Вы находитесь на странице: 1из 17

BAB I REKAM MEDIS IDENTIFIKASI

Nama Umur Alamat Agama Status Pekerjaan MRS

: Ny. M : 34 tahun : Sei.Bertam RT 06 : Islam : Menikah : Ibu rumah tangga : 12-04-2012 (pkl 11.00 WIB).

ANAMNESIS Keluhan Utama : Nyeri perut bagian bawah sejak jam 09.00, nyeri terus menerus dan terasa mules, keluar lendir dan darah sejak jam 09.00 Riwayat Obstetri : G1P0 A0 No Tempat Bersalin 1. Hamil ini Tahun Hasil Kehamilan Jenis ANAK Berat Keadaan

Persalinan kelamin

Riwayat penyakit yang diderita sekarang; Os mengaku nyeri perut bagian terus menerus sejak jam 09.00. Os sebelum ke rumah sakit pergi ke tukang urut untuk meredakan nyerinya, namun nyeri malah bertambah kuat. Sebelumnya jika Os merasa nyeri perut, Os segera ke tukang urut.

Riwayat kehamilan sekarang Haid Banyaknya HPHT Taksiran persalinan Lama hamil Gerakan anak dirasakan Periksa hamil : Teratur, siklus 28 hari : Biasa : 22-07-2012 : 29-04-2012 :37-38 minggu : (+) :-

Riwayat Perkawinan Riwayat Sosial ekonomi Riwayat gizi

: 1 kali; lama 1 tahun : Sedang : Sedang

PEMERIKSAAN FISIK

Status Present Keadaan umum Kesadaran Tekanan darah Nadi Frekuensi pernafasan Suhu Berat badan : Lemah : Compos mentis : 170/100mmHg. : 86 x/mnt : 23 x/mnt : 36C : 46kg

Tinggi badan Bentuk badan Konjungtiva palpebra Sklera Gizi Payudara hiperpigmentasi Jantung Paru-paru Hati dan lien Edema pretibial Varices Refleks fisiologis Refleks patologis

: 155 cm : Asthenikus : Pucat +/+ : Ikterik -/: Sedang : (+/+) : Gallop (-), murmur (-) : Wheezing (-), ronki (-) : Sulit dinilai : (-/-) : (-/-) : (+/+) : (-/-)

Status Obstetri Pemeriksaan Luar: Palpasi : Leopold I : Tfut : 31 cm, teraba bagian bulat, lunak

Leopold II : punggung kanan Leopold III : kepala Leopold IV : 4/5 His : nyeri terus menerus DJJ : 148 x/i

Pemeriksaan Dalam :

Vaginal Toucher : Portio lunak, tipis, pembukaan 4-5cm, ketuban (+), terbawah kepala, penurunan HII Pemeriksaan Panggul:

Tidak dilakukan

PEMERIKSAAN LABORATORIUM Sel darah putih 5,7 x103/mm3 Sel darah merah 3,2x106/mm3 Hb 6,4 g/dL Ht 32,5% Trombosit 218.000/mm3 Sel darah putih 3,5-10.103/mm3 Sel darah merah 3,8-5,8.106/mm3 Hb 11-16,5 g/dL Ht 35-50% Trombosit 150.000-350.000/mm3

DIAGNOSA G1P0A0 hamil 37-38 minggu inpartu kala I fase aktif dengan HAP suspek solusio plasenta,JTH intra uterin preskep.

PROGNOSIS Ibu : dubia

Anak : dubia

PENATALAKSANAAN IVFD RL 20 tts/i Cefotaxime 3x1 Nipedipine Tranfusi 2 kolf (persiapan operasi 1 kolf) Siapkan untuk SC cito

LAPORAN OPERASI 1. Dilakukan spinal anstesi

2. Antisepsis lapangan operasi 3. Insisi abdomen secara fanenstil 4. Fascia dilebarkan secara tumpul 5. Peritoneum ditembus dan dilebarkan 6. SBR disayat, ditembus secara tumpul 7. Selaput ketuban dipecahkan 8. Lahir bayi Perempuan, BB : 2800 gr. 9. Lahirkan plasenta 10. Tutup dan jahit lapis demi lapis 11. Operasi selesai

Follow Up 13-4-2012 S : nyeri luka op (+) O : KU : baik, TD: 120/70, N : 80x/I,perdarahan sedikit A : P1A0 Post op SC hari ke I a/i solusio plasenta P : Ceftriaxon 3x1 Ondancentron 3x1 Metrodinazol 3x1 Alinamin F 3x1 Transamin 3x1 Pronalges supp 3x1

