Вы находитесь на странице: 1из 20

PROBLEM BASED LEARNING

MAKALAH

disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Strategi Belajar Mengajar Bidang Studi

Oleh : Murbarani Indah Lestari 110210302005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER 2013

KATA PENGANTAR

Alhamdulilahirobbilalamin sebagai ungkapan puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas limpahan Rahmat dan Hidayah Nya sehingga kami sebagai penyusun dapat menyelesaikan karya ilmiah tentang Problem Based Learning ini dengan baik dan tepat waktu. Di mana karya ilmiah ini kami gunakan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar. Dalam pembuatan karya ilmiah ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan, sehingga kami selaku penyusun mengharapkan krtik dan saran dari pembaca yang nantinya akan kami gunakan sebagai perbaikan kedepanya. Semoga karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan pembaca.

Jember, 20 September 2013

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB 1. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang ...........................................................................................1 1.2.Rumusan Masalah .....................................................................................1 1.3.Tujuan .........................................................................................................1 1.4.Manfaat .......................................................................................................2 BAB 2. PEMBAHASAN 2.1 Hakekat PBL.............................................................................. ..........3 2.1.1. Pengertian PBL......................................................................3 2.1.2. Ciri Ciri Model Pembelajaran PBL....................................3 2.1 Keistimewaan dan kekurangan dari PBL................................................4 2.3 Tahapan-Tahapan dan Penerapan PBL........................................ ..........6 2.4 Aplikasi PBL............................................................................................ 11

BAB 3. PENUTUP 3.1. Kesimpulan ...............................................................................................15 3.2. Saran .........................................................................................................15 DAFTAR PUSTAKA

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran dalam proses pembelajaran, siswa kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan pikir. Proses pembelajaran dikeas diarahkan pada kemampuan anak untuk mengafal informasi. Otak anak dipaksa untuk engingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntuk memahami informasi yang diingatnya. Untuk dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya ketika anak didik lulus dari sekolah, mereka pintar secara teoritis tetapi miskin aplikasi. Pendidikan disekolah terlalu menjejali otak anak berbagai bahan ajar yang harus dihafal. Pendidikan tidak diarahkan untuk membangun karakter dan mengembangkan potensi yang dimiliki. Dengan kata lain proses pendidikan kita tidak diarahkan membentik manusia cerdas, memiliki kemampuan memecahkan masalah hidup secara tidak diarahkan untuk membentuk manusia kreatif dan inofatif. Salah satu strategi yang dapat digunakan untuk mengembangkan kualitas proses pembelajaran adalh melalui srategi pembelajaran berbasis masalah. Strategi ini dapat menjadi pilihan metodik pada para guru Strategi pembelajar berbasis masalah dikembangkan untuk membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan berfikir. Memecahkan masalh dan keterampilan intelektual. Duch, Allen dan With (2005) mengungkapan bahwapembelajaran berbasis masalah mentediakan kondisi untuk meningkatkan keterampilanberpikir kritis dan analisis serta memecahkan masalah kompleks dalam kehidupan nyata sehingga akan menmunculkan budaya berpikir pada diri siswa salah satu alternatif untuk meningkatkan kemampuan berfikir siswa adalah dengan mengamalkan pertanyaan-pertanyaanyang dapat mengacu proses berfikir

Kemampuan berfikir tinggi,khususnya berfikir kritis sangat tenting diajarkan disekolah, karena keterampilan ini sangat diperlukan oleh siswa untuk sukses dalam kehidupan. Menurt Konberg dan Criffin (2005), ada beberapa

