Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
III.1. IDENTITAS PASIEN DAN KELUARGA III.1.1. Identitas Pasien Nama Jenis Kelamin Umur Alamat : Pak M : Laki - laki : 67 tahun : Sandang sari RT 02/ RW 98 desa madyocondro kecamatan secang kabupaten magelang Agama Pendidikan Suku Bangsa Pekerjaan : Islam : SMP : Jawa : pensiunan
III.1.2. Identitas Kepala Keluarga Nama Jenis Kelamin Umur Alamat : Pak M : Laki - laki : 67 tahun : Sandang sari RT 02/ RW 98 desa madyocondro kecamatan secang kabupaten magelang Agama Pendidikan Suku Bangsa Pekerjaan : Islam : SMP : Jawa : Pensiunan
Tabel 1. Daftar anggota keluarga kandung No 1 Nama Bp. M Keduduka n Kepala keluarga Jenis kelamin L Usia (tahun) 67 Pendidikan Pekerjaan SMP Pensiunan Ket Sakit
2 3 4 5
P L P P
61 35 24 3
Perempuan
Perempuan meninggal
Laki-laki meninggal
Anak
III.3. RESUME PENYAKIT DAN PENATALAKSANAAN YANG SUDAH DILAKUKAN KEPADA PASIEN
autoanamnesis pada tanggal 18 Juli 2012 pukul 16.00 WIB di rumah Bp.M. b. Keluhan Utama c. Keluhan Tambahan d. Riwayat Penyakit Sekarang e. Riwayat Penyakit Dahulu : tidak ada keluhan : tidak ada keluhan :: memiliki riwayat trauma pada tahun
1995 yang menyebabkan perdarahan pada otak bagian belakang. Setelah mengalami trauma Bp.M. menderita hipertensi dan Pada tahun 2005 pasien kehilangan kemampuan untuk mendengar dan menghidu. f. Riwayat Penyakit Keluarga g. Pemeriksaan Fisik: a) Keadaan umum b) Kesadaran c) Tanda Vital Tensi RR Nadi Suhu BB TB : 200/100 mmHg : 24x/menit : 90x/menit : 36,7 C : 65 kg : 163 cm : Sakit ringan : Kompos mentis :-
d) Pemeriksaan Thorax Inspeksi Palpasi : normochest : Taktil fremitus normal dikedua lapang paru Perkusi : Kedua lapang paru sonor
i. Penatalaksanaan yang telah dilakukan dari puskesmas Secang1 pada tanggal 18 Juni 2012 a) Koreksi penyebab sesak napas Sesak timbul terutama saat cuaca dingin dan terlalu lelah melakukan aktivitas. Pasien disarankan agar istirahat, sering kontrol ke puskesmas. b) Farmakologis Salbutamol Ambroxol Paracetamol Fe Vitamin C 3x1 3x1 3x1 1x1 1x1 X X X XXX XXX
III.3.2. Hasil kunjungan rumah pasien : 1. Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 18 Juli 2012 pukul 16.00 WIB di rumah pasien. 2. 3. 4. 5. Keluhan Utama : tidak terdapat keluhan
Keluhan Tambahan: tidak terdapat keluhan Riwayat Penyakit Sekarang: Riwayat Penyakit Dahulu : memiliki riwayat trauma pada tahun 1995 yang menyebabkan perdarahan pada otak bagian belakang. Setelah mengalami trauma Bp.M. menderita hipertensi dan Pada tahun 2005 pasien kehilangan kemampuan untuk mendengar dan menghidu.
5. 6.
:-
b. Kurangnya konsumsi makanan dengan gizi seimbang 7. Pemeriksaan Fisik a. Keadaan umum b. Kesadaran c. Tanda Vital a) Tensi b) RR c) Nadi d) Suhu e) BB f) TB : 200/100 mmHg : 20 x/menit : 90 x/menit : 37 C : 29 kg : 145 cm : : sakit ringan : kompos mentis
8. Pembinaan edukasi tentang gizi seimbang edukasi untuk mengontrol hipertensi dengan mengurangi konsumsi makanan yang mengandung garam memotivasi pasien untuk menggunakan jamkesmas untuk
pengobatan di puskesmas
9.
