Вы находитесь на странице: 1из 31

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam proses pendidikan.

Berhasil tidaknya proses pendidikan banyak bergantung pada proses belajar yang dialami siswa sebagai peserta didik. Oleh karena itu, kegiatan belajar haruslah mendapat perhatian lebih dan diupayakan semaksimal mungkin agar tujuan dari proses pendidikan dapat tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan. Kegiatan belajar siswa dalam melaksanakan proses pendidikan memerlukan peran guru dalam pembelajaran di sekolah agar tercapai tujuan pendidikan. Istilah pembelajaran lebih menggambarkan usaha guru untuk membuat belajar para siswanya. Hal ini diperkuat dalam UU Sisdiknas 2003 yang menjelaskan pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Melalui penjelasan ini dapat diketahui bahwa kegiatan pembelajaran tidak akan berarti jika tidak menghasilkan kegiatan belajar pada para siswanya. Kegiatan belajar hanya bisa berhasil jika pebelajar secara aktif mengalami sendiri proses belajar. Seorang guru tidak dapat mewakili belajar untuk siswanya. Seorang siswa belum dikatakan telah belajar hanya karena ia sedang berada dalam suatu ruangan dengan guru yang sedang mengajar. Ada satu syarat mutlak yang harus dipenuhi agar terjadi kegiatan belajar. Syarat itu adalah adanya interaksi antara pebelajar (learner) dengan sumber belajar.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dilihat bahwa pembelajaran dapat terjadi jika ada interaksi antara guru, siswa dan sumber belajar dalam lingkungan belajar. Sumber belajar adalah segala sesuatu yang ada di sekitar lingkungan kegiatan belajar yang secara fungsional dapat digunakan untuk membantu optimalisasi hasil belajar (output), namun juga dilihat dari proses berupa interaksi siswa dengan berbagai macam sumber belajar dan mempercepat pemahaman serta penguasaan bidang ilmu yang dipelajarinya. Sumber belajar merupakan komponen yang membantu dalam proses belajar mengajar. Sumber belajar juga sebagai daya yang dapat dimanfaatkan guna kepentingan proses belajar menagajar, baik secara langsung maupun tidak langsung, sebagian atau secara keseluruhan. Implementasi pemanfaatan sumber belajar di dalam proses pembelajaran yang efektif adalah proses pembelajaran yang menggunakan berbagai sumber belajar. Sumber belajar dapat berupa buku teks, media cetak, media elektronik, nara sumber, lingkungan alam sekitar dan sebagainya, yang dipilih berdasarkan kompetensi, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi dasar. Sumber belajar hendaknya bervariasi agar memberikan pengalaman yang luas kepada peserta didik serta dapat mendukung timbulnya interaksi tersebut. Akan tetapi yang sering terjadi, sumber belajar yang ada di sekolah-sekolah dalam pembelajaran sangatlah kurang efektif khususnya Bahasa Indonesia di SD, karena sumber belajar yang digunakan guru hanya mengacu kepada penggunaan buku teks atau LKS dan informasi yang diberikan guru saja. Guru kurang

memperhatikan perkembangan dan kebutuhan siswa. Guru merupakan salah satu dari sekian banyak sumber belajar yang ada, bahkan guru hanya salah satu sumber belajar yang berupa orang, selain petugas pustakawan, petugas laboratorium, tokoh-tokoh masyarakat dan lain sebagainya.

Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar dalam proses pembelajaran sangat penting, karena lingkungan merupakan sumber belajar yang sangat kaya dengan pengetahuan dan pengalaman siswa itu sendiri.

Menurut Musfiqon (2012:133), lingkungan sebagai media dan sumber belajar adalah segala kondisi di luar diri siswa dan guru baik berupa fisik maupun nonfisik yang dapat menjadi perantara agar pesan pembelajaran tersampaikan kepada siswa secara optimal, sehingga setiap lingkungan yang secara sengaja digunakan dalam proses pembelajaran bisa disebut sebagai media pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis tertarik membuat makalah yang berjudul Pemanfaatan Lingkungan sebagai Sumber Belajar dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah makalah ini adalah: 1.2.1 Guru dalam menyampaikan pembelajaran hanya menggunakan sumber belajar buku pegangan atau LKS yang tersedia. 1.2.2 Kurangnya pemahaman guru mengenai sumber-sumber belajar yang ada. 1.2.3 Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar kurang optimal.

1.3 Batasan Masalah Adapun mengenai batasan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah: 1.3.1 Contoh pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia di SD. 1.3.2 Manfaat menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia di SD. 1.4 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam makalah ini adalah Bagaimana pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SD?. 1.5 Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari makalah ini antara lain: 1.5.1 Mengetahui contoh-contoh pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SD. 1.5.2 Mengetahui manfaat penggunaan lingkungan sebagai sumber belajara dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SD. 1.6 Manfaat Penulisan Manfaat dari penulisan makalah ini adalah: 1.6.1 Bagi Mahasiswa PGSD Sebagai bahan tambahan untuk pengetahuan mendatang pada saat mengajar nanti.

1.6.2 Bagi Guru SD Sebagai bahan acuan dalam membimbing, mendidik, dan mengarahkan peserta didik agar bisa lebih memahami dan memanfaatkan sumber-sumber belajar yang ada khususnya lingkungan sekitar. 1.6.3 Bagi Pihak Sekolah Sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa serta dapat memfasilitasi peserta didik untuk dapat memanfaatkan lingkungan secara optimal sebagai sumber pembelajaran.

