Вы находитесь на странице: 1из 8

BAB IV PERSEMAIAN A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Budidaya tanaman secara hidroponik perlu adanya pembibitan.

Tujuan adanya pembibitan ini adalah menyiapkan tanaman menjadi siap tanam secara hidroponik. Bibit tanaman yang dapat ditanam secara hidroponik ialah bibit yang telah memiliki perakaran yang baik. Pembibitan tanaman untuk budidaya secara hidroponik ini dapat dilakukan pada sekam padi atau media hidroponik yanag bersifat porous dan mampu menyimpan air namun tidak berpengaruh terhadap pH pada nutrisi yang diberikan. Pembibitan juga merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan produksi tanaman secara hidroponik. Budidaya secara hidroponik juga memerlukan adanya penggunaan bibit yang bermutu dan berkualitas tinggi. mutu dan kualitas bibit tersebut berkaitan dengan lingkungan budidaya yang biasanya dilakukan di Rumah Kaca, dimana suhu ruang cukup tinggi sebagai akibat dari perubahan panjang gelombang cahaya. Dalam lingkungan budidaya dilakukan tindakan untuk mengurangi intensitas cahaya dengan penggunaan paranet atau dengan membasahi lantai secara periodik. Penggunaan media pembibitan pun juga harus sesuai dengan karateristik tanaman yang dibudidaykan karena media yang sesuai dapat menciptakan temperatur yang stabil dengan aerasi dan drainase yang baik. selain itu perlu adanya penentuan EC (Electric Conductivity) dalam pemberian nutrisi. EC yang sesuai untuk pembibitan yaitu 1,5-2. 2. Tujuan Praktikum acara IV Persemaian ini dilaksanakan dengan tujuan, sebagai berikut: a. Memberi pengalaman kepada mahasiswa untuk membuat bibit sayuran daun yang siap untuk dipindah tanam ke dalam sistem hidroponik

47

48

b. Menghasilkan bibit kangkung, pakcoy, mentimun dan kalian yang berkualitas 3. Waktu dan Tempat Praktikum Praktikum acara IV ini dilaksanakan pada Rabu, 10 Oktober 2012, pukul 11.00-12.00 WIB, bertempat di Rumah Kaca B, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta. B. Tinjauan Pustaka Sistem hidroponik dapat memberikan suatu lingkungan pertumbuhan yang lebih terkontrol. Dengan pengembangan teknologi, kombinasi sistem hidroponik dengan membaran mampu mendayagunakan air, nutrisi, pestisida secara nyata lebih efisien (minimalys system) dibandingkan dengan kultur tanah (terutama untuk tanaman berumur pendek). Penggunaan sistem hidroponik tidak mengenal musim dan tidak memerlukan lahan yang luas dibandingkan dengan kultur tanah untuk menghasilkan satuan produktivitas yang sama (Lonardy 2006). Penyebaran benih di persemaian sebaiknya tidak terlalu rapat supaya bibit memperoleh cahaya matahari yang cukup. Setelah benih disebar, media harus segera disiram. Penyiraman tidak hanya menggunakan air tetapi juga dicampur dengan pupuk. Umur 10-14 hari bibit sudah dapat dipindah tanam (Karsono et al. 2002). Dalam perawatan tanaman di instalasi hidroponik yang perlu diperhatikan adalah: curah larutan hara, kepekatan kandungan hara dalam larutan dan Pengendalian Hama dan Penyakit. Curah atau flowrate adalah kecepatan atau volume pengaliran larutan hara yang diberikan pada setiap tanaman. Jika curah terlalu kecil tanaman hanya sedikit menyerap air dan hara sehingga pertumbuhan menjadi lambat (Fitter, Hay 2000). Pengukuran kepekatan pupuk dalam sistem hidroponik digunakan istilah EC (Electric Conductivity) dengan satuan mmho/cm atau mS/cm. EC di persemaian 13 adalah 1.0-1.2 mS/cm sedangkan EC di pembesaran adalah 1.5-2 mS/cm. EC yang tepat dapat mempersingkat umur tanaman, bobot tanaman lebih besar, serta cita rasa produk lebih tinggi. Berbagai jenis hama