14-4-2012 S : nyeri luka op (+) O : KU : baik, TD: 120/70, N : 80x/I, perdarahan (-) A :P1A0 Post op SC hari ke II a/i solusio plasenta P : Ceftriaxon 3x1

Ondancentron 3x1 Metrodinazol 3x1 Alinamin F 3x1 Transamin 3x1 Pronalges supp 3x1

15-4-2012 S : nyeri luka op (+) O : KU : baik, TD: 120/70, N : 80x/I, perdarahan (-), Hb: 7,4 g/dl A :P1A0 Post op SC hari ke III a/i solusio plasenta P : Ceftriaxon 3x1 Ondancentron 3x1 Metrodinazol 3x1 Alinamin F 3x1 Transamin 3x1 Pronalges supp 3x1 PRC kolf II

16-4-2012 S : nyeri luka op (+) O : KU : baik, TD: 120/70, N : 80x/I, perdarahan (-), Hb: 8,4 g/dl A :P1A0 Post op SC hari ke IV a/i solusio plasenta P : Ceftriaxon 3x1 Ondancentron 3x1 Metrodinazol 3x1 Alinamin F 3x1 Transamin 3x1 Pronalges supp 3x1

PRC kolf III 17-4-2012 S : nyeri luka op (-) O : KU: sedang, TD : 130/80, N : 82x/I, S: 36,50 C, RR: 22x/I, HB: 9,4 g/dl perdarahan (-) A : P1A0 Post op SC hari ke V a/i solusio plasenta P : Paracetamol 3x500mg Metrodinazol 3x500mg Ciprofloxacin 3x500mg Vit B Complex 2x1 PRC kolf IV

18-4-2012 S : nyeri luka op (-) O : KU: sedang, TD : 130/80, N : 82x/I, S: 36,50 C, RR: 22x/I, HB: 11,2 g/dl perdarahan (-) A : P1A0 Post op SC hari ke VI a/i solusio plasenta P : Paracetamol 3x500mg Metrodinazol 3x500mg Ciprofloxacin 3x500mg Vit B Complex 2x1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA SOLUSIO PLASENTA II. BATASAN Suatu keadaan dimana plasenta yang letaknya normal lepas sebelum janin lahir pada kehamilan trimester 3 ( > 28 minggu).1 III. ETIOLOGI / FAKTOR PREDISPOSISI2 1. Hipertensi dalam kehamilan 2. Multiparitas, usia ibu tua 3. Tali pusat pendek 4. Uterus tiba-tiba mengecil (hidramnion,gemelli anak ke 2) 5. Tekanan pada vena cava inferior 6. Defisiensi gizi,defisiensi asam folat 7. Trauma VI. DIAGNOSIS1,2 Pemeriksaan 1) Tanda vital 2) Darah lengkap 3) Urin lengkap 4) Kelainan pembekuan darah a. COT ( clot observation test) b. Jumlah trombosit c. Waktu perdarahan d. Waktu pembekuan e. Kadar fibrinogen 5) Fungsi ginjal

a. Jumlah Urine b. Ureum / kreatinin Gambaran klinis2 1. Perdarahan pervaginam antepartum disertai dengan rasa nyeri perut yang terus menerus, warna darah merah kehitaman. 2. Uterus tegang seperti papan (uterus en bois, wooden womb) 3. Anemia/syok yang tidak sesuai dengan darah yang keluar. 4. Bagian janin sukar diraba 5. Denyut jantung janin (-) 6. Setelah plasenta lahir terdapat cekungan Tabel 1. Solusio Plasenta Berdasarkan Gejala dan Tanda1 Kelas Kelas 0 asimtomatik Gejala Gejala tidak ada Diagnosis dibuat dengan menemukan pembekuan darah yang terorganisasi atau bagian yang terdepresi pada plasenta yang sudah dilahirkan Kelas 1 ringan Tidak ada atau sedikit perdarahan dari vagina yang

(Rupturan sinus marginalis warnanya kehitam-hitaman atau sebagian kecil plasenta Rahim yang sedikit nyeri atau terus menerus agak yang banyak) tidak berdarah tegang Tekanan darah dan frekuensi nadi ibu yang normal Tidak ada koagulopati Tidak ada gawat janin Kelas 2 sedang Tidak ada hingga adanya perdarahan dari vagina dalam

(Plasenta lepas lebih dari jumlah yang sedang 1/4-nya tetapi belum Nyeri pada uterus yang bersifat sedang hingga berat,

sampai

2/3

luas bisa disertai kontraksi tetanik. Nyeri perut dirasakan terus menerus, uterus teraba tegang dan nyeri tekan Takikardi pada ibu dengan perubahan ortostatik pada tekanan darah dan frekuensi nadi. Ibu dapat jatuh ke dalam keadaan syok Gawat janin Hipofibrinogenemia (150 250 mg/dL), mungkin terjadi kelainan pembekuan darah

permukaannya)

