks. Wirakusumah (1989) membagi Geologi Merapi menjadi 2 kelompok besar yaitu Merapi Muda dan Merapi Tua. Penelitian selanjutnya (Berthomier, 1990; Newhall & Bronto, 1995; Newhall et.al, 2000) menemukan unit-unit stratigrafi di Merapi yang semakin detil. Menurut Berthommier,1990 berdasarkan studi stratigrafi, sejarah Merapi dapat dibagi atas 4 bagian : PRA MERAPI (+ 400.000 tahun lalu) MERAPI TUA (60.000 8000 tahun lalu) Pada masa ini mulai lahir yang dikenal sebagai Gunung Merapi yang merupakan fase awal dari pembentukannya dengan kerucut belum sempurna. Ekstrusi awalnya berupa lava basaltik yang membentuk Gunung Turgo dan Plawangan berumur sekitar 40.000 tahun. Produk aktivitasnya terdiri dari batuan dengan komposisi andesit basaltic dari awanpanas, breksiasi lava dan lahar.
KELOMPOK 19 Page 6

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi Acara Peta Muka Air Tanah

MERAPI PERTENGAHAN (8000 2000 tahun lalu) MERAPI BARU (2000 tahun lalu sekarang) Cekungan Airtanah Yogyakarta Cekungan airtanah Yogyakarta berada di bagian selatan lereng Gunungapi Merapi yang dibatasi oleh dua sungai utama yaitu Sungai Opak di bagian timur dan Sungai Progo di bagian barat. Di bagian selatan cekungan ini dibatasi oleh Samudera Hindia. Secara morfologis rangkaian perbukitan Kulon Progo di bagian barat laut dan rangkaian Perbukitan Baturagung di bagian tenggara juga membatasi cekungan Yogyakarta. Secara geologis, cekungan Yogyakarta dibatasi oleh sesar utama yaitu, sesar sepanjang Kali Opak di bagian timur dan sepanjang Kali Progo di bagian barat. Selain itu, di dalam cekungan Yogyakarta terdapat juga beberapa sesar turun yang berpasangan, antara lain yang membentuk Graben Bantul dan Graben Yogyakarta (Sir M. Mac Donald and Partner, 1984). Sistem hidrogeologi yang dibentuk oleh Formasi Yogyakarta dan Formasi Sleman dalam cekungan Yogyakarta membentuk tatanan akuifer yang disebut Sistem Akuifer Merapi (SAM). SAM secara hidrologis membentuk satu sistem akuifer, terdiri atas akuifer berlapis banyak (multilayer aquifer) yang memiliki sifat-sifat hidrolika relatif sama dan saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Secara umum, air bawah tanah mengalir dari utara ke selatan dengan landaian hidrolika yang secara bergradrasi semakin kecil. Morfologi air bawah tanah menyerupai bentuk kerucut dan menyebar secara radial. Bentuk ini merupakan ciri khas morfologi air bawah tanah daerah gunungapi. Daerah imbuhan (recharge area) berada di bagian lereng atau tubuh gunungapi. Air bawah tanah berasal dari peresapan air hujan dan secara tidak langsung juga dari peresapan air sungai dan air irigasi di daerah pertanian. Daerah pelepasan (discharge area) berada mulai sekitar Saluran Mataram sampai daerah Bantul selatan. Di daerah selatan, air bawah tanah pada Formasi Sleman memiliki energi potensial yang relatif besar dan mengalir pada litologi yang memiliki sifat fisik relatif sama dengan Formasi Yogyakarta sehingga terjadi aliran bawah tanah secara vertikal dari Formasi Sleman ke Formasi Yogyakarta.

KELOMPOK 19

Page 7

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi Acara Peta Muka Air Tanah

Ketebalan SAM sangat beragam, secara umum ketebalannya bertambah besar kea rah selatan. Di daerah Graben Yogyakarta, yaitu daerah Ngaglik, ketebalan SAM mencapai 80 meter, di daerah Bedog dan Karanggayam sekitar 140 meter, dan di daerah Kota Yogyakarta mencapai 150 meter. Ketebalan ini berkurang kembali di luar Graben Yogyakarta yatu sekitar 45 meter di selatan Yogyakarta. Di daerah Graben Bantul yaitu di sekitar Kota Bantul ketebaln SAM meningkat kembali menjadi 125 meter. Litologi utama penyusun Cekungan Yogyakarta adalah Formasi Yogyakarta di bagian atas dan Formasi Sleman di bagian bawahnya yang merupakan endapan volkaniklastik dari Gunung Merapi.