10. Faktor penghambat - Pola makan tidak sesuai dengan gizi seimbang - Kesadaran pasien untuk meminum obat kurang
- Kurangnya dukungan keluarga 11. Indikator keberhasilan Pengetahuan meningkat, pola makan teratur, menigkatnya kesadaran pasien untuk mengontrol hipertensinya, kepatuhan dalam meminum obat, meningkatnya dukungan keluarga untuk kesembuhan pasien, teratur untuk cek kesehatan ke puskesmas. III.4. IDENTIFIKASI FUNGSI FUNGSI KELUARGA III.4.1. Fungsi Biologis Keluarga tidak memiliki penyakit yang bersifat herediter, dan tidak pernah menderita penyakit menular. III.4.2. Fungsi Psikologis Pasien tinggal bersama suami, anak dan kakak kandungnya. Komunikasi antar sesama anggota keluarga berjalan lancar. Menurut pasien, ia tidak mengkhususkan kasih sayang kepada anak tertentu. Sehingga, apabila pasien memiliki masalah, ia juga bercerita dengan suami atau kakak kandungnya. Dalam menghadapi masalah di keluarga baik masalah internal maupun eksternal, dibicarakan dulu bersama dan keputusan akhir adalah kepala keluarga hasil dari musyawarah antar anggota keluarga. Waktu berkumpul bersama keluarga lebih banyak pada malam hari saat makan, berkumpul di keluarga dan shalat berjamaah.
III.4.3.
Fungsi Ekonomi Suami pasien adalah seorang buruh lepas, aktifitas kerja suami
biasanya dilakukan dari pagi hingga sore hari. Penghasilan perbulannya tidak menentu, kurang lebih 150.000 rupiah per minggu. Pembiayaan
kebutuhan sehari hari maupun biaya listrik berasal dari pendapatan suami. Selama ini untuk biaya pelayanan kesehatan diperoleh dari dana pribadi. III.4.4. Fungsi Pendidikan Pasien dan suami memiliki pendidikan yang rendah, hanya sampai di bangku Sekolah Dasar (SD). Hal ini dikarenakan faktor ekonomi sehingga tidak bisa membayar uang sekolah. Rencana pendidikan untuk anaknya pun tidak ada, pasien belum tahu apakah nanti dengan penghasilannya yang sangat minim dapat menyekolahkan anaknya. III.4.5. Fungsi Religius Pasien dan keluarga memeluk agama Islam, menjalankan ibadah agama secara rutin. Penerapan nilai agama dalam keluarga cukup baik. Pasien juga sering mengikuti pengajian rutin di daerah sekitar rumahnya yang biasanya diadakan setiap malam jumat. III.4.6. Fungsi Sosial Budaya Pasien dan keluarga dapat diterima dengan baik di lingkungan rumahnya. Kedudukan keluarga di tengah lingkungan sosial adalah warga biasa, namun pasien pun cukup dikenal di kalangan lingkungan rumahnya karena aktif dan sering berpartisipasi dalam kegiatan di masyarakat. Komunikasi dengan tetangga baik. III.5. POLA KONSUMSI PASIEN Frekuensi makan ratarata pasien setiap harinya 3x/hari dengan variasi makanan sebagai berikut : nasi, lauk (tempe, tahu), sayur (bayam, kangkung, dan sayuran lainnya). Dalam satu kali makan, hanya dengan menu nasi, satu macam lauk dan satu macam sayur. Pasien jarang mengkonsumsi protein hewani. Pasien jarang mengkonsumsi buah-buahan. Anaknya yang berusia 2
tahun juga tidak diberikan susu karena keterbatasan ekonomi. Pasien rutin meminum Fe dan vitamin C yang diberikan oleh puskesmas.
