Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Preseptor
Definisi
Kekurangan Energi Protein (KEP) adalah suatu penyakit yang ditandai dengan kelainan patologi yang diakibatkan oleh karena defisiensi protein saja atau defesiensi energi saja atau protein dan energi baik secara kuantitatif atau kualitatif yang biasanya sebagai akibat/berhubungan dengan penyakit infeksi.
Kwashiorkor
Edema, umumnya seluruh tubuh, terutama pada punggung kaki
(dorsum pedis) Wajah membulat dan sembab Pandangan mata sayu Rambut tipis, kemerahan seperti warna rambut jagung, mudah dicabut tanpa rasa sakit, rontok Perubahan status mental, apatis, dan rewel Pembesaran hati Otot mengecil (hipotrofi), lebih nyata bila diperiksa pada posisi berdiri atau duduk Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi coklat kehitaman dan terkelupas (crazy pavement dermatosis) Sering disertai penyakit infeksi, umumnya akut (anemia, diare)
Marasmus
Tampak sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit Wajah seperti orang tua Cengeng, rewel Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada (baggy pant/pakai celana longgar) Perut cekung Iga gambang Sering disertai penyakit infeksi (umumnya kronis berulang seperti diare kronik atau konstipasi/susah buang air)
Marasmik-Kwarshiorkor
Gambaran klinik merupakan campuran dari beberapa
gejala klinik Kwashiorkor dan Marasmus, dengan BB/U <60% baku median WHO-NCHS disertai edema yang tidak mencolok
Penyebab KEP
Faktor Langsung
Faktor Tidak Langsung Faktor Lain
Faktor Langsung
Makanan dan penyakit dapat secara langsung menyebabkan gizi kurang. Timbulnya gizi kurang tidak hanya dikarenakan asupan makanan yang kurang, tetapi juga penyakit. Anak yang mendapat cukup makanan tetapi sering menderita sakit, pada akhirnya dapat menderita gizi kurang. Demikian pula pada anak yang tidak memperoleh cukup makan, maka daya tahan tubuhnya akan melemah dan akan mudah terserang penyakit
memadai.
Faktor Lain
Faktor diet
Faktor sosial-budaya, seperti : Perceraian
perawatan kesehatan, Pencegahan infeksi potensial KEP Pemberian ASI eksklusif, Perbaikan sosial ekonomi keluarga, Keluarga berencana, Imunisasi
KEP Ringan
Diberikan penyuluhan gizi dan nasehat pemberian makanan di rumah dan pemberian vitamin. Dianjurkan untuk memberikan ASI eksklusif (Bayi <4 bulan) dan terus memberikan ASI sampai 2 tahun. Pada pasien KEP ringan yang dirawat inap untuk penyakit lain, diberikan makanan sesuai dengan penyakitnya dengan tambahan energi sebanyak 20% agar tidak jatuh pada KEP sedang atau berat, serta untuk meningkatkan status gizinya. Selain itu obati penyakit penyerta.
KEP Sedang
Penderita rawat jalan (di RS/Puskesmas): diberikan
nasehat pemberian makanan dengan tambahan energi 20-50% dan vitamin serta teruskan ASI bila anak <2 tahun. Pantau kenaikan berat badannya setiap 2 minggu dan obati penyakit penyerta
KEP Sedang
Penderita rawat inap: diberikan makanan tinggi energi
dan protein, secara bertahap sampai dengan energi 2050% di atas kebutuhan yang dianjurkan (Angka Kecukupan Gizi/AKG) dan diet sesuai dengan penyakitnya, berat badan dipantau setiap hari, selain itu diberi vitamin dan penyuluhan gizi. Setelah penderita sembuh dari penyakitnya, tapi masih menderita KEP ringan atau sedang, rujuk ke puskesmas untuk penanganan masalah gizinya
KEP Berat
Bilamana ditemukan anak dengan KEP berat/Gizi buruk
harus dirawat inap. Pada tata laksana rawat inap penderita KEP berat/Gizi buruk di Rumah Sakit terdapat 5 (lima) aspek penting, yang perlu diperhatikan: Prinsip dasar pengobatan rutin KEP berat/Gizi buruk (10 langkah utama) Pengobatan rutin yang dilakukan di rumah sakit Pengobatan penyakit penyerta Kegagalan pengobatan Penderita pulang sebelum rehabilitasi tuntas Tindakan pada kegawatan
Atasi/cegah hipotermia
Cara yang dapat dilakukan ibu atau orang dewasa lain mendekap anak di dadanya lalu di tutupi selimut (metode kangguru). Perlu dijaga agar anak tetap dapat bernafas.
