Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Carcinoma Mammae
Disusun oleh : Dr. Randi Dwiyanto Dokter Pendamping : Dr. Nurwan Saputra Dokter Pembimbing : Dr. Nanang Salman Saleh, Sp.B
IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien Umur Jenis Kelamin Pekerjaan Pendidikan Alamat Status Agama No. MR MRS : Nn. E : 30 tahun : Perempuan : pembantu rumah tangga : sma : Desa bumi jawa : belum menikah : Islam : 079376 : 2 September 2013
Keluhan Utama
Benjolan di payudara kiri atas terasa sakit sejak 2 minggu SMRS
Keluhan Tambahan
Benjolan di payudara kiri atas >> membesar dan berwarna kemerahan
Sekitar 6 bulan SMRS keluar cairan dari payudara sebelah kiri, berwarna kuning kemerahan dan tidak berbau, nyeri (-) dan pembesaran pada benjolan di payudara. Karena pasien merasa khawatir, pasien dibawa berobat oleh majikannya ke poli bedah RSUD Tangerang dan dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan CTScan, setelah itu dokter bedah RSUD Tangerang menyarankan untuk dilakukan tindakan biopsi .
Sekitar 3 bulan SMRS keluar cairan (-), benjolan di payudara kiri semakin besar (+), nyeri (+) di payudara sebelah kiri, nyeri dirasakan hilang timbul, timbul ketika disentuh dan hilang dengan sendirinya. Nyeri dirasakan semakin hari semakin berat sehingga mengganggu aktifitas sehari-hari. Pasien telah melaksanakan kemoterapi selama 1x di RSUD Tangerang.
Riwayat Haid(Menstruasi)
Haid umur 12 tahun Teratur setiap bulan
Riwayat Menikah
Belum menikah
Riwayat Alergi
Pasien mengatakan tidak mempunyai alergi terhadap obat-obatan dan makanan tertentu
Riwayat Operasi & Kemoterapi Pasien mengaku pernah menjalani operasi pengambilan biopsi dan kemoterapi 1x Riwayat Kebiasaan Merokok (-), minum alkohol (-), minum jamu (-), narkoba (-)
Pemeriksaan fisik
Kesadaran Keadaan umum BB : Compos mentis : Tampak sakit berat : 47 kg
VITAL SIGN
Temperature : 36,5 C
Pemeriksaan Fisik
Kepala Normocephali, rambut hitam mudah dicabut, kurang lebat
Mata CA +/+, sklera ikterik -/-, Pupil isokor, refleks cahaya +/+
Serumen -/-
Hidung
Mulut
Leher
Thorax Examination
Inspeksi : pergerakan dinding dada statis dan dinamis simetris Palpasi : pergerakan dinding dada simetris, vocal fremitus +/+ Perkusi : sonor pada hemithoraks dekstra dan sinistra Auskult : suara nafas vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/Inspeksi : distensi (-), perut tampak datar, massa (-), sikatrik (-) Auskult : BU (+) normal, suara tambahan (-)
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), defans muskular (-), hepar/lien tidak teraba membesar
Perkusi : timpani (+) seluruh lapang abdomen
EXTREMITAS
Akral hangat
Oedema
+
Status Lokalis
Regio Mammae Sinistra : Inspeksi :
Tidak tampak benjolan, peau de orange (-), nipple discharge (-), retraksi puting (-), jaringan parut (-). Pada payudara kiri tidak tampak benjolan ataupun kelainan lain.
Palpasi
Laboratorium
Hematologi Hb
Ht
Leukosit Trombosit Golongan darah
25,3%
53.400/mm3 423.000/mm3 B (+)
(37 43)
(5.000 10.000) (200.000-500.000)
CT - Scan
Tanggal 6 3 2013
Resume
Pasien wanita, 30 tahun, datang dengan keluhan nyeri pada benjolan di payudara kiri atas sejak 2 minggu SMRS. Sejak 10 bulan yang lalu pasien memiliki benjolan dipayudara kiri atas yang berukuran sebesar kelereng dan membesar dengan cepat dalam 6 bulan terakhir. Sekarang ukurannya sebesar kepalan tangan orang dewasa, nyeri (+), kulit berwarna kemerahan (+), dan teraba keras. Pada pemeriksaan fisik tanda vital dan status generalis dalam batas normal. Pada status lokalis didapatkan inspeksi tampak benjolan berukuran kepalan tangan orang dewasa, kulit berwarna kemerahan, pada palpasi teraba massa tumor soliter dengan konsistensi keras, permukaan berbenjol-benjol, batas tidak tegas, mobile (-), nyeri tekan (+), ukuran 20x17 cm. Pada payudara kiri tidak tampak benjolan ataupun kelainan lain. Pada hasil pemeriksaan penunjang laboratorium didapatkan kadar Hb yang menurun dan kadar Leukosit yang meningkat.