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Sumber Belajar Belajar adalah suatu proses yang kompleks dan terjadi pada semua orang serta berlangsung seumur hidup. Konsep belajar sebagai suatu upaya atau proses perubahan perilaku seseorang sebagai akibat interaksi peserta didik dengan berbagai sumber belajar yang ada di sekitarnya. Proses belajar pada hakikatnya terjadi dalam diri peserta didik yang bersangkutan, walaupun prosesnya berlangsung dalam kelompok. Pada umumnya sumber belajar diartikan secara sempit, yaitu berupa bahan tertulis (printed material) tegasnya buku teks yang dipegang guru pada saat memberikan pembelajaran. Ada juga pendapat yang menyatakan bahwa sumber belajar adalah semua sarana pengajaran yang mampu menyajikan pesan baik secara auditif maupun visual. Ini berarti bahwa sumber belajar yang dimaksudkan hanyalah meliputi sarana seperti: film, video, kaset, slide dan lain-lain. Kedua pengertian tersebut masih sangat sempit, karena sumber belajar bukan hanya terbatas pada bahan cetak ataupun sarana audiovisual yang membawa pesan, tetapi masih banyak jenis-jenis sumber belajar lain yang belum tercakup. Menurut AECT (1977), learning resources (for Educational Technology) alt of the resources (data, people, and things) which may be used by the leaner isolation or in combination, usually in formal manner, to facilitate learning, they include messages, people, materials, devices, techniques, and settings.

Disini jelas sekali dikemukakan bahwa sumber belajar adalah meliputi pesan, manusia, material (software), peralatan (hardware), teknik, (metode), dan lingkungan yang dipergunakan secara sendiri-sendiri maupun dikombinasikan untuk memfasilitasi terjadinya tindak belajar. Menurut Donald P. Ely (1978: 3), Sumber belajar adalah data, orang, dan atau sesuatu yang memungkinkan peserta didik melakukan belajar. Menurut Kenneth Silber (1977: 8), sumber belajar meliputi semua sumber yang berkenaan dengan data, manusia, barang-barang yang memungkinkan dapat digunakan secara terpisah atau kombinasi, yang oleh peserta didik biasanya digunakan secara optimal untuk memberikan fasilitas dalam kegiatan belajar. Menurut Percival dan Ellington (1988: 124), Sumber belajar disebut sebagai satu set bahan atau situasi yang dengan sengaja diciptakan untuk menunjang peserta didik belajar mandiri. Menurut Sukorini, (2007: 90), Sumber belajar juga berarti satu set bahan atau situasi yang sengaja diciptakan untuk menunjang peserta didik belajar. Dengan demikian, sumber belajar adalah segala sesuatu baik yang sengaja dirancang (by design) maupun yang telah tersedia (by utilization) yang dapat dimanfaatkan baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama untuk membuat atau membantu peserta didik belajar. 2.2 Jenis-Jenis Sumber Belajar Sesungguhnya sumber belajar itu banyak jenisnya. Adapun sumber belajar itu meliputi pesan (message), orang (people), bahan (materials/software), alat (devices/hardware), teknik (technique) dan lingkungan (setting).

a.

Pesan adalah informasi pembelajaran yang akan disampaikan yang dapat berupa ide, fakta, ajaran, nilai dan data. Dalam sistem persekolahan, pesan ini berupa seluruh mata pelajaran yang disampaikan kepada peserta didik.

b.

Orang adalah manusia yang berperan sebagai pencari, penyimpan, pengolah dan penyaji pesan. Contohnya guru, dosen, tutor, pustakawan, laboran, instruktur, widyaiswara, pelatih olah raga, tenaga ahli, produser, peneliti dan masih banyak lagi bahkan termasuk peserta didik itu sendiri.

c.

Bahan adalah merupakan perangkat lunak (software) yang mengandung pesan-pesan pembelajaran yang biasanya disajikan melalui peralatan tertentu ataupun oleh dirinya sendiri. Contohnya buku teks, modul, transparasi (OHT), kaset program audio, kaset program video, program slide suara, programmed instruction, CAI (pembelajaran berbasis komputer), film dan lain-lain.

d.

Alat adalah perangkat keras (hardware) yang digunakan untuk menyajikan pesan yang tersimpan dalam bahan. Contohnya OHP, proyektor slide, tape recorder, video/CD player, komputer, proyektor film dan lain-lain.

e.

Teknik adalah prosedur atau langkah-langkah tertentu yang disiapkan dalam menggunakan bahan, alat, lingkungan dan orang untuk menyampaikan pesan. Misalnya demonstrasi, diskusi, praktikum, pembelajaran mandiri, sistem pendidikan terbuka/jarak jauh, tutorial tatap muka dan sebagainya.

f.