Atasi/cegah dehidrasi
Jika anak masih menyusui, teruskan ASI dan berikan setiap setengah jam sekali tanpa berhenti. Jika anak masih dapat minum, lakukan tindakan rehidrasi oral dengan member minum anak 50 ml (3 sendok makan) setiap 30 menit dengan sendok. Jika anak tidak dapat minum, lakukan rehidrasi intravena (Infus) cairan Ringer laktat/Glukosa 5 % dan NaCl dengan perbandingan 1:1.
elektrolit
Ketidakseimbangan elektrolit ini memicu terjadinya edema dan, untuk pemulihan keseimbangan elektrolit di perlikam waktu paling sedikit dua minnggu. Berikan : Makanan tanpa diberi makan/makanan rendah garam Untuk rehidrasi, berikan cairan oralit 1 liter yang di encerkan dua kali, ditambah 4 gram KCL dan 50 gr gula, atau bila anak KEP bisa makan nerikan makanan yang banyak mengandung mineral dalam bentuk makanan lunak.
oral jikatidak ada komlikasi (25mg SMZ +5mg TMP/kgBB setiap 12 jam selama 5 hari. - Jiika ada komplikasi (hipoglikemi, hipotermi, atau anak terlihat letargi), atau jelas ada infeksi, berikan : ampicilin (50mg/kgBB) IM/IV setiap 6 jam selama 2 hari, dilanjutkan dengan amoksisilin oral(15 mg/kgBB setiap 8jam selama 5hari) - Gentamisin (7,5mg/kgBB? Hari IM/IV) setiap hari selama 7 hari.
tumbuh kejar adalah : Kembalinya nafsu makan Edema minimal atau hilang Pada tahapan ini memiliki dua fase : Fase transisi (minggu ke 2) Pemberian makanan pada fase transisi diberikan secara berlahan-lahan untuk menghindari resiko gagal jantung, yang dapat terjadi bila anak mengkonsumsi makanan secara mendadak. Fase rehabilitasi, Pada fase ini anak sudah di perkenalkan makanan keluarga.
Beri tablet Fe
Bila anak di duga cacingan beri
kuning anak dapat dirawat dirumah dan di pantau oleh tenaga kesehatan di puskesmas atau bidan desa. Pola pemberian makan yang baik harus tetapp dlanjutkan dirumah setelah pasien di pualngkan.
ILUSTRASI KASUS
Identitas
Nama MR Umur Jenis kelamin Anak ke Tanggal masuk : AP : 337186 : 11 bulan : Perempuan :1 : 19 Maret 2013
Telah dirawat seorang pasien perempuan berumur 11 bulan dirujuk dari RSUD Lubuk Sikaping Pasaman ke RSUD Ahmad Mochtar Bukittinggi bangsal Anak sejak tanggal 19 Maret 2013 dengan :
Keluhan Utama
kehijauan.
Demam 7 bulan yang lalu, hilang timbul, demam tidak menggigil
banyaknya 2-3 sendok makan setiap muntah, berisi susu dan makanan yang dimakan.
perhari, banyaknya seperempat gelas/kali muntah, diare tidak berlendir dan tidak berdarah.
Terdapat bercak keputihan dimulut sejak 3 bulan yang lalu
lama
Buang air kecil jumlah dan warna biasa
Anak sudah dirawat 3x sebelumnya di Rumah Sakit Umum Daerah Lubuk Sikaping Pasaman dengan diagnosa bronkopneumoni.
