PELAYANAN KESEHATAN NEONATAL ESENSIAL

Dosen Pembimbing: dr. Shofa Nur Fauzah Oleh: Bagus Novandy Imam Kusuma Retna Deviani

Latar Belakang
Pemerintah Indonesia dan 188 Negara menandatangani Deklarasi Millenium Persatuan Bangsa Bangsa. Tujuan deklarasi ini adalah untuk mengentaskan kemiskinan, memperbaiki kualitas kesehatan dan pendidikan, meningkatkan perdamaian dan hak asasi manusia, kesetaraan gender dan kesinambungan lingkungan hidup

 Target MDGs menurunkan angka kematian balita sebesar dua pertiganya antara 1990 dan 2015. jumlahnya 97 kematian per 1.000 kelahiran hidup. Target saat ini adalah 32 kematian per 1.000 kelahiran hidup. Dengan demikian, indonesia cukup berhasil

Tujuan
Secara keseluruhan refrat ini bertujuan untuk : Untuk mengetahui tentang pelayanan kesehatan neonatal esensial saat lahir, pelayanan kesehatan neonatal esensial setelah lahir, kelainan kongenital dan trauma lahir, bayi lahir dari ibu dengan infeksi serta pencatatan dan pelapotan. Agar mahasiswa lebih memahami mengenai pelayanan kesehatan neonatal esensial.

Manfaat
Agar bisa mengetahui dan memahami dengan jelas mengenai pelayanan kesehatan neonatal esensial

PELAYANAN KESEHATAN NEONATAL ESENSIAL SAAT LAHIR

KEWASPADAAN UMUM Persiapan Diri Persiapan Alat Persiapan Tempat

PENILAIAN AWAL

PEMOTONGAN dan PERAWATAN TALI PUSAT

INISIASI MENYUSUI DINI (IMD)

 PENCEGAHAN PERDARAHAN Suntikan Vitamin K1 PENCEGAHAN INFEKSIMATA salep mata antibiotik tetrasiklin 1%

 PEMBERIAN IMUNISASI diberikan 1-2 jam setelah pemberian Vitamin K1 secara intramuskular PEMBERIAN IDENTITAS segera setelah IMD, berupa gelang, dipakai oleh ibu dan bayi, berisi identitas nama ibu dan ayah, tanggal, jam lahir dan jenis kelamin.

FORMULIR MTBS

FORMULIR MTBS

PEMULANGAN BAYI LAHIR NORMAL

dipulangkan minimal 24 jam setelah lahir apabila selama pengawasan tidak dijumpai kelainan pada bayi yang lahir di rumah bayi dianggap dipulangkan pada saat petugas kesehatan meninggalkan tempat persalinan. (2 jam stlh lahir)

PELAYANAN NEONATAL ESENSIAL SETELAH LAHIR

MENJAGA BAYI TETAP HANGAT

jelaskan pada ibu bahwa menjaga bayi tetap hangat adalah penting Bayi memakai pakaian yang lembut, hangat, kering dan bersih Yakinkan bayi menggunakan baju dan diselimutu Bayi harus dirawat gabung dengan ibunya Apabila bayi harus dipisah dengan ibunya, yakinkan bayi menggunakan pakaian yang hangat dan diselimuti Raba telapak kaki bayi

Jaga ruangan tetap hangat

Posisi tidur

PEMERIKSAAN SETELAH LAHIR MENGGUNAKAN MTBS

Pada prinsipnya waku yang sangat penting untuk melakukan pemeriksaan setelah bayi lahir adalah
Apabila bayi lahir dirumah Sebelum bayi dipulangkan Apabila bayi lahir di fasilitas kesehatan Apabila bayi dibawa oleh keluarga ke fasilitas kesehatan karena suatu masalah

Pada saat kunjungan ulang

Sesuai jadwal kunjungan neonates

Membuat klasifikasi berdasarkan algoritma pada buku bagan : Dalam buku bagan terdapat 3 warna. Merah muda : bayi sakit berat dan harus dirujuk segera setelah diberi pengobatan prarujukan Kuning : bayi dapat berobat jalan dan membutukhan pengobatan medis spesifik dan nasehat. Hijau: bayi sakit ringan dan cukup diberi nasehat sederhana tentang penanganan dirumah

LAKUKAN PENIlAIAN TENTANG CARA MENYUSUI

Apakah bayi diberi ASI dalam 1 jam terakhir? lihat dan dengar, apakah bayi mengisap dengan efektif?

