Вы находитесь на странице: 1из 16

BAB I LATAR BELAKANG

I.

Gambaran Umum Masalah kesehatan Pada Desa Tanjung pasir

Sebagai pendekatan awal untuk mengetahui area masalah yaitu dengan menganalisis laporan tahunan Puskesmas mengenai data-data perilaku hidup bersih dan sehat dan beberapa penyakit penting yang ada di wilayah Puskesmas Tegal Angus didapatkan data : 1. TB Paru Berdasarkan data Puskesmas mengenai jumlah kasus TB Paru dan kematian akibat TB Paru menurut jenis kelamin dari 6 kecamatan di Puskesmas Tegal Angus didapatkan kasus baru pada : Laki-laki Perempuan Total Kasus lama : 26 orang dari 27.671 orang : 19 orang dari 26.160 orang : 45 orang dari 53.831 orang :-

Angka insiden per 100.000 penduduk : Laki-laki Perempuan Total : 94,0 : 72,0 ; 83,6

Jumlah BTA (+) : Laki-laki Perempuan Total 2. Diare Berdasarkan data Puskesmas mengenai kasus Diare didapatkan: Jumlah perkiraan kasus: : 1.170 orang dari 27.671 orang : 1.107 orang dari 26.160 orang : 2.277 orang dari 53.831 orang Jumlah kasus yang ditangani Laki-laki Perempuan Total : 394 orang (33,7 %) : 553 orang (50 %) : 947 orang (41,6 %)
1

: 14 orang : 13 orang : 27 orang

Laki-laki Perempuan Total

3. DBD Berdasarkan data Puskesmas mengenai DBD Presentasi rumah bebas jentik nyamuk menurut Kecamatan dan Puskesmas Tegal Angus Jumlah rumah yang ada : 12.421 Jumlah rumah yang diperiksa : 8.001 Jumlah rumah yang bebas jentik : 5.827 (72,83 %)

4. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Presentasi rumah tangga berprilaku hidup bersih dan sehat menurut Kecamatan dan Puskesmas Jumlah keluarga : 12.421 Keluarga yang diperiksa : 1.260 Jumlah yang sesuai kriteria PHBS : 183

5. Rumah Sehat Presentasi rumah sehat menurut Kecamatan dan Puskesmas Jumlah keluarga : 12.421 Keluarga yang diperiksa : 640 Jumlah rumah yang sehat : 73

II.

Penentuan Area Masalah Kesehatan Berdasarkan pengamatan dan wawancara masing-masing keluarga binaan

didapatkan berbagai macam permasalahan pada keluarga binaan tersebut, yaitu: a. Masalah non medis 1. Membuang dahak disembarang tempat 2. Kebiasaan merokok di dalam rumah terhadap kesehatan keluarga 3. Ketidaktersediaannya saluran air limbah pada pengelolaan sampah rumah tangga 4. Tidak memiliki sumber air bersih 5. Perilaku peggunaan jamban umum yang tidak sehat pada keluarga binaan 6. Kurangnya ventilasi udara yang ada di rumah keluarga binaan 7. Syarat rumah sehat tidak terpenuhi 8. Tidak efektifnya penyuluhan berbagai macam penyakit menular 9. Kurangnya kesadaran berobat di tenaga kesehatan 10. Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan lingkungan
2

11. Rendahnya tingkat pendidikan menyebabkan kurangnya pengetahuan tentang penyakit menular 12. Rendahnya tingkat sosial ekonomi pada keluarga binaan 13. Fasilitas kesehatan kurang di daerah tanjung pasir 14. Perilaku mencuci tangan sebelum dan setelah makan serta setelah buang air besar yang tidak benar

b. Masalah Medis 1. Riwayat diare berulang terutama pada bayi dan anak dalam keluarga binaan 2. Batuk disertai dahak yang tidak kunjung sembuh selama 1 tahun terutama dewasa dalam keluarga binaan 3. Riwayat berkeringat banyak disertai demam di malam hari pada keluarga binaan 4. Tubuh kurus dan melemah pada keluarga binaan 5. Riwayat demam tinggi berulang pada keluarga binaan 6. Riwayat penyakit ISPA berulang pada keluarga binaan 7. Mengkomsumsi makanan yang kurang bergizi pada keluarga binaan 8. Riwayat penyakit gatal-gatal dalam keluarga binaan

III.