Seputar Merapi Sejarah letusan gunung Merapi mulai dicatat (tertulis) sejak tahun 1768. Namun demikian sejarah kronologi letusan yang lebih rinci baru ada pada akhir abad 19. Ada kecenderungan bahwa pada abad 20 letusan lebih sering dibanding pada abad 19. Hal ini dapat terjadi karenapencatatan suatu peristiwa pada abad 20 relatif lebih rinci. Pemantauan gunungapi juga baru mulai aktif dilakukan sejak awal abad 20. Selama abad 19 terjadi sekitar 20 letusan, yang berarti interval letusan Merapi secara rata-rata lima tahun sekali. Letusan tahun 1872 yang dianggap sebagai letusan terakhir dan terbesar pada abad 19 dan 20 telah menghasilkan Kawah Mesjidanlama dengan diameter antara 480-600m. Letusan berlangsung selama lima hari dan digolongkan dalam kelas D. Suara letusan terdengar sampai Kerawang, Madura dan Bawean. Awanpanas mengalir melalui hampir semua hulu sungai yang ada di puncak Merapi yaitu Apu, Trising, Senowo, Blongkeng, Batang, Woro, dan Gendol. Awan panas dan material produk letusan menghancurkan seluruh desa-desa yang berada di atas elevasi 1000m. Pada saat itu bibir kawah yang terjadi mempunyai elevasi 2814m (;bandingkan dengan saat ini puncak Merapi terletak pada elevasi 2968m). Dari peristiwaperistiwa letusan yang telah lampau, perubahan morfologi di tubuh Gunung dibentuk oleh lidah lava dan letusan yang relatif lebih besar. Gunung Merapi merupakan gunungapi muda. Beberapa tulisan sebelumnya menyebutkan bahwa sebelum ada Merapi, telah lebih dahuiu ada yaitu Gunung Bibi (2025m), lereng timurlaut gunung Merapi. Namun demikian tidak diketahui apakah saat itu aktivitas vulkanik berlangsung di gunung Bibi. Dari pengujian yang dilakukan, G. Bibi
KELOMPOK 19 Page 8

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi Acara Peta Muka Air Tanah

mempunyai umur sekitar 400.000 tahun artinya umur Merapi lebih muda dari 400.000 tahun. Setelah terbentuknya gunung Merapi, G. Bibi tertimbun sebagian sehingga saat ini hanya kelihatan sebagian puncaknya. Periode berikutnya yaitu pembentukan bukit Turgo dan Plawangan sebagai awal lahirnya gunung Merapi. Pengujian menunjukkan bahwa kedua bukit tersebut berumur sekitar maksimal 60.000 tahun (Berthomrnier, 1990). Kedua bukit mendominasi morfologi lereng selatan gunung Merapi. Pada elevasi yang lebih tinggi lagi terdapat satuan-satuan lava yaitu bukit Gajahmungkur, Pusunglondon dan Batulawang yang terdapat di lereng bagian atas dari tubuh Merapi. Susunan bukit-bukit tersebut terbentuk paling lama pada, 6700 tahun yang lalu (Berthommier,1990). Data ini menunjukkan bahwa struktur tubuh gunung Merapi bagian atas baru terbentuk dalam orde ribuan tahun yang lalu. Kawah Pasarbubar adalah kawah aktif yang menjadi pusat aktivitas Merapi sebelum terbentuknya puncak.

KELOMPOK 19

Page 9

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi Acara Peta Muka Air Tanah

II.2. Dasar teori Kedudukan muka airtanah yang diketahui kedalamannya dari permukaan tanah pada suatu tempat, akan mempunyai ketinggian tertentu dari muka air laut (sea level). Jika ketinggian muka airtanah dari muka air laut ini dijumpai pada tempat yang lain, maka akan didapatkan kontur airtanah yang mempunyai harga equipotensial yang tertentu. Harga equipotensial atau harga energi potensial (Ep)_ mempunyai rumus Ep = m.g.h Dimana : m = massa G = gavitasi H = ketinggian Sehingga suatu kontur airtanah akan mempunyai harga equipotensial yang berbeda dengan kontur yang lain. Dari ketiga factor di atas maka airtanah akan mengalir equipotensial yang tinggi ke rendah. Secara teoritis, arah aliran (flow line) air tanah dianggap tegak lurus dengan kontur airtanah atau garis equipotensial. Pada akhirnya, kombinasi dari keduanya yaitu garis kontur air tanah (equipotensial) dan arah aliran airtanah (flow line) akan menghasilkan suatu jaring - jaring dari airtanah atau disebut flow net. Garis equipotensial adalah merupakan garis imajiner/ khayal yang menghubungkan titik-titik head yang mempunyai ketinggian yang sama di bawah permukaan. Flow net/jaring- jaring aliran, garis-garis aliran berjumlah tak terhingga, namun dalam penggambaranya hanya sebagian saja yang ditampilkan. Adapun kegunaan flow net adalah untuk mengetahui arah aliran airtanah. Dapat digunakan untuk mengestimasi kuantitas air yang mengalir melalui suatu akuifer (dengan persamaan darcy)