III.6. IDENTIFIKASI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN 1. Faktor Perilaku Pasien mengetahui tapi kurang bisa menghindari faktor pencetus yaitu ketika terpapar oleh asap, debu, cuaca dingin dan kelelahan. Selain itu, anggota keluarga jarang membersihkan rumah serta membuka ventilasi sehingga memicu timbulnya serangan asma. Suami pasien merupakan perokok aktif. Pasien mengerti tentang kehamilan berisiko karena memiliki penyakit asma. Perilaku pasien terhadap kesehatan adalah apabila dalam keluarga ada yang sakit, usaha pertama yaitu mengobati sendiri penyakit tersebut dengan menggunakan obat yang dibeli di warung. Apabila belum sembuh juga, pilihan selanjutnya yaitu dibawa ke puskesmas. Namun selama kehamilan, pasien tidak mengeluhkan adanya gangguan kesehatan, hanya saja pasien terkadang merasa sesak ketika melakukan aktifitas yang berat dan udara dingin. Pasien memiliki buku KMS untuk anak pertamanya dan kehamilannya saat ini. Pasien rutin mengikuti kegiatan posyandu untuk memantau perkembangan anak ke-2 nya yang baru berusia 18 minggu. Pasien juga rutin melakukan kegiatan ANC. Pasien kurang mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang karena faktor ekonomi. 2. Faktor Non-Perilaku
Sarana pelayanan kesehatan di sekitar rumah relatif mudah ditemui dan dekat dengan rumah seperti posyandu dan bidan. Untuk lokasi Puskesmas Kota Mungkid juga relatif dekat, sekitar 3-4 km. Akses transportasi juga relatif mudah, pasien diantar oleh suaminya ke puskesmas dengan mengendarai sepeda motor milik tetangga. Namun untuk masalah pembiayaan kesehatan, pasien menggunakan Jamkesmas apabila sakit.
III.7. IDENTIFIKASI LINGKUNGAN RUMAH Pasien tinggal di rumah pribadinya. Rumah pasien terletak di pemukiman umum di Dusun Wayuhrejo (Kwahyuwan). Luas bangunan 100 m2, berlantai 1, lantai rumah terbuat dari semen dan diplester pada kamar, ruang tamu serta kamar mandi, namun untuk dapur masih berlantai tanah. dinding rumah terbuat dari triplek, dan beratapkan genteng dengan banyak bagian yang berlubang. Tidak terdapat langit-langit rumah. Hanya terdapat jendela pada kamar saja dan tidak memiliki ventilasi di setiap ruangan. Pencahayaan cukup memadai untuk membaca karena tiap ruangan memiliki lampu. Listrik 450 watt yang didapatkan dari sumber listrik tetangga, sumber air berasal dari sumur timba. Terdapat satu kamar mandi dengan luas 4 m2 dan jamban leher angsa. Pembuangan limbah rumah tangga melalui got yang mengalir disamping rumah, tidak memiliki tempat sampah dan membuang sampah di kebun sekitar rumah dan kemudian dibakar.
Kand ang
Kamar
Kamar
Dapur
sumur
SD
PLKB
Pasar
III.8. DIAGRAM REALITA PADA KELUARGA Diagram 3. Diagram realita yang ada pada keluarga Ada riwayat asma yaitu pada ayah kandung
Genetik
Yankes
Status Kesehatan
Lingkungan
Tidak mecegah kekambuhan asma jika cuaca dingin Kurangnya makanan dengan gizi seimbang Anggota keluarga jarang membersihkan rumah
Tidak terdapat jendela dan ventilasi rumah Lantai rumah terbuat dari tanah
III.9.
TABEL PERMASALAHAN
Permasalahan - Tidak terdapat jendela dan ventilasi rumah - Anggota keluarga jarang membersihkan rumah
Lantai rumah terbuat dari tanah - Memberikan pengetahuan cara membersihkan rumah seperti
membersihkan rumah - Memberikan pengetahuan tentang PHBS Tidak mencegah kekambuhan Menggunakan jaket saat cuaca asma jika cuaca dingin dingin pengetahuan tentang
Ada riwayat asma yaitu pada Memberikan pengetahuan tentang ayah kandung Suami pasien perokok aktif asma Menyarankan untuk berhenti
III.10.