Diagnosa kerja
Tumor mammae regio axilla sinistra suspek ganas stadium IIIC (T4N3M0)
Diagnosa Banding
Lymphoma maligna Kistosarkoma phylloides
Rencana Terapi
IVFD RL 20 tpm Ceftriaxone 2 x 1g Ranitidin /12 jam Ketorolac /8 jam Rujuk ke RSAM untuk kemoterapi
Prognosis
Ad Vitam Ad Sanationan Ad Fungtionam : Dubia ad malam : Dubia ad malam : Ad malam
CA MAMMAE
Anatomi payudara
Pendahuluan
Berdasarkan laporan dari WHO, tahun 2004 diperkirakan 519.000 wanita meninggal karena kanker payudara dan dari angka itu, 69% kematian terjadi di negara berkembang. Pada tahun 2009, diperkirakan 192.370 kasus baru dari invasive carcinoma mammae di diagnosis di amerika serikat dan 62.280 kasus baru carcinoma mammae insitu.
Epidemiologi
Di seluruh dunia kanker payudara menempati urutan kelima penyebab kematian oleh karena kanker. Di Indonesia diperkirakan terdapat 20.000 kasus baru kanker payudara pertahun dan lebih dari 50% kasus berada dalam stadium lanjut : Kanker No.2 (No.1.Cervix)
Etiologi
Etiologi belum di ketahui dengan pasti namun yang paling diyakini sebagai penyebab adalah paparan terhadap mutagen Faktor genetik - riwayat keluarga, kerusakan dua gen yaitu BRCA1 dan BRCA2 Dua di antaranya terletak pada kromosom 17. Gen yang paling berpengaruh disebut dengan BRCA-1 (pada lokus 17q21), yang lainnya adalah gen p53 (pada lokus 17p13). Gen ketiga adalah BRCA-2 yang terletak pada kromosom 13. Faktor hormonal - hormon estrogen endogen Faktor lingkungan dan gaya hidup
Patofisiologi
Tahap inisiasi (karsinogen)
Tahap promosi
Keganasan
Faktor resiko
Usia
Geografi Jenis kelamin
usia < 30 tahun jarang tapi insidennya meningkat tajam hingga usia sekitar 50 tahun (30,35%).
Kanker payudara 100 kali lebih sering terjadi pada perempuan daripada lakilaki. Menarche pada usia dini (<12 thn)dan menopause yang terlambat dapat meningkatkan risiko kanker payudara.
Menstruasi
Reproduksi
Wanita nullipara atau yang pertama kali melahirkan anak pada usia lebih dari 31 tahun mempunyai risiko 3-4 kali.
Bukti-bukti yang ada menyebutkan bahwa tingginya konsumsi kalori, lemak, daging dan alkohol dapat meningkatkan risiko
Pada usia dewasa, tubuh yang kurus dapat meningkatkan risiko kanker payudara sebelum menopause sedangkan obesitas dapat meningkatkan risiko sesudah menopause.
Insiden orang-orang dalam satu keluarga besar terkena kanker payudara terjadi pada sekitar 18% kasus, 5% pedigree.
Diagnosis
Anamnesis Penderita merasakan adanya perubahan pada payudara atau pada putting susunya
Benjolan atau penebalan dalam atau sekitar payudara atau di daerah ketiak Puting susu terasa mengeras
Pada awal kanker payudara biasanya penderita tidak merasakan nyeri. Jika sel kanker telah menyebar, biasanya sel kanker dapat ditemukan di kelenjar limfe yang berada di sekitar payudara. Sel kanker juga dapat menyebar ke berbagai bagian tubuh lain, paling sering ke tulang, hati, paru-paru, dan otak. Tumor-tumor jinak, seperti kista retensi atau tumor jinak lain, hampir tidak menimbulkan nyeri. Kanker payudara dalam taraf permulaan pun tidak menimbulkan rasa nyeri. Nyeri baru terasa kalau infiltrasi ke sekitar sudah mulai.
