Вы находитесь на странице: 1из 9

REVIEW :

Peran Antioksidan Pada Tumbuh-Tumbuhan Sebagai Antidiabetes


Nia Rochmawati (105100113111006)

ABSTRAK
Diabetes mellitus (DM) telah dikategorikan sebagai penyakit global oleh World Health Organization (WHO) dengan jumlah penderita di dunia meningkat dari 171 juta jiwa pada tahun 2000 menjadi 366 juta jiwa pada tahun 2030. Diabetes mellitus merupakan kondisi dimana konsentrasi glukosa dalam darah meningkat (hiperglikemia) akibat tubuh kekurangan insulin atau fungsi insulin tidak efektif (resitensi insulin) akibat terjadinya stress oksidatif. Sejauh ini pengobatan pada pasien diabetes masih menggunakan insulin serta obat kimiawi sintetik, namun perkembangan ilmu pengetahuan mengarahkan pada penemuan baru terhadap pengobatan diabetes mellitus, salah satunya adalah pemanfaatan antioksidan. Antioksidan merupakan senyawa yang banyak terdapat pada tumbuh-tumbuhan termasuk didalamnya golongan polifenol, flavonoid, saponin dan alkaloid. Antioksidan mampu berfungsi sebagai antidiabetes melalui mekanisme yaitu melalui penghambatan ROS, proses peningkatan glikogenesis, menghambat aktivitas enzim aldose reduktase, merangsang sekresi hormon insulin oleh sel beta dan meningkatkan aktivitas enzim heksokinase.
Kata Kunci : Diabetes Mellitus, Antioksidan, Stress Oksidatif, ROS, Tumbuh-Tumbuhan

PENDAHULUAN
Diabetes mellitus (DM) atau biasa disebut masyarakat dengan penyakit gula, telah dikategorikan sebagai penyakit global oleh World Health Organization (WHO) Diabetes mellitus merupakan kondisi dimana konsentrasi glukosa dalam darah meningkat (hiperglikemia) akibat tubuh

kekurangan insulin atau fungsi insulin tidak efektif (resitensi insulin) (Yang, 2008). Resistensi insulin dapat disebabkan karena terjadinya stres oksidatif. Stres oksidatif

dengan jumlah penderita di dunia meningkat dari 171 juta jiwa pada tahun 2000 menjadi 366 juta jiwa pada tahun 2030 (Wild, 2004). Menurut data statistik dari studi Global Burden of Disease WHO tahun 2004, Indonesia menempati Tenggara, peringkat dengan pertama prevalensi di Asia

adalah keadaan tidak seimbang antara radikal bebas dan sistem antioksidan. Menurut Scott (2004), stress oksidatif pada penderita

penderita

diabetes lebih tinggi sehingga mempercepat perkembangan komplikasi melalui

sebanyak 8,426,000 jiwa di tahun 2000 dan diproyeksi meningkat 2,5 kali lipat sebanyak 21,257,000 penderita pada tahun 2030

metabolisme glukosa dan asam lemak bebas yang berlebihan. Ketidakseimbangan antara radikal bebas dan sistem antioksidan.pada 1

(Astiyandani, 2010).

penderita

diabetes

disebabkan

karena

Diabetes
Diabetes Melitus (DM) (melitus dalam bahasa Latin, diartikan madu manis,

timbulnya Reactive Oxygen Species (ROS) selama glikasi serta oksidasi lipid dan glukosa (Nourooz, et.al., 1997). Stres oksidatif juga mengakibatkan terjadinya hambatan

merujuk pada rasa urin penderita diabetes) merupakan suatu penyakit yang ditandai oleh peningkatan glukosa darah (hiperglikemia) dan sekresi glukosa dalam urin akibat tubuh kekurangan jumlah insulin (Rahbani, 1999). DM dapat dibedakan atas DM tipe 1 (DM-1) dan DM tipe 2 (DM-2). Pada DM-1 kerusakan pankreas yang terlalu berat mengakibatkan produksi insulin minimal atau bahkan tidak ada, sehingga tubuh memerlukan insulin dari luar tubuh atau insulin-dependent diabetes mellitus (IDDM). Pada DM-2 terjadi