pembelajaran yang dapat ditetapkan untuk melatih keterampilan berfikir kritis, antara lain: analisis masalah, pemecahan masalah, atau belajar berfikir masalah yang menekankan pada metose sains, metode kooperatif, dan inquiri sains. dengan pemikiran Menurt Konberg dan Criffin, penerapan pembelajaran berbasis masalah diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berfikir strategi pembejaran berbasis masalah juga merupakan suatu model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagia siswa untuk belajar tentang cara berfikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep esensial dari materi kuliah atau materi pelajaran dalam menerapkan, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menetapkan topik masalah, walaupun sebenarnya guru sudah mempersiapkan materi yang harus dibaha. Proses pembelajaran diarah agar siswa mampu menyelesaikan masalah secara sistematis dan logis Diihat dari aspek psikologi belajar, strategi pembelajaran berbasis masalah bersandarkan kepala psikologi kogitif yang bertolak dari asumsi bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. Belajar bukan semata-mata proses menghafal sejumlah fakta, tetapi suatu proses interaksi secra sadar antara indifidu dengan lingkungannya. Melalui proses ini sedikit demi sedikit siswa akan bekembang secara utuh. Atinya, perkembangan siswa tidak hanya sekali pada aspek kognitf, tetapi juga aspek efektif dan psikomotor melalui penghayatan secara internal akan problema yang dihadapi. Dilihat dari aspek filosofis tentang fungsi sekolah bagi arena tau wadah untuk mempersiapkan anak didik agar dapat hidup dimasyarakat. Maka strategi pembelajaran berbasis masalah merupakan strategi yang memungkinkan dan sangkat penting untuk dikembangkan. Hal ini karena pada kenyataanya setiap manusia akan selalu duhadapkan kepada masalah. Dari masalah yang sederhana sampai kepada masalah yang kompleks, dari masalah pribadi sampai masalah

keluarga, masalah sosial kemasyarakatan, masalah negara sampai kepada masalah dunia. SPBM ini duharapkan dapat memberikan latihan dan kmampuan setiap individu untuk dapat menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Dilihat dari konteks perbaikan pendidikan, maka strategi pembelajaan berasis masalah merupkn sutu strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk meperbaiki sitem pembelajaran. Kita menyadari selama ini kemampuan siswa untuk dapat masalah kurang diperhatikan oleh setiap guru. Akibatnya, ketika siswa menghadapi masalah walaupun masalah itu dianggap sepele, banyk siswa yang tidak dapat menyelesaikan masalanya dengan baik. Idak sedikit akhirnya siswa mengambil jalan pintas, dengan meneggak alkohol (mabuk-mabukan), obat-obatan terlarang, atau bahan bunuhdiri hanya gara-gara ia tidak sanggup memecahkan masalah. 1.2.Rumusan Masalah 1. Bagaimana hakekat Problem Based Learning? 2. Bagaimana karakteristik Problem Based Learning? 3. Bagaimana Prinsip-Prinsip Penggunaan Problem Based Learning? 4. Bagaimana Langkah-Langkah Problem Based Learning? 5. Bagaimana Kelebihan dan kekurangan Problem Based Learning?

1.3.Tujuan 1. Untuk mengetahui bagaimana hakekat Problem Based Learning 2. Untuk mengetahui bagaimana langkah-langkah penerapan Problem Based Learning 3. Untuk mengetahui bagaimana kelebihan dan kelemahan Problem Based Learning 4. Untuk mengetahui bagaimana aplikasi dalam Problem Based Learning

1.4.Manfaat Penyusunan makalah ini digunakan untuk mengetahui hakekat Problem Based Learning, langkah-langkah penerapannya, kelebihan dan kelemahannya, penerapan aplikasi serta penerapannya dalam pelajaran sejarah.

