Вы находитесь на странице: 1из 7

METODE PENELITIAN

Desain, Tempat, dan Waktu Desain penelitian ini adalah cross sectional study, dilakukan di SDN 09 Pagi Pademangan Barat Jakarta Utara. Pemilihan lokasi sekolah dasar dilakukan secara purposive yaitu sekolah dasar yang sudah mempergunakan test IQ untuk mengukur tingkat kecerdasan anak. Pemilihan tersebut berdasarkan

pertimbangan kemudahan dalam melakukan penelitian. Waktu pengambilan data berlangsung mulai bulan Mei-Juli 2011.

Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Populasi contoh dalam penelitian ini adalah siswa kelas 4 SDN 09 Pagi Pademangan Barat Jakarta Utara. Pemilihan populasi contoh dilakukan secara purposive berdasarkan izin dari pihak sekolah. Populasi contoh berjumlah 41 siswa, namun yang termasuk kriteria inklusi berjumlah 38 siswa, sehingga jumlah contoh yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 38 siswa. Kriteria inklusi dalam penarikan contoh penelitian ini yaitu 1) telah melakukan tes IQ untuk mengukur tingkat kecerdasan, 2) bersedia diwawancara, 3) bersedia memberikan keterangan yang lengkap, jelas, dan benar.

Jenis dan Cara Pengumpulan Data Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer meliputi karakteristik sosial ekonomi keluarga, karakteristik siswa, recall konsumsi pangan, FFQ, kebiasaan makan, fasilitas belajar, dan praktek pemberian ASI. Frekuensi konsumsi contoh yang ditampilkan untuk melihat pola kebiasaan makan dan dilakukan dengan metode recall 2 x 24 jam serta FFQ. Data sekunder mencakup keadaan umum sekolah, tingkat kecerdasan (IQ), hasil prestasi belajar matematika (nilai rapor matematika dan tes hasil belajar matematika). Tingkat kecerdasan (IQ) yang diperoleh adalah tes IQ siswa pada saat pengukuran tes kecerdasan di kelas 4 semester satu di SDN 09 Pagi Pademangan Barat, sedangkan data hasil prestasi belajar matematika yang diperoleh adalah nilai rapor matematika dan tes hasil belajar matematika kelas 4 semester satu. Data karakterisitik siswa dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang diisi sendiri oleh siswa. Adapun data yang dikumpulkan meliputi umur, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, serta uang saku. Alat yang digunakan untuk

25

mengukur berat badan adalah timbangan injak, sedangkan alat yang digunakan untuk mengukur tinggi badan adalah microtoise dengan ketelitian 0.1 cm. Data karakteristik sosial ekonomi keluarga (umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan keluarga per bulan) serta praktek pemberian ASI dikumpulkan dengan memberikan kuesioner yang diisi oleh orangtua siswa. Data praktek pemberian ASI contoh diperoleh dengan memberikan kuesioner yang diisi oleh orangtua contoh. Kuesioner praktek pemberian ASI berisi informasi tentang praktek pemberian ASI eksklusif dan alasannya, durasi pemberian asi dan asi eksklusif, pemberian susu non ASI, dan mulai diberikan susu non ASI. Data kebiasaan makan meliputi frekuensi makan lengkap setiap hari, kebiasaan sarapan pagi, kebiasaan minum susu, kebiasaan mengkonsumsi lauk hewani, kebiasaan mengkonsumsi lauk nabati, kebiasaan mengkonsumsi sayur dan buah, kebiasaan membawa bekal ke sekolah, kebiasaan membawa air minum ke sekolah, dan kebiasaan jajan di sekolah. Siswa diminta untuk menjawab pertanyaan terbuka mengenai makanan jajanan yang sering dibeli. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dengan menggunakan metode wawancara. Data konsumsi pangan contoh dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dengan metode recall 2 x 24 jam. Data konsumsi pangan meliputi jenis dan jumlah konsumsi pangan yang dikonsumsi selama 2 hari. Menurut Supariasa et al. (2001) bahwa minimal 2 kali recall 24 jam tanpa berturut-turut, dapat menghasilkan gambaran asupan gizi lebih optimal dan memberikan variasi yang lebih besar tentang intik harian individu. Data ukuran jenis dan frekuensi konsumsi pangan selama 1 bulan terakhir dikumpulkan dengan menggunakan Food Frequency Quotientnaire (Supariasa 2002). Ukuran (kemasan) pangan dikelompokkan berdasarkan ukuran rumah tangga (URT). Frekuensi konsumsi pangan dikelompokkan menjadi empat yaitu sering (5 kali/minggu), kadang-kadang (3-4 kali/minggu), jarang (1-2 kali/minggu), dan tidak pernah (0 kali/minggu). Data fasilitas belajar dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang diisi sendiri oleh siswa. Data fasilitas belajar terdiri atas proses belajar dan sarana belajar. Proses belajar meliputi mengerjakan PR di rumah,