fosforilasi kaskade protein untuk pengambilan glukosa dan mengurangi sensitifitas terhadap insulin sehingga terjadilah resistensi terhadap insulin (Evans, 2002; Oprescu, 2007). Sejauh ini pengobatan pada pasien diabetes masih menggunakan insulin serta obat kimiawi sintetik sebagai pengontrol gula darah. Penggunaan insulin serta obat kimiawi sering memberatkan pasien karena harga sediaan yang tergolong mahal, selain itu pengobatan kimia dapat memberikan efek samping. Namun perkembangan ilmu

kekurangan insulin, tetapi tidak seberat pada DM-1. Pada DM-2 selain kekurangan insulin, juga disertai resistensi insulin yaitu adanya fungsi insulin yang tidak bisa mengatur kadar gula darah untuk keperluan tubuh secara optimal, sehingga resistensi insulin ikut

pengetahuan mengarahkan pada penemuan baru terhadap pengobatan diabetes mellitus, salah satunya dalam 2003). adalah pemanfaatan diabetes merupakan

antioksidan (Baynes,

pengobatan Antioksidan

berperan terhadap meningkatnya kadar gula darah. (Widijanti, 2003). Stres Oksidatif Glukosa dapat teroksidasi sebelum berikatan dengan protein demikian juga

molekul yang mampu memperlambat atau mencegah oksidasi suatu molekul (Robins, 2003). Antioksidan banyak ditemui pada buah dan sayuran, misalnya buah manggis, daun cincau hitam, daluman, daun bungur, dan lain sebagainya. Flavonoid, tannin, fenol,

glukosa setelah berikatan dengan protein (glycated protein) Reactive dapat teroksidasi Species oksidasi

merupakan beberapa jenis antioksidan yang terdapat pada buah dan sayuran yang mampu menekan radikal bebas (ROS) (Sujono,

menghasilkan (ROS).

Oxygen dan

Kombinasi

glikasi

2010). Selain itu, flavonoid juga menunjukkan menunjukkan aktivitas sebagai antioksidan dengan menurunkan peroksidasi lipid (MDA) dan meningkatkan aktivitas enzim antioksidan (Coskun, et al., 2005).

glukosa menghasilkan pembentukan AGEs (advanced glycogen end-products). Proses pembentukan AGEs merupakan proses

irreversible yang berlangsung lama dan dapat menimbulkan (Kariadi,2001). 2 kerusakan jaringan

Glikasi

Glycated protein

O2

Glukosa Oksidasi Oksidasi Dikarbonil reaktif Protein

AGEs

Gambar 1. Reaksi Glikooksidasi (Halliwel,1999)

Mediator mayor terjadinya resistensi insulin diinduksi oleh stres oksidatif. Stres oksidatif adalah keadaan tidak seimbang antara radikal bebas dan sistem antioksidan. Sumber stres oksidasi pada diabetes diantaranya

Stres oksidatif pada penderita diabetes akan meningkatkan pembentukan ROS di dalam mitokondria berbagai yang akan mengakibatkan berupa

kerusakan

oksidatif

komplikasi diabetes dan akan memperparah kondisi penderita diabetes, untuk itu perlu menormalkan kadar ROS di mitokondria untuk mencegah kerusakan oksidatif (Gambar 2) (Tiwari, 2002).
Sindrom Diabetik

perpindahan keseimbangan reaksi redoks karena perubahan metabolisme karbohidrat dan lipid yang akan meningkatkan

pembentukan ROS dari reaksi glikasi dan oksidasi lipid sehingga menurunkan sistem pertahanan antioksidan diantaranya GSH (Halliwel, 1999). Hiperglikemia akan memperburuk dan memperparah pembentukan ROS melalui beberapa mekanisme. ROS akan