Pemeriksaan fisik
Inspeksi
Tampak dilatasi pembuluh-pembuluh vena di bawah kulit Edema kulit seperti gambaran kulit jeruk (peau doranges) Retraksi Puting susu, eksem pada puting susu, edema, ulserasi, satelit tumor di kulit, atau nodul pada axilla
Pemeriksaan fisik
Palpasi
Besar atau diameter serta letak dan batas tumor dengan jaringan sekitarnya Hubungan kulit dengan tumor apakah masih bebas atau ada perlengketan Hubungan tumor dengan jaringan di bawahnya apakah bebas atau ada perlengketan, Kelenjar limfe di aksila, infraklavikular, dan supraklavikular
Pemeriksaan fisik
B. KGB Axilla
C. Mammae
Teknik sadari
Pemeriksaan penunjang
Mammografi Tanda-tanda malignitas yang dapat dideteksi dengan mammografi adalah : Adanya massa berstruktur stellate (massa dengan tepi tidak rata, radial, seperti isi kedondong) Mikrokalsifikasi, yang terdapat pada massa stellate atau hanya mikrokalsifikasi saja. Tipe kalsifikasi dapat tersebar (cluster type) Adanya retraksi papilla yang terlihat pada mammografi Adanya infiltrasi pada subkutan, atau infiltrasi tumor pada kulit Pembesaran limfonodi di daerah aksilla
Pemeriksaan penunjang
Mammografi memperlihatkan kelainan pada payudara dalam bentuk terkecil yaitu mikrokalsifikasi akurasi sampai 90%
Ultrasonografi (USG) membedakan benjolan berupa tumor padat atau kista pada wanita usia muda (di bawah 30 tahun)
Magnetic Resonance Imaging (MRI) MRI merupakan alat deteksi kanker yang lebih sensitif dari mammografi, tetapi MRI memiliki nilai positif palsu yang lebih tinggi
PET Scan menggambarkan anatomi dan metabolisme sel kanker digunakan sebagai pelengkap data dari hasil CTscan, MRI
Biopsi Fine Needle Aspiration Biopsy (FNAB) Core Biopsy Biopsi Bedah HER2 (human epidermal growth factor receptor-2) Kadar Ca 15-3 darah
N (Node), kelenjar getah bening regional (kgb) : N 0 : tidak terdapat metastasis pada kgb regional di ketiak / aksilla N 1 : ada metastasis ke kgb aksilla yang masih dapat digerakkan N 2 : ada metastasis ke kgb aksilla yang sulit digerakkan N 3 : ada metastasis ke kgb di atas tulang selangka (supraclavicula) atau pada kgb di mammary interna di dekat tulang sternum
Metastase jauh (M) Mx : Metastase jauh belum dapat dinilai M0 : Tidak terdapat metastase jauh M1 : Dijumpai metastase jauh
T2
Stage IIB Stage IIIA T2 T3 T0 T1 T2 T3 T3
N0
N1 N0 N2 N2 N2 N1 N2
M0
M0 M0 M0 M0 M0 M0 M0
N (semua) M1
Diagnosis Kerja
Ca Mammae penyakit neoplasma ganas yang berasal dari parenchyma biasanya kanker ini ditemukan pada umur 4049 tahun dan letak terbanyak di kuadran lateral atas
Differential diagnosis
Diagnosis Banding
Fibroadenoma Mammae (FAM)
Suatu tumor jinak dan merupakan golongan terbesar dari tumor payudara. Konsistensi padat kenyal, dapat digerakkan dari jaringan sekitarnya, berbentuk bulat lonjong dan berbatas tegas. Pertumbuhannya lambat, tidak ada perubahan pada kulit, dan tidak disertai rasa nyeri. FAM terdapat pada usia muda yaitu 15-30 tahun, dapat dijumpai bilateral atau multipel (15%). Sebagai tumor jinak, tidak ada metastase regional dan jauh, pengobatannya cukup dengan eksisi tumornya.
Cystosarcoma philloides
Gambaran klinis Cystosarcoma philloides dapat seperti FAM yang besar Bentuknya bulat lonjong, permukaan berbenjol, batas tegas, ukuran bisa mencapai 20-30 cm. Konsistensinya dapat padat kenyal tapi ada bagian yang kisteus. Walaupun ukurannya besar tidak ada perlekatan ke dasar atau kulit. Kulit payudara tegang, berkilat dan tampak venektasi Cystosarcoma philloides tidak bermetastase karena ini adalah kelainan jinak tapi sejumlah kecil (27%) ditemukan dalam bentuk ganas yang disebut malignant cystosarcoma philloides. Pengobatannya adalah simple mastectomy untuk mencegah residif. Pada orang muda atau belum berkeluarga dapat dipertimbangkan untuk mastekstomi subkutan.