PEMBINAAN DAN HASIL KEGIATAN Tabel 2. Jadwal pembinaan dan hasil kegiatan
Tanggal 18-06-2012
Kegiatan yang dilakukan Perkenalan dan identifikasi masalah kesehatan pada keluarga
Tanggal
Hasil kegiatan
21-06-2012 Edukasi mengenai penyakit asma, kehamilan, gizi seimbang dan rumah sehat 26-06-2012 Menilai hasil pemberian edukasi
Pasien, suami dan Pasien, suami dan kakak kakak memahami penjelasan yang diberikan
Pasien, suami dan Pengetahuan dan kakak kesadaran pasien, suami dan kakak terhadap edukasi yang diberikan meningkat
III.11.
Hasil pembinaan keluarga dilakukan pada hari Selasa tanggal 26 Juni 2012 pada pukul 15.00 WIB. Dari pembinaan keluarga tersebut didapatkan hasil sebagai berikut a. Tingkat pemahaman Pemahaman terhadap pemberian edukasi yang dilakukan cukup baik b. Hasil Pemeriksaan TD Pernapasan : 110/70 mmhg : 18 x/menit
c. Faktor pendukung : Pasien mengetahui dan sadar mengenai penyakitnya Pasien mengetahui obat yang dikonsumsi untuk meringankan sesak nafas serta mengetahui cara menghindari faktor pencetus Keluarga dan suami membantu pengobatan dan memahami penjelasan yang diberikan
Kesadaran pasien untuk dapat sembuh, sehingga pasien sangat kooperatif untuk mengubah perilaku yang dapat mempengruhi kondisi psikis
d. Faktor penyulit Keadaan ekonomi kurang Pola makan tidak sesusai dengan gizi seimbang Rumah tidak sesuai dengan kriteria rumah sehat Kurangnya perilaku hidup sehat
e. Indikator keberhasilan Pengetahuan dan pemahaman pasien serta keluarga meningkat mengenai penyakit dan penyebab asma meningkat Pasien melakukan pencegahan serangan asma dengan menghindari faktor pencetus Pengetahuan pasien mengenai resiko penyakit asma dengan kehamilan meningkat sehingga pasien mau memeriksa kehamilan jika terdapat keluhan Pengetahuan pasien mengenai KB meningkat Kesadaran pasien untuk membuka dan membersihkan ventilasi kamar
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN Faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan Ibu F yaitu faktor genetik dan cuaca. Kondisi kamar dengan ventilasi yang kurang juga mempengaruhi sirkulasi udara yang buruk. Segi perilaku, ibu F tidak mengurangi serangan asma akibat cuaca dingin dengan mengunakan jaket atau selimut. Kehamilan ibu F hingga saat ini masih baik.
B. SARAN 1. Untuk pembinaan berikutnya 1) Agar dilakukan pemantauan dan pembinaan yang berkesinambungan terhadap pasien baik pada penyakitnya maupun masalah-masalah dalam keluarganya. 2) Meningkatkan peran dari seluruh anggota keluarga dalam menjaga kondisi psikis dan emosional pasien. 3) Agar lebih memperhatikan kesehatan fisik dan psikis pasien agar sesak tidak sering kambuh. 4) Memanfaatkan catatan medis dan catatan pembinaan yang telah dilakukan sebelumnya untuk mengetahui apakah perkembangan kondisi pasien dan keluarganya sudah membaik atau belum.
2. Untuk Puskesmas
1) Sistem penatalaksanaan pasien secara paripurna dengan pendekatan kedokteran keluarga. 2) Tersedianya sarana yang memadai untuk pengelolaan pasien dengan pendekatan kedokteran keluarga. 3) Sistem pemberian informasi yang jelas dan komprehensif yang ditujukan pada pasien dan keluarganya.