Hiperglikemia Stres oksidatif Peningkatan pembentukan ROS dari mitokondria

Komplikasi diabetes Aktifasi PK-C isoform Meningkatkan produk akhir glikasi Meningkatkan glukosa melalui jalur aldose reductase Meningkatkan pembentukan hexosamine

meningkatkan pembentukan ekspresi Tumour necrosis factor- (TNF-) dan memperparah stres oksidatif. TNF- dapat mengakibatkan resistensi insulin melalui penurunan dari

autofosforilasi

(auto-phosphorylation)

reseptor insulin, perubahan reseptor insulin substrat1 menjadi inhibitor insuline receptor tyrosine kinase activity, penurunan insulinesensitive glucose transporter (GLUT-4),

Gambar 2. Mekanisme stres oksidatif pada hiperglikemia (Tiwari, 2002)

meningkatkan sirkulasi asam lemak, merubah fungsi sel , meningkatkan kadar trigliserida dan menurunkan kadar HDL (Tiwari, 2002).

Peran Antioksidan terhadap Diabetes Mellitus

Antioksidan memiliki peran sebagai antidiabetes. Beberapa contohnya yaitu

Terapi

menggunakan

antioksidan

Coenzyme Q10 (CoQ10) bermanfaat bagi penderita DM tipe 2 melalui mekanisme memperbaiki fungsi mitokondria dalam sel pankreas sehingga memperbaiki produksi insulin. Penelitian lain pada penderita DM-2 ternyata memperbaiki jantung pemberian kadar CoQ10 glisemik, dapat

antioksidan vitamin yang dapat mengurangi kerusakan oksidatif pada penderita DM-1 baik kronis maupun akut (Tiwari, 2002). Vitamin C membantu dengan Sorbitol mencegah komplikasi produksi DM-2 sorbitol. dari

penghambatan merupakan

hasil

samping

melindungi fungsi

metabolisme gula yang akan diakumulasikan di dalam sel dan berperan dan terhadap katarak.

dengan

meningkatkan

endothelial (Schoenhals, 2005). Pemberian ALA (alpha-lipoic acid) pada tikus yang diinduksi ALA diabetes dapat

perkembangan

neuropati

Pemberian vitamin C 1000 - 3000 mg/hari pada penderita diabetes dapat mengurangi produksi sorbitol. Antioksidan golongan fenol seperti katekin dan antioksidan sintetik BHT

menunjukkan

bahwa

meningkatkan aktivitas glutation peroksidase (GPx) pada ginjal, menormalisasi aktivitas superoksida dismutase (SOD) pada jantung serta dapat mengurangi ALA tekanan stres oksidatif. mencegah resistensi

(butylated hydroxy toluen) dan BHA (butylated hydroxy anisole) juga menunjukkan dapat menangkap radikal bebas, mengurangi stres oksidatif, menurunkan ekspresi TNF- (Tiwari, 2002). Selain itu, penelitian di Shiga-Jepang yaitu dengan pemberian antioksidan vitamin E dapat memperbaiki komplikasi diabetes,

Pemberian meningkatnya

dapat darah,

insulin dan mampu mengontrol kadar gula darah (Schoenhals, 2005). Pycnogenol adalah ekstrak batang tanaman pinus yang tumbuh di pinggiran laut Perancis. Pycnogenol sebagai antioksidan ternyata dapat mencegah komplikasi vaskuler diabetes, mencegah diabetes retinopathy

memperbaiki fungsi ginjal serta menormalkan hipertensi pada hewan uji yang menderita DM-2. Hal ini menunjukkan bahwa stres oksidatif berperan dalam perkembangan

dengan pemberian ekstrak pycnogenol 20160 mg/hari. Pemberian ekstrak pycnogenol secara signifikan dapat mengurangi kadar glukosa darah dan meningkatkan sistem antioksidan endogenous pada tikus diabetes (Hughes, 2003). Pemberian ekstrak

diabetes nefropati dan antioksidan sebagai terapeutik DM-2. Penelitian di Swedia menunjukkan bahwa pemberian -tocopherol ternyata dapat mencegah ginjal diabetes pada dan tikus.

