Вы находитесь на странице: 1из 7

KIAT SEHAT : KECUKUPAN GIZI UNTUK LANJUT USIA (LANSIA)

Masludi Sopriyadi *) Penulis Mahasiswa Pendidikan Sanjana Kedokteran dan Profesi Dokter UNISSULA Semarang. ^) Alamat : Desa Tugu Kidul RT/RW 24/04 Indramayu 45281 #) email : ms.fku09@yahoo.com 082134969668 Masih belum boomingnya peringatan hari gizi yang jatuh pada tanggal 25 januari disetiap tahunya. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis membagi informasi mengani kesehatan gizi khususnya gizi lanjut usia (lansia). Semoga bermanfaat...................... Populasi penduduk lanjut usia di Asia dan Pasifik meningkat pesat dari 410.000.000 jiwa pada tahun 2007 diprediksi akan menjadi 733.000.000 jiwa pada tahun 2025 dan mencapai 1,3 triliun pada tahun 2050 (Macao, 2007 dalam Fatmah, 2010). Indonesia sebagai salah satu negara berkembang juga mengalami peningkatan populasi penduduk lanjut usia dari 4,48% (53.000.000 jiwa) pada tahun 1971 menjadi 9,77% (23.900.000 jiwa) pada tahun 2010. Bahkan pada tahun 2020 diprediksi akan menjadi ledakan penduduk lanjut usia sebesar 11,34% atau sekitar 28.800.000 jiwa (Makmur 2006). Jumlah absolut penduduk lanjut usiapenduduk Indonesia, baik pria maupun wanita telah meningkat dari 4.900.000 jiwa pada tahun 1950 menjadi 16.300.000 jiwa pada tahun 2000, dan diperkirakan akan meningkat menjadi 73.600.000 jiwa pada tahun 2050 (Fatmah, 2010). Salah satu tolak ukur kemajuan suatu bangsa adalah umur harapan hidup penduduknya. Saat ini Indonesia memiliki umur harapan hidup penduduk yang semakin meningkat seiring dengan perbaikan kualitas hidup dan pelayanan kesehatan secara umum. Umur harapan hidup meningkat dari 68,6 tahun pada tahun 2004 menjadi 70,5 tahun pada tahun 2007 (Salahudin, 2009). Salah satu masalah kesehatan dan sosial saat ini yang dihadapi Indonesia adalah rendahnya status gizi masyarakat. Masalah gizi sangat berkaitan dengan kehidupan manusia, baik pada bayi, anak-anak, remaja,

dewasa bahkan lansia. Yang menjadi pusat perhatian kita saat ini yaitu lansia. Kenapa lansia? Ada apa dengan gizi lansia. Lanjut usia (lansia) merupakan proses alamiah yang pasti akan dialami oleh semua orang yang dikaruniai usia panjang. Pada lanjut usia salah satu upaya utama yang dilakukan untuk mencapai kualitas hidup agar tetap baik adalah dengan cara mengonsumsi makanan yang bergizi dan beragam sehingga mampu mempertahankan status gizi pada kondisi yang seimbang. Menurut Utami (2002) masih banyak lanjut usia dipedesaan kurang dalammengonsumsi protein nabati dan hewani, serta rendah dalam mengonsumsi sayuran dan buahbuahann dengan sejenisnya yang kurang bergam, sehingga konsumsi lemak yang tinggi tidak diimbangi dengan konsumsi serat maupun vitamin C yang cukup. Selain itu juga lanjut usia cenderung jarang sarapan pagi dengan nasi dan sejenisnya, mereka cukup dengan segelaskopi dengan frekuensi terbanyak 3x sehari, seperti diketahui bahwa mengonsumsi kopi yang mengandung kafein dalam jangka waktu lama dapat mengakibatkan terjadinya penyempitan pembuluh darah. Bagi lanjut usia pemenuhan kebutuhan gizi yang diberikan dengan baik dapat membantu dalam proses beradaptasi atau penyesuaian diri dengan perubahan-perubahan yang dialaminya, selain itu dapat menjaga kelangsungan pergantian sel-sel tubuh sehingga dapat memperpanjang usia. Semua proses pertumbuhan memerlukan zat gizi yang terkandung dalam makanan. Kecukupan makanan sehat sangat penting bagi para lanjut usia. Orang yang berusia 70 tahun, kebutuhan gizinya sama dengan saat berumur 50 tahun, namun nafsu makan mereka cenderung terus menurun, karena itu harus terus diupayakan konsumsi makanan penuh gizi (Proverawatidan Wati, 2010). Di dalam struktur anatomis proses menjadi tua terlihat sebagai kemunduran di dalam sel. seseorang yang berusia 70 tahun, kebutuhan gizinya sama dengan saat berumur 50-an. Lansia banyak mengalami perubahan seiring bertambahnya usia. Kecukupan makanan sehat sangat penting bagi para usia lanjutSayangnya, nafsu makan mereka cenderung terus menurun. Karena itu, harus terus diupayakan konsumsi makanan penuh gizi. Bertambahnya usia menyebabkan indra rasa menurun. Sebagai kompensasi, banyak orang lanjut usia (lansia) memilih makanan yang rasanya sangat manis atau asin. Padahal, penambahan gula hanya memberikan kalori kosong (tidak ada nilai gizinya), sedangkan garam dapat meningkatkan tekanan darah. Indra pencium dan penglihatan juga terganggu, sehingga mengakibatkan pemilihan makanan yang berbau tajam