Latar/lingkungan adalah situasi di sekitar terjadinya proses pembelajaran tempat peserta didik menerima pesan pembelajaran. Lingkungan dibedakan menjadi dua macam, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan nonfisik. Lingkungan fisik contohnya gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium,

aula, bengkel dan lain-lain. Sedangkan lingkungan nonfisik contohnya tata ruang belajar, ventilasi udara, cuaca, suasana, lingkungan belajar dan lainlain. Menurut Miarso (2004: 77), Sumber belajar sebagai komponen sistem pembelajaran perlu dikembangkan keberadaannya maupun pemanfaatannya dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Sadirman, dkk. (1986: 6-7), Bahan dan alat yang sering disebut software dan hardware merupakan media pembelajaran. Dalam perkembangannya, bahan belajar itu sendiri ada yang bersifat on line, misalnya bahan belajar yang diletakkan di internet. Selain itu, ada pula yang bersifat off line, misalnya buku pelajaran, program audio, program video, VCD, modul, program multimedia dan sebagainya. Ditinjau dari tipe atau asal-usulnya, sumber belajar dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: a. Sumber belajar yang dirancang (learning resources by design), yaitu sumber belajar yang secara khusus atau sengaja dirancang atau dikembangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Contohnya buku pelajaran, modul, program VCD pembelajaran, program audio pembelajaran, transparansi, CAI (Computer Asisted Instruction), programed instruction dan lain-lain. b. Sumber belajar yang sudah tersedia dan tinggal dimanfaatkan (learning resources by utilization) yaitu sumber belajar yang secara tidak khusus dirancang atau dikembangkan untuk keperluan pembelajaran, tetapi dapat dipilih dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Contohnya surat

kabar, siaran televisi, pasar, sawah, waduk, pabrik, museum, kebun binatang, terminal, pejabat pemerintah, pemuka agama, olahragawan dan lain-lain. 2.3 Komponen-Komponen Sumber Belajar Komponen adalah bagian-bagian yang selalu ada di dalam sumber belajar, dan bagian-bagian itu merupakan satu kesatuan yang sulit berdiri sendiri sekalipun mungkin dapat dipergunakan secaraa terpisah. Adapun komponenkomponen sumber belajar terdiri dari: a. Tujuan, misi, atau fungsi sumber belajar. Seorang nara sumber ahli dalam bidang pertanian akan mempunyai misi untuk berbicara sesuai dengan bidangnya. Tujuan setiap narasumber selalu ada, baik secara eksplisit maupun secara implisit. Tujuan sangat dipengaruhi oleh sifat dan bentuk-bentuk sumber belajar itu sendiri. b. Bentuk, format, atau keadaan fisik sumber belajar. Wujud sumber belajar secara fisik satu sama lainnya berbeda-beda. Misalnya, pusat perbelanjaan berbeda dengan Bank sekalipun keduanya sama-sama memberikan informasi tentang perdagangan. Jadi, keadaan fisik sumber belajar itu merupakan komponen penting. Penggunaan atau pemanfaatannya hendaknya dengan memperhitungkan segi waktu, pembiayaan, dan sebagainya. c. Pesan yang dibawa oleh sumber belajar. Hal-hal yang perlu diperhatikan nara sumber dalam menyampaikan pesan yaitu isi pesan harus sederhana, cukup jelas, dan lengkap serta mudah disimak maknanya. d. Tingkat kesulitan atau kompleksitas pemakaian sumber belajar. Tingkat kompleksitas penggunaan sumber belajar berkaitan dengan keadaan fisik dan

10

pesan sumber belajar. Sejauh mana kompleksitasnya perlu diketahui guna menentukan apakah sumber belajar itu masih dapat digunakan, mengingat waktu dan biaya yang terbatas. Misalnya, bilamana suatu mata pelajaran sudah memadai disajikan dalam bentuk media gambar-gambar foto, dengan diktat tertentu, naka tidak perlu diputar film yang isi pesannya relatif sama. 2.4 Manfaat Sumber Belajar dalam Pembelajaran Manfaaat sumber belajar adalah untuk memfasilitasi kegiatan belajar agar menjadi lebih efektif dan efisien. Oleh karena itu, secara rinci manfaat sumber belajar itu adalah sebagai berikut: a. Dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih konkret dan langsung, misalnya pergi berdarmawisata ke pabrik-pabrik, ke pelabuhan dan lain-lain. b. Dapat menyajikan sesuatu yang tidak mungkin diadakan, dikunjungi, atau dilihat secara langsung, misalnya model, denah, foto, film dan lain-lain. c. Dapat menambah dan memperluas cakrawala sains yang ada di dalam kelas, misalnya buku teks, foto film, nara sumber dan lain-lain. d. Dapat memberikan informasi yang akurat dan terbaru, misalnya buku teks, buku bacaan, majalah dan lain-lain. e. Dapat membantu memecahkan masalah pendidikan baik makro maupun mikro, misalnya penggunaan modul untuk Universitas Terbuka dan belajar jarak jauh (makro), simulasi, pengaturan lingkungan yang menarik, penggunaan OHP dan film (mikro). f. Dapat memberikan motivasi positif, lebih-lebih bila diatur dan dirancang secara tepat.

11

g.

Dapat merangsang untuk berpikir lebih kritis, merangsang untuk bersikap lebih positif dan merangsang untuk berkembang lebih jauh., misalnya dengan membaca buku teks, buku bacaan, melihat film, dan lain sebagainya yang dapat merangsang pemakai untuk berpikir, menganalisa, dan berkembang lebih lanjut.