KELOMPOK 19

Page 10

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi Acara Peta Muka Air Tanah

BAB III PEMBAHASAN


III.1. Alat dan Bahan Peta topografi Meteran Stopwatch Wadah berukur Botol sample Kompas GPS Altimeter

III.2. Cara kerja 1. Cari titik sumur gali di lapangan dan plotkan posisinya pada peta topografi 2. Ukur elevasi titik-titik sumur, kedalaman airtanah di sumur dari permukaan tanah dan hitung tinggi muka airtanah dari permukaan air laut Caranya i. Ukur tinggi bibir sumur (elevasi sumur terhadap datum) ii. Ukur muka airtanah disumur tersebut dengan meteran (kedalaman m.a.t dari bibir sumur) iii. Jika a = elevasi bibir sumur terhadap datum B = kedalaman m.a.t dari bibir sumur Maka ketinggian m.a.t= a b
KELOMPOK 19 Page 11

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi Acara Peta Muka Air Tanah

3. Kemudian ambil sample air dalam sumur tersebut untuk test kimia airtanah 4. Untuk sungai diukur elevasi muka air sungainya 5. Jika menentukan mata air, maka tentukan arah alirannya, jika memungkinkan ukur debitnya dengan wadah berukur dan stopwatch 6. Setelah diketahui ketinggian muka airtanah pada sumur gali kemudian plotkan hargaharga ketingian tersebut pada pete topografi 7. Kemudian baru dibuat kontur muka airtanah dengan intrapolasi/ekstrapolasi dan perhatikan juga hokum-hukum untuk pembuatan kontur muka airtanah 8. Dari pola kontur tentukan arah alirannya

Secara umum, kualitas kimia air tanah di daerah lereng Merapi (khususnya Kecamatan Ngemplak dan sekitarnya) sebagian ada yang tidak memenuhi standar air minum. Berdasarkan peta penyebaran kimia dari air tanah diketahui kandungan unsur Fe menunukan konsentrasi tinggi di lokasi lokasi tertentu. Air tanah degan kandungan zat besi tinggi biasanya berasal dari air sumur yang dalam. Dalam sistem hidrologeologi Merapi air tanah ini dikandung oleh akuifer yang terbentuk oleh endapan merapi pertengahan. Hal ini disebabkan oleh air tanah yang diambil (dipompa) ke permukaan akan melewati lapisan yang memisahkan antara endapan merapi pertengahan dengan endapan Merapi muda yaitu lapisan lempung yang banyak mengandung zat besi yang mengalami oksidasi air tanah yang terdapat di lereng Merapi pada ketinggian 300 m kandungan Fe lebih tinggi dari

kandungan air tanah di bagian yang lebih jauh dari puncak gunung ini. Kandungan unsur akan berbeda pada daerah daerah yang litologinya terdiri dari lava (endapan Merapi tua). Tingkat keasaman (pH air) tesebar dan mengelompok pada daerah daerah tertentu degan kadar yang masih layak untuk digunakan dan dikonsumsi, di beberapa daerah pH dapat bernilai tinggi dikarenakan pembuatan sumur yang kurang tepat misalnya saja pembuatan sumur yang bersebelahan WC dan kandang ayam, sehingga air tanah tercemar oleh bakteri E coli. Arah aliran air tanah secara dominan mengarah kebagian selatan dikarenakan faktor topografi seperti ketinggian. Kemudian menyebar keberbagai arah dengan ketinggian yang relatif lebih rendah yang membentuk pola pengaliran radial di permukaan.

KELOMPOK 19

Page 12

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi Acara Peta Muka Air Tanah

Persyaratan yang perlu diketahui mengenai kualitas air tersebut baik secara fisik, kimia dan juga mikrobiologi. 1. Syarat fisik, antara lain : a. Air harus bersih dan tidak keruh b. Tidak berwarna apapun c. Tidak berasa apapun d. Tidak berbau apaun e. Suhu antara 10-25 C (sejuk) f. Tidak meninggalkan endapan 2. Syarat kimiawi, antara lain : a. Tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun b. Tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan c. Cukup yodium d. pH air antara 6,5 9,2 3. Syarat mikrobiologi, antara lain : Tidak mengandung kuman-kuman penyakit seperti disentri, tipus, kolera, dan bakteri patogen penyebab penyakit. Proses-Proses Kimia Yang Mempengaruhi Kualitas Airtanah Pada saat airtanah bergerak melalui pori-pori atau rongga atau rekahan di dalam tanah atau batuan, maka terjadilah proses pelarutan mineral-mineral yang ada pada tanah atau batuan yang dilewatinya. Dimana prosesnya akan berakhir hingga tercapainya kesetimbangan konsentrasi unsur-unsur dalam airtanah atau sampai mineral-mineral tersebut terlarut seluruhnya. Airtanah mengalami diagenesa melalui proses-proses kimia, yaitu : Dissolusi, proses terurainya garam-garam menjadi ion Hidrolisis, terurainya mineral-mineral dalam pengaruh H + clan OH Presipitasi, terendapkannya larutan dalam rongga Adsorbsi, proses tarik-menarik antara subtansi air dengan permukaan batuan