mengulangkembali pelajaran di sekolah saat dirumah, belajar ditemani oleh orangtua, sedangkan sarana belajar meliputi kursus yang dilakukan oleh siswa,

26

tempat belajar (meja belajar pribadi di rumah siswa), ruang belajar pribadi, memiliki buku pelajaran yang lengkap, dan memiliki alat-alat tulis. Data mengenai keadaan umum sekolah diperoleh melalui informasi baik lisan maupun tulisan dari pihak guru. Pengolahan dan Analisis Data Data yang diperoleh diolah dan dianalisis secara statistik deskriptif dan inferensia. Data yang dikumpulkan melalui wawancara dan pencatatan dikomputerasi dengan menggunakan perangkat lunak Microsft Excell 2007 dan SPSS 16.0 for Windows. Pengolahan data yang dilakukan berupa editing, coding, scoring, entry, dan analisis data. Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti mean dan standar deviasi. Hubungan antar variabel yang berupa data katagorik diuji menggunakan korelasi Spearman sedangkan untuk data numerik digunakan uji korelasi Pearson. Data karakteristik sosial ekonomi terdiri atas jumlah anggota keluarga, usia, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan serta jenis pekerjaan. Jumlah anggota keluarga diklasifikasi menjadi 3 kelompok (4, 5, dan >5 orang). Usia orangtua diklasifikasi menjadi 3 kelompok yaitu dewasa muda (20-40), dewasa madya (41-65), dan dewasa tua (65). Tingkat pendidikan dibagi menjadi 4 golongan yaitu tidak tamat SD/ tamat SD, tamat SMP atau sederajat, tamat SMA atau sederajat, >SMA (akademik/ D3, Sarjana, dan Pasca Sarjana). Jenis pekerjaan orangtua dibagi menjadi dua bagian yaitu pekerjaan ibu dan ayah. Pekerjaan ibu dibagi menjadi 4 golongan yaitu pegawai, ibu rumah tangga, pedagang, dan lainnya. Pekerjaan ayah dibagi menjadi 4 golongan yaitu pegawai, wiraswasta, pedagang, dan lainnya. Tingkat pendapatan keluarga dibagi menjadi 3 golongan yaitu [1] < Rp 1.000.000, [2] Rp 1.000.000-Rp 2.000.000, [3] > Rp 2.000.000. Data karakteristik anak yang dibutuhkan terdiri dari usia, jenis kelamin, uang saku, dan status gizi. Usia siswa dikempokkan menjadi 3 yaitu 9 tahun, 10-11 tahun, dan > 11 tahun. Jenis kelamin dikelompokkan menjadi 2 yaitu lakilaki, dan perempuan. Uang saku siswa diolah dengan mengelompokkannya menjadi 4 kategori yaitu Rp 5.000, Rp 6.000-Rp 10.000, Rp 11.000-Rp 15.000, dan >Rp 15.000. Status gizi anak dikelompokkan berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT/U) dengan cara mengukur berat badan dan tinggi badan terlebih dahulu (WHO 2007) yang diperoleh dengan menggunakan rumus:

27

IMT =

Praktek pemberian ASI secara umum terdiri atas praktek ASI eksklusif dan alasannya, durasi pemberian ASI dan ASI Eksklusif. Selain itu, terdapat data praktek pemberian susu non-ASI dan mulai diberikan susu non ASI. Seluruh data tersebut diolah secara deskriptif kemudian hasilnya dianalisis untuk mengetahui hubungan antar variabel. Data hasil prestasi belajar diperoleh melalui nilai rapor matematika dan tes hasil belajar matematika kelas 4 semester satu tahun ajaran 2010-2011. Selanjutnya nilai yang diperoleh dikelompokkan menjadi empat kategori prestasi belajar berdasarkan Pedoman Buku Rapor dari Depdiknas, yaitu kurang (<60), cukup (60-69), lebih dari cukup (70-79), dan baik (>80). Intelligence Quotient diperoleh dari hasil test IQ anak pada saat tes pengukuran tingkat kecerdasan kelas 4 semester satu di SDN 09 Pagi Jakarta Utara. Selanjutnya skor IQ yang diperoleh dikelompokkan menjadi delapan kategori berdasarkan Taraf

Kecerdasan yaitu sangat kurang (<69), kurang (69-79), rata-rata kurang (80-89), sedang (90-109), rata-rata cerdas (110-119), cerdas (120-139), sangat cerdas (140-160), istimewa cerdas (> 160). Data kebiasaan makan contoh dinilai dari 9 pertanyaan tentang : 1) frekuensi makan lengkap setiap hari; 2) kebiasaan sarapan pagi; 3) kebiasaan mengonsumsi susu; 4) kebiasaan mengonsumsi lauk hewani; 5) kebiasaan mengonsumsi lauk nabati; 6) kebiasaan mengonsumsi sayur dan buah; 7) kebiasaan membawa bekal ke sekolah; 8) kebiasaan membawa air minum; dan 9) kebiasaan jajan. Kriteria jawaban dibagi menjadi empat yaitu : 1) Selalu, jika konsumsinya 5-7 kali/minggu; 2) Kadang-kadang, jika konsumsinya 3-4 kali/minggu; 3) Jarang, jika konsumsinya 1-2 kali/ minggu; 4) Tidak pernah. Data konsumsi pangan individu yang dikumpulkan ditabulasi dan kemudian dirata-ratakan per bahan pangan hingga diperoleh rata-rata per kelompok. Selanjutnya dikonversi ke dalam bentuk energi, protein, lemak, dan karbohidrat dengan menggunakan Daftar Konversi Bahan Makanan (DKBM 2008). Konversi dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Kgij = {(Bj/100) x Gij x (BDDj/100)}

Keterangan : Kgij Bj = kandungan zat gizi-I dalam bahan makanan-j = berat makanan-j yang dikonsumsi (g)

28

Gij

= Kandungan zat gizi dalam 100 gram BDD bahan makanan-j

BDDj = Bagian bahan makanan-j yang dapat dimakan Angka kecukupan energi contoh, dihitung dengan menggunakan rumus menurut sebagai berikut : AKGi = {(88.5-61.9 x Usia) + (26.7 x BB x 1.31) + 90.3TB +25} Keterangan : AKGi = angka kebutuhan energi U BB TB = usia contoh (tahun) = berat badan contoh (kg) = tinggi badan contoh (cm) Setelah konsumsi energi dan zat-zat gizi diketahui, serta angka kebutuhan dan kecukupan contoh juga diketahui, selanjutnya dihitung Tingkat Kecukupan Gizi (TKG) terutama energi dan protein bagi setiap individu dengan menggunakan rumus sebagai berikut : TKGi = Ki / AKGi x 100% Keterangan : TKGi = tingkat kecukupan zat gizi i Ki = konsumsi zat gizi i