Kelas 3 berat (Plasenta lebih telah 2/3

Tidak ada hingga perdarahan vagina yang berat terlepas Kontraksi tetanik uterus yang sangat nyeri luas Syok pada ibu Hipofibrinogenemia (<150 mg/dL) Koagulopati Kematian janin

dari

permukaannya)

Berdasarkan ada atau tidaknya perdarahan pervaginam1,3 a. Solusio plasenta yang nyata/tampak (revealed ) Terjadinya perdarahan pervaginam, gejala klinis sesuai dengan jumlah kehilangan darah, tidak terdapat ketegangan uterus, atau hanya ringan. b. Solusio plasenta yang tersembunyi (concealed) Tidak terdapat perdarahan pervaginam, uterus tegang dan hipertonus, sering terjadi fetal distress berat. Tipe ini sering disebut Perdarahan Retroplasental. c. Solusio plasenta tipe campuran (mixed) Terjadi perdarahan baik retroplasental a tau pervaginam; uterus tetanik. Berdasarkan jumlah perdarahan yang terjadi1,3 a. Solusio plasenta ringan : perdarahan pervaginam <100 ml.

10

b. Solusio plasenta sedang : perdarahan pervaginam 100-500 ml, hipersensitifitas uterus atau peningkatan tonus, syok ringan, dapat terjadi fetal distress. c. Solusio plasenta berat : perdarahan pervaginam luas > 500 ml, uterus tetanik, syokmaternal sampai kematian janin dan koagulopati Berdasarkan luasnya bagian plasenta yang terlepas dari uterus1 a. Solusio plasenta ringan : kurang dari bagian bagian plasenta yang terlepas. Perdarahan kurang dari 250 ml. b. Solusio plasenta sedang :Plasenta yang terlepas - 2/3bagian. Perdarahan insufisiensi uteroplasenta. c. Solusio plasenta berat Plasenta yang terlepas > 2/3 bagian , perdarahan >1000 ml, terdapat fetal distress sampai dengan kematian janin, syok maternal serta koagulopati. V. PENATALAKSANAAN3,4 1. Ekspektatif Kriteria: a. Keadaan Umum baik b. Solutio plasenta ringan c. Usia gestasi < 37 minggu/TBJ < 2500 g Penggunaan tokolitik pada penatalaksanaan solusio plasenta masih

kontroversial, dan dipertimbangkan hanya pada pasien yang hemodinamik stabil, tidak terdapat gawat janin, dan pada janin prematur di mana penggunaan kortikosteroid masih bermanfaat, serta untuk memperlambat kelahiran untuk janin yang belum viable.

2. Aktif Kriteria: a. Keadaan Umum jelek b. Usia gestasi > 37 minggu / TBJ > 2500 g

11

c. Solutio plasenta ringan/sedang/berat

Aktif Amniotomi + drip tetes pitosin ( RL + 5 unit pitosin) Kala II dipercepat

Tindakan 1. Perbaiki keadaan umum (sebaiknya kalau berat pasang CVP): a. Resusitasi cairan / perbaiki hipovolemik/atasi syok dan anemia: 1. Darah (kalau ada darah segar) Mengganti darah yang hilang 1000-2000 ml ( 2-4 g fibrinogen) Transfusi menurut Trocantins : - TD < 50 mmHg : 20-40 ml/menit - TD 50 100 mmHg : 15-20 ml/menit - TD > 100 mmHg : 6 ml /menit

Lihat reaksi transfusi pada 50 ml pertama pada setiap botol darah.

2. Cairan Jangan berikan plasma expander karena akan terjadi reaksi: Fibrinogen + plasma expander ---- fibrinogen plasmaExpander kompleks ----- kadar fibrinogen akan menurun. Berikan Na Cl fisiologis, Ringer, ringer laktat, dekstrose, Aminofusin.