atau minat terhadap makanan menurun. Perubahan emosi karena depresi dan kesepian juga membuat nafsu makan menurun. Masalah gigi sering dialami lansia, seperti gigi tanggal, gigi berlubang, dan gigi palsu yang tidak nyaman. Kesemuanya ini berisiko menimbulkan kurang gizi. Selain itu, lansia umumnya mempunyai paling sedikit satu masalah kesehatan, seperti artritis, penyakit kardiovaskular, dan diabetes. Ditambah pula menurunnya kapasitas mental yang berkaitan dengan otak. Gangguan kesehatan pada lansia itu berkaitan dengan apa yang dimakan. Mereka membutuhkan pengaturan menu yang tepat, contohnya makanan rendah lemak dan garam, Darmojo (2009). Bebrapa penelitian membuktikan bahwa status gizi lansia saat ini menjadi perhatian khusus bagi para akademisi untuk menelitih perubahan dan faktor apa saja yang berkaitan dengan angka kekurangan gizi lansia. Perubahan yang terjadi dapat berupa perubahan struktur dan fungsi tubuh, kemampuan kognitif maupun status mental. Herry (2008) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa perubahan pada sistem gastrointestinal dapat menyebabkan penurunan efektivitas penggunaan zat-zat gizi sehingga dapat menyebabkan permasalahan gizi yang khas lansia. Masalah gizi yang terjadi pada lansia dapat berupa gizi kurang atau gizi lebih. Darmojo (2009) menjelaskan bahwa lansia di Indonesia yang tinggal di daerah perkotaan dalam keadaan kurang gizi adalah 3,4 persen, berat badan kurang 28,3 persen, berat badan lebih 6,7 persen, obesitas 3,4 persen, dan berat ideal 42,4 persen. Untuk mencegah masalah kekurangan dan kelebihan gizi bagi lansia, dapat dilakukan dengan pengaturan pola makan dengan jumlah yang cukup. Pengaturan pola makan tersebut, dapat dilihat sebagai berikut: 1. Kalori Kalori adalah energi potensial yang dihasilkan dari makanan yang diukur dalam satuan. Kebutuhan kalori pada seseorang ditentukan beberapa faktor, seperti tinggi dan berat badan, jenis kelamin, status kesehatan dan penyakit, serta tingkat kebiasaan aktivitas fisik (Miller, 2004). Oleh karena itu, kebutuhan kalori pada lansia berbeda dengan kebutuhan kalori orang dewasa. Mengatur pola makan sangat mempengaruhi jumlah kalori yang akan dikonsumsi oleh seseorang, agar tidak terjadi kekurangan kalori ataupun kelebihan kalori yang dapat menyebabkan obesitas.