49

yang sering terdapat pada budidaya secara hidroponik yaitu ulat, kumbang, kepik, kutu, ataupun keong. Hama biasanya menyerang tanaman dengan cara menusuk, menggigit, dan mengunyah. Penyakit yang sering menyerang biasanya disebabkan oleh cendawan, bakteri, dan virus dengan cara

mengeluarkan toksin. Pengendalian hama dan penyakit dapat dilakukan secara mekanis, biologis, maupun kimia (Sutiyoso 2004). C. Metode Praktikum 1. Alat a. Bak/tray pembibitan b. Ember c. Cethok kecil d. Bilah bambu e. Daun penutup f. Sprayer tangan 2. Bahan a. Benih kalian (Brassica oleraceae var. acephala) b. Benih Packcoy (Brassuca chinese) c. Benih Kangkung (Ipomoea reptana) d. Benih Mentimun (Cucumis sativus) e. Arang sekam f. Larutan nutrisi mix AB g. Air 3. Cara Kerja a. Menyiapkan media dengan cara mengaduk agar komposisi merata kemudian dilembabkan b. Menyiapkan tray atau bak pembibitan dengan memberikan lubang drainase secukupnya c. Menaruh media ke dalam tray atau bak pembibitan dengan ketebalan 5 cm d. Membuat alur tanam sedalam 1 cm, dengan jarak antar alur 3 cm dengan menggunakan potongan bambu atau sumpit

50

e. Menaburkan benih (sawi, pakcoy, kailan) di sepanjang alur dengan perlahan-lahan, masing-masing 3-4 biji tiap selang 2 cm, dan 3 cm untuk benih kangkung f. Menutup alur perlahan-lahan dengan media dan memastikan benih benar-benar tertutup media g. Meletakkan tray ditempat yang teduh selama 2 hari (atau dapat juga ditutup dengan seresah daun pisang/jati) h. Pagi hari ke 3, menyingkirkan penutup tray dan memindahkan tray pembibitan pada tempat yang memeperolah paparan sinar matahari pagi i. Apabila telah tumbuh kecambah normal, melakukan pemeliharaan rutin dengan menyiramnya setiap hari menggunakan larutan nutrisi dengan kepekatan rendah D. Hasil dan Pembahasan 1. Hasil Pengamatan Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Jumlah Benih yang Tumbuh Komoditas Benih yang Benih yang Foto disemai Tumbuh Kailan 350 benih 225 benih (Brasicca oleracea)

Sumber: Laporan Sementara 2. Pembahasan Pembibitan akan berhasil jika faktor-faktor yang berpengaruh berkorelasi positif pertumbuhan dan perkembangan bibit. Faktor-faktor yang berpengaruh tersebut diantaranya yaitu media pembibitan, pemilihan benih, pemeliharaan bibit, pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) pada fase bibit dan lingkungan abiotiknya (micro climate). Media hidroponik yang baik yaitu memiliki pH netral atau 5,5-6,5. Media juga bersifat porous dan dapat mempertahankan kelambaban. Media yang

51

digunakan dibedakan menjadi dua tahap pertumbuhan diantaranya yaitu: media untuk persemaian atau pembibitan dan tanaman dewasa. Media dalam persemaian untuk tujuan hidroponik dapat

menggunakan pasir halus, arang sekam atau rockwool. Pasir halus ini tidak sering dugnakan dalam persemaian karena kurang dapat menahan air dan tidak terdapat nutrisi didalamnya. Pengaplikasian pasir ini biasanya dicampu dengan media lain salah satunya yaitu arang sekam. Media yang dapat memberikan hasil bibit yang baik biasanya adalah campuran arang sekam dan serbuk gergaji atau sabut kelapa. Media untuk tanaman dewasa hampir sama dengan media semai, yaitu pasir agak kasar, arang sekam, rockwool dan lain-lain. Media yang ideal adalah arang sekam. Keuntungannya adalah kebersihan dan sterilitas media lebih terjamin bebas dari kotoran maupun organisme yang dapat mengganggu seperti kutu yang dapat hidup dalam pasir. Media arang sekam bersifat lebih ringan namun lebih mudah hancur, penggunaannya hanya dapat untuk dua kali pemakaian. Faktor internal atau genetik yang dapat mempengaruhi

keberhasilan pembibitan secara hidroponik adalah pemilihan benih yang tepat. Pemilihan benih atau bahan tanaman yang baik dan tepat untuk hidroponik adalah benih yang memiliki jenis vigor yang baik. Benih memiliki keterkaitan dengan beberapa hal, misalnya saja berkaitan dengan berat. Berat benih berpengaruh terhadap kecepatan pertumbuhan dan produksi. Hal ini karena berat benih menentukan besarnya kecambah pada saat permulaan dan berat tanaman pada saat dipanen Pemilihan benih juga merupakan faktor penting dalam budidaya secara hidroponik. Dalam pemilihan benih ini perlu memperhatikan tanggal kadaluwarsa, presentase tumbuh dan kemurnian benih. Tanaman yang akan ditanam juga perlu dipertimbangkan mengenai harga dan pemasarannya. Contoh tanaman sayuran yang memiliki nilai jual ekslusif diatas rata-rata adalah tomat Recento, mentimun jepang, melon, paprika, selada, kalian dan lain sebagainya.