melindungi

gangguan

Gymnema sylvestre pada mencit ternyata dapat memperbaiki fungsi insulin dan

Pemberian vitamin E setiap hari selama 4 bulan pada pasien ternyata dapat melindungi dari diabetes nefropati (Steelsmith, 2001).

mengontrol kadar glukosa darah, pemberian ekstrak Gymnema montanum dapat

mengurangi

kadar

glukosa

darah

dan

Karotenoid adalah pigmen tanaman yang larut lemak, sedangkan flavonoid adalah

meningkatkan kadar insulin plasma. Pemberian isoflavon dari ekstrak

pigmen yang larut air. Ekstrak dari biji anggur mengandung proantosianidin sensitifitas pembentukan flavonoid sejumlah dapat serta bebas. ternyata flavonoid yaitu

kacang kedelai 132 mg/hari selama 12 minggu secara signifikan dapat memperbaiki resistensi insulin. Konsumsi sayur dan buahbuahan yang mengandung kadar karotenoid tinggi dapat melindungi terhadap hiperglikemia, kadar lutein dan -karotenoid plasma secara tidak langsung dapat menjaga kadar glukosa darah pada relawan yang sehat. Pemberian karotenoid, astasantin juga dapat menurunkan kadar glukosa darah non puasa pada hewan uji DM-2 (Schoenhals, 2005).
No Bahan yang digunakan Senyawa yang terkandung

meningkatkan mengurangi Pemberian mampu

insulin radikal

quercetin

menghambat perkembangan katarak diabetik. Berikut merupakan beberapa jenis

antioksidan yang didapatkan pada beberapa tanaman serta persentase penurunan glukosa pada beberapa penelitian yang pernah

dilakukan.
Persentase penurunan kadar gula darah 64.28 % pada minggu II 20.43 % (selama 4x interval 2 jam) 14.8 % pada hari ke-10 Penelitian oleh

1.

Daluman (Cycllea barbata) Daun Bungur (Lagerstroemia speciosa)

Asam askorbat Flavonoid Karoten Total fenol Ellagitannin Gallotannin Condensed-tannin Antosiadin (golongan flavonoid) dan turunannya

2.

Dosis optimal yang digunakan 200 mg dalam takaran 0.2 cc 0.5 g / 200 g BB

Astiyandani, dkk., 2010

Hernawan,2004

3.

Daun Mimba (Azadirachta indica J)

90 mg/ kg BB tikus

Priosoeryanto, 2009

4.

Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.).

5.

alkaloida, flavonoida, glikosida, saponin, tanin dan steroid/triterpenoid. -

100 mg/ kg BB tikus

50.62 % pada menit ke 120 25.4% pada menit ke 90

Pasaribu, 2012

500 mg/ kg BB tikus

Adnyana,2004

Mekanisme Aktivitas Sebagai Antidiabetes


Mekanisme

Antioksidan
dalam

Pada

DM

jalur

ini

mengalami ke reaksi itu, harus

kecenderungan pembentukan enzim aldose

menuju glukosa.

antioksidan

Untuk

menurunkan kadar gula darah yaitu melalui pengurangan ROS melalui cara berikut : 1) Meningkatkan glikogenesis senyawa tumbuhan diperkirakan aktif pada yaitu dapat tumbuhanantioksidan meningkatkan

reduktase

dihambat (Trueblood dan Ramsay, 1998). 3) Merangsang sekresi hormon insulin oleh sel beta Beberapa mekanisme tanaman aktivitas obat memiliki

glikogenesis melalui aktivasi enzim glikogen sintesis. Aktivasi protein Akt oleh antioksidan efek tidak hanya molekuler

hipoglikemik

dengan merangsang sekresi hormone insulin oleh sel beta pankreas, sp

menimbulkan

contohnya

ragi

Saccaromyces

translokasi protein GLUT4 saja, tetapi juga menyebabkan fosforilasi molekul GSK-3 (glycogen synthase kinase-3), sehingga enzim glikogen sintase