Pada lansia, kebutuhan kalori akan menurun sekitar 5 persen pada usia 40 - 49 tahun dan 10 persen pada usia 50 - 59 tahun serta 60 - 69 tahun (Fatmah, 2010). Menurut WHO dalam Fatmah 2010 kecukupan gizi yang dianjurkan untuk lansia (>60 tahun) pada pria adalah 2.200 kalori dan pada wanita yaitu 1.850 kalori. Perbedaan kebutuhan kalori pria dan wanita ini didasarkan pada adanya perbedaan aktivitas fisik dan tingkat metabolisme basal yang berhungan dengan pengurangan massa otot. 2. Karbohidrat dan serat Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi manusia. Seiap 1 gram karbohidrat yang dikonsumsi menghasilkan energi sebesar 4 kkal dan hasil proses oksidasi (pembakaran) karbohidrat ini kemudian akan digunakan oleh tubuh untuk menjalankan berbagai fungsi-fungsinya seperti bernapas, kontraksi jantung dan otot, serta untuk menjalankan berbagai aktivitas fisisk (Fatmah, 2010). Konsumsi serat memiliki banyak manfaat bagi manusia. Miller (2004) menjelaskan bahwa serat berperan dalam mencegah berbagai penyakit dan merupakan komponen penting dalam makanan. Serat bermanfaat untuk menurunkan kadar kolesterol serum dan meningkatkan toleransi glukosa pada penderita diabetes. Selain itu, serat pada biji-bijian dan sayuran penting untuk menjaga fungsi usus dan mencegah sembelit. Asupan serat dan karbohidrat yang dibutuhkan tubuh berkurang seiring bertambahnya usia. Akan tetapi, akibat penurunan asupan lemak pada lansia, kebutuhan kalori meningkat sedikit, sedangkan kebutuhan serat pada lansia tidak terlalu banyak (Fatmah, 2010) 3. Protein Protein dibutuhkan oleh tubuh sebagai zat pembangun dan pemelihara sel. Menurut Fatmah 2010, pemeliharaan protein yang baik untuk lansia sangat penting mengingat sintesis protein didalam tubuh tidak sebaik saat masih muda, dan banyak terjadi kerusakan sel yang harus segera diganti. Dengan bertambahnya usia, perlu pemilihan makanan yang kandungan proteinnya bermutu tinggi dan mudah dicerna. Pakar gizi menganjurkan kebutuhan protein lansia

dipenuhi dari nilai biologis tinggi seperti telur, ikan, dan protein hewani lainnya karena kebutuhan asam amino esensial meningkat pada usia lanjut. 4. Lemak Lemak dalam tubuh berfungsi untuk membantu dalam pengaturan suhu, memberikan sumber energi cadangan, memudahkan penyerapan vitamin yang larut dan mengurangi sekresi asam dan aktivitas otot perut (Miller, 2004). Lemak dikategorikan menjadi dua, yaitu lemak jenuh dan lemak tak jenuh. Lemak jenuh adalah lemak yang dalam struktur kimianya mengandung asam lemak jenuh (Fatmah, 2010). Konsumsi lemak jenuh berlebihan akan meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Sedangkan untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah dapat diturunkan dengan mengkonsumsi jenis lemak tak jenuh. Beberapa makanan yang mengandung lemak tak jenuh adalah bawang putih, tempe, teh, anggur, apel, avokad, dan ikan. 5. Cairan Konsumsi cairan yang tepat sangat penting bagi kesehatan dan merupakan salah satu kebutuhan yang penting bagi lansia. Menurut Miller 2004 lansia mengkonsumsi 1500-2000 ml (6-8 gelas) per hari diperlukan untuk menjaga hidrasi yang memadai. Minuman seperti kopi, teh kental, minuman ringan, alkohol, es, mauun sirup bahkan tidak baik untuk kesehatan dan harus dihindari terutama bagi lansia yang memiliki penyakit-penyakit tertentu seperti DM, hipertensi, obesitas, dan jantung (Fatmah, 2010). Asupan air pada lansia harus diperhatikan. Hal ini dikarenakan omoreseptor pada lansia kurang sensitif, sehingga mereka sering kali tidak merasa haus. Selain penurunan rasa haus, peningkatan jumlah lemak dan penurunan fungsi ginjal untuk memekatkan urin asupan cairan yang kurang pada lansia dapat menimbulkan masalah kekurangan cairan pada lansia (Fatmah, 2010). Perhatian status gizi kepada lansia sangat penting dilakukan untuk peningkatan kesehatan kondisi fisik lansia dengan melakukan

penilaian status gizi ssecara berkala, memberikan pengawasan kepada lansia saat lansia makan, memberikan makan kepada lansia sesuai dengan kemampuan fisik lansia.