Usulan Area Masalah Kesehatan Berdasarkan pengamatan dan wawancara masing-masing keluarga binaan

didapatkan berbagai macam permasalahan pada keluarga binaan tersebut, yaitu: 1. Perilaku cuci tangan 2. Perilaku membuang sampah sembarangan 3. Pengetahuan mengenai Tuberkulosis paru (Tb-paru) 4. Pengetahuan mengenai pencegahan diare 5. Ketersediaan tempat akhir pembuangan sampah 6. Ketersediaan ventilasi 7. Ketersediaan air bersih 8. Ketersediaan jamban

IV.

Penetapan Area Masalah Dalam pengambilan sebuah masalah, kelompok kami menggunakan metode Delphi.

Metode Delphi merupakan suatu teknik membuat keputusan yang dibuat oleh suatu kelompok, dimana anggotanya terdiri dari para ahli atas masalah yang akan diputuskan. Proses penetapan Metode Delphi dimulai dengan identifikasi masalah yang akan dicari penyelesaiannya (Harold dkk, 1975 : 40-55).

Bagan 1. Metode Delphi

Dari sekian masalah yang ada pada keluarga binaan tersebut, melalui proses musyawarah antara kelompok kami dengan para tenaga kesehatan di PUSKESMAS Tegal Angus kami memutuskan untuk mengangkat permasalahan Penyakit TB Paru Dewasa Pada Keluarga Binaan, Desa Tanjung Pasir. Pemilihan area masalah ini didasarkan atas berbagai pertimbangan yaitu: a) Terjadinya peningkatan angka kejadian TB paru sejak tahun 2012 s/d tahun 2013 di desa tanjung pasir b) Rendahnya tingkat pendidikan menyebabkan kurangnya pengetahuan tentang pencegahan dan penularan TB paru pada keluarga binaan c) Kebiasaan merokok di dalam rumah menjadi salah satu faktor terganggunya fungsi tubuh sehingga keluarga binaan akan rentan terkena infeksi Micobacteriun tuberkulosa penyabab TB paru

c) Permasalahan kejadian TB paru yang belum dapat diatasi secara optimal oleh petugas kesehatan d) Metode penanggulangan yang selama ini dilaksanakan masih belum efektif untuk diterima oleh keluarga binaan di desa tanjung pasir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.I. Tuberkulosis Paru

1. Definisi Tuberculosis merupakan penyakit infeksi bakteri menahun yang disebabkan oleh Mycobakterium tuberculosis yang ditandai dengan pembentukan granuloma pada jaringan yang terinfeksi. Mycobacterium tuberculosis merupakan kuman aerob yang dapat hidup terutama di paru / berbagai organ tubuh lainnya yang bertekanan parsial tinggi. Penyakit tuberculosis ini biasanya menyerang paru tetapi dapat menyebar ke hampir seluruh bagian tubuh termasuk meninges, ginjal, tulang, nodus limfe. Infeksi awal biasanya terjadi 2-10 minggu setelah pemajanan. Individu kemudian dapat mengalami penyakit aktif karena gangguan atau ketidakefektifan respon imun.

2. Etiologi TB paru disebabkan oleh Mycobakterium tuberculosis yang merupakan batang aerobic tahan asam yang tumbuh lambat dan sensitive terhadap panas dan sinar UV. Bakteri yang jarang sebagai penyebab, tetapi pernah terjadi adalah M. Bovis dan M. Avium.

3. Tanda Dan Gejala 1. Tanda a. Penurunan berat badan b. Anoreksia c. Dispneu d. Sputum purulen/hijau, mukoid/kuning. 2. Gejala a. Demam Biasanya menyerupai demam influenza. Keadaan ini sangat dipengaruhi oleh daya tahan tubuh penderita dengan berat-ringannya infeksi kuman TBC yang masuk. b. Batuk Terjadi karena adanya infeksi pada bronkus. Sifat batuk dimulai dari batuk kering kemudian setelah timbul peradangan menjadi batuk produktif (menghasilkan sputum). Pada keadaan lanjut berupa batuk darah karena terdapat pembuluh darah yang pecah. Kebanyakan batuk darah pada ulkus dinding bronkus.
6

c.Sesak nafas. Sesak nafas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut dimana infiltrasinya sudah setengah bagian paru. d. Nyeri dada Timbul bila infiltrasi radang sudah sampai ke pleura (menimbulkan pleuritis) e.Malaise Dapat berupa anoreksia, tidak ada nafsu makan, berat badan turun, sakit kepala, meriang, nyeri otot, keringat malam.

