Вы находитесь на странице: 1из 2

JANJI TERAKHIR

Oh.. bintang bawalah diriku dalam hangatnya malam yang hampa terasa. Oh bintang bawalah diriku dalam mimpi indahnya dalam tidur lelapnya Suara yang begitu merdu diiringi dengan petikan gitar lagu itu ia nyanyikan untukku saat malam ia akan bersiap untuk melakukan operasi. Suasana yang sangat mengharukan kerika ia menguicapkan kalimat terakhir Aku sayang kamu. Jika operasiku besok gagal aku berharap sama kamu agar di hatimu selalu ada namaku. Tetes air mata mulai membasahi pipiku. Saat aku mendengar suara itu. Jangan menangis saying, menangis tidak akan menyelesaikan semua ini, kata Bayu sambil tersenyum Bagaimana aku tidak menangis sayang, kalau kamu mengucapkan kalimat itu, jawabku sambil menangis. Kamu harus tersenyum sayang, demi aku. Bayu pun memegang tanganku. Kemudian aku tersenyum dan memberikan semangat untuk Bayu yang akan melakukan operasi besok pagi. Malam hari aku menemani Bayu sampai dia tertidur. Tak ku duga dia malah bilang. Sayang kamu tidur dulu aja, besok kamu kan ada Karya Wisata, kata Bayu yang sedang terbaring lemah dirumah sakit. Aku akan tidur, jika kamu sudah tidur sayang, jawabku. Aku tidur besok dan aku tidak akan bangun lagi, jawab Bayu dengan penuh keyakinan. Perasaan yang campur aduk menyelimuti hatiku. Aku menangis dipangkuan ibuku. Bu, bagaimana kalau operasinya besok gagal? tanyaku pada Ibu. Kita berdoa saja sama yang diatas, semoga dia berhasil menghadapi cobaan ini, jawab Ibu dengan membelai rambutku. Keesokan harinya, aku bersiap untuk berangkat ke sekolah karena hari ini ada acara karya wisata. Aku sempat lupa kalau hari ini Bayu melakukan operasi. Bagaimana bisa aku meninggalkan Bayu yang sedang terbaring lemah di rumah sakit Soewondo dalam menentukan hidup dan matinya, sedangkan aku disini bisa bersenangsenang bersama teman-teman, fikirku dalam hati. Bus mulai melaju cepat, suasana dalam bus yang penuh keceriaan dan canda tawa dari teman-temanku yang mencoba mengusik fikiranku. Sudah dua hari operasi itu berlangsung, namun belum satupun keluarga Bayu memberi kabar padaku. Aku mencoba menghubungi keluarga Bayu, namun tak satupun ada yang menjawabnya. Fikiranku nggak karuan, aku sampai meneteskan air mata ketika mengingat semua tentang kita dulu

Sudah lima hari aku berdoa di Bali dan sekarang saatnya untuk pulang ke Pati. Sekitar pukul 09.00 WIB, aku dan kawan-kawan sampai ke Pati. Kemudian aku langsung menuju kerumah bayu. Dagdigdug jantungku berdetak begitu kencang, tetes air mata mulai mmebasahi pipiku, ketika aku melihat bendera kuning berkibar didepan rumahnya. Beribu-ribu tetesan air mata mengantar kepergiannya. Ibu apa yang terjadi? tanyaku pada ibu. Kamu yang sabar ya nak, bayu telah kembali ke hadapan-Nya. Jawab ibu. Maksud ibu? Iya sayang, dia telah meninggalkan kita semua kemarin malam. Kamu harus mengikhlaskannya nak, agar Bayu bisa tenang disana. Jawab ibu sambil memberikan tisu padaku. Hikshikshikstangisanku dalam pelukan ibu. Bu, tolong antarkan aku ketempat Bayu dimakamkan. Iya sayang, mari ibu antar. Setelah sampai dipemakaman, aku menyuruh ibu untuk meninggalkanku sendiri disana. Aku janji sayang, namamu akan selalu ada dihatiku untuk selamanya meskipun kamu telah tiada dan kita juga pernah bersama namun semua ini hanya tinggal kenangan,ucapku dalam hati. Kemudiann aku meletakkan setangkai bunga diatas makam Vayu. Tak lama kemudian ibu memanggilku untuk mengajak pulang.

Вам также может понравиться