AKGi = angka kebutuhan/kecukupan gizi berdasarkan berat badan

Definisi Operasional Contoh adalah siswa-siswai kelas 4 SDN 09 Pagi Jakarta Utara yang sudah melakukan tes IQ sebagai pengukuran tingkat kecerdasan. Fasilitas Belajar adalah cara dan sarana belajar yang dapat memperlancar prestasi belajar siswa kelas 4 SDN 09 Pagi Jakarta Utara. Sarana belajar adalah sarana dan prasarana yang memudahkan dan memperlancar prestasi belajar siswa seperti ruang belajar pribadi, meja belajar pribadi, alat belajar, media belajar, dan les. Proses Belajar adalah kegiatan belajar siswa yang dapat memperlancar prestasi akademik siswa seperti mengerjakan PR di rumah, mengulang kembali pelajaran di rumah, dan belajar ditemani orangtua. Hasil prestasi Belajar Matematika adalah hasil prestasi akademik siswasiswi di kelas 4 SDN 09 Pagi Pademangan Barat Jakarta yang dilihat dari nilai matematika rapor dan tes hasil belajar matematika kelas 4 semester satu tahun ajaran 2010-2011.

29

Intelligence Quotient atau IQ adalah skor atau nilai hasil pengukuran intelegensi yang diperoleh dari beberapa tes yang bertujuan untuk mengukur tingkat kecerdasan anak. Karakteristik siswa adalah ciri-ciri yang dimilki siswa yang meliputi usia, jenis kelamin, uang saku, dan status gizi. Karakteristik sosial ekonomi keluarga adalah ciri-ciri yang dimilki ibu dan ayah, meliputi usia, tingkat pendidikan, pendapatan keluarga per bulan, dan pekerjaan. Kebiasaan makan adalah frekuensi pangan serta cara contoh memilih dan mengkonsumsi makanan yang terjadi dalam jangka waktu tertentu dan dilakukan secara kontinu. Kecerdasan logika-matematika adalah kecerdasan yang diukur melalui tes Intellegence Quation (IQ) dan hasil prestasi belajar (nilai raport matematika dan tes hasil belajar matematika). Konsumsi Pangan adalah data mengenai jenis dan jumlah pangan yang dikonsumsi oleh contoh melaui metode food recall 2x24 jam. Praktek ASI adalah pemberian ASI kepada bayi selama 2 tahun pertama kehidupannya. Praktek pemberian ASI adalah riwayat pemberian ASI oleh ibu pada bayinya yang mencakup praktek ASI eksklusif dan alasannya, durasi pemberian ASI dan ASI ekkslusif, dan pemberian susu non ASI. Praktek pemberian susu non-ASI adalah praktek pemberian susu formula yang diberikan ibu kepada anak, meliputi praktek susu formula dan waktu pertama kali pengenalan. Status gizi anak adalah contoh yang berstatus gizi kurus (-3 SD z -2 SD), normal (-2 SD z +1 SD), kegemukan (+1 SD z +2 SD), dan obesitas (z +2 SD). Pekerjaan Orangtua adalah jenis pekerjaan yang dilakukan oleh ayah dan ibu untuk memenuhi kebutuhan keluarga, meliputi pegawai, wiraswasta, pedagang, dan ibu rumah tangga. Pendidikan orangtua adalah jenjang pendidikan formal terakhir ibu dan ayah yang telah ditamatkan. Pendapatan keluarga adalah jumlah penghasilan ayah dan ibu perbulan yang diperoleh dari hasil bekerja yang dinilai dalam bentuk uang.

30

Uang Saku adalah jumlah uang dalam rupiah yang diterima anak per bulan yang digunakan untuk membeli makanan dan non makanan. Usia contoh adalah jumlah tahun durasinya anak hidup yang diperoleh dari selisih tanggal kelahiran dengan tanggal pengukuran status gizi. Usia orangtua adalah jumlah tahun durasinya orangtua hidup yang diperoleh dari selisih tanggal kelahiran dan tanggal wawancara.

Вам также может понравиться