KELOMPOK 19

Page 13

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi Acara Peta Muka Air Tanah

Pertukaran ion Proses oksidasi dan reduksi Proses metabolisme mikrobiologi

Unsur-unsur kimia yang terlarut di dalam airtanah dapat dibagi menjadi dua kelompok : mayor element dan minor element atau trace element. Kelompok mayor element terdiri dari kation-kation Ca2+, Mg2+, Na+, K+, serta anion - anion HC03-, CO32-,SO42-, CI-, dan NO-. Sementara kelompok minor element terdiri dari Fe, AI, Cu, Ag, PO4 , NO2, I dan lain-lainya.

Hubungan Petrologi Akuifer Dengan Komposisi Kimia Airtanah 1. Airtanah pada batuan beku dan metamorf Airtanah pada batuan beku dan metamorf, secara umum mempunyai sifat-sifat umum sebagai berikut : a. Permeabilitas dihasilkan dari rekahan atau lubang gas b. Pada batuan beku volkanik sebagian mempunyai porositas besar dan baik sebagai akuifer karena umumnya mempunyai lubang-lubang gas dan rekahan c. Secara umum airtanah pada batuan beku dan metamorf mengandung sedikit zat padat yang terlarut karena banyak mengandung senyawa silikat yang resisten. d. Unsur besi dibebaskan dari mineral piroksen, mika ampibol, pirit, yang terlarutkan. e. Unsur atau ion sulfat dihasilkan dari oksida sulfida seperti pirit f. Unsur Cl relatif sedikit baik pada batuan maupun dari atmosfer 1.a Airtanah pada granit, rhyolit, gneiss dan batuan sejenis : a. Kosentrasi larutan sedikit karena lebih resisten b. Silika dan alkali relatif rendah c. Pada daerah kering, kosentrasi alkali banyak terdapat pada granit d. Kandungan Ca > Na e. Ca dan silika yang terlarut dijumpai pada granit hornblende, diorit dan batuan yang kaya Ca Plagioklas.
KELOMPOK 19 Page 14

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi Acara Peta Muka Air Tanah

1.b Airtanah pada gabro, basalt dan batuan sejenis : a. Mengandung silika relatif besar b. Kandungan Na > Ca c. Kosentrasi zat terlarut pada batuan metamorf derajat rendah lebih besar dibanding batuan beku dan metamorf derajat tinggi.

2 . Airtanah pada batuan sedimen, Airtanah pada batupasir dan sejenisnya : a. Kontak antara airtanah dengan batuan relatif luas karena permeabilitas rendah b. Waktu kontak antar batuan dan airtanah relatif lama c. Zat padat yang terlarut tergantung pada unsur penyusunnya d. Batuan dengan kandungan silika murni tanpa semen yang dapat larut mengandung total disolved solid (TDS) yang rendah e. Batuan dengan kandungan semen yang dapat larut mengandung SO42 -, Cl-, Na+, Mg2+ dan Ca2+, dalam jumlah yang biasa lebih besar daripada batuan karbonat (daerah kering). 2.a Airtanah pada batuan karbonat a. Pelarutan tergantung pada CO2 bebas b. Kecepatan pelarutan tergantung komposisi batuan c. Karena dolomitisasi porositas bertambah besar karena mineral kalsit terubah menjadi dolomit sehingga volumenya berkurang d. Proses-proses diagenesa mengakibatkan porositas dan permeabilitas berkurang e. Aliran airtanah melalui rekahan-rekahan f. Banyak mengandung ion karbonat sedikit klorida dan sulfat g. TDS rendah karena luas permukaan kontak dan daya larut kecil h. pH > 7 i. Airtanah pada batugamping halus mengandung SO42 dan Cl- tinggi sedang pada batuan porous mengandung HCO3- dan Ca2+ yang tinggi 2.b Airtanah pada batuan batuan lempungan (silty clay rock) : a. Porositas kecil karena tekanan mekanis overbudent
KELOMPOK 19 Page 15