2.5 Ciri-ciri Sumber Belajar Untuk memperoleh manfaat yang lebih maksimal, maka kita harus mengetahui ciri-ciri sumber belajar tersebut. Adapun ciri-ciri dari sumber belajar adalah sebagai berikut: a. Mempunyai daya atau kekuatan yang dapat memberikan sesuatu yang kita perlukan dalam proses pengajaran. Jadi, walaupun ada sesuatu daya, tetapi tidak memberikan sesuatu yang kita inginkan, sesuai dengan tujuan pengajaran, maka daya tersebut tidak dapat disebut sumber belajar. Misalnya ada seorang ahli dalam bidang kesehatan, tetapi saat itu kita membutuhkan seorang ahli dalam bidang elektronika, maka seorang ahli dalam bidang kesehatan tersebut bukan sumber belajar, karena dia tidak dapat memberi daya yang kita perlukan. b. Sumber belajar dapat merubah tingkah laku yang lebih sempurna sesuai dengan tujuan. Apabila dengan sumber belajar membuat seseorang berbuat dan bersikap negatif, maka sumber belajar tersebut tidak dapat disebut sebagai sumber belajar. c. Sumber belajar dapat dipergunakan secara sendiri-sendiri (terpisah), tetapi juga dapat digunakan secara kombinasi (gabungan).

12

2.6 Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Sumber Belajar Berbagai faktor yang mempengaruhi sumber belajar perlu diketahui untuk memahami karakteristiknya agar pemanfaatannya dalam kegiatan pengajaran bisa optimal. Adapun faktor-faktor tersebut antara lain: a. Perkembangan teknologi. Pada masa lampau jenis sumber belajar yang tidak dirancang banyak dipergunakan oleh guru, tetapi sekarang justru sumber belajar yang dirancang lebih banyak dimanfaatkan. Misalnya, mulamula kita melihat media visual gambar dalam bentuk film bisu. Dengan adanya penemuan-penemuan teknologi di bidang rekaman dan pengeras suara maka film, slides, film strip kemudian dilengkapi dengan suara. b. Nilai-nilai budaya setempat. Suatu tempat bekas peninggalan upacara ritual pada masa lampau yang masih dianggap tabu oleh masyarakat setempat untuk dikunjungi akan sulit dipelajari atau diteliti sebagai sumber belajar. Demikian pula berbagai macam kebudayaan luar negeri dalam bentuk media film, video, slides dan lain-lain perlu dilihat dan dipelajari lebih dahulu, apakah pesan-pesan yang terdapat di dalamnya sesuai atau bertentangan dengan nilainilai budaya setempat. c. Keadaan ekonomi pada umumnya. Sumber belajar juga dipengaruhi oleh keadaan ekonomi, baik secara makro maupun secara mikro. Keadaan ekonomi tersebut mempengaruhi sumber belajar dalam hal upaya pengadaannya, jenis atau macamnya, dan upaya menyebarkannya kepada pemakai.

13

d.

Keadaan pemakai. Keadaan dan sifat pemakai akan turut mempengaruhi sumber belajar yang dimanfaatkannya, misalnya berapa banyak jumlah pemakai sumber belajar itu, bagaimana latar belakang dan pengalaman pemakai, bagaimana motivasi pemakai serta apa tujuan pemakai

memanfaatkan sumber belajar itu. 2.7 Kriteria Memilih Sumber Belajar Selain memiliki ciri-ciri, ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap sumber belajar, diantaranya faktor perkembangan teknologi, faktor nilai budaya setempat, faktor ekonomi, dan faktor pemakai. Dengan demikian, hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat memilih sumber belajar adalah sebagai berikut: a. Tujuan yang ingin dicapai. Masing-masing sumber belajar memiliki kelebihan dan kekurangan. Karenanya, terdapat sejumlah tujuan yang ingin dicapai dengan menggunakan sumber belajar. Apakah sumber belajar dipergunakan untuk menimbulkan motivasi, untuk keperluan pengajaran, untuk keperluan penelitian, atau untuk memecahkan masalah. b. Ekonomis. Apabila dapat digunakan oleh banyak orang, dalam ukuran waktu yang relatif lama, serta pesan yang terkandung lebih dapat

dipertanggungjawabkan kadar ilmiahnya, seperti penayangan program kuliah jarak jauh melalui sumber belajar TV, dengan menampilkan seorang pakar yang representatif. c. Praktis dan sederhana. Sumber belajar yang praktis dan sederhana, yang tidak memerlukan peralatan dan perawatan khusus tidak sulit dicari, tidak

14

mahal harganya, dan tidak memerlukan tenaga terampil yang khusus, adalah sumber belajar yang harus mendapatkan prioritas utama dan pertama. d. Mudah didapat. Sumber belajar yang baik adalah yang ada di sekitar kita dan mudah didapat. Kita tidak perlu membeli produk dari luar negeri atau memproduksi sendiri. Bila di sekitar kita telah tersedia dan tinggal menggunakan, maka hal yang penting adalah sesuaikan sumber belajar tersebut dengan tujuan yang ingin dicapai. e. Fleksibel atau luwes. Sumber belajar yang baik harus dapat dimanfaatkan dalam berbagai kondisi dan situasi. Semakin fleksibel, maka akan semakin mendapat prioritas untuk dipilih. 2.8 Memanfaatkan Sumber Belajar Ada beberapa persyaratan yang perlu diketahui oleh para pendidik atau guru dalam memanfaatkan sumber belajar, antara lain: a. Tujuan instruksional hendaknya dijadikan pedoman dalam memilih sumber belajar. b. Pokok-pokok bahasan yang menjelaskan analisis isi pelajaran yang akan disajikan kepada siswa. c. d. Pemilihan strategi dan metode pengajaran yang sesuai dengan sumber belajar. Sumber-sumber belajar yang dirancang berupa media instruksional dan bahan tertulis yang tidak dirancang. e. Pengaturan waktu sesuai dengan luas pokok bahasan yang akan disampaikan kepada siswa. f. Evaluasi, yakni bentuk evaluasi yang akan digunakan.