Galactocele
Galaktokel bukan kelainan neoplasma atau pertumbuhan baru melainkan suatu massa tumor kistik yang timbul akibat tersumbatnya duktus laktiferus pada ibu-ibu yang sedang atau baru selesai masa laktasi. Tumor ini berbatas tegas, bulat dan kisteus karena berisi air susu yang mengental.
Mastitis
Mastitis adalah suatu infeksi pada kelenjar payudara yang biasanya terdapat pada wanita yang sedang menyusui. Ditemukan tanda-tanda radang dan sering sudah menjadi abses.
Penatalaksanaan
Pembedahan tergantung pada stadium penyakit, jenis tumor, umur dan kondisi umum pasien. mengangkat tumor (lumpectomy), mengangkat sebagian payudara dan berkelenjar getah bening atau pengangkatan seluruh payudara (mastectomy). biasanya diikuti dengan terapi tambahan (adjuvan) seperti radiasi, hormon atau kemoterapi.
Penatalaksanaan
1. Operasi
BCS (breast conserving surgery) simple mastectomy modified radical mastectomy radical mastectomy (paling tua)
Mastektomi radikal Jenis operasi yang paling tua dari Halsted Pada mastektomi radikal dilakukan pengangkatan payudara dengan sebagian besar kulitnya, m.pektoralis mayor, m.pektoralis minor, dan semua kelenjar ketiak sekaligus. Pembedahan ini merupakan standar baku sejak awal abad ke-20 hingga tahun 50-an namun sekarang sudah jarang dilakukan kecuali bila ada tumor payudara yang sangat besar dan melekat ke otot pektoralis.
Mastektomi radikal modifikasi Setelah tahun 60-an mastektomi radikal mulai digantikan oleh mastektomi radikal yang telah dimodifikasi oleh Patey Pada mastektomi radikal modifikasi ini m.pektoralis mayor dipertahankan sehingga suplai persarafannya tidak terganggu dan efek kosmetik pada dinding dada yang terjadi bila dilakukan mastektomi radikal dapat dikurangi. M.pektoralis minor dapat pula dipertahankan, atau diangkat, atau diretraksi untuk mendapatkan akses ke aksila. Bukti-bukti menunjukkan tidak ada perbedaan pada tingkat rekurensi lokal dan survival antara mastektomi radikal dan mastektomi radikal modifikasi.
Mastektomi simple Dilakukan pengangkatan payudara saja tanpa mengangkat limfonodus atau otot. Pembesaran KGB aksila dirawat dengan radioterapi. Metode ini dipopulerkan oleh MacWhirter di Inggris. Bila dilakukan pengangkatan payudara pertimbangkan kemungkinan rekonstruksi mammae dengan implantasi prostesis atau cangkok flap muskulokutan. Rekonstruksi ini dapat dilakukan sekaligus dengan bedah kuratif atau beberapa waktu setelah radioterapi atau kemoterapi adjuvan. Bila hal ini tidak dapat dilakukan usahakan prostesis eksterna.
BCS merupakan satu paket yang terdiri dari tiga tindakan yaitu pengangkatan tumor (lumpektomi luas atau tumorektomi atau segmentektomi atau kuadrantektomi) ditambah diseksi kelenjar aksila dan radioterapi pada sisa payudara tersebut. Penyinaran diperlukan untuk mencegah kambuhnya tumor di payudara dari jaringan tumor yang tertinggal atau dari sarang tumor lain (karsinoma multisentrik). BCS secara kosmetik lebih baik dari mastektomi bahkan yang telah direkonstruksi sekalipun. Tapi diseksi aksila disini lebih sulit dikerjakan karena otot-otot pektoral tetap intact dan jaringan payudara masih ada sehingga pembukaan lapangan operasi aksila terhambat.
