Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
|1
Kebijakan Mutu : Kami senantiasa mengutamakan kepuasan pelanggan melalui peningkatan mutu pelayanan berkesinambungan dengan memperhatikan: pelaksanaan prosedur yang benar, peningkatan kompetensi SDM, penerapan teknologi yang memadai dan Patient Safety
2.
3.
4.
|3
No. 5.
6.
PERTANYAAN digunakan di rumah sakit? Bagaimana prosedur pemasangan gelang identifikasi? Dapatkah Anda menjelaskan tentang cara komunikasi yang efektif di rumah sakit?
JAWABAN Kancing risiko jatuh : KUNING Kancing alergi : MERAH SPO Pemasangan gelang identifikasi pasien Rumah sakit menggunakan tehnik SBAR (Situation Background Assessment Recomendation) dalam melaporkan kondisi pasien untuk meningkatkan efektivitas komunikasi antar pemberi layanan. Situation : Kondisi terkini yang terjadi pada pasien. Background : Informasi penting apa yang berhubungan dengan kondisi pasien terkini. Assessment : Hasil pengkajian kondisi pasien terkini Recommendation : Apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah pasien saat ini. Rumah sakit konsisten dalam melakukan verifikasi terhadap akurasi dari komunikasi lisan dengan catat, baca kembali dan konfirmasi ulang (CABAK) terhadap perintah yang diberikan. Pelaporan kondisi pasien kepada DPJP pasien menjadi tanggung jawab dokter ruangan yang bertugas. Obat-obatan yang termasuk dalam high alert medication adalah : 1. Elektrolit pekat : KCl, MgSO4, Natrium Bikarbonat, NaCl 0,3% 2. NORUM (Nama Obat Rupa Ucapan
7.
Apa saja yang termasuk obatobat high alert medication di rumah sakit?
No.
PERTANYAAN
8.
JAWABAN Mirip) / LASA (Look Alike Sound Alike) yaitu obat-obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip. Pengelolaan high alert medication: Penyimpanan di lokasi khusus dengan akses terbatas dan diberi penandaan yang jelas berupa stiker berwarna merah bertuliskan High Alert NaCl 0,3% dan KCl tidak boleh disimpan di ruangperawatan kecuali diUnit Perawatan Intensif (ICU). Ruang perawatan yang boleh menyimpan elektrolit pekat harus memastikan bahwa elektrolit pekat disimpan di lokasi dengan akses terbatas bagi petugas yang diberi wewenang. Obat diberi penandaan yang jelas berupa stiker berwarna merah bertuliskan High Alert dan khusus untuk elektrolitpekat, harus ditempelkan stiker yang dituliskan Elektrolitpekat, harus diencerkan sebelum diberikan Orang yang bertanggung jawab untuk membuat tanda pada pasien adalah Operator/orang yang akan melakukan tindakan. Operator yang membuat tanda itu harus hadir pada operasi tersebut. Penandaan titik yang akan dioperasi adalah sebelum pasien dipindahkan ke ruang di mana operasi akan dilakukan. Pasien ikut dilibatkan, terjaga dan sadar; sebaiknya dilakukan sebelum pemberian obat pre-medikasi. Tanda berupa X dititik yang akan Buku Saku RS. Telogorejo
|5
No.
PERTANYAAN
JAWABAN dioperasi. Tanda itu harus dibuat dengan pena atau spidol permanen berwarna hitam dan jika memungkinkan, harus terlihat sampai pasien disiapkan dan diselimuti. Lokasi untuk semua prosedur yang melibatkan sayatan, tusukan perkutan, atau penyisipan instrumen harus ditandai. Semua penandaan harus dilakukan bersamaan saat pengecekkan hasil pencitraan pasien diagnosis misalnya sinar-X, scan, pencitraan elektronik atau hasil test lainnya dan pastikan dengan catatan medis pasien dan gelang identitas pasien. Lokasi operasi ditandai pada semua kasus termasuk sisi (laterality), struktur multipel (jari tangan, jari kaki, lesi) atau multiple level (tulang belakang). Beberapa prosedur yang tidak memerlukan penandaan: kasus organ tunggal (misalnya operasi jantung, operasi caesar) kasus intervensi seperti kateter jantung kasus yang melibatkan gigi prosedur yang melibatkan bayi prematur di mana penandaan akan menyebabkan tato permanen Dalam kasus-kasus di mana tidak dilakukan penandaan, alasan harus dapat dijelaskan dan dipertanggungjawabkan. Untuk pasien dengan warna kulit gelap, boleh digunakan warna selain hitam atau biru gelap (biru tua) agar penandaan jelas
No.
PERTANYAAN
9.
