Вы находитесь на странице: 1из 1

Berdzikir

Berdzikir atau mengingat Allah selalu dianjurkan bagi kaum muslimin. Berbeda dengan
perintah beramal, berdzikir selalu digandengkan dengan kata katsiro atau banyak. Artinya
perintah dzikir selalu dikaitkan dengan hitungan, kuantitatif, atau jumlah yang banyak.
Sehingga, bisa dimengerti bahwa dzikir hendaknya dilakukan sebanyak-banyaknya. Lain
halnya dengan perintah beramal atau bekerja selalu dikaitkan dengan kata sholeh, artinya
benar, baik, tepat, lurus atau mungkin mengikuti istilah saat ini, adalah harus dilakukan
secara profesional.
Kata yang digunakan untuk berdzikir biasanya adalah kalimat-kalimat indah atau mulia,
seperti membaca subhanallah , alhamdulillah, Allahu akbar, la ilaha illallah dan
sebagainya. Kalimat-kalimat itu hendaknya selalu diucapkan, diingat, dan masuk dalam
kesadaran tanpa henti atau putus. Tatkala kita melihat sesuatu yang mengagumkan maka
segera menyebut kata subhanallah, tatkala mendapatkan nikmat maka kemudian segera
menyebut alhamdulillah. Demikian pula, tatkala melihat sesuatu yang agung dan mulia
maka menyebut kalimat Allahu akbar.
Kalimat-kalimat yang indah dan mulia itu, juga selalu dibaca pada saat berdzikir
misalnya pada setiap selesai sholat lima waktu. Biasanya, kalimat itu masing-masing
dibaca sebanyak tiga puluh tiga kali, lalu disempurnakan dengan kalimat tahlil. Sekali
lagi, dalam berdzikir yang dipentingkan adalah jumlah atau kuantitasnya. Berbeda
dengan hal itu adalah beramal, maka yang diutamakan adalah kualitasnya.
Tatkala mengingat perintah berdzikir, pikiran saya selalu tertuju pada betapa pentingnya
membangun mindset seseorang. Pikiran orang dalam Islam, melalui dzikir ini, selalu
diarahkan kepada sesuatu yang mulia, semisal kalimat Maha Suci Allah, Segala Puji Bagi
Allah, Allah Maha Besar, Tidak ada tuhan selain Allah dan seterusnya. Melalui berdzikir,
maka ucapan, pikiran dan perasaan pada sepanjang waktu selalu diarahkan pada hal-hal
yang mulia.
Lebih dari itu, melalui berdzikir pula, umat Islam dituntun untuk selalu mengucapkan
Nama-Nama Allah yang mulia, seperti Maha Pencipta, Maha Tahu, Maha Mulia, Maha
Adil, Maha Bijaksana, Maha Memelihara, Maha Pemberi, Maha Pengampun dan
seterusnya. Saya membayangkan, jika kalimat dalam dzikir itu berhasil mewarnai
pikiran, ucapan, dan perasaan, hingga menjadi mindset setiap kaum muslimin, maka
alangkah indahnya kehidupan seseorang itu.
Akhirnya, dengan merenungkan tentang perintah berdzikir ini, maka saya memahami
bahwa sesungguhnya Islam sedemikian jelas dalam memberi tuntunan dan sekaligus
membawa umatnya agar menjadi hidup lebih sempurna. Melalui berdzikir manusia setiap
saat dituntun agar selalu mengenal dirinya, alam di mana mereka hidup, dan juga kemana
kelak mereka kembali, ialah menghadap Tuhan dalam keadaan yang terbaik. Wallahu
a’lam.

Вам также может понравиться