3. Kalau cairan / darah sudah diberikan, tapi hasilnya masih kuang optimal: - Berikan obat-obat yang akan membuka mikrosirkulasi: Alfa adrenergik blocking agent : DBP : Dehydrobenzperidol = Droperidol 2,5 mg (1 ml) / 500 ml cairan infus

12

Hydergin : 0,3 0,6/500 ml cairan infus 1 mg sudah cukup. Largaktil : 5 10 mg/500 ml cairan infus Dibenzyllin = Phenoxypenzamin : 0,1 0,5 mg / kg BB

4. Kortikosteroid - Cortisone acetate : vial 100 mg/6 jam i.m - Dexamethason/oradexon 20 mg/amp : 3 5 mg/kg BB IV pelanpelan 3-5 menit ulangi tiap 2-6 jam

b. Mengatasi kelainan pembekuan darah Periksa COT tiap jam sampai 4 jam pasca persalinan 1) Darah segar --- lihat 1.a 2) Fibrinogen 4 g ( 6 10 g ) dilarutkan dalam Dekstrose 5 % 3) Trasylol 500.000 u --- selanjutnya 200.000 u 4) Transamin 10 50 ml ( 1ml = 25 mg ) iv/infus

c. Mengatasi kelainan ginjal 1. Darah segar / RL untuk mempertahankan : Hematokrit > 30 % Diuresis > 1 ml/menit

2. Manitol maksimal 200 g/menit ( 1 botol = 500 ml, 20 % = 200 g ) a. 12,5 g Manitol ( 57 ml ) infus 5 menit, kalau diuresis > 60 ml/jam diteruskan sampai diuresis > 100 ml/jam b. 20 g manitol (100 ml) infus 5 10 menit kalau diuresis < 60 ml/jam pemberian dapat diulangi

13

Perabdominam Syarat : a. b. c. d. e. f. g. h. Darah cukup dan transfusi sudah jalan Kalau pervaginam diperkirakan gagal Kalau diperkirakan persalinan akan berlangsung > 6 jam Belum inpartu / baru inpartu janin aterm dan hidup Tetes pitosin 2 jam belum ada his Gawat janin janin viable Perdarahan banyak KU tetap jelek walau transfusi sudah cukup

VI.

KOMPLIKASI Komplikasi dapat terjadi baik pada ibu maupun janin. Komplikasi yang dapat terjadi pada ibu antara lain: Perdarahan baik antepartum, intrapartum, maupun post-partum Koagulopati konsumtif, DIC; solusio plasenta merupakan penyebab koagulopati konsumtif yang tersering pada kehamilan. Utero-renal reflex, Ruptur uteri. Komplikasi yang dapat terjadi pada janin antara lain hipoksi, anemi, retardasipertumbuhan, kelainan susunan saraf pusat, dan kematian janin.

VII.

PROGNOSIS Prognosis ibu tegantung dari luasnya plasenta yang terlepas dari dinding uterus, banyaknya perdarahan, derajat koagulopati, adanya hipertensi menahun atau preeklamsia,tersembunyi tidaknya perdarahannya, dan jarak waktu antara terjadinya olusio plasenta sampai pengosongan uterus. Angka kematian ibu 0,5%-5% di seluruh dunia. Kebanyakan karena perdarahan (segera atau lambat) atau gagal jantung atau ginjal. Prognosis

14

janin pada solusio plasenta berat sekitar 50%-80% mengalami kematian. 15% sudah tidak terdengar denyut jantung janin saat tiba di Rumah Sakit, dan 50% dalam kondisi gawat janin.Pada solusio plasenta ringan dan sedang kematian janin tergantung dari luas plasenta yang terlepas dan usia kehamilan.

15

BAB III ANALISA KASUS

Pada kasus ini di duga yang menjadi faktor predisposisi terjadinya solusio adalah adanya faktor trauma, dimana Os pergi ke tukang urut karena perutnya mules. Diduga dengan dilakukan urutan pada perut memicu terlepasnya plasenta. Dicurigai adanya solusio plasenta karena keadaan ibu yang lemah, tampak anemis, dan dengan kadar Hb yang rendah,( 6,4g/dl), namun tidak ada perdarahan per vaginam. Kulit perut tampak menegang, dan Os juga merasakan nyeri yang terus menerus mengarahakan kecurigaan ke solusio plasenta..Tidak tampaknya adanya perdarahan pervaginam menunjukkan jika ini adalah solusio plasenta tersembunyi. Dikarenakan keadaan umum Os yang melemah, dan usia kehamilan sudah diatas 37 minggu, Os masih inpartu dan diperkirakan bayi belum akan lahir dalam waktu sekitar 6 jam, maka dilakukan manajemen aktif dengan cara terminasi perabdominam,

16

DAFTAR PUSTAKA

1. Wiknjosastro, H. Perdarahan Ante partum. Ilmu Kebidanan Edisi ke-3. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2002. p 365-376. 2. DeCherney AH, Nathan L, Goodwin TM, Laufer N. Current Diagnosis and Treatment Obstetrics and Gynecology: Solusio Plasenta. 10th edition. USA: McGrawHill Companies. 2007. 3. Cunningham, Gary et al. Williams Obstetrics 22nd Edition. United States : McGraw-Hill Company. 2005. p 820 4. Saifuddin, Abdul. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2002.

17

Вам также может понравиться