JAWABAN terlihat, misalnya warna merah. Pada kasus-kasus seperti operasi spinal, dapat dilakukan proses dua tahap yang meliputi penandaan preoperatif per level spinal (yang akan dioperasi) dan interspace spesifik intraoperatif menggunakan radiographic marking. Proses check listini merupakan standar operasi yang meliputi pembacaan dan pengisian formulir sign in yang dilakukan sebelum pasien dianestesi di holding area,time outyang dilakukan di ruang operasi sesaat sebelum incisi pasien operasi dan sign out setelah operasi selesai (dapat dilakukan di recovery room). Proses sign in, time out dan signout ini dipandu oleh perawat sirkuler dan diikuti oleh operator, dokter anestesi, perawat. Semua petugas di rumah sakit termasuk dokter melakukan kebersihan tangan pada 5 MOMEN yang telah ditentukan, yakni: Sebelum kontak dengan pasien Sesudah kontak dengan pasien Sebelum tindakan asepsis Sesudah terkena cairan tubuh pasien Sesudah kontak dengan lingkungan sekitar pasien Rumah Sakit Telogorejo menggunakan 6 LANGKAH cuci tangan Ada 2 cara cuci tangan yaitu : 1. HANDWASH dengan air mengalir waktunya : 40 60 detik 2. HANDRUB dengan gel berbasis alkohol waktunya : 20 30
|7
No.
PERTANYAAN
JAWABAN
10.
Bagaimanakah cara mengkaji pasien risiko jatuh ? Penilaian risiko jatuh dilakukan saat pengkajian awal dengan menggunakan metode pengkajian risiko jatuh yang telah ditetapkan oleh RS Telogorejo. Penilaian risiko jatuh pada pasien anak menggunakan scoring HUMPTY DUMPTY dan pada pasien dewasa menggunakan scoring MORSE dan pada geriatri menggunakan SYDNEY scoring.
SKALA RISIKO JATUH HUMPTY DUMPTY UNTUK PEDIATRI parameter Usia kriteria < 3 tahun 3 7 tahun 7 13 tahun 13 tahun nilai 4 3 2 1 skor
No.
PERTANYAAN
Jenis kelamin Diagnosis
JAWABAN
Laki-laki Perempuan Diagnosis neurologi Perubahan oksigenasi (diagnosis respiratorik, dehidrasi, anemia, anoreksia, sinkop, pusing, dsb.) Gangguan perilaku / psikiatri Diagnosis lainnya Tidak menyadari keterbatasan dirinya Lupa akan adanya keterbatasan Orientasi baik terhadap diri sendiri Riwayat jatuh / bayi diletakkan di tempat tidur dewasa Pasien menggunakan alat bantu / bayi diletakkan dalam tempat tidur bayi / perabot rumah Pasien diletakkan di tempat tidur Area di luar rumah sakit Dalam 24 jam Dalam 48 jam > 48 jam atau tidak menjalani pembedahan/sedasi/anestesi 2 1 4 3 2 1
Gangguan kognitif
3 2 1
Faktor lingkungan
4 3 2 1
3 2 1
Penggunaan multipel: sedatif, obat hipnosis, barbiturat, fenotiazin, antidepresan, pencahar, diuretik, narkose Penggunaan salah satu obat di atas Penggunaan medikasi lainnya / tidak ada medikasi
2 1
|9
No.
PERTANYAAN JAWABAN Skor asesmen risiko jatuh: (skor minimum 7, skor maksimum 23) Skor 7-11: risiko rendah Skor 12: risiko tinggi ONTARIO MODIFIED STRATIFY - SYDNEY SCORING
No.
11.
Kategori: Risiko tinggi = 45 Risiko sedang = 25 44 Risiko rendah = 0 24 Pengkajian tersebut dilakukan oleh perawat dan kemudian dapat dijadikan dasar pemberian rekomendasi kepada dokter untuk tatalaksana lebih lanjut. Perawat memasang gelang risiko berwarna KUNING di pergelangan tangan pasien dan mengedukasi pasien dan atau keluarga maksud pemasangan gelang tersebut. SPO Pengkajian dan pencegahan pasien risiko jatuh Pengkajian ulang dilakukan oleh perawat secara berkala sesuai hasil penilaian risiko jatuh pasien dan jika terjadi perubahan kondisi pasien atau pengobatan. Apa yang Dilakukan tatalaksana pasien jatuh dan dilakukan jika membuat laporan insiden keselamatan ada pasien yang pasien. jatuh?
| 11
NO.
PERTANYAAN
JAWABAN baik di dalam maupun di luar Rumah Sakit. i. Pasien berhak mendapat privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data data medisnya. j. Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, resiko dan kompliksi yang mungkin terjadi dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan. k. Pasien berhak memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya. l. Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis. m. Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama/kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya. n. Pasien berhak memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di Rumah Sakit. o. Pasien berhak mengajukan usul, saran, perbaikan atas perilaku Rumah Sakit terhadap dirinya. p. Pasien berhak menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya. Buku Saku RS. Telogorejo
| 13
NO.
PERTANYAAN
2.
Bagaimana prosedur pemberian informasi dan edukasi kepada pasien & keluarga?
3.
JAWABAN q. Pasien berhak menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata maupun pidana. r. Pasien berhak mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan. Pemberian informasi dan edukasi diberikan sesuai kebutuhan, dan diberikan oleh petugas dengan kompetensi yang sesuai. Dalam pemberian informasi dan edukasi ini dikoordinasi oleh Panitia PKRS. SPO Pemberian informasi dan edukasi Persetujuan Tindakan Kedokteran (acuan :PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 290/MENKES/PER/III/2008 TENTANG PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN) Pernyataan persetujuan (lnformed Consent) dari pasien didapat melalui suatu proses yang ditetapkan rumah sakit dan dilaksanakan oleh staf yang terlatih, dalam bahasa yang dipahami pasien.