15

2.9 Pengertian Lingkungan Belajar Menurut Hadikusumo (1996:74), Lingkungan pendidikan adalah segala kondisi dan pengaruh dari luar terhadap kegiatan pendidikan. Menurut Tirtarahardja dan La Sulo (1994:168), Lingkungan pendidikan adalah latar tempat berlangsungnya pendidikan. Berdasarkan pengertian dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud lingkungan belajar adalah tempat berlangsungnya kegiatan belajar yang mendapatkan pengaruh dari luar terhadap keberlangsungan kegiatan tersebut. Menurut Musfiqon (2012), lingkungan sebagai media pembelajaran adalah segala kondisi di luar diri siswa dan guru baik berupa fisik maupun nonfisik yang dapat menjadi perantara agar pesan pembelajaran tersampaikan kepada siswa secara optimal, sehingga setiap lingkungan yang secara sengaja digunakan dalam proses pembelajaran bisa disebut sebagai media pembelajaran. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI), Lingkungan diartikan sebgai bulatan yang melingkungi (melingkari). Menurut kamus Bahasa Inggris peristilahan, lingkungan ini cukup beragam diantaranya ada istilah circle, area, surroundings, sphere, domain, range, dan environment, yang artinya kurang lebih berkaitan dengan keadaan atau segala sesuatu yang ada di sekitar atau sekeliling. Dalam literatur lain disebutkan bahwa Lingkungan itu merupakan kesatuan ruang dengan semua benda dan keadaan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya serta makhluk hidup lainnya. Lingkungan yang ada di sekitar anak-anak kita merupakan salah satu sumber belajar yang dapat dioptimalkan untuk pencapaian proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Jumlah sumber belajar yang tersedia di lingkungan ini tidaklah

16

terbatas, sekalipun pada umumnya tidak dirancang secara sengaja untuk kepentingan pendidikan. 2.10 Manfaat Menggunakan Lingkungan Manfaat dari menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar antara lain: 1. Kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan, sehingga motivasi belajar siswa akan lebih tinggi. 2. Hakikat belajar siswa akan lebih bermakna sebab siswa dihadapkan dengan situasi dan keadaan yang sebenarnya dan bersifat alami. 3. Bahan-bahan yang dapat dipelajari lebih kaya serta lebih faktual sehingga kebenarannya lebih akurat. 4. Kegiatan belajar lebih komprehensif dan aktif sebab dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti mengamati, bertanya atau wawancara, membuktikan atau mendemonstrasikan, menguji fakta, dan lain-lain. 5. Sumber belajar menjadi lebih kaya sebab lingkungan yang dapat dipelajari bisa beraneka ragam seperti lingkungan sosial, lingkungan alam, dan lingkungan buatan. 6. Siswa dapat memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada di lingkungannya, sehingga dapat membentuk pribadi yang tidak asing dengan kehidupan di sekitarnya, serta dapat memupuk cinta lingkungan. 2.11 Kelemahan Menggunakan Lingkungan Kelemahan menggunakan lingkungan antara lain:

17

1.

Kegiatan belajar kurang dipersiapkan sebelumnya yang menyebabkan pada waktu siswa dibawa ke tujuan tidak melakukan kegiatan belajar yang diharapkan sehingga ada kesan main-main.

2.

Ada kesan dari guru dan siswa bahwa kegiatan dari mempelajari lingkungan memerlukan waktu yang cukup lama, sehingga menghabiskan waktu belajar di kelas.

3.

Sempitnya pandangn guru bahwa kegiatan belajar mengajar hanya terjadi di dalam kelas.

2.12 Teknik Menggunakan Lingkungan Ada beberapa cara bagaimana mempelajari lingkungan sebagai media pembelajaran, yaitu: 1. Survey. Survey yaitu siswa mengunjungi lingkungan seperti masyarakat setempat untuk mempelajari proses sosial, budaya, ekonomi, kependudukan, dan lain-lain. 2. Kemping/Berkemah. Dimana siswa dituntut merekam apa yang mereka alami, rasakan, lihat dan kerjakan selama kemah berlangsung. 3. Karyawisata. Karyawisata adalah kunjungan siswa keluar kelas untuk mempelajari objek tertentu sebagai bahan integral dari kegiatan kurikuler di sekolah. 4. Praktek Lapangan. Dilakukan para siswa untuk memperoleh keterampilan dan kecakapan khusus dalam praktek-praktek dan bidang-bidang tertentu sesuai dengan keahlian yang dipelajarinya.

18

5.

Mengundang Nara Sumber. Nara sumber diundang oleh sekolah untuk memberikan penjelasan mengenai keahliannya dalam bidang tertentu dihadapan para siswa.

6.

Proyek Pelayanan dan Pengabdian Masyarakat. Guru dan siswa secara bersama-sama memberikan bantuan kepada masyarakat seperti pelayanan, penyuluhan, partisipasi dalam kegiatan masyarakat dan kegiatan lainnya diperlukan.