52

Pemeliharaan bibit meliputi penyiraman dan pembersihan dari rumput serta pengendalian OPT. Penyiraman pada bibit dilakukan pada saat media dirasa kering. Penyiraman dilakukan secara kontinyu dan penyiraman ini jangan sampai terlambat. Pengendalian OPT dapat dilakukan secara alami atau dengan penggunaan pestisida, untuk tanaman yang diorientasikan sebagai tanaman organik sebaiknya pengendalian dilakukan secara alami. Hidroponik biasanya ditempatkan di Rumah Kaca dengan tujuan untuk memonitoring kelembaban dan suhu lingkungan serta memiliki iklim mikro (micro climate) yang hampir seragam. Selain itu, juga dapat mengurangi pengaruh luar yang kurang mendukung pertumbuhan tanaman hidroponik tersebut. Rumah kaca yang biasanya identik dengan temperatur yang tinggi dan kelembaban yang rendah dapat diatasi dengan pemakaian paranet dan membasahi lantai pada siang hari secara periodik. Penyemaian tanaman kailan dilakukan dengan memasukkan benih yang telah di rendam selama 30 menit dan dipilih benih yang layak semai. Dalam penyemaian benih ini digunakan arang sekam sebagai media penyemaiannya. Arang sekam yang akan digunakan terlebih dahulu di cuci agar kotoran yang ada di dalamnya hilang, setelah pencucian maka arang sekam di masukan ke dalam bak semai dengan ketinggian 5 cm, kemudian buat larikan dengan jarak 5 cm serta ke dalaman 2 cm, benih yang telah di rendam langsung di tanam di antara larikan, selanjutnya benih kailan di tutup dengan arang sekam dan di tutup dengan plastik hitam perak, kemudian di tempatkan yang teduh selama 5 hari, setelah 5 hari dibuka benih kailan sudah tumbuh biarkan selama 12 hari di persemaian. Selama di persemaian di siram dengan larutan nutrisi penyiraman (pagi, siang dan sore) 3 kali sehari. Berdasarkan hasil pengamatan, jumlah benih yang disemaikan yaitu 350 benih dan yang tumbuh 225 benih. Dalam pelaksanaan pembibitan kailan, sebagian bibit terserang hama ulat grayak (Spodoptera litura) sehingga beberapa bibit tidak memungkinkan untuk ditransplanting. dosis di lakukan

53

Selain itu, ada pula bibit yang tumbuh tidak normal, hal ini dimungkinkan karena penyebaran benih yang terlalu banyak dan tidak merata dalam satu lubang tanam benih sehingga antar benih berkompetisi untuk mendapatkan tempat untuk tumbuh. E. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan Berdasarkan praktikum pembibitan ini dapat diambil beberapa kesimpulan diantaranya, sebagai berikut: a. Faktor yang mempengaruhi pembibitan yaitu media pembibitan, pemilihan benih, pemeliharaan bibit, pengendalian organisme

pengganggu tanaman (OPT) pada fase bibit dan lingkungan abiotiknya (micro climate). b. Media yang baik yaitu memiliki pH netral, bersifat porous dan dapat mempertahankan kelambaban. c. Dalam pemilihan benih perlu memperhatikan tanggal kadaluwarsa, presentase tumbuh dan kemurnian benih. d. Pemeliharaan bibit meliputi penyiraman dan pembersihan dari rumput serta pengendalian OPT. e. Hidroponik biasanya ditempatkan di Rumah Kaca dengan tujuan untuk memonitoring kelembaban dan suhu lingkungan serta memiliki iklim mikro (micro climate) yang hampir seragam. f. Dari 350 benih kailan yang disemaikan, benih yang tumbuh yaitu 225 benih. 2. Saran Pada praktikum selanjutnya sebaiknya cara-cara pembibitan yang baik dijelaskan secara spesifik sehingga praktikan dapat mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan pembibitan.

54

DAFTAR PUSTAKA Lonardy MV 2006. Respons Tanaman Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) Terhadap Suplai Senyawa Nitrogen dari Sumber Berbeda Pada Sistem Hidroponik. Skripsi. Universitas Tadulako. Palu. Karsono S, Sudarmodjo, Sutiyoso Y 2002. Hidroponik Skala Rumah Tangga Memanfaatkan Rumah dan Perkarangan. Jakarta: Agromedia Pustaka. Sutiyoso 2004. Hidroponik Skala Rumah Tangga. Jakarta: Agromedia Pustaka. Fitter Hay 2000. Hidroponik Tanaman Buah untuk Bisnis dan Hobi. Jakarta: Penebar Swadaya.

Вам также может понравиться