4. Patofisiologi Pada tuberculosis, basil tuberculosis menyebabkan suatu reaksi jaringan yang aneh di dalam paru-paru meliputi : penyerbuan daerah terinfeksi oleh makrofag, pembentukan dinding di sekitar lesi oleh jaringan fibrosa untuk membentuk apa yang disebut dengan tuberkel. Banyaknya area fibrosis menyebabkan meningkatnya usaha otot pernafasan untuk ventilasi paru dan oleh karena itu menurunkan kapasitas vital, berkurangnya luas total permukaan membrane respirasi yang menyebabkan penurunan kapasitas difusi paru secara progresif, dan rasio ventilasi-perfusi yang abnormal di dalam paru-paru dapat mengurangi oksigenasi darah.

Bagan II. Pengaruh Infeksi Mycobacterium tuberkulosa pada penderita TB paru

5. Pemeriksaan Penunjang Pembacaan hasil tuberkulin dilakukan setelah 48 72 jam; dengan hasil positif bila terdapat indurasi diameter lebih dari 10 mm, meragukan bila 5-9 mm. Uji tuberkulin bisa diulang setelah 1-2 minggu. Pada anak yang telah mendapt BCG, diameter indurasi 15 mm ke atas baru dinyatakan positif, sedangkan pada anak kontrak erat dengan penderita TBC aktif, diameter indurasi 5 mm harus dinilai positif. Alergi disebabkan oleh keadaan infeksi berat, pemberian immunosupreson, penyakit keganasan (leukemia), dapat pula oleh gizi buruk, morbili, varicella dan penyakit infeksi lain. Gambaran radiologis yang dicurigai TB adalah pembesaran kelenjar nilus, paratrakeal, dan mediastinum, atelektasis, konsolidasi, efusipieura, kavitas dan gambaran milier. Bakteriologis, bahan biakan kuman TB diambil dari bilasan lambung, namun memerlukan waktu cukup lama. Serodiagnosis, beberapa diantaranya dengan cara ELISA (enzyime linked immunoabserben assay) untuk mendeteksi antibody atau uji peroxidase anti peroxidase (PAP) untuk menentukan Ig G spesifik. Teknik bromolekuler, merupakan pemeriksaan sensitif dengan mendeteksi DNA spesifik yang dilakukan dengan metode PCR (Polymerase Chain Reaction). Uji serodiagnosis maupun biomolekular belum dapat membedakan TB aktif atau tidak. Tes tuberkulin positif, mempunyai arti : 1. Pernah mendapat infeksi basil tuberkulosis yang tidak berkembang menjadi penyakit. 2. Menderita tuberkulosis yang masih aktif 3. Menderita TBC yang sudah sembuh 4. Pernah mendapatkan vaksinasi BCG 5. Adanya reaksi silang (cross reaction) karena infeksi mikobakterium atipik.

6. Epidemiologi Dan Penularan TBC Dalam penularan infeksi Mycobacterium tuberculosis hal-hal yang perlu diperhatikan adalah : 1. Reservour, sumber dan penularan Manusia adalah reservoar paling umum, sekret saluran pernafasan dari orang dengan lesi aktif terbuka memindahkan infeksi langsung melalui droplet. 2. Masa inkubasi Yaitu sejak masuknya sampai timbulnya lesi primer umumnya memerlukan waktu empat sampai enam minggu, interfal antara infeksi primer dengan reinfeksi bisa beberapa tahun.

3. Masa dapat menular Selama yang bersangkutan mengeluarkan bacil Turbekel terutama yang dibatukkan atau dibersinkan. 4. Immunitas Anak dibawah tiga tahun paling rentan, karena sejak lahir sampai satu bulan bayi diberi vaksinasi BCG yang meningkatkan tubuh terhadap TBC. Stadium TB Paru : a. Kelas 0 Tidak ada jangkitan tuberkulosis, tidak terinfeksi (tidak ada riwayat terpapar, reaksi terhadap tes kulit tuberkulin tidak bermakna). b. Kelas 1 Terpapar tuberkulosis, tidak ada bukti terinfeksi (riwayat pemaparan, reaksi tes tuberkulosis tidak bermakna) c. Kelas 2 Ada infeksi tuberkulosis, tidak timbul penyakit (reaksi tes kulit tuberkulin bermakna, pemeriksa bakteri negatif, tidak bukti klinik maupun radiografik). Status kemoterapi (pencegahan) : Tidak ada Dalam pengobatan kemoterapi Komplit (seri pengobatan dalam memakai resep dokter) Tidak komplit