BAB.II PEMBAHASAN

2.2 Hakekat PBL 2.1.1 Pengertian PBL Program based learning (PBL) atau pembelajaran berbasis masalah

merupakan suatu metode atau cara pembelajaran yang ditandai oleh adanya masalah nyata, a real-world problems sebagai konteks bagi mahasiswa untuk belajar kritis dan ketrampilan memecahkan masalah dan memperoleh

pengetahuan.Strategi belajar berbasis masalah merupakan strategi pembelajaran dengan menghadapkan siswa pada permasalahan-permasalahan praktis sebagai pijakan-pijakan dalam belajar atau dengan kata lain siswa belajar melalui permasalahan-permasalahnnya. Menurut Teacher & Educational Development, (2002;02)program based learning yaitu suatu metode pembelajaran dimana pembelajar bertemu dengan suatu masalah yang tersusun sistematis yang terpusat pada pembelajar dan proses refleksi.Model pembelajaran berdasarkan masalah ini diambil berdasarkan banyaknya masalah yang membutuhkan masalah yang autentik, yakni

penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian nyata dari permasalahan tersebut. Peran guru dalam PBL adalah menyodorkan berbagai masalah autentik, memfasilitasi penyelidikan siswa, dan mendukung pembelajaran siswa. PBL tidak mungkin terjadi kecuali guru menciptakan lingkungan kelas sehingga terjadi pertukaran ide-ide.Esensi PBL berupa menyuguhkan berbagai situasi bermasalah yang autentik dan bermakna pada siswa, yang berfungsi sebagai batu loncatan untuk investigasi dan penyelidikan. Dengan kata lain esensi PBL melibatkan presentasi situasi-situasi yang autentik dan bermakna, yang berfungsi sebagai landasan bagi investigasi dan penyelididkan siswa. 2.1.2 Ciri Ciri Model Pembelajaran PBL

1. Pengajuan pertanyaan atas masalah harus otentik, jelas, mudah dipahami, luas dan sesuai tujuan pembelajaran serta bermanfaat. Alih-alih mengorganisasikan pelajaran diseputar prinsip akademis atau keterampilan tertentu, PBL mengorganisasiakn pelajaran diseputar pertanyaan atau masalah yang penting secara sosial dan bermakna secara personal bagi siswa. Mereka menghadapi persoalan kehidupan nyata yang tidak dapat diberi jawaban yang sederhana. 2. Berfokus pada keterkaitan antara disiplin ilmu yang diajukan hendaknya melibatkan disiplin ilmu. Meskipun PBL dapat dipusatkan pada subjek tertentu, tetapi masalah yang diinvestigasi dipilih karena solusinya menuntut siswa untuk menggali banyak subjek. 3. Penyelidikan otentik (nyata) dalam penyelidikan siswa menganalisis dan merumuskan masalah, mengembangkan dan merumuskan masalah, mengembangkan dan meramalkan hipotesis, mengumpulkan dan

menganalisis informasi, melakukan eksperimen, membuat kesimpulan, dan menggambarkan hasil akhir. 4. Menghasilkan produk dan memamerkannya, siswa bertugas menyusun hasil belajarnya dalam bentuk karya dan memamerkan hasil karyanya. Membantu siswa untuk mengkonstruksikan bentuk dalam bentuk artefak dan exhibit yang menjelaskan atau merepresentasikan solusi mereka. 5. Kolaboratif, tugas-tugas belajar berupa masalah diselesaikan bersamasama antar siswa. Bekerja sama memberikan motifasi untuk keterlibatan secara berkelanjutan dalam tugas-tugas kompleks dan meningkatkan kesempatan untuk melakukan penyelidikan dan dialog bersama dan untuk mengembangkan berbagai keterampilan sosial.

2.3 Langkah-Langkah dan PenerapanPBL a. Tahapan tahapan PBL

Banyak ahli yang menjelaskan bentuk penerapan strategi pembelajaran berbasis masalah atau yang disebut Problem Based Learning (PBL) misalnya John Dewey dan David Johnson menjelaskan enam langkah yang kemudian mereka menamakan metode pemecahan masalah ini dengan sebutan Problem Solving.