NO.
PERTANYAAN
JAWABAN SPO Persetujuan Tindakan Medis Informed consent diperoleh sebelum operasi, anestesi, penggunaan darah atau produk darah dan tindakan serta pengobatan lain yang berisiko tinggi. Semua tindakan kedokteran harus mendapat persetujuan pasien dan atau keluarga setelah mendapat penjelasan yang cukup tentang hal-hal yang berkaitan dengan tindakan tersebut dari Dokter Penanggungjawab Pasien (DPJP). Yang berhak untuk memberikan persetujuan setelah mendapatkan informasi adalah. a. Pasien sendiri, yaitu apabila telah berumur 21 tahun atau telah menikah. b. Bagi Pasien dibawah umur 21 tahun, persetujuan (informed consent) atau Penolakan Tindakan Medis diberikan oleh mereka menurut urutan hak sebagai berikut : 1) Ayah/ Ibu Kandung 2) Saudara saudara kandung c. Bagi pasien dibawah umur 21 tahun dan tidak mempunyai orang tua atau orang tuanya berhalangan hadir, persetujuan (Informed Consent) atau Penolakan Tindakan medis diberikan oleh mereka menurut hak sebagai berikut : Buku Saku RS. Telogorejo
| 15
NO.
PERTANYAAN
JAWABAN 1) Ayah/Ibu Adopsi 2) Saudara saudara Kandung 3) Induk Semang d. Bagi pasien dewasa dengan gangguan mental, persetujuan (Informed Consent) atau penolakan penolakan tindakan medis diberikan oleh mereka menurut hak sebagai berikut: 1) Ayah/Ibu kandung 2) Wali yang sah 3) Saudara Saudara Kandung e. Bagi pasien dewasa yang berada dibawah pengampunan (curatelle) Persetujuan atau penolakan tindakan medis diberikan menurut hal tersebut. 1) Wali 2) Curator f. Bagi Pasien dewasa yang telah menikah/ orang tua, persetujuan atau penolakan tindakan medik diberikan pleh mereka menurut urutan hal tersebut. 1) Suami/ Istri 2) Ayah/ Ibu Kandung 3) Anak- anak Kandung 4) Saudara saudara Kandung Informed consent menginformasikan tentang : diagnosis (WD & DD), dasar diagnosis, tindakan kedokteran, indikasi tindakan, tata cara, tujuan, risiko, komplikasi, prognosis, alternatif & risiko.
5.
6.
JAWABAN Pelayanan rohani terdiri dari pelayanan rohani rutin dan atas permintaan. Pasien yang membutuhkan pelayanan rohani menghubungi petugas/ perawat selanjutnya petugas menulis di RM terintegrasi. Kemudian perawat akan menghubungi petugas terkait sesuai daftar yang ada. SPO Pelayanan Rohani Saat dilakukan pemeriksaan, konsultasi, tatalaksana antar pasien akan dibatasi dengan tirai. Setiap SPO yang membutuhkan privacy pasien di awal prosedur di awali menjaga privacy pasien Kebijakan Hak SPO mencuci rambut dan kewajiban pasien dimasukan ke SPO yang berhubungan dengan Hak dan Kunjungan pasien Kriteria kekerasan fisik di lingkungan Rumah Sakit terdiri atas: pelecehan seksual, pemukulan, penelantaran dan pemaksaan fisik terhadap pasien baik yang dilakukan oleh penunggu /pengunjung pasien maupun petugas. Kecuali terdapat indikasi, petugas kesehatan dapat melakukan pemaksaan fisik (seperti pengekangan) sesuai standar medis dan etika rumah sakit yang berlaku. Setiap petugas keamanan sudah terlatih untuk menangani hal Buku Saku RS. Telogorejo
| 17
NO.
PERTANYAAN
JAWABAN tersebut. Setiap pasien/pengunjung/karyawan yang berada dalam rumah sakit harus menggunakan tanda pengenal berupa gelang identitas pasien, kartu visitor/pengunjung atau name tag karyawan. SPO Perlindungan Terhadap Kekerasan Fisik SPO Perlindungan Barang Milik Pasien Rumah sakit menghormati keinginan dan pilihan pasien untuk menolak pelayanan resusitasi. Keputusan untuk tidak melakukan RJP harus dicatat di rekam medis pasien dan di formulir Do Not Resuscitate (DNR). Formulir DNR harus diisi dengan lengkap dan disimpan di rekam medis pasien. Alasan diputuskannya tindakan DNR dan orang yang terlibat dalam pengambilan keputusan harus dicatat di rekam medis pasien dan formulir DNR. Keputusan harus dikomunikasikan kepada semua orang yang terlibat dalam aspek perawatan pasien. SPO Penolakan Tindakan atau Pengobatan
7. 8.
Bagaimana prosedur melindungi barang milik pasien? Apa yang dilakukan RS jika pasien menolak/ memberhentikan tindakan (resusitasi) atau pengobatan yang diberikan?
3.
4.
| 19
NO. 2.