2.13 Langkah dan Prosedur Penggunaan Lingkungan 1. Langkah Persiapan Beberapa prosedur yang harus dilakukan antara lain: a. Guru dan siswa menentukan tujuan belajar yang diharapkan dan berkaitan dengan penggunaan lingkungan sebagai media pembelajaran. b. Tentukan objek yang harus dipelajari dan dikunjungi. c. Menentukan cara belajar siswa pada saat kunjungan dilakukan, misalnya mencatat, mengamati, bertanya atau wawancara, melukiskan atau menggambarkan. d. Mempersiapkan perizinan (jika diperlukan). e. Persiapan teknis berupa tata tertib diperjalanan dan di tempat tujuan. 2. Langkah Pelakasanaan Biasanya kegiatan diawali dengan penjelasan petugas mengenai objek yang dikunjungi, catatlah semua informasi yang diperoleh dari penjelasan tersebut. Melihat dan mengamati objek yang dikunjungi atau dipelajari, siswa bertanya atau mempraktekkan.

19

3. Langkah Tindak Lanjut Tindak lanjut dari kegiatan pembelajaran mempelajari lingkungan adalah membahas dan mendiskusikan hasil belajar. Setiap kelompok diminta melaporkan hasil-hasilnya untuk dibahas bersama. Guru meminta kesankesan yang diperoleh siswa dari kegiatan tersebut, disamping

menyimpulkan materi yang diperoleh dan dihubungkan dengan bahan pembelajaran. Guru juga memberikan penilaian terhadap hasil belajar siswa dan hasil-hasil yang dicapainya. 2.14 Lingkungan Belajar yang Bisa Dijadikan sebagai Sumber Belajar yang Baik Lingkungan belajar yang baik adalah lingkungan belajar yang penataannya dimaksudkan agar anak mudah belajar. Salah satu karakteristik dari penataan lingkungan seperti ini adalah adanya keterlibatan anak sebagai subjek yang belajar. Apa yang harus disediakan dalam lingkungan agar anak terdorong untuk terlibat dalam peristiwa belajar. Pengaturan lingkungan belajar sangat diperlukan agar anak mampu melakukan kontrol terhadap pemenuhan kebutuhan emosionalnya. Lingkungan belajar yang memberi kebebasan kepada anak untuk melakukan pilihan-pilihan anak mendorong anak untuk terlibat secara fisik emosional, mental dalam proses belajar dan karena itu akan dapat memunculkan kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif.

20

BAB III PEMBAHASAN

Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD merupakan bagian integral dan penting dari proses pembelajaran di SD secara keseluruhan. Penekanan baca-tulis melalui pembelajaran Bahasa Indonesia menjadikan kedua pembelajaran tersebut memiliki kedudukan dan peran yang strategis. Oleh karena itu, guru perlu mengelola pembelajaran tersebut secara optimal. Diharapkan pembelajaran yang dikelola guru dapat membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa sehingga mereka dapat belajar dengan baik dan mencapai hasil belajar yang optimal.

Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD diharapkan dapat membantu siswa mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain. Di samping itu, pembelajaran Bahasa Indonesia juga diharapkan dapat membantu siswa

mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa Indonesia, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya.

Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.

Guru perlu mengembangkan berbagai variasi dalam pembelajaran. Bukan saja variasi dalam penggunaan metode pembelajaran misalnya, namun guru juga

21

dapat mengembangkan variasi dalam penggunaan sumber belajar dan praktik berbahasa dalam pembelajaran, karena sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran sangat diperlukan sekali. Oleh karena itu, sumber yang digunakan dalam proses pembelajaran harus banyak dan bervariasi.

Dalam pemilihan dan penggunaannya, sumber belajar harus disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan siswanya seperti yang sudah dijelaskan di atas dalam kriteria memilih sumber belajar. Banyak sumber belajar yang dapat digunakan oleh guru ketika proses pembelajaran. Namun, sumber yang digunakan guru tidak membingungkan untuk siswanya ketika menerima pelajaran yang disampaikan guru.

Sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SD sering kali hanya mengandalkan pengetahuan dari guru tersebut dan juga buku pegangan ataupun LKS. Misalnya dalam program pengajaran yang biasa disusun oleh para guru terdapat komponen sumber belajar dan pada umumnya akan diisi dengan buku teks atau buku wajib yang dianjurkan. Setiap siswa disuruh untuk membaca, menulis, memahami, mengerjakan, dan menjawab pertanyaan yang ada di dalam buku wajib/LKS tersebut.

Hal di atas dapat terjadi karena kurangnya pemahaman seorang guru mengenai sumber-sumber belajar. LKS sering kali dianggap hal yang efektif dalam menerangkan berbagai materi terkait dengan pembelajaran Bahasa Indonesia. Padahal sumber belajar itu tidak hanya buku pegangan atau LKS saja, siswa dapat dibawa ke perpustakaan, tempat wisata di sekitar sekolah, atau

22

bahkan museum karena disana terdapat banyak sekali sumber belajar dan proses pembelajaran menjadi lebih realistis serta menyenangkan.

Pembelajaran Bahasa Indonesia belum banyak memanfaatkan lingkungan, baik lingkungan di dalam maupun di luar kelas. Padahal lingkungan dapat dijadikan sebagai sumber belajar sehingga siswa dapat aktif memanipulasi dan berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan kata lain, lingkungan belajar siswa dapat dijadikan sebagai sumber belajar yang variatif, inovatif, dan menarik bagi siswa.