Indikasi BCS :
T: 3 cm (stadium I atau II) Pasien ingin mempertahankan payudaranya
Syarat BCS :
Keinginan penderita setelah dilakukan informed consent Penderita dapat melakukan kontrol rutin setelah pengobatan Tumor terletak tidak sentral Perbandingan ukuran tumor dan volume payudara cukup baik untuk kosmetik pasca BCS Mammografi tidak memperlihatkan mikrokalsifikasi atau tanda keganasan lain yang difus (luas) Tumor tidak multipel Belum pernah terapi radiasi di dada Tidak menderita SLE atau penyakit kolagen Terdapat sarana radioterapi yang memadai (megavolt)
Terapi Radiasi Adjuvan sinar-X berintensitas tinggi untuk membunuh sel kanker yang tidak terangkat saat pembedahan. efek samping pada kulit berupa: gatal, kemerahan, kulit kering dan kelelahan. Terapi Hormonal tamoxifen atau penghambat aromatase menghambat efek pertumbuhan estrogen dapat digunakan sebagai terapi ajuvan setelah operasi atau pada kanker payudara stadium lanjut (metastatik).
Penatalaksanaan
2. Radiasi
Radioterapi untuk kanker payudara dapat diberikan sebagai terapi primer, adjuvan atau paliatif. Radioterapi kuratif tunggal tidak begitu efektif tetapi radioterapi adjuvan cukup bermanfaat. Radioterapi paliatif dapat dilakukan dengan hasil baik untuk waktu terbatas bila tumor sudah tidak operabel.
Penatalaksanaan
3. Hormonal
Dasar dari pemberian terapi hormonal adalah fakta bahwa 30-40% kanker payudara adalah hormon dependen. Terapi ini semakin berkembang dengan ditemukannya reseptor estrogen dan progesteron. Kanker payudara dengan reseptor estrogen dan progesteron yang merespons positif terapi hormonal mencapai 77%. Terapi hormonal merupakan terapi utama stadium IV di samping kemoterapi karena kedua-duanya merupakan terapi sistemik. Terapi hormonal biasanya diberikan sebelum kemoterapi karena efek terapinya lebih lama dan efek sampingnya lebih sedikit.
Kemoterapi Obat kemoterapi bisa digunakan secara tunggal atau dikombinasikan untuk terapi kanker payudara yaitu: - Anthraycline : doxorubicin, epirubicin - Taxane : paclitaxel, docetaxel - Fluoropyrimidine : capecitabine, 5-fluorouracil (5 fu) - Alkylating agent : cyclophosphamide Terapi Imunologik trastuzumab, antibodi yang secara khusus dirancang untuk menyerang HER2. trastuzumab dapat menghambat pertumbuhan tumor dan mematikan sel tumor.
Penatalaksanaan
4. Kemoterapi
Salah satu terapi sistemik yang dapat digunakan sebagai terapi adjuvan atau paliatif. Kemoterapi adjuvan dapat diberikan pada pasien pascamastektomi yang pada pemeriksaan histopatologik ditemukan metastasis di sebuah atau beberapa kelenjar. Kemoterapi juga dapat diberikan sebelum pembedahan pada kanker payudara yang besar namun masih operabel pada stadium lokal lanjut. Berdasarkan penelitian kemoterapi yang disebut kemoterapi neo adjuvan ini dapat mengecilkan ukuran tumor sehingga memudahkan pembedahan. Kemoterapi paliatif dapat diberikan pada pasien yang telah menderita metastasis sistemik. Obat kemoterapi diberikan dalam bentuk kombinasi seperti CAF (CEF), CMF dan AC. Kemoterapi adjuvan diberikan sebanyak 6 siklus, paliatif 12 siklus dan neoadjuvan 3 siklus praterapi primer ditambah 3 siklus pascaterapi primer.
Penatalaksanaan
5. Imunologik
Sekitar 15-25% tumor payudara menunjukkan adanya protein pemicu pertumbuhan atau HER2 secara berlebihan dan untuk pasien seperti ini, trastuzumab, antibodi yang secara khusus dirancang untuk menyerang HER2 dan menghambat pertumbuhan tumor, bisa menjadi pilihan terapi. Pasien sebaiknya juga menjalani tes HER2 untuk menentukan kelayakan terapi dengan trastuzumab.
0
I
> 90
80
90
65
II
IIIA
60
50
45
40
IIIB
IV
35
10
20
5
Mammografi
Wanita berusia 35-39 tahun melakukan satu kali baseline mammography. 40-49 tahun = mammografi setiap 2 tahun lebih dari 50 tahun = mammografi setiap tahun.
1. Amati!
2. Rasakan!
Terima Kasih