Riwayat Penyakit Keluarga
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan umum Keadaan umum : CMC Kesadaran : GCS 15 (E4M6V5) Nadi : 130x /menit Nafas : 46x /menit Suhu : 37 C Berat badan : 3500 gram Tinggi badan : 61 sentimeter Edema : Tidak ada Sianosis : Tidak ada Anemis : Ada
: Teraba hangat, baggy pants (+) : Mikrocephal (Lingkar kepala 40 cm) : Konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik : Pembesaran kelenjar getah bening tidak ada : Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, retraksi (+), iga gambang (+) : Fremitus kiri = kanan : Tidak dilakukan : Bronkovesikuler, ronchi (-/-), wheezing (- /-). : Iktus tidak terlihat. : Iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC V : tidak dilakukan : Bunyi jantung murni, irama teratur, bising tidak ada.
Abdomen :
: Perut tampak membuncit : Hepar teraba 2/3 - 1/3, lien tidak teraba, nyeri tekan (-), nyeri lepas (-). Perkusi : Timpani Auskultasi : Bising usus (+) normal. Punggung : Tidak ada kelainan Ekstremitas : Oedem tidak ada
Inspeksi Palpasi
Laboratorium
Hb Hematokrit Leukosit Trombosit Eritrosit Ureum/creatinin : 8,39 g/dl : 31,8% : 16.400 mm3 : 250.000mm3 : 3,8x 106/l : 19/ 0,4mg/dl
DIAGNOSA KERJA : Diagnosis : Bronkopneumoni + gizi buruk tipe marasmus PEMERIKSAAN ANJURAN Laboratorium darah rutin Rontgen thorax Uji tuberkulin VCT
TERAPI : IVFD Ringer Lactat Dextrose 10% (1:1) 10 tetes/i Injeksi ceftriakson 1x350mg Candistatin 4 x 0,75cc Vitamin A 200.00 IU Folic acid 1x5 mg Vitamin B komplek 1x1 Vitamin E 1x10 mg O2 1liter/menit Diet F75. 8x60cc
Tanggal 31 Maret2013
Perjalanan penyakit S/-Sesak nafas berkurang, diare ada, terdapat bercak-bercak putih pada mulut, demam(-), batuk sesekali, muntah tidak ada. O/ Keadaan umum: lemah Kesadaran : sadar HR : 138x/menit Frekuansi nafas: 36x/menit Suhu : 36,8C Kulit : Teraba hangat, baggy pants (+)
F 75 Injeksi ceftriaxon 1x350 mg ReSoMal Zink 1x25 mg Vitamin B complex 1x1 Asam folat 1x1 mg Mycostatin 4 x 0,75 cc Enystin 3x1cc Paracetamol
1 April 2013
S/ - Sesak nafas berkurang, diare ada, terdapat bercak-bercak putih pada mulut, batuk ada, Tatalaksana: demam(-), muntah tidak ada. O/ Keadaan umum: lemah Kesadaran : sadar HR : 134x/menit Frekuensi nafas: 38x/menit Suhu : 36,8C Kulit : Teraba hangat, baggy pants (+) Kepala : Mikrochepal (Lingkar kepala 40 cm), rambut tidak mudah rontok Mata : Konjungtiva tidak anemis sklera tidak ikterik. Telinga: Sekret bewarna hijau -Injeksi gentamisin 2x10 mg -Zink 1x25 mg -Vitamin B Complex 1x1 -Asam folat 1x1 mg -Candistatin -F 75 Pemeriksaan penunjang: Cek ulang tes tuberkulin
2 April 2013
S/- Sesak nafas berkurang, diare ada, terdapat bercak-bercak putih pada mulut, batuk ada, demam(-), Tatalaksana:
muntah tidak ada. O/ Keadaan umum: lemah Kesadaran : sadar HR : 130x/menit Respirasi: 38x/menit Suhu : 36,8C Kulit : Teraba hangat, baggy pants (+) Kepala : Mikrochepal, rambut tidak mudah rontok Mata : Konjungtiva anemis sclera tidak ikterik. Telinga : Sekret bewarna hijau Hidung: Nafas cuping hidung tidak ada Tenggorokan : Sukar dinilai. Mulut : oral trust ada, mukosa bibir dan mulut basah, sianosis sirkum oral tidak ada. Leher: Tidak ada pembesaran KGB Thorax: Retraksi iga ada, iga gambang,
Terimakasih