JAWABAN
PROSES
Mulai Bagian terkait Membuat laporan insiden setiap terjadi sesuatu di luar harapan ( KTD ) dan menindaklanjuti insiden Head Section Melakukan analisis laporan insiden Format laporan insiden Setiap KTD yang terjadi di masing masing bagian dibuat laporan kejadian dan dilaporkan kepada Tim MRK dan langsung ditindaklanjuti untuk mencegah meluasnya dampak insiden Format Matrix Assesment KTD = Kejadian Tidak Diharapkan MRK= Manajemen Resiko Klinik Semua Head Section harus mampu menganalisis insiden dan melakukan Matrix assesment Kategori insiden meliputi : Low, Moderate, High, Extreme - Kategori Low tindak lanjut oleh Head Section terkait dengan investigasi sederhana - Kategori Moderate, High, Extreme tindak lanjut oleh : * Bagian terkait dengan tim mutu/bila perlu Laporan insiden dengan kategori Low dilaporkan kepada Tim MRK 1 minggu sekali Laporan insiden dengan kategori Moderate, High, Extreme dilaporkan kepada Tim MRK selambat lambatnya dalam waktu 1 x 24 jam Form Tindakan Korektif dan Pencegahan
KETERANGAN
Pengendalian Ketidaksesuaian Pelayanan merupakan tindakan yang diambil jika terjadi sesuatu di luar harapan pasien (KTD)
Laporan insiden Moderate, High, Extreme Bagian terkait Membuat laporan insiden kepada Tim Mutu
Low
HS Menyelesaikan & Melaporkan laporan insiden ke Tim MRK Format Rekapitulasi Mingguan laporan insiden
QMR Menerima Laporan Insiden dari Tim MRK/ Tim Mutu FTKP
Selesai
| 21
2.
3.
Bagaimana prosedur triase? Bagaimana RS mengidentifikasi hambatan di populasinya dalam memberikan pelayanan ?
4.
Rumah sakit melaksanakan proses triase dengan memprioritaskan pasien sesuai dengan kegawatannya menggunakan Advance Triage. RS mengidentifikasi hambatan di populasinya dengan membuat kajian data cakupan antara lain area cakupan, etnis dan agama. Selain itu juga dikaji faktor biologis dan psikososialnya.
5.
Untuk mengatasi hambatan/ kendala keterbatasan fisik dalam populasinya, RS Telogorejo memiliki prosedur penanganan bagi mereka dengan keterbatasan fisik. Bagaimana prosedur transfer yang berlaku di rumah sakit? TRANSFER INTRA RUMAH SAKIT
PASIEN DERAJAT 0 PETUGAS PENDAMPING TPK/ Petugas Keamanan KETERAMPILAN YANG DIBUTUHKAN Bantuan hidup dasar Bantuan hidup dasar Bantuan hidup dasar, pelatihan tabung gas, pemberian obatobatan, kenal akan tanda deteriorasi, keterampilan trakeostomi dan suction Oksigen, suction, tiang infuse portabel, pompa infuse dengan Baterai, oksimetri denyut Semua PERALA TAN UTAMA
DERAJAT 0,5 TPK/ Petugas (ORANGTUA Keamanan / DELIRIUM) Perawat/ Petugas Berpengala man (sesuai dengan Kebutuhan pasien) Perawat dan
DERAJAT 1
DERAJAT 2
Semua ketrampilan di
| 23
atas, ditambah : dua tahun pengalaman dalam perawatan intensif (oksigenasi, sungku pernapasan, defibrillator, monitor) Standar kompetensi dokter harus di atas standar minimal : Dokter: Minimal 6 bulan pengalaman mengenai perawatan pasien intensif dan bekerja di ICU Keterampilan bantuan hidup dasar dan lanjut Keterampilan menangani permasalahan jalan napas dan pernapasan, minimal level ST 3 atau sederajat. Harus mengikuti pelatihan untuk transfer pasien dengan sakit berat / kritis Perawat: Minimal 2 tahun bekerja di ICU Keterampilan bantuan hidup dasar dan lanjut Harus mengikuti pelatihan untuk transfer pasien dengan sakit berat / kritis
peralatan di atas, ditambah: monitor EKG dan tekanan darah dan defibrillator
DERAJAT 3
Monitor ICU portable yang Lengkap, ventilator dan alat transfer yang memenuhi standar minimal.
DERAJAT 0
Petugas ambulans
Bantuan hidup dasar Bantuan hidup dasar, pemberian oksigen, Pemberian obatobatan, kenalakan tanda deteriorasi, Keterampilan perawatan, trakeostomi dan suction Semua ketrampilan di atas, ditambah: Penggunaan alat pernapasan, bantuan hidup lanjut, penggunaan kantong pernapasan (bagvalve mask), penggunaan defibrillator, penggunaan monitor intensif Dokter: Minimal 6 bulan pengalaman mengenai perawatan pasien
DERAJAT 1
DERAJAT 2
DERAJAT 3
| 25
in tensif dan bekerja di ICU Keterampilan bantuan hidup dasar dan lanjut Keterampilan menangani permasalahan jalan napas dan pernapasan, minimal level ST 3 atau sederajat. Harus mengikuti pelatihan untuk transfer pasien dengan sakit berat / kritis Perawat: Minimal 2 tahun bekerja di ICU Keterampilan bantuan hidup dasar dan lanjut Harus mengikuti pelatihan untuk transfer pasien dengan sakit berat / kritis
6.