Daftar Pustaka :
Darmojo, Boedhi., 2009. Buku Ajar Boedhi-Darmojo Geriatri. Direktorat Gizi Masyarakat Ditjen Binkesmas Depkes RI, Jakarta. Fatmah, 2010. Gizi Usia Lanjut, Erlangga Herry, 2008. Hubungan Karakteristik Individu Gaya Hidup Dan Konsumsi Zat Guzu Terhadap Status IMT Lansia Di 3 Posbindu Kelurahan Pangkapan Jayalam Kecamatan Pancoran Mas Kota Depok Tahun 2008. Skripsi Fakultas Kesehtan Masyarakat, Universitas Indonesia. Depok. Macao, 2007. The Macao Outcome of the High Level Meeting on the Regional Review of the Implementation of the Madrid International Plan of Action on Ageing. Makmur, S, 2006. Kebijakan Pelayanan Sosial Lanjut Usia. Ditjen Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Departemen Sosial RI, Jakarta. Makmur, S, 2006. Kebijakan Pelayanan Sosial Lanjut Usia. Ditjen Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Departemen Sosial RI,Jakarta. Miller, C. A., 2004, Nursing For Wellnes In Olde Adult : Theory And Pratice. Lippincontt Williams & Wilkin. Piladephia. Proverawati, A, Wati, E, K, 2010. Ilmu Gizi Untuk Keperawatan dan Gizi Kesehatan. Maha Medika, Yogyakarta.

Salahudin, 2009. Peranan Ahli Kesehatan Masyarakat Mewujudkan Rakyat Tidak Sakit di Provinsi Sumatera Utara. Seminar Nasional IAKMI Sumatera Utara, Medan. Utami, C, 2002. Pola Makan dan Status Kesehatan Pada Lansia di Perkotaan dan Pedesaan Kabupaten Deli Serdang. Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Medan.