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi Acara Peta Muka Air Tanah

b. Semakin dalam, porositas mengecil c. Karena pori-pori yang kecil dan aliran airtanah melambat, maka kontak airtanah dan batuan menjadi lama d. Garam-garam bergabung akibat proses absorbsi dan pertukaran ion e. TDS kecil, ditandai dengan kandungan SO4 dan Cl yang tinggi f. Ciri utama adalah intensipnya pertukaran ion g. Kandungan silika lebih besar dibandingkan kandungan airtanah dari batuan lainnya. 2.c Airtanah pada batuan dan endapan karbon lainnya. a. Pada airtanah yang didalam batubara dan endapan karbon lainnya, aliran biasanya bergerak melalui kekar-kekar. b. Mengandung H2S, Fe2+, Mg2+, CO2, hidrokarbon, asam organik, karbohidrat, dan senyawa organik lainnya. c. Biasanya jenis airtanah seperti di atas dijumpai pada lapangan minyak. 2.d Air tanah pada gypsum anhydrite garam : a. Menunjukkasn fenomena karst di bawah permukaan b. SO42-berasosiasi dengan Ca 2+ dan Mg2+ dalam bentuk CaSO4 dan MgSO4 c. Bila pelarutan jenuh, tinggal Mg saja yang terlarut, serta ratio Mg/Ca kecil. 3. Airtanah pada material lepas: a. Luas permukaan kontak serta waktu kontak antara airtanah dan batuan cukup besar dan lama b. Lama waktu kontak tergantung dari sistem aliran (endapan teras atau pada graben dan lainya) c. Kualitas airtanah sering dikontrol oleh airlaut dan aktivitas manusia d. Mineral-mineral mangan atau besi hadir akibat reduksi. e. pH dan EH rendah karena adanya Organic Matter f. Bila mengandung gipsum dan batugamping maka kandungan Ca, HCO3 dan Sulfat meningkat g. Bila mengandung batuan beku dan metamorf maka kandungan TDS, sulfat serta klorit kecil sedang silika besar
KELOMPOK 19 Page 16

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi Acara Peta Muka Air Tanah

h. Pada akuifer dangkal, kosentrasi unsur terlarut akan besar karena evaporasi besar. Melalui pengetahuan yang mendalam akan komposisi kimia airtanah dan prosesproses yang mempengaruhinya serta pengaruh komposisi batuan terhadap airtanah, maka akan dapat diketahui dengan seksama kualitas airtanah serta kondisi yang

mempengaruhinya, termasuk kemungkinan adanya pencemaran.

Percobaan Kimia Air Percobaan ini dibagi menjadi 2 : 1. Dianalisa secara kimia fisika 2. Dianalisa secara kimia murni

1. Secara Kimia Fisika Dimana prosesnya menghitung atau mendapatkan nilai : a. pH b. Konduktivitas c. Mineralisasi

a. pH alat pH meter H2O [ H ][OH ] [H2O] [H+] [OH-] = 10-14 ( Jumlah ion H dan OH dalam air sangat kecil) PH = log (1/[H+]) PH = - log [H+] PH = - log (10-1) = (air murni) H++ OH- (air murni tidak dapat berdisosiasi)

konstan

KELOMPOK 19

Page 17

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi Acara Peta Muka Air Tanah

Bila air berdisosiasi menjadi anion clan kation sehingga ia akan berikatan dengan OH- dan H+, kelebihan muatan inilah yang menentukan pH Bila [H+] > [OH-] = asam [H+] < [OH] = basa sehingga pH 0 - 7= asam 7-14 = basa b. Konduktivitas (identik dengan DHL= Daya Hantar Listrik) Makin banyak air yang mengandung kation dan anion dalam suatu disosiasi maka konduktivitas akan tinggi. Air murni tak bisa berdisosiasi sehingga nilai konduktivitas kecil. Alat : - Conduktivity - Thermometer dengan skala ketelitian 0,1. Cara penggunaan sebaiknya langsung di lapangan/ di laboratorium, 24 jam pengamatan. Satuan : siemens = Mho/cm Ms = 10-3 Mho s = 10-6 Mho

Cara pembacaan : langsung di jarum penunjuk Misal : C = 275 ms/cm T=26C Temperatur mempengaruhi konduktivitas. Cari standar konduktivitas untuk 20 (C20) Dengan table

c. Mineralisasi Memberikan informasi jumlah/kuantitas garam-garam yang larut dalam satu liter air. Dapat dilakukan dengan cara : KELOMPOK 19

Penguapan air 1 liter sehingga tertinggal garam-garamnya Dengan konduktivitas lebih baik
Page 18

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi Acara Peta Muka Air Tanah

Dengan tetrasi semua unsur hasil ditimbang

- Caranya : Mengubah harga konduktivitas kedalam konduktivitas 20 (kesamaan konduktivitas dalam 20 C) C20 =CTx F

2. Secara kimia murni Proses analisa untuk mengetahui kandungan unsur-unsur kimialion-ion dalam air. Ion-ion dalam air dapat dibagi : Major Elements ( >5 mg/I) Kation Anion Koloid : Ca 2+, Mg2+, Na+, K+ : HC03-, C032-, S042-, CI-, N03 : Sio2, Fe - 5 mg/I)

Minor Elements (0,01

Fe3+, Al3+, Mn3+, NO-, P04-, F Trace Elements (<0,01 mg/I) Hg, Pb, Cu, Zn, Ni, J ,As dll.