Berdasarkan pembahasan yang ada pada bab II menurut Musfiqon (2012), lingkungan sebagai media pembelajaran adalah segala kondisi di luar diri siswa dan guru baik berupa fisik maupun nonfisik yang dapat menjadi perantara agar pesan pembelajaran tersampaikan kepada siswa secara optimal, sehingga setiap lingkungan yang secara sengaja digunakan dalam proses pembelajaran bisa disebut sebagai media pembelajaran. Misalnya pada pembelajaran di kelas III dengan tema lingkungan akan coba dieksperimenkan dengan memanfaatkan lingkungan alam sebagai sumber belajar dan pembelajaran dilakukan secara kontekstual. Langkah-langkah pembelajaran meliputi tahap persiapan untuk menyampaikan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran serta pembentukan kelompok.

Tahap pembelajaran di alam, yakni siswa melakukan pengamatan di sawah, hutan dan lingkungan sekolah. Setelah pembelajaran di alam selesai, kemudian pengorganisasian siswa ke dalam kelas kembali, kegiatan pembelajaran yang dilakukan yaitu membuat laporan kelompok, menulis cerita secara individu, diskusi dan presentasi serta mengerjakan tes tertulis.

23

Dari beberapa tahap tersebut terlihat jelas bahwa siswa dituntut untuk aktif dan kreatif dalam belajar. Mereka dibantu memahami materi dengan menggunakan lingkungan sawah dan hutan. Siswa akan merasa lebih senang dan tertarik untuk belajar sehingga secara tidak langsung siswa memahami materi. Secara tidak langsung juga kita bisa melatih kemampuan anak untuk menulis pada laporan, membaca pada saat berdiskusi, anak-anak yang lain mendengarkan serta penilaian-penilaian lain pada pembelajaran Bahasa Indonesia.

Keadaan tersebut akan bertolak belakang jika guru hanya menjelaskan dan memberikan gambaran tentang keadaan sawah, siswa akan cepat merasa bosan dan tidak memperhatikan pembelajaran lagi. Mereka akan sibuk sendiri dengan aktifitas-aktifitasnya sebagai seorang anak yang kategori usianya masih mendominasi pada kegiatan di luar kelas.

Lingkungan merupakan sumber belajar yang kaya dan menarik untuk anakanak. Lingkungan mana pun bisa menjadi tempat yang menyenangkan bagi anakanak. Memanfaatkan lingkungan sekitar dengan membawa anak-anak untuk mengamati lingkungan akan menambah keseimbangan dalam kegiatan belajar. Artinya belajar tidak hanya terjadi di ruangan kelas, namun juga di luar ruangan kelas. Dalam hal ini, lingkungan sebagai sumber belajar yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan fisik, keterampilan sosial, dan budaya, perkembangan emosional serta intelektual.

Contoh lain pemanfaatan lingkungan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia adalah anak-anak bisa menemukan inspirasinya dalam pembuatan puisi. Dengan

24

menggunakan lingkungan sebagai media pembelajaran dan anak-anak dibawa untuk melihat lingkungan sekitarnya, anak-anak akan dituntut untuk bisa berinspirasi dari apa yang dilihat, dirasakan dan didengar dari lingkungannya. Dari sinilah siswa akan lebih bebas mengimajinasikan pikirannya serta guru bisa memberikan suasana belajar yang berbeda kepada siswa dari keadaan dalam kelas untuk membuat sebuah puisi tersebut. Contoh lain lagi dalam pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar. Misalnya ketika mencari kata-kata sulit dalam kamus Bahasa Indonesia. Alangkah baiknya siswa dikenalkan dengan kamus dan guru menerangkan bagaimana cara mencari kata tersebut. Hal ini bisa dilakukan guru dengan memanfaatkan perpustakaan sebagai lingkungan dalam sumber belajar. Jika tidak tersedia kamus tersebut siswa akan menjadi bingung dan bertanya bagaimana bentuk kamus, seperti apa kamus dan bahkan ada siswa yang tidak kenal dan tidak tahu bagaimana mencari kata-kata sulit di dalam kamus. Jadi seorang guru harus terlebih dahulu menyediakan sumber belajar seperti perpustakaan dalam pembelajaran dan tidak hanya terpaku pada buku LKS nya. Dari contoh-contoh di atas, guru sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran harus mampu memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk mempelajari hal di sekitarnya. Lingkungan yang ada di sekitar anak merupakan salah satu sumber belajar yang dapat dioptimalkan untuk pencapaian proses dan hasil pendidikan yang berkualitas bagi peserta didik.

25

Lingkungan belajar yang bebas dan yang menyenangkan didasari oleh kesadaran dan tanggung jawab dari semua pihak yang terlibat, sehingga akan dapat menumbuhkan sikap dan persepsi positif terhadap belajar anak agar ia betah dan memperoleh kenikmatan dalam belajar. Untuk memenuhi hal tersebut, guru harus menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan disesuaikan dengan karakteristik anak. Sehingga dari contoh serta penjelasan-penjelasan di atas, pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar memiliki berbagai macam manfaat, khususnya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SD seperti berikut:

1.

Lingkungan menyediakan berbagai hal yang dapat dipelajari anak karena jumlah sumber belajar yang tersedia di lingkungan tidaklah terbatas sekalipun pada umumnya tidak dirancang secara sengaja untuk kepentingan pendidikan. Sumber belajar lingkungan ini akan semakin memperkaya wawasan dan pengetahuan anak karena mereka belajar tidak terbatas oleh empat dinding kelas. Selain itu kebenarannya lebih akurat, sebab anak dapat mengalami secara langsung dan dapat mengoptimalkan potensi panca inderanya untuk berkomunikasi dengan lingkungan tersebut.