Perencanaan pemulangan bagi pasien dibuat 1x24 jam setelah pasien diterima sebagai pasien rawat inap.
| 27
NO.
PERTANYAAN JAWABAN Langkah 2: nilai persentase kehilangan berat badan yang tak direncanakan menggunakan tabel di bawah ini, dan berikanlah skor.
Langkah 3 : nilai adanya efek/pengaruh akut dari penyakit yang diderita pasien, dan berikan skor (rentang antara 0-2). Sebagai contoh, jika pasien sedang mengalami penyakit akut dan sangat sedikit / tidak terdapat asupan makanan > 5 hari, diberikan skor 2. Langkah 4 : tambahkan skor yang diperoleh dari langkah 1, 2, dan 3 untuk menilai adanya risiko malnutrisi. i. Skor 0 = risiko rendah ii. Skor 1 = risiko sedang iii. Skor 2 = risiko tinggi
NO.
PERTANYAAN JAWABAN Langkah 5: gunakan panduan tatalaksana merencanakan strategi keperawatan berikut ini.
untuk
Risiko rendah Perawatan rutin: ulangi skrining pada pasien di rumah sakit (tiap minggu), pada pasien rawat jalan (tiap bulan), masyarakat umum dengan usia > 75 tahun (tiap tahun). Risiko sedang Observasi: o Catat asupan makanan selama 3 hari o Jika asupan adekuat, ulangi skrining: pasien di rumah sakit (tiap minggu), pada pasien rawat jalan (tiap bulan), masyarakat umum (tiap 2-3 bulan). o Jika tidak adekuat, rencanakan strategi untuk perbaikan dan peningkatan asupan nutrisi, pantau dan kaji ulang program pemberian nutrisi secara teratur. Risiko tinggi Tatalaksana: o Rujuk ke ahli gizi o Perbaiki dan tingkatkan asupan nutrisi o Pantau dan kaji ulang program pemberian nutrisi: pada pasien di rumah sakit (tiap minggu), pada pasien rawat jalan (tiap bulan), masyarakat umum (tiap bulan). Untuk semua kategori: a) Atasi penyakit yang mendasari dan berikan saran dalam pemilihan jenis makanan b) Catat kategori risiko malnutrisi c) Catat kebutuhan akan diet khusus dan ikuti kebijakan setempat. Bagaimana prosedur pengkajian nyeri di rumah sakit? Pengkajian rasa nyeri menggunakan Neonatal Infants Pain Scale (NIPS) untuk usia < 1 tahun, FLACCS untuk usia 1-3 tahun, Wong Baker Faces Rating Scale untuk usia > 3 tahun Buku Saku RS. Telogorejo
2.
| 29
NO.
PERTANYAAN JAWABAN dan Numeric Scale untuk dewasa. Comfort Scale digunakan pada pasien bayi, anak, dan dewasa di ruang rawat intensif / kamar operasi / ruang rawat inap yang tidak dapat dinilai menggunakan Numeric Rating Scale Wong-Baker FACES Pain Scale. NEONATAL INFANTS PAIN SCALE (NIPS) PARAMETER FINDING Ekspresi wajah Santai Meringis Menangis Tidak menangis Merengek Menangis kuat Pola bernapas Santai Perubahan pola bernapas Lengan Santai Fleksi/extensi Kaki Santai Fleksi/extensi Keadaan rangsangan Tertidur/bangun Rewel POINTS 0 1 0 1 2 0 1 0 1 0 1 0 1
Pada bayi prematur, ditambahkan dua parameter lagi yaitu heart rate dan saturasi oksigen. Heart Rate 10% dari baseline 0 11-20% dari baseline 1 >20% dari baseline 2 Saturasi oksigen Tidak diperlukan 0 oksigen tambahan Penambahan oksigen diperlukan 1 SKOR 0 : Tidak nyeri 1-2 : Nyeri ringan 3-4 : Nyeri sedang > 4 : Nyeri hebat
NO.
PERTANYAAN FLACCS
KATEGORI 0 Tidak ada ekspresi tertentu atau senyum Normal posisi atau santai Berbaring dengan tenang, posisi normal, bergerak dengan mudah Tidak ada teriakan (terjaga atau tertidur)
JAWABAN
PARAMETER 1 Sesekali meringis atau mengerutkan kening Tidak nyaman, gelisah, tegang Menggeliat, menggeser maju mundur, tegang Erangan atau rengekan, keluhan sesekali
WAJAH
KAKI
2 Sering untuk cemberut konstan, rahang, ditarik, tidak tertarik bergetar dagu. Menendang, atau kaki disusun Melengkung, kaku
ACTIVITAS
Menangis terus, teriakan MENANGIS atau isak tangis; sering keluhan Sulit untuk Diyakinkan oleh konsol atau CONSOLA menyentuh kenyamanan Konten, santai BILITAS sesekali, atau sedang memeluk, berbicara; distractable SKOR 0 : Tidak nyeri 1-3 : Nyeri ringan 4-6 : Nyeri sedang 7-10 : Nyeri hebat
| 31
NO.