Enam Tahap-tahap startegi belajar berbasis masalah adalah sbb:

Gambar: Strategi Belajr Berbasis Masalah


Menemukan Masalah Menemukan Masalah Mendifinisikan Masalah Mendifinisikan Masalah Mengumpulkan Fakta Mengumpulkan Fakta Menyusun Menyusun Hipotesis Hipotesis (Dugaan (Dugaan Sementara) Sementara) STRATEGI PEMBELAJARAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBASIS MASALAH Melakukan Penyelidiakan Melakukan Penyelidiakan Menyempurnakan Menyempurnakan Permasalahan Yang Telah Permasalahan Yang Telah Didefinisikan Didefinisikan Menyimpulkan Afternatif Menyimpulkan Afternatif Pemecahan PemecahanMasalah MasalahSecara Secara Kolaboratif Kolaboratif Melakukan Pengujian Hasil Melakukan Pengujian Hasil (solusi) Pemecahan (solusi) PemecahanMasalah Masalah

a. Menemukan masalah b. Mengidentifikasiakn masalah

c. Mengumpulkan fakta d. Menyususn hipotesis (dugaan sementara) e. Melakukan penyelididkan f. Menyemournakan permasalahan yang telah didefinisi g. Menyimpulkan alternatif pemecahan secara kolaboratif dan h. Melakukan pengujian hasil (solusi) pemecahan masalah. b. Penerapan PBL Sementara david Johnson & Johnson mengemukakan adanya ima langkah penerapan strategi pembelajaran berbasis masalah mealui kegiatan kelompok, yaitu: 1. Mendifinisikan masalah, yaitu: merumuskan masalah dari peristiwa tertentu yang mengandung isu konflik, hingga siswa menjadi jelas masalah apa yang harus dikaji. 2. Mendiagnosis masalah, yaitu: menentukan sebab-sebab terjadumya masalah, serta menganalisis berbagai faktor, baik faktor penghambat maupun pendukung penyelesaian masalah. 3. Merumuskan alternative strategi, yaitu: menguji setiap tindakan yang telah dirumuskan melalui diskusi kelas. 4. Menentukan dan menerapkan strategi penerapan, yaitu pengambilan keputusan tentang strategi mana yang dapat dilakukan. 5. Melakukan evaluasi, baik evaluasi proses maupun evaluasi hasil. Diaman evaluasi proses adalah evaluasi terhadap seluruh kegiatan belajar, sedangkan evaluasi hasil adalah evaluasi terhadap akibat dari penerapan strategi yang diterapkan dalam pembelajaran.

Secara operasional kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran dapat dijabarkan sebagai berikut, berikut adalah tabel sebuah kegiatan guru dan siswa sebagai bentuk penerapan dikelas:

N o.

Tahap pembelajaran

Kegiatan guru

Kegiatan siswa

10

Menemukan masalah

Memberikan permasalahan diangkat kehidupan dari

Berusaha

menemukan dengan

yang permasalahan

latar cara menemukan kajian analisis secara terhadap yang

sehari-hari dan

siswa. Berikan masalah cermat yang bersifat tidak permasalahan dengan diberiakan.

terdefinisikan jelas. Memberikan

sedidkit Melakukan

analisis

fakta disekitar konteks terhadap fakta sebagai permasalahan. dasar dalam menemukan permasalahan. 2. Mendefinisikan masalah Mendorong membimbing untuk dan Dengan menggunakan

siswa kecerdasan intrapersonal kemampuan awal

menggunakan dan

kecerdasan intrapersonal memahami masalah. dan untuk masalah. Membimbing secara bertahap siswa Berusaha mendefinisikan untuk permasalahan dengan kemampuan awal

memahami

mendefinisikan masalah.

menggunakan parameter yang jelas.

3.