Sifat Kimia Sifat kimia antara lain kesadahan, jumlah garam terlarut (TDS= Total Dissolved Solids), Daya Hantar Listrik, Keasaman dan Kandungan ion. Kesadahan atau kekerasan disebabkan oleh kandungan Ca dan Mg. Kesadaran ada dua macam yaitu kesadahan karbonat dan kesadahan non karbonat. Untuk menentukan besarnya kesadahan dapat dilakukan dengan titrasi dengan satuan bpj ( bagian per juta ) atau ppm ( part per million ) mg/l, atau dengan D yang besarnya 1D = 10 mg/l (CaO).

Hr ( Kesadahan ) = Ca x ( CaCO3 / Ca ) + Mg ( CaCO3 / Mg )

KELOMPOK 19

Page 19

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi Acara Peta Muka Air Tanah

Klasifikasi air berdasarkan harga kesadahannya menurut (Hem Bouwer, 1978) dan menurut Sawyer & Mc Carty ( Todd, 1980 ).

Kesadahan ( mg/l CaCO3 ) Hem 0 - 60 61 - 120 121 - 180 > 180 Sawyer & Mc Carty 0 75 75 - 150 150 - 300 > 300

Klas Air Lunak Menengah Keras Sangat keras

Jumlah garam terlarut atau total dissolved solids adalah jumlah kosentrasi garam yang terkandung di dalam air. Di bawah ini klasifikasi air berdasarkan jumlah garam terlarutnya berdasarkan Hem ( Bouwer, 1978 )

Klasifikasi air berdasarkan jumlah garam terlarut menurut Hem (Bouwer,1978)

Jumlah garam terlarut (mg/l) <1.000 1.000 10.000 10.000 35.000 >35.000

Macam air

Tawar (fresh) Masin (moderately saline ) Sangat Masin ( Very Saline ) Asin ( Briny )

Sedangkan menurut Davis dan De Wiest 1966 memberikan klasifikasi seperti pada tabel 10 berikut ini :

KELOMPOK 19

Page 20

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi Acara Peta Muka Air Tanah

Klasifikasi air berdasarkan jumlah garam terlarut, menurut Davis & De Wiest

Jumlah garam terlarut (mg/l) <1.000 1.000 10.000 10.000 100.000 >100.000

Macam air

Tawar (fresh) Payau (Brackish) Salty Briny

Sebagai perbandingan bahwa jumlah garam terlarut dari air laut adalah sekitar 34.000 mg/l. Jumlah garam terlarut dapat didekati dengan harga daya hantar listrik ( DHL = EC ) Daya hantar listrik adalah sifat menghantarkan listrik dari air. Air yang

mengandung garam maka DHLnya semakin tinggi. Pengukurannya dengan EC meter, karena satuannya sangat kecil maka digunakan satuan microsiemen ( S / sm ) atau micromhos ( mho/Sm ). DHL ini pada suhu standar yaitu 25o C. Apabila pengukuran pada suhu di atas atau di bawah 25o C maka dilakukan koreksi dengan rumus : DHL 25o C = DHL to C / (1+0,02 (t-25o C ) )

Air tanah pada umumnya mempunyai harga 100 5000 S / sm. Besaran dari hantar listrik dapat dikonfersikan dengan besaran jumlah garam terlarut ( mg/l ) yaitu : 1mili mho/Sm (103 mho/Sm) = 640 mg/l atau 1 mg/l = 1,56 S / sm Harga konversi tersebut sebenarnya bermacam-macam tergantung dari jenis garamnya, yaitu 1mili mho/Sm berkisar antara 450 mg/l untuk garam MgCl sampai 1000 mg/l, untuk garam NaHCO3. Klasifikasi air berdasarkan harga DHL seperti tabel berikut ini:

KELOMPOK 19

Page 21

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi Acara Peta Muka Air Tanah

Klasifikasi air berdasarkan harga Daya Hantar Listrik DHL (mho/Sm pada 250 C) 0,056 0,5 5,0 5 -30 30 2000 35000 45000 Metode Analisis Trilinier Piper Metode ini merupakan metode yang terpenting dalam studi genetik airtanah, ini sangat efektif dalam pemisahan analisis data bagi studi kritis terutama mengenai sumber penyusun terlarut dalam airtanah, perubahan atau modifikasi sifat-sifat air yang melewati suatu wilayah tertentu serta hubungannya dengan problem problem geokimia. Diagram ini terdiri dari dua segitiga samasisi yang terletak dibawah kanan dan kiri masing masing segitiga untuk pengeplotan kation di satu pihak dan anion di pihak lain. Diatas kedua segitiga itu dibuat jajaran genjang. Dan pada jajaran genjang tersebut titik-titik kation dan anion dari kedua segitiga ditarik keatas kedalam jajaran genjang. Dari kedudukan titik tersebut pada jajaran genjang maka dapat diinterpretasikan tipe kualitas airtanahnya. 100 SO4 + Cl 50 50 Ca + Mg Macam air Air murni Air suling Air hujan Air tanah Air laut