PERTANYAAN
KATEGORI KEWASPADAAN
KETENANGAN
DISTRESS PERNAPASAN
MENANGIS
PERGERAKAN
TONUS OTOT
NO.
PERTANYAAN
TEGANGAN WAJAH
JAWABAN
1 otot wajah relaks sepenuhnya 2 tonus otot wajah normal, tidak terlihat tegangan otot wajah yang nyata 3 tegangan beberapa otot wajah terlihat nyata 4 tegangan hampir di seluruh otot wajah 5 seluruh otot wajah tegang, meringis 1 tekanan darah di bawah batas normal 2 tekanan darah berada di batas normal secara konsisten 3 peningkatan tekanan darah sesekali 15% di atas batas normal (1-3 kali dalam observasi selama 2 menit) 4 seringnya peningkatan tekanan darah 15% di atas batas normal (>3 kali dalam observasi selama 2 menit) 5 peningkatan tekanan darah terus-menerus 15% 1 denyut jantung di bawah batas normal 2 denyut jantung berada di batas normal secara konsisten 3 peningkatan denyut jantung sesekali 15% di atas batas normal (1-3 kali dalam observasi selama 2 menit) 4 seringnya peningkatan denyut jantung 15% di atas batas normal (>3 kali dalam observasi selama 2 menit) 5 peningkatan denyut jantung terus-menerus 15% TOTAL SKOR
3.
Asesmen medis dan keperawatan awal diselesaikan dalam waktu 1x24 jam setelah pasien masuk sebagai pasien rawat inap Asesmen medis awal yang dilakukan sebelum pasien masuk sebagai pasien rawat inap atau sebelum prosedur rawat jalan di rumah sakit tidak berlangsung lebih dari 30 hari atau Buku Saku RS. Telogorejo
| 33
NO.
PERTANYAAN
JAWABAN riwayat kesehatan telah diperbarui dan pemeriksaan fisik diulang. Asesmen medis awal yang dilakukan sebelum pasien masuk sebagai pasien rawat inap atau sebelum prosedur rawat jalan di rumah sakit tidak berlangsung lebih dari 30 hari atau riwayat kesehatan telah diperbarui dan pemeriksaan fisik diulang. Untuk asesmen yang berusia kurang dari 30 hari, perubahan-perubahan signifikan dalam kondisi pasien semenjak asesmen dicatat dalam rekam medis pada saat penerimaan pasien sebagai pasien rawat inap.
NO.
PERTANYAAN
2.
Bagaimana prosedur penyimpanan, penyajian dan pendistribusian makanan kepada pasien? Bagaimana prosedur penanganan pasienpasien dalam tahap terminal? Bagaimana prosedur penanganan pasien restraint?
3.
4.
JAWABAN keterbatasan, anak-anak, dan populasi yang berisiko diperlakukan tak senonoh. Makanan disiapkan dan disimpan dengan cara mengurangi risiko kontaminasi dan pembusukan. Makanan didistribusi secara tepat waktu dan memenuhi permintaan. SPO Penyimpanan, Penyajian dan Pendistribusian Makanan Rumah sakit memahami kebutuhan pasien yang unik pada akhir kehidupan dengan menyediakan ruangan khusus bagi pasien tahap terminal. SPO Pelayanan Pasien Terminal restraint adalah suatu metode / cara pembatasan / restriksi yang disengaja terhadap gerakan / perilaku seseorang. Jenis-jenis : 1. Pembatasan Fisik SPO Penggunaan restraint
| 35
JAWABAN
Sedasi berat / dalam Anestesi umum Tidak sadar, meskipun dengan stimulus nyeri Sering memerlukan intervensi Sering tidak adekuat Dapat terganggu
Merespons setelah diberikan Respons stimulus berulang / stimulus nyeri Mungkin Jalan Tidak Tidak perlu perlu napas terpengaruh intervensi intervensi Ventilasi Tidak Dapat tidak Adekuat spontan terpengaruh adekuat Biasanya Biasanya Fungsi dapat dapat Tidak kardiovas dipertahank dipertahanka terpengaruh kular an dengan n dengan baik baik
2.
Wrong site, Wrong Procedure, Wrong Person Surgery Tiga komponen penting dalam prosedur pre operatif : 1. Proses verifikasi 2. Menandai lokasi yang akan dioperasi 3. Time out Orang yang bertanggung jawab untuk membuat tanda pada pasien adalah Dokter Bedah/ Operator yang akan melakukan tindakan. Dokter bedah/ operator yang membuat tanda itu harus hadir pada operasi tersebut. Penandaan titik yang akan dioperasi adalah sebelum pasien dipindahkan ke ruang di mana operasi akan ilakukan. Pasien
ikut dilibatkan, terjaga dan sadar; sebaiknya dilakukan sebelum pemberian obat pre-medikasi. Tanda berupa X di titik yang akan dioperasi. Tanda itu harus dibuat dengan pena atau spidol permanen berwarna hitam dan jika memungkinkan, harus terlihat sampai pasien disiapkan dan diselimuti. Semua penandaan harus dilakukan bersamaan saat pengecekkan hasil pencitraan pasien diagnosis misalnya sinar-X, scan, pencitraan elektronik atau hasil test lainnya dan pastikan dengan catatan medis pasien dan gelang identitas pasien. Lokasi operasi ditandai pada semua kasus termasuk sisi (laterality), struktur multipel (jari tangan, jari kaki, lesi) atau multiple level (tulang belakang).