2.

Penggunaan lingkungan dapat menarik bagi anak karena lingkungan menyediakan sumber belajar yang sangat beragam dan banyak pilihan. Kegemaran belajar sejak anak usia dini merupakan modal dasar yang sangat diperlukan dalam rangka penyiapan masyarakat belajar dan sumber daya manusia di masa mendatang.

26

3.

Lingkungan sangat berperan dalam merangsang pertumbuhan fisik anak untuk mengembangkan otot-ototnya. Anak memiliki kesempatan yang alami untuk berlari-lari, melompat, berkejar-kejaran dengan temannya dan menggerakkan tubuhnya dengna cara-cara yang tidak terbatas. Kegiatan ini sangat alami dan sangat bermanfaat dalam mengembangkan aspek fisik anak.

4.

Lingkungan secara alami mendorong anak untuk berinteraksi dengan anakanak yang lain bahkan dengan orang-orang dewasa. Pada saat anak mengamati objek-objek tertentu yang ada di lingkungan pasti dia ingin menceritakan hasil penemuannya dengan yang lain. Supaya penemuannya diketahui oleh teman-temnannya anak tersebut mencoba mendekati anak yang lain sehinga terjadilah proses interaksi atau hubungan yang harmonis. Dari sini kita bisa menilai siswa dari kemampuan berbicaranya kepada sesama temannya atau bertanya kepada gurunya.

5.

Lingkungan pada umumnya memberikan tantangan untuk dilalui oleh anakanak. Pemanfaatannya akan memungkinkan anak untuk mengembangkan rasa percaya diri yang positif. Rasa percaya diri yang dimiliki oleh anak terhadap dirinya sendiri dan orang lain dikembangkan melalui pengalaman hidup yang nyata. Lingkungan sendiri menyediakan fasilitas bagi anak untuk

mendapatkan pengalaman hidup yang nyata. 6. Mengamati apa yang menarik bagi anak. Biasanya anak serius jika menemukan sesuatu yang sangat menarik baginya. Bila guru melihat hal ini berilah bimbingan kepada anak dengan cara menayakan apa yang sedang diamatinya. Manfaat yang bisa diambil dari kegiatan ini adalah anak dapat

27

mengembangkan kemampuan intelektualnya dengan mengetahui berbagai benda yang diamatinya. Selain itu juga, dalam pembelajaran Bahasa Indonesias anak akan dapat mengembangkan keterampilan sosialnya yaitu dengan mengembangkan kemampuan berbicara dengan berinteraksi kepada orang dewasa yaitu guru. Setelah itu guru bisa memberikan pembelajaran dengan meminta siswa menuliskan apa yang mereka lihat pada saat pembelajaran di luar kelas tersebut berlangsung.

28

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan

Berdasarkan kajian teori dan pembahasan pada makalah ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa lingkungan sebagai media pembelajaran adalah segala kondisi di luar diri siswa dan guru, baik berupa fisik maupun nonfisik yang dapat menjadi perantara agar pesan pembelajaran tersampaikan kepada siswa secara optimal, sehingga setiap lingkungan yang secara sengaja digunakan dalam proses pembelajaran bisa disebut sebagai media pembelajaran. Dengan memahami berbagai manfaat dari penggunaan lingkungan sebagai sumber pembelajaran, hal tersebut bisa memacu kita untuk memanfaatkan semaksimal

mungkin lingkungan yang ada di sekitar kita sebagai penunjang kegiatan pembelajaran khususnya Bahasa Indonesia.

Lingkungan kita menyimpan berbagai jenis sumber dan media belajar yang hampir tak terbatas. Oleh karena itu, dalam menggunakan lingkungan tersebut kita tinggal memilihnya berdasarkan prinsip-prinsip atau kriteria pemilihan media dan menyesuaikannya dengan tujuan, karakteristik siswa dan topik pelajaran yang akan kita ajarkan. Dengan begitu, kegiatan pembelajarannya bisa lebih

menyenangkan dan dapat memotivasi minat belajar siswa.

29

4.2 Saran Saran-saran yang dapat penulis berikan antara lain: 1. Bagi Guru SD Bagi guru SD hendaknya bisa lebih memahami dan memanfaatkan sumber-sumber belajar yang ada khususnya lingkungan sekitar, agar siswa bisa menikmati pembelajaran yang telah diberikan. 2. Bagi Pihak Sekolah Bagi pihak sekolah agar bisa mempertimbangkan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa serta dapat memfasilitasi peserta didik dalam memanfaatkan lingkungan secara optimal sebagai sumber pembelajaran.

30

DAFTAR PUSTAKA Warsita Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Siregar Eveline dan Nara Hartini. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia. Sudjana Nana dan Rivai Ahmad. 2003. Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Sudjana Nana dan Rivai Ahmad. 2007. Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo. AECT. 1977. Devinisi Teknologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali. Mazrur. 2013. Teknologi Pembelajaran. Jakarta: Intimedia. Jennah Rodhatul. Media Pembelajaran. Banjarmasin: Antasari Press. Musfiqon. 2012. Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya. Arsyad Azhar. 1997. Media Pengajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Soeharti Karti. 1995. Teknologi Pembelajaran. Surabaya: SIC. Mudhofir. 1992. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Sumber Belajar. Bandung: Remaja Karya. Nasution. 1982. Teknologi Pendidikan. Bandung: Jemmars.

31

Вам также может понравиться