Вам также может понравиться

  • Abort Us
    Abort Us
    Документ18 страниц
    Abort Us
    Amran Cleo S
    Оценок пока нет
  • LBM 1 Bayiku Lahir Kecil
    LBM 1 Bayiku Lahir Kecil
    Документ20 страниц
    LBM 1 Bayiku Lahir Kecil
    Masludi S Sopriyadi
    Оценок пока нет
  • Bil
    Bil
    Документ4 страницы
    Bil
    Masludi S Sopriyadi
    Оценок пока нет
  • Kern Ikterus
    Kern Ikterus
    Документ11 страниц
    Kern Ikterus
    Masludi S Sopriyadi
    Оценок пока нет
  • Stres Dan Depresi Pasca Pemilu
    Stres Dan Depresi Pasca Pemilu
    Документ3 страницы
    Stres Dan Depresi Pasca Pemilu
    Masludi S Sopriyadi
    Оценок пока нет
  • Epistaksis
    Epistaksis
    Документ12 страниц
    Epistaksis
    Leo Kolong
    Оценок пока нет
  • SGD 7 Lbm3 Transfus
    SGD 7 Lbm3 Transfus
    Документ24 страницы
    SGD 7 Lbm3 Transfus
    Masludi S Sopriyadi
    Оценок пока нет
  • Asfiksia Neonatorum
    Asfiksia Neonatorum
    Документ22 страницы
    Asfiksia Neonatorum
    Anonymous WgiepDX
    Оценок пока нет
  • Kenali Apa Itu Penyakit Stroke
    Kenali Apa Itu Penyakit Stroke
    Документ9 страниц
    Kenali Apa Itu Penyakit Stroke
    Masludi S Sopriyadi
    Оценок пока нет
  • Definisi Asfiksia Neonatorum
    Definisi Asfiksia Neonatorum
    Документ4 страницы
    Definisi Asfiksia Neonatorum
    Masludi S Sopriyadi
    Оценок пока нет
  • KGD LBM 6
    KGD LBM 6
    Документ15 страниц
    KGD LBM 6
    Masludi S Sopriyadi
    Оценок пока нет
  • Kenali Apa Itu Penyakit Stroke
    Kenali Apa Itu Penyakit Stroke
    Документ9 страниц
    Kenali Apa Itu Penyakit Stroke
    Masludi S Sopriyadi
    Оценок пока нет
  • KGD LBM 6
    KGD LBM 6
    Документ15 страниц
    KGD LBM 6
    Masludi S Sopriyadi
    Оценок пока нет
  • Definisi Asfiksia Neonatorum
    Definisi Asfiksia Neonatorum
    Документ4 страницы
    Definisi Asfiksia Neonatorum
    Masludi S Sopriyadi
    Оценок пока нет
  • Peranan TNF
    Peranan TNF
    Документ9 страниц
    Peranan TNF
    YR94
    Оценок пока нет
  • KGD LBM 6
    KGD LBM 6
    Документ15 страниц
    KGD LBM 6
    Masludi S Sopriyadi
    Оценок пока нет
  • DIVA Lembar Belajar Mahasiswa I
    DIVA Lembar Belajar Mahasiswa I
    Документ52 страницы
    DIVA Lembar Belajar Mahasiswa I
    Masludi S Sopriyadi
    Оценок пока нет
  • SGD 14 LBM 6 KGD Mas
    SGD 14 LBM 6 KGD Mas
    Документ12 страниц
    SGD 14 LBM 6 KGD Mas
    Masludi S Sopriyadi
    Оценок пока нет
  • Jurnal Sistem Pencernaan
    Jurnal Sistem Pencernaan
    Документ8 страниц
    Jurnal Sistem Pencernaan
    Aris Hidayat
    100% (1)
  • Sa Aulia KGD 1
    Sa Aulia KGD 1
    Документ43 страницы
    Sa Aulia KGD 1
    Masludi S Sopriyadi
    Оценок пока нет
  • Mas KGD 2
    Mas KGD 2
    Документ13 страниц
    Mas KGD 2
    Masludi S Sopriyadi
    Оценок пока нет
  • Over Dosis Kekuasaan Dalam Pandangan
    Over Dosis Kekuasaan Dalam Pandangan
    Документ6 страниц
    Over Dosis Kekuasaan Dalam Pandangan
    Masludi S Sopriyadi
    Оценок пока нет
  • Perda 10 Tahun 2010
    Perda 10 Tahun 2010
    Документ17 страниц
    Perda 10 Tahun 2010
    Masludi S Sopriyadi
    Оценок пока нет
  • Kamus Zakat
    Kamus Zakat
    Документ11 страниц
    Kamus Zakat
    Masludi S Sopriyadi
    Оценок пока нет
  • Angka Kredit Jabatan Fungsional
    Angka Kredit Jabatan Fungsional
    Документ14 страниц
    Angka Kredit Jabatan Fungsional
    fitriady
    Оценок пока нет
  • Angka Kredit Jabatan Fungsional
    Angka Kredit Jabatan Fungsional
    Документ14 страниц
    Angka Kredit Jabatan Fungsional
    fitriady
    Оценок пока нет
  • Kartuil
    Kartuil
    Документ23 страницы
    Kartuil
    Masludi S Sopriyadi
    Оценок пока нет
  • Fisiologi Manusia
    Fisiologi Manusia
    Документ283 страницы
    Fisiologi Manusia
    Masludi S Sopriyadi
    Оценок пока нет
  • PBM Menteri Dalam Negeri Dan MENKES No. 162 TTG Pelaporan Kematian Dan Penyebab Kematian
    PBM Menteri Dalam Negeri Dan MENKES No. 162 TTG Pelaporan Kematian Dan Penyebab Kematian
    Документ5 страниц
    PBM Menteri Dalam Negeri Dan MENKES No. 162 TTG Pelaporan Kematian Dan Penyebab Kematian
    krisnandar
    Оценок пока нет