Mengumpulkan fakta

Membimbing untuk

siswa Mengumpulkan melakukan pengumpulan dengan fakta

pengumpulan fakta.

menggunakan

pengalaman-pengalaman yang sudah diperolehnya. Membimbing melakukan siswa Melakukan pencarian informasi pencarian dengan

11

informasi

dengan berbagai dengan kecerdasan

cara

serta

berbagai cara / metode.

menggunakan majemuk

yang dimiliki. Membimbing untuk siswa Melakukan pengelolaan / melakukan pengaturan yang telah informasi diperoleh,

pengelolaan informasi.

dengan berpatokan pada: a. Know, yaitu apa diketahui b. Need to know, yaitu apa dibutuhkan c. Need to do, yaitu apa yang akan informasi yg informasi yang

dilakukan dengan informasi ada. 4. Menyususn hipotesis (dugaan sementara) Membimbing siswa Membuat hubunganyang

untuk menyusun jawaban hubungan antar bebagai / hipotesis terhadap fakta yang ada. yang

permasalahan dihadapi.

Membimbing siwa untuk Menggunakan menggunakan kecerdasan kecerdasan majemuk dalam untuk hipotesis.

berbagai majemuk menyusun

menyusun hipotesis.

12

Membimbing untuk

siswa Menggunakan

menggunakan kecerdasan interpersonal mengungkapkan

kecerdasan interpersonal untuk dalam

mengungkapkan pemikirannya.

pemikirannya. Membimbing untuk alternative sementara. 5. Melakukan penyelidikan Membimbing siwa untuk melakukan penyelidikan melakukan penyelidikan terhadap informasi dan terhadap informasi dan data yang telah diperoleh. data diperoleh. Dalam siswa penyelidikan, membimbing Dalam mwlakukan penyeldikan melakukan siswa yang telah siswa Berusaha menyusun beberapa jawaban sementara. menyusun jawaban

guru menggunakan kecerdasan yang untuk

membuat struktur belajar majemuk yang siswa menggunakan memungkinkan dimilikinya

dapat memahami dan member berbagai makna data dan

cara untuk mengetahui informasi yang ada. dan memahami dunianya. 6. Menyempurnaka Membimbing n permasalahan untuk yang telah di alternative masalah kolaboratif. 7. Menyimpulkan alternative Membimbing untuk siswa Membuat kesimpulan pemecahan siswa Membuat kesimpulan pemecahan secara

menyimpulkan alternative pemecahan masalah secara kolaboratif.

definisikan

menyimpulkan alternatif

13

pemecahan masalah

pemecahan

masalah masalah kolaboratif.

secara

secara secara kolaboratif.

kolaboratif 8. Melakukan Membibing siswa Melakukan pengujian hasil pemecahan masalah. pengujian pemecahan

pengujian hasil melakukan pemecahan masalah. hasil masalah.

a) Hasil penelitian Pembelajaran berbasis maslah memberikan peluang bagi siswa untuk melibatkan kecerdasan majemuk siswa (Gardner, 1999). Dapat mengembangkan pemecahan masalah matematika siswa (Ardhana , dkk. 2003).

2.3 Keistimewaan dan kekurangan dari PBL

PBL menganalisis sekitar situasi kehidupan nyata yang menghindari jawaban sederhana dan mengajak solusi yang bersaing (Arend2001).PBL dirancang untuk membantu siswa mengembangkan pemikiran mereka

memecahkan masalah, keterampilan peran dewasa dengan pengalaman mereka memecahkan masalah, keterampilan peran dewasa dengan keterampilan mereka melalui situasi nyata atau simulasi, dan siswa menjadi mendiri.

Beberapa kelebihan Problem Based Learning; a. Siswa lebih memahami konsep yang diajarkan sebab mereka sendiri yang menemukan konsep tersebut. b. Melibatkan secara aktif memecahkan masalah dan menuntut keterampilan berpikir siswa yang lebih tinggi c. Pengetahuan tertanam berdasarkan schemata yang dimiliki siswa sehingga pelajaran lebih bermakna.

14

d. Siswa dapat merasakan manfaat pembelajaran, sebab masalah-masalah yang diselesaikan langsung dikaitkan dengan kehidupan nyata, hal ini dapat meningkatkan motifasi dan ketertarikan siswa terhadap bahan yang telah dipelajari. e. Menjadiakan siswa lebih mandiri dan dewasa, mampu memberi inspirasi dan mampu menerima pendapat orang lain, menanamkan sifat social yang positif diantara siswa, dan f. Mengkondisikan siwa dalam belajar kelompok yang saling berinteraksi terhadap pembelajar dan temannya sehingga pencapaian ketuntasan belajar siswa dapat diharapkan.