0 Mg Na+K 50 SO4 HCO3

50

Ca

50 Kation

Na+K HCO3

50 Anion

Cl

Interpretasi data kualitas airtanah dengan diagram trilinier Piper


KELOMPOK 19 Page 22

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi Acara Peta Muka Air Tanah

Berikut ini klasifikasi trilinear diagram yang dibagi menjadi 9 tipe :

Gambar 14. Tipe air dalam diagram trilinier

Keterangan Area klasifikasi trilinear diagram. Area 1. Berarti kandungan alkali tanah melebihi kandungan alkalinya. Area 2. Berarti kandungan alkali melebihi kandungan alkali tanahnya. Area 3. Berarti kandungan asam lemah melebihi asam kuatnya. Area 4. Berarti kandungan asam kuat melebihi asam lemahnya. Area 5. Berarti kekerasan karbonat (alkalinitas sekunder) > 50%, sifat kimia airtanah didominasi oleh alkali tanah dan asam lemah. Area 6. Berarti kekerasan non-karbonat (kegaraman sekunder) > 50%. Area 7. Berarti non-karbonat alkali (kegaraman primer) > 50%, sifat kimia airtanah didominasi oleh alkali dan asam kuat. Area 8. Berarti karbonat alkali (alkalinitas primer) > 50%. Area 9.Berarti pasangan kation dan anion seimbang tidak ada yang > 50%.

KELOMPOK 19

Page 23

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi Acara Peta Muka Air Tanah

BAB III PETA KIMIA AIR

III.1. Data Lapangan


Sumur 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 PH 10.5 10.9 10.8 8.3 8.4 8.2 8.2 8.8 8.6 8.5 9 9 9.4 8.5 8.7 10 10.2 10.1 10.2 10.1 10.2 10.6 10.6 10.8 10.1 9.8 DHL 0.39 0.90 1.12 1.72 0.91 1.04 1.1 0.7 0.58 0.87 0.89 0.83 0.90 0.81 0.74 0.75 0.78 0.79 0.64 0.70 0.70 0.74 0.69 0.65 0.87 0.87 TDS 0.21 0.46 0.58 0.86 0.46 0.53 0.55 0.36 0.3 0.44 0.45 0.42 0.45 0.41 0.37 0.38 0.39 0.4 0.33 0.35 0.35 0.36 0.36 0.33 0.45 0.43

KELOMPOK 19

Page 24

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi Acara Peta Muka Air Tanah

27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58

10.1 10.6 10.3 10.3 10.8 10.4 10.3 10.9 10.8 11.3 11.8 11.5 11.4 11.7 11.6 11.6 11.8 12 12.1 12.1 12 12.5 12.2 10.6 10.8 11.1 12 10.7 11.7 10.8 10.5 10.6

0.89 0.88 0.94 0.85 1.35 1.32 1.31 1.25 1.29 1.15 0.97 1.08 1 1.17 1.22 0.82 0.81 0.79 1.03 1.11 1.15 1.76 1.63 1.52 1.42 1.3 1.31 1.11 1.2 1.13 0.85 0.89

0.43 0.43 0.44 0.46 0.66 0.66 0.64 0.63 0.65 0.49 0.49 0.54 0.36 0.57 0.59 0.42 0.40 0.40 0.53 0.56 0.58 0.90 0.8 0.77 0.72 0.66 0.68 0.6 0.61 0.59 0.46 0.44
Page 25

KELOMPOK 19

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi Acara Peta Muka Air Tanah

59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70

10.8 10.5 10.7 10.9 11.1 11.0 10.7 11 10.9 11 10.9 11

0.91 1.05 1,07 1.06 1.02 1.04 1 0.75 0.92 1.03 0.95 1.02

0.44 0.52 0.53 0.53 0.51 0.52 0.51 0.42 0.44 0.52 0.47 0.51

KELOMPOK 19

Page 26

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi Acara Peta Muka Air Tanah

III.2.