Beberapa prosedur yang tidak memerlukan penandaan: kasus organ tunggal (misalnya operasi jantung, operasi caesar) kasus intervensi seperti kateter jantung kasus yang melibatkan gigi prosedur yang melibatkan bayi prematur di mana penandaan akan menyebabkan tato permanen Dalam kasus-kasus di mana tidak dilakukan penandaan, alasan harus dapat dijelaskan dan dipertanggungjawabkan. Untuk pasien dengan wa4rna kulit gelap, boleh digunakan warna selain hitam atau biru gelap (biru tua) agar penandaan jelas terlihat, misalnya warna merah. Pada kasus-kasus seperti operasi spinal, dapat dilakukan proses dua tahap yang meliputi penandaan preoperatif per level spinal (yang akan dioperasi) dan interspace spesifik intraoperatif menggunakan radiographic marking. Proses team time outini merupakan standar operasi yang meliputi pembacaan dan pengisian formulir sign in yang dilakukan sebelum pasien dianestesi di holding area, team time out yang dilakukan di ruang operasi sesaat sebelum Buku Saku RS. Telogorejo
| 37
incisi pasien operasi dan sign out setelah operasi selesai sebelum penutupan kulit (dapat dilakukan di recovery room). Proses sign in, team time out dan sign `out ini dipandu oleh perawat sirkuler dan diikuti oleh operator, dokter anestesi, perawat.
2.
3.
| 39
NO.
PERTANYAAN
4.
Bagaimana alur pelaporan insiden apabila terjadi medication error ? Bagaimanakah kebijakan RS tentang persyaratan resep yang lengkap?
5.
JAWABAN penguncian troli tersebut dikontrol oleh farmasi. Troli akan dibuka 3 bulan sekali untuk dilakukan pemeriksaan kesesuaian perbekalan farmasi dengan daftar, ketepatan penyimpanan dan tanggal kadaluwarsa. Baik dokter maupun perawat yang menemukan terjadinya medication error boleh melaporkan kejadian tersebut. SPO Pengelolaan Insiden Keselamatan Pasien Resep harus memenuhi kelengkapan: Nama pasien, tanggal lahir atau umur pasien (jika tidak dapat mengingat tanggal lahir), no rekam medik dan berat badan pasien (untuk pasien anak) Nama dokter, tanggal penulisan resep dan ruang pelayanan Mengisi kolom riwayat alergi obat pada bagian kanan atas lembar resep manual Menuliskan tanda R/ pada setiap sediaan. Untuk nama obat tunggal ditulis dengan nama generik. Untuk obat kombinasi ditulis sesuai nama dalam Formularium, dilengkapi dengan bentuk sediaan obat (contoh: injeksi, tablet, kapsul, salep), serta kekuatannya (contoh: 500 mg, 1 gram)
NO.
PERTANYAAN
6.
JAWABAN Bila obat berupa racikan dituliskan nama setiap jenis/bahan obat dan jumlah bahan obat (untuk bahan padat :mikrogram, miligram, gram) dan untuk cairan: tetes,milliliter, liter. Pencampuran beberapa obat dalam satu sediaan tidak dianjurkan, kecuali sediaan dalam bentuk campuran tersebut telah terbukti aman dan efektif. Aturan pakai (frekuensi, dosis, rute pemberian). Untuk aturan pakai jika perlu atau prn atau pro re nata, harus dituliskan dosis maksimal dalam sehari. Pemberian obat menggunakan prinsip 7 benar : 1. Benar Pasien 2. Benar Indikasi 3. Benar Obat 4. Benar Dosis 5. Benar Cara Pemberian 6. Benar Waktu Pemberian 7. Benar Dokumentasi
| 41
NO.
PERTANYAAN
dan
Uraian jabatan ini disimpan oleh bagian administrasi di masingmasingdepartemen/divisi/unit tempat bertugas dan salinannya harus dimiliki oleh setiap staf medis yang bersangkutan.
| 43
NO. 2.
JAWABAN Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit telah menetapkan pemisahan pasien infeksius dan non infeksius sesuai dengan SPO perawatan pasien di ruang isolasi infeksi. Pasien ditempatkan sesuai dengan sumber infeksi, apakah lewat kontak, airborne, dan droplet.
NO.
PERTANYAAN
JAWABAN
Pada Prinsipnya Prosedur Penanggulangan Bencana dan Kebakaran di hari Sabtu / Minggu / Libur jam 16.30 08.00 adalah sama dengan Prosedur Penanggulangan Bencana dan Kebakaran yang telah tertera di atas, tetapi terdapat beberapa Petugas Penanggulangan Bencana (yang selanjutnya di sebut PBK) yang tidak berada di tempat maka telah diatur penggantian petugas PBK sementara. Disaster Chief diganti perannya oleh MOD dan bertugas menghubungi semua petugas penaggulangan bencana dan kebakaran. Penanggung jawab lantai / unit diganti perannya oleh Kepala Shift. Kepala Tim Keamanan diganti perannya oleh Kepala Jaga Security.