Selain kelebihan yang dimiliki PBL, Beberapa kekurangan juga terdapat pada PBL, diantaranya: a. Membutuhkan persiapan pembelajaran (alat, problem, konsep) yang kompleks. b. Sulitnya mencari problem yang relevan c. Sering terjadi miss-konsepsi. d. Memerlukan waktu yang cukup lama dalam proses penyelidikan.

2.4 Aplikasi PBL

FASE Fase 1

PERILAKU GURU Penyampaian Ide Pada tahap ini dilakukan curah pendapat(brainstorming). Mahasisawa merekam semua daftar masalah, gagasan, ide yang akan dipecahkan. Mereka kemudian diajak untuk melakukan penelaahan terhadap ide-ide yangdikemukakan atau mengkaji pentingnya ide berkenaan dengan masalah yang akan dipecahkan (masalah aktual).

15

Fase 2

Penyajian fakta yang diketahui Membagikan bahan tambahan kepada siswa untuk bahan diskusi Meminta siswa mencermati bahan bacaan yang dibagikan, hasil informasi, dan dari buku.

Fase 3

Mempelajari masalah dan memecahkannya Pada fase ini guru berkeliling dan terkadangmasuk ke dalam kelompok secara bergiliran dengan: a) Meminta siswa memahami isi wacana dalambahan bacaan, buku ajar dan lainnya. b) Memotivasi/mendorong siswa untuk disukusidalam kelompoknya tentang apa-apa yangdiharapkan. c) Meminta siswa untuk menuliskannya hasilpekerjaan pada catatan d) Memnatau jalannya diskusi.

Fase 4

Menyusun rencana tindakan (mengembangkan dan menyajikan hasil pemecahan masalah). Pada tahap ini, mahasiswa diajak mengembangkan sebuah rencana tindakan yang didasarkan atas hasil temuan mereka. Rencana tindakan ini berupa sesuatu rencana yang mereka lakukan atau berupa suatu rekomendasi saran-saran untuk memecahkan masalah.

Fase 5

Evaluasi proses pemecahan masalah Tahap evaluasi ini terdiri atas tiga hal yaitu: 1) bagaimana mahasiwa dan dosen menilai produk hasil akhir proses, 2) bagaimana mereka menerapkan tahapan pembelajaran berbasismasalah untuk bekerja melalui masalah, dan 3) bagaimana mahasiswa akan menyampaikanpengetahuan

16

hasil

pemecahan

masalah

atas

sebagai

bentuk

pertanggungjawaban mereka.

PBL tidak dirancang untuk membantu guru menyampaikan informasi dengan jumlah besar kepada siswa. Pengajaran langsung dan ceramah lebih cocok untuk model ceramah ini. Kolaborasi antar siswa dalam PBL mendorong penyelidikan dan dialog bersama dan pengembangan keterampilan berpikir dan keterampilan social.

2.5 Dukungan Teoritis Dan Empiris

Problem Based Learningmengambil psikologi kognitif sebagai dukungan teoristiknya. Pengajaran langsung mendapatkan dukungan teoretik dari psikologi behaveoral dan teori balajar. Guru yang menggunakan pengajaran langsung terutama mengandalkan pada stimulus eksternal, misalnya penguatan, untuk mempertahankan kerja sama siswa dan untuk membuat mereka tetap terlibat dalam tugas akademisnya. Fokusnya tidak banyak tentang apa yang sedang dikerjakan siwa (perilaku mereka), tetapi pada pada apa yang mereka pikirkan (kognisi mereka) selama mereka mengerjakannya. Membuat siswa berpikir, menyelesaikan masalah, dan menjadi pelajar yang otonom bukan tujuan baru bagi pendidikan. Berbagai strategi mengajar seperti, discovery learning, inquiry learning, dan inductive teaching memiliki sejarah yang penjang dan prestisius. 1. Menurut Dewey (kelas berorientasi masalah) Dewey menggambarkan pandangan pendidikan dimana sekolah akan