Penjelasan

Secara umum, kualitas kimiawi airtanah di daerah desa Sardonoharjo dan sekitarnya Sleman telah memenuhi standar air minum. Kandungan kation utama seperti Ca (kalsium), Na

(natrium), Fe (besi), dan anion utama seperti HCO3 (bikarbonat) berada pada kisaran yang diperbolehkan untuk dikonsumsi sesuai dengan persyaratan kualitas air minum Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010 tanggal 19 April 2010. Berdasarkan peta penyebaran kimia dari air tanah diketahui kandungan unsur menunjukkan nilai yang berbeda beda dari luasan sebesar 3 x 3 km, hal tersebut dapat terjadi karena adanya pelarutan unsur-unsur pada batuan-batuan yang dilewati oleh airtanah. Air tanah yang terdapat di daerah Sardonoharjo dan sekitarnya Sleman secara umum setelah dilakukan analisa kandungan unsur yang terdapat, masih ada beberapa nilai yang layak untuk dikonsumsi, dan rata-rata dari PH yang ditentukan oleh PerMenKes tidak layak untuk dikonsumsi.

III.3. Peta pH , DHL, TDS, & Kesadahan Tingkat keasaman (pH) air tersebar merata menyebar dari tengah peta. Daerah daerah yang memiliki kadar yang masih layak untuk digunakan dan dikonsumsi berada pada bagian tengah atas sebelah kanan peta dengan kadar persyaratan yang dapat dikonsumsi atau layak adalah 6.5-8.5 (Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010 tanggal 19 April 2010). Dari pembuatan peta pH tersebut diketahui bahwa antara peta pH serta TDS dan peta daya hantar listrik memiliki hubungan yaitu bahwa semakin basa (PH >8-12.5 ) serta kandungan garam garam yang ada akan berakibat semakin baik daya hantar listriknya, sebaliknya semakin basa ( PH > 7) maka semakin kurang baik dalam menghantarkan. Pada pembuatan peta DHL, TDS dan Hr (kesadahan) diketahui bahwa daerah di di daerah desa Sardonoharjo dan sekitarnya Sleman dapat/layak untuk digunakan hanya pada beberapa tempat. Pada pembuatan Peta Daya Hantar Listrik diketahui dari data analisa sample yaitu Air Murni (0,056) dan Air Suling (0,5-5,0)

KELOMPOK 19

Page 27

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi Acara Peta Muka Air Tanah

III.4. Peta Mat Dan Peta Overlay Arah aliran air tanah secara dominan mengarah kebagian selatan dikarenakan faktor topografi, seperti misalnya ketinggian. Kemudian menyebar keberbagai ke arah ketinggian yang relatif lebih rendah, yang membentuk pola di permukaan. Nilai topografi dan muka air tanah adalah berbanding lurus, sebab nilai muka air tanah dan topografi berdasarkan pada datum yang sama yaitu rata-rata muka air laut (mean sea level). Secara umum dari hasil pembuatan peta overlay didapatkan bahwa daerah pengamatan memiliki air tanah yang layak untuk digunakan, baik untuk dikonsumsi maupun digunakan untuk keperluan yang lain pada daerah yang sama dengan luasan kelayakan airtanah berdasarkan pH. Hal tersebut diketahui setelah dilakukan overlay antara peta .

KELOMPOK 19

Page 28

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi Acara Peta Muka Air Tanah

BAB IV KESIMPULAN
Dari hasil interpretasi dan pembuatan peta maka dapat ditarik kesimpulan: 1. Faktor topografi /ketingian mempengaruhi arah aliran air tanah. 2. Secara umum kandungan air tanah daerah pengamatan desa Sardonoharjo Sleman dan sekitarnya dan hanya beberapa tempat yang memenuhi standar air minum dan diperbolehkan untuk di konsumsi. 3. Dari hasil analisa kami menyimpulkan, bahwa daerah telitian kami,berdasarkan data peta sekunder,peta DHL ,peta Ca, Na, Fe, HCO3 serta TDS yang terdapat di daerah tersebut daerah memenuhi standar kelayakan untuk dikonsumsi. 4. Dari hasil analisa kami menyimpulkan, bahwa daerah telitian kami,berdasarkan data peta PH hanya sedikit yang memenuhi standart kelayakan untuk dikonsumsi

KELOMPOK 19

Page 29

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi Acara Peta Muka Air Tanah

DAFTAR PUSTAKA

Buku panduan praktikum Hidrogeologi, jurusan teknik Geologi, Fakultas Tekonologi Mineral, UPN Veteran Yogyakarta 2010

KELOMPOK 19

Page 30

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi Acara Peta Muka Air Tanah

LAMPIRAN Standar mutu air minum Keputusan Mentri Energi dan Sumber Daya Mineral No.1451 K/10/MEM/2000/3 November 2000 No. Unsur / Senyawa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Ca Mg Cl HCO3 SO4 Na K Fe Mn PH DHL TDS = = = = = = = = = = = = 0 130 0 250 0 250 0 200 0 0.3 < 0.1 6.5 8.5 <1000 <1000 mg/l ms/cm3 ms/cm3 Satuan mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l

KELOMPOK 19

Page 31

Вам также может понравиться