(Edens et al., 2001), Phelinus linteus (Kim et al., 2001), Allium sativum (Zhang et al., 2001a), Gymnema sylvestra, Panax gingseng, dan

menjadi aktif (Roith dan Zick, 2001). Dengan maka aktifnya proses glikogen sintase, dapat

Eleutherococcus (McWhorter, 2001). 4) Meningkatkan heksokinase.

senticosus aktivitas enzim

glikogenesis

berlangsung. 2) Menghambat aktivitas enzim aldose reduktase Kandungan asam elagat yang

Cassia auriculata adalah tanaman obat anti-diabetik yang dapat enzim berperan

meningkatkan heksokinase.

aktivitas Enzim ini

termasuk salah satu jenis antioksidan golongan polifenol dapat menghambat aktivitas enzim aldose reduktase

dalam penggunaan glukosa (glucose utilization), dengan mengubah glukosa menjadi glukosa-fosfat dalam proses glikogenesis 1999). (McKee dan McKee,

(Shimizu et al., 1989; Taylor, 2003). Enzim ini berperan dalam metabolisme glukosa jalur poliol (pembentukan

sorbitol dan fruktosa dari glukosa).

Kesimpulan
Diabetes mellitus merupakan kondisi dimana konsentrasi glukosa dalam darah meningkat (hiperglikemia) akibat tubuh

efektif (resitensi insulin). Resistensi insulin dapat disebabkan karena terjadinya stres oksidatif akibat Reactive Oxygen Species (ROS) yang terbentuk selama glikasi serta oksidasi 6 lipid dan glukosa. Salah satu

kekurangan insulin atau fungsi insulin tidak

senyawa

yang

mampu

mengendalikan

insulin oleh sel beta dan meningkatkan aktivitas enzim heksokinase. Berdasarkan kesimpulan tersebut dapat direkomendasikan untuk menggunakan beberapa jenis tanaman dalam mengekstrak sehingga antioksidan pada satu tanaman akan bersinergis dengan antioksidan pada tanaman lain. Namun, perlu diperhatikan sifat senyawa yang ingin

terbentuknya ROS adalah antioksidan yang banyak terdapat pada tanaman buah dan sayur seperti daluman, mengkudu, manggis, dan lain sebagainya. Antioksidan merupakan molekul yang mampu memperlambat atau mencegah oksidasi suatu molekul.

Mekanisme antioksidan dalam menurunkan kadar glukosa dalam darah yaitu melalui proses menghambat reduktase, . peningkatan aktivitas merangsang glikogenesis, enzim sekresi aldose hormon

diekstrak agar digunakan pelarut yang sesuai dalam proses ekstraksi antioksidan sebagai antidiabetes.