mencerminkan masyarakat yang lebih besar dan ruang kelas akan menjadi laboratorium untuk kehidupan nyata penyelidikan dan pemecahan masalah. Pedagogi Dewey mendorong guru melibatkan siswa dalam rancangan berorientasi masalah dan membantu mereka menyelidiki masalah sosial penting dan masalah intelektual. 2. Menurut Piaget dan Vigotsky (konstruktivisme)

17

Perspektif kognitif konstruktivis Problem Based Learningmenurut Piaget (19541963), bahwa peserta didik dari segala usia secara aktif terlibat dalam proses perolehan informasi dan membangun pengetahuan mereka sendiri. Teori-teori konstruktifis tentang belajar, yang menekankan pada kebutuhan belajar untukmenginfestigasi lingkungan dan dan mengkonstruksikan pengetahuan yang secara persinal berarti memberikan dasar teoritis untuk PBL. 3. Menurut Brunner (discovery learning) Teori belajar yang paling menlandasi Problem Based Learning adalah teori belajar penamuan (Discovery Learning) yang di kembangkan oleh Brunner tahun 1966, Brunner menganggap bahwa belajar penemuan sesuai pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia dan dengan sendirinya memberi hasil yang peling baik. Berusaha sendiri mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang mentertainya bermakna. menghasilkan pengetahuan-pengetahuan yang benar-benar

18

BAB 3. PENUTUP

1.1

Kesimpulan

Program based learning

(PBL) atau pembelajaran berbasis masalah

merupakan suatu metode atau cara pembelajaran yang ditandai oleh adanya masalah nyata, a real-world problems. Strategi belajar berbasis masalah merupakan strategi pembelajaran dengan menghadapkan siswa pada

permasalahan-permasalahan praktis sebagai pijakan-pijakan dalam belajar atau dengan kata lain siswa belajar melalui permasalahan-permasalahnnya. Menurut Teacher & Educational Development, (2002;02)program based learning yaitu suatu metode pembelajaran dimana pembelajar bertemu dengan suatu masalah yang tersusun sistematis yang terpusat pada pembelajar dan proses refleksi.Model pembelajaran berdasarkan masalah ini diambil berdasarkan banyaknya masalah yang membutuhkan masalah yang autentik, yakni

penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian nyata dari permasalahan tersebut. Esensi PBL berupa menyuguhkan berbagai situasi bermasalah yang autentik dan bermakna pada siswa, yang berfungsi sebagai batu loncatan untuk investigasi dan penyelidikan. Dengan kata lain esensi PBL melibatkan presentasi situasi-situasi yang autentik dan bermakna, yang berfungsi sebagai landasan bagi investigasi dan penyelididkan siswa.

1.2 Saran Saran kami kepada pembaca adalah dengan membaca makalah kami ini tentang Masalah Tes menambah pengetahuan, terutama untuk kita sebagai calon Guru yang nantinya akan terjun di Masyarakat.

19

DAFTAR PUSTAKA

Wena, Made. 2011. Strategi Pembelajaran Inofatif Kontemporer. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Arends, Richard. 2008. Learning To Teach. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Hamruni.2012. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta : Insan Madani.

http://ANYAR/Anjos-Blog.com/2011/10/ Learning To Teach.html diunduh tanggal 12 september 2013.

http://www.artikelbagus.com/2011/06.model-pembelajaran-berbasis-masalah.html diunduh tanggal 12 september 2013.

http://laisa-azkia.blogspot.com/2012/04/macam-macam-model-permbelajaranberbasis masalah -hasil.htmldiunduh tanggal 12 september 2013.

20

Вам также может понравиться