Lihat, apakah bayi menyusu dengan baik olihat, apakah posisi bayi benar? olihat, apakah bayi melekat dengan baik?

Menasihati Ibu Tentang cara Pemberian ASI

Makanan terbaik untuk bayi sejak lahir sampai umur 6 bulan adalah ASI

tidak diberi tambahan makanan atau cairan lain

Berikan ASI sesuai keinginan bayi paling sedikit 8 kali sehari, pagi, siang, sore maupun malam

Refleks menelan (swallowing reflex)

Refleks mencari puting susu (rooting reflex)

Pada bayi, terdapat 3 jenis refleks yang berhubungan dengan proses menyusu, yaitu

Refleks mengisap (suckling reflex)

Cara Menyusui yang Benar

Menyusui dalam posisi dan perlekatan yang benar, sehingga menyusui efektif Menyusui minimal 8 kali sehari semalam (24 jam). Menyusui kanan-kiri secara bergantian, hanya berpindah ke sisi lain setelah mengosongkan payudara yang sedang disusukan

POSISI MENYUSUI
ibu menyusui bayi dengan posisi duduk santai, punggung bersandar dan kaki tidak menggantung Jika ibu menyusui sambil berbaring, maka harus dijaga agar hidung bayi tidak tertutup Ibu hendaknya : Menyentuhkan puting susu ke bibir bayi Menunggu sampai mulut bayi terbuka lebar Segera mendekatkan bayi ke arah payudara sedemikian rupa sehingga bibir bawah bayi terletak di bawah puting susu

Mengatasi Masalah Pemberian ASI pada Bayi

Bayi banyak menangis atau rewel Bayi tidak tidur sepanjang malam

Bayi menolak untuk menyusu

Bayi bingung putting

Bayi prematur dan bayi kecil

Bayi sumbing

Bayi Kembar

Kelainan Kongenital
Kelainan yang terlihat pada saat lahir, bukan akibat proses persalinan. Kelainan kongenital bisa herediter, dapat dikenali saat lahir atau pada saat anakanak.

Trauma Jaringan Lunak

Trauma pada Kepala

Trauma pada Leher dan Bahu

Bayi Lahir dari Ibu Infeksi

1. 2. 3. 4. 5. Manajemen Umum Terapi Anti Retroviral Pemberian Nutrisi Bayi Lahir dari Ibu dengan Tuberkulosis Bayi Lahir dari Ibu dengan Hepatitis B

Pencatatan dan Laporan

1. Pencatatan untuk Tenaga Kesehatan : a). Rekam Medis Neonatus b). Instrumen Pencatatan Neonatus c). Register Kohort Ibu d). Register Kohort Bayi 2. Pencatatan untuk Keluarga 3. Instrumen Pelaporan 4. Laporan Bulanan (LB 3) a). Formulir Rekam Medik Kematian Perinatal-neonatal (RMP) b). Formulir Rekam Medik Kematian Perinatal-neonatal Perantara (RMPP)

Kesimpulan
Pelayanan kesehatan neonatal esensial setelah lahir yaitu kewaspadaan umum terdiri dari persiapan diri, periapan alat, dan persiapan tempat. Pelayanan neonatal esensial setelah lahir yaitu dengan menjaga bayi tetap hangat, posisi tidur yang baik, penilaian dan klasifikasi,, menasehati ibu tentang cara pemberian ASI

 Ada pula kelainan kongenital terdiri dari, anensefali, hidrosefalus, fokomelia, spina bifida, meningoensefalokel, penyempitan saluran cerna, atresia ani, tallpes equinovarus, labiopalatoskisis, omfalokel, gastroskisis dan ikhtiosis, Sedangkan trauma lahir meliputi, eriteme, petekie, ekimosis & hematom, perdarahan subkonjugtiva, paresis saraf fasialis perifer, fraktur clavicula, trauma plexus brakhialis dan trauma jaringan otot sternocleidomastoidea

saran
Untuk memberikan pelayanan yang bermutu diperlukan tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi sesuai dengan profesi