Daftar Pustaka
Adnyana, I Ketut, dkk., 2004. Uji Aktifitas Antidiabetes Ekstrak Etanol Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.). Jurnal Acta Pharmaceutica Indonesia, 29 (2): 43-49. Astiyandani, Putu Gina, dkk., 2010. Uji Klinis In Vivo Pengaruh Konsumsi Daluman (Cycllea barbata) terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pada Tikus Wistar Jantan dengan Diabetes Mellitus Tipe 2. Jurnal IPTEKMA, 2 (1): 1-4. Baynes, JW. 2003. Role of oxidative stress in diabetic complications. J. A new perspective on an old paradigm. Diabetes, 48:1-9. Coskun, O., Kanter, M., Korkmaz, A., and Oter, S., 2005, Rutin, a Flavonoid Antioxidant, Prevent and Protects Streptozotocin Induced Oxidative Stress and Beta Cell Damage in Rat Pancreas. J. Pharmacol Res, 51 (2) : 117-123. Edens, N.K., L.A. Reaves, M.S. Bergana, I.L. Reyzer, P. OMara, J.H. Baxter, and M.K. Snowden. 2001. Yeast extract stimulates glucose metabolism and inhibits lypolysis in rat adipocytes in vitro. Journal of Nutrition 132: 11411148. Evans, Joseph, et al,. 2002. Oxidative Stress and Stress-Activated Signaling Pathways: A Unifying Hypothesis of Type 2 Diabetes. Endocrine Reviews, 23 (5):599622. Halliwel, B., J.M.C. Gutteridge.1999. Free Radicals in Biology and Medicine. Oxford University Press: New York. Kariadi, S.H. K.S. 2001. Peranan Radikal Bebas dan Antioksi dan pada Penyakit Degeneratif Khususnya Diabetes Mellitus. Bagian Penyakit dalam. Fakultas Kedokteran/RS Hasan Sadikin: Bandung. McKee, T. and J.R. McKee. 1999. Biochemistry: An Introduction. 2nd ed. USA : The McGraw-Hill Companies, Inc. McWhorter, L.S. 2001. Biological complementary therapies: a focus on botanical products in diabetes. Diabetes Spectrum 14 (4): 199-208. Pasaribu, Fidayani, Panal Sitorus dan Saiful Bahri. 2012. Uji Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah. Journal of Pharmaceutics and Pharmacology, 1 (1): 1-8. Priosoeryanto, Bambang Pontjo, dkk., 2009. Efek Antihiperglikemik Ekstrak Etanol Daun Mimba (Azadirachta indica J) Pada Tikus Diabetes Yang diinduksi Aloksan dan Pengembangannya Menjadi Sediaan Tablet Menggunakan Metode Granulasi Basah. Dalam Prosiding Seminar Hasil-Hasil Penelitian IPB. Rahbani-Nobar ME, et al. Total antioxidant capacity, superoxide dismutase and glutathione peroxidase in diabetic patients. Medical Journal of Islamic Academy of Sciences, 12(4):109114. Robins S, Cotran R, Kumar V Robbins. 2003. Basic Pathology 7th ed. New York. Roith, D. L. and Y. Zick. 2001. Recent advances in ourunderstanding of insulin action and insulin resistance. Journal Diabetes Care 24 (3): 588-596.

Schoenhals, K. 2005. Prepared Foods. Virgo Publishing. Health & Nutrition Division Shimizu, M., et al. 1989. Studies on aldose reductase inhibitors from natural products. II. Active components of a Paraguayan crude drug parai-parai, Phyllantus niruri. J.Chemical and Pharmaceutical Bulletin 37 (9): 2531-2532. Steelsmith, L. 2001. Antioxidant http://www.gannett.com. nutrients help offset diabetes. Diakses di

Tanti Azizah Sujono dan EM Sutrisna. 2010. Pengaruh Lama Praperlakuan Flavonoid Rutin Terhadap Efek Hipoglikemik Tolbutamid Pada Tikus Jantan Yang Diinduksi Aloksan. Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, 11 (2): 91 99. Taylor, L. 2003. Herbal Secrets of the Rainforest. Edisi ke-2. Austin: Sage Press, Inc. Tiwari, A.K., J.M. Rao.2002. Diabetes mellitus and multiple therapeutic approaches of phytochemicals: Present status and future prospect. Current Science, 83 (1):30-38. Trueblood, N. and R. Ramasamy. 1998. Aldose reductase inhibition improves altered glucose metabolism of isolated diabetic rat hearts. American Physiological Socierty 175-183. Widijanti A, Ratulangi BT.2003. Pemeriksaan Laboratorium Penderita Diabetes Melitus. Medika (3):166-9 Wild et al., 2004. Global Prevalence of Diabetes Estimates for the Year 2000 and Projections for 2030. J. Diabetes Care, 27 (5): 1047-1053 Yang, Min, et al., 2008. Renal Protective Activity of Hsian-tsao Extracts in Diabetic Rats. Journal Biomedical and Environment Sciences (21): 222-227 Zhang, X.H., D. Lowe, P. Giles, S. Fell, M. J. Connock, and D. J. Maslin. 2001a. Gender may affect the action of garlic oil on plasma cholesterol and glucose levels of normal subjects. Journal of Nutrition 131: 1471-1478.

Вам также может понравиться