2.
Jalur Evakuasi Jalur Evakuasi adalah jalur yang digunakan untuk proses evakuasi (proses penyelamatan) dari kejadian bencana alam. Jalur Evakuasi di Rumah Sakit Telogorejo mengikuti petunjuk tanda panah menuju pintu darurat mengikuti tangga evakuasi menuju titik berkumpul yang ada. Titik Berkumpul Titik berkumpul adalah area yang aman untuk berkumpul para korban saat terjadi bencana alam. Titik berkumpul di RS Telogorejo adalah : a. Depan UGD Buku Saku RS. Telogorejo
3.
| 45
NO.
PERTANYAAN JAWABAN b. Halaman parkir depan Rumah Sakit c. Parkir belakang (Parkir Karyawan) Rumah Sakit 4. Peran Lantai Peran lantai terbagi menjadi tiga peran yang setiap peran akan melaksanakan tugasnya masing masing. Uraian Tugas Peran Lantai yaitu : a) Peran Pemadam : Memadamkan api yang muncul dengan alat pemadam yang tersedia b) Peran Penyelamat : Menyelamatkan barang atau dokumen penting yang ada di ruangan c) Peran Evakuasi : Mengevakuasi pasien atau korban.
5. Prosedur R-A-C-E R RESCUE / REMOVE (Menyelamatkan / menimdahkan orang dari sumber bahaya) A ALARM / ALERT (Mengaktifkan alarm / memberitahu petugas yang lain untuk bantuan keselamatan) C CONFINE (Membatasi / memutus sumber bahaya) E EXTINGUISH/EVACUATE (Memadamkan api dan evakuasi)
NO.
APAR adalah Alat Pemadam Api Ringan. Petunjuk Penggunaan APAR : 1. Dilepas kunci pengaman 2. Dicabut selang dan arahkan corong pada sumber api 3. Ditekan tuas
| 47
NO.
PERTANYAAN
JAWABAN
Petunjuk Penggunaan Hydrant Indoor : 1. Buka kotak hydrant 2. Tarik ujung nozzle 3. Tarik selang keluar 4. Buka katup nozzle 5. Semprotkan air Petunjuk Penggunaan Hydrant Outdoor : 1. Buka kotak hydrant 2. Tarik ujung nozzle 3. Bawa selang dan sambungkan ke hydrant 4. Buka katup nozzle 5. Semprotkan air
NO.
PERTANYAAN
JAWABAN
APAT adalah Alat Pemadam Api Tradisional Cara penggunaan APAT : 1. Cari suatu benda / alat seperti kain, karung, handuk dan lainnya. 2. Basahi selimut / karung dengan air. 3. Padamkan api dengan memperhatikan arah angin BAB III KEJADIAN TIDAK TERDUGA 1. Listrik Padam Bila listrik terganggu dan padam maka dalam waktu maksimal 10 detik (jeda waktu) terhitung sejak waktu pemadaman listrik, genset akan berfungsi dan listrik akan berfungsi kembali. 2. Air mati Sumber air RS Telogorejo berasal dari PAM dan sumur artetis. Selain itu, RS Telogorejo juga mempunyai bak bak penampungan yang sumbernya juga berasal PAM dan sumur artetis. Bila air terganggu / mati maka cadangan air di bak penampungan akan dapat memenuhi kebutuhan air. Untuk bak penampungan yang sumbernya dari PAM hanya dapat memenuhi kebutuhan air selama kurang lebih 1 hari, untuk bak penampungan air dari sumur artetis dapat memenuhi kebutuhan air selama berhari hari.
| 49
NO.
PERTANYAAN JAWABAN BAB IV LAIN LAIN 1. Kode Darurat di Rumah Sakit HAL-HAL YANG PERLU DIWASPA DAI
KODE
SIMBOL
PANGGILAN DARURAT
Kebakaran
MERAH
2020
BIRU
6111 (UGD)
BIRU
6111 (UGD)
TITIK BERKUMPUL
NO.
JAWABAN
| 51
NO.
PERTANYAAN d. Simbol B3
JAWABAN
3. Bagaimana langkah langkah melakukan Basic Life Support (BLS) / Bantuan Hidup Dasar (BHD)? a. Memberi bantuan sirkulasi (C CIRCULATION) b. Membebaskan jalan nafas (A AIRWAYS) c. Memberi bantuan nafas (B BREATHING)
NO.
PERTANYAAN JAWABAN 4. B3 (Bahan Beracun Berbahaya) a. Penyimpanan B3 pada tempat yang sesuai dengan karakteristik atau yang sudah diatur pada MSDS (Material Safety Data Sheet). b. Setiap kemasan B3 wajib diberi label. Pelabelan di setiap kemasan B3 terdiri atas Nama Bahan dan Simbol. c. Di setiap unit yang memiliki B3 disediakan tempat sampah khusus B3. d. Petugas yang bekerja di unit yang memiliki B3 wajib memahami MSDS (Material Safety Data Sheet) B3 di Unit dan wajib menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) dengan benar. e. Bila terjadi tumpahan atau paparan B3 : Ditangani sesuai dengan MSDS Membuat pelaporan insiden pada Form tersedia
| 53
Catatan :
Catatan :
| 55
Catatan :