d. Kelas 3 Tuberkuosis saat ini sedang sakit (Mycobacterium tuberkulosis ada dalam biakan, selain itu reaksi kulit tuberkulin bermakna dan atau bukti radiografik tentang adanya penyakit). Lokasi penyakit : paru, pleura, limfatik, tulang dan/atau sendi, kemih kelamin, diseminata (milier), menigeal, peritoneal dan lain-lain. Status bakteriologis : a. Positif dengan : Mikroskop saja Biakan saja Mikroskop dan biakan

b. Negatif dengan : Tidak dikerjakan


9

Status kemoterapi : Dalam pengobatan kemoterapi sejak kemoterapi diakhiri, tidak lengkap reaksi tes kulit tuberkulin : a. Bermakna b. Tidak bermakna e. Kelas 4 Tuberkulosis saat ini tidak sedang menderita penyakit (ada riwayat mendapat pengobatan pencegahan tuberkulosis atau adanya temuan radiografik yang stabil pada orang yang reaksi tes kulit tuberkulinya bermakna, pemeriksaan bakteriologis, bila dilakukan negatif. Tidak ada bukti klinik tentang adanya penyakit pada saat ini). Status kemoterapi : a. Tidak mendapat kemoterapi b. Dalam pengobatan kemoterapi c. Komplit d. Tidak komplit f. Kelas 5 Orang dicurigai mendapatkan tuberkulosis (diagnosis ditunda) Kasus kemoterapi : a. Tidak ada kemoterapi b. Sedang dalam pengobatan kemoterapi.

7. Penanganan a. Promotif 1. Penyuluhan kepada masyarakat apa itu TBC 2. Pemberitahuan baik melalui spanduk/iklan tentang bahaya TBC, cara penularan, cara pencegahan, faktor resiko 3. Mensosialisasiklan BCG di masyarakat. b. Preventif 1. Vaksinasi BCG 2. Menggunakan isoniazid (INH) 3. Membersihkan lingkungan dari tempat yang kotor dan lembab. 4. Bila ada gejala-gejala TBC segera ke Puskesmas/RS, agar dapat diketahui secara dini.

10

c. Kuratif Pengobatan tuberkulosis terutama pada pemberian obat antimikroba dalam jangka waktu yang lama. Obat-obat dapat juga digunakan untuk mencegah timbulnya penyakit klinis pada seseorang yang sudah terjangkit infeksi. Penderita tuberkulosis dengan gejala klinis harus mendapat minuman dua obat untuk mencegah timbulnya strain yang resisten terhadap obat. Kombinasi obat-obat pilihan adalah isoniazid (hidrazid asam isonikkotinat = INH) dengan etambutol (EMB) atau rifamsipin (RIF). Dosis lazim INH untuk orang dewasa biasanya 5-10 mg/kg atau sekitar 300 mg/hari, EMB, 25 mg/kg selama 60 hari, kemudian 15 mg/kg, RIF 600 mg sekali sehari. Efek samping etambutol adalah Neuritis retrobulbar disertai penurunan ketajaman penglihatan. Uji ketajaman penglihatan dianjurkan setiap bulan agar keadaan tersebut dapat diketahui. Efek samping INH yang berat jarang terjadi. Komplikasi yang paling berat adalah hepatitis. Resiko hepatitis sangat rendah pada penderita dibawah usia 20 tahun dan mencapai puncaknya pada usia 60 tahun keatas. Disfungsi hati, seperti terbukti dengan peningkatan aktivitas serum aminotransferase, ditemukan pada 10-20% yang mendapat INH. Waktu minimal terapi kombinasi 18 bulan sesudah konversi biakan sputum menjadi negatif. Sesudah itu masuk harus dianjurkan terapi dengan INH saja selama satu tahun. Baru-baru ini CDC dan American Thoracis Societty (ATS) mengeluarkan pernyataan mengenai rekomendasi kemoterapi jangka pendek bagi penderita tuberkulosis dengan riwayat tuberkulosis paru pengobatan 6 atau 9 bulan berkaitan dengan resimen yang terdiri dari INH dan RIF (tanpa atau dengan obat-obat lainnya), dan hanya diberikan pada pasien tuberkulosis paru tanpa komplikasi, misalnya : pasien tanpa penyakit lain seperti diabetes, silikosis atau kanker didiagnosis TBC setelah batuk darah, padahal mengalami batu dan mengeluarkan keringat malam sekitar 3 minggu.

11

II.2 KERANGKA TEORI

Bagan 3. Kerangka Teori Berdasarkan Web Of Causation

12

II.3 KERANGKA KONSEP

1. Riwayat imunisasi BCG yang tidak lengkap 2. Tingkat pendapatan yang rendah 3. Kondisi rumah yang jauh dari syarat rumah sehat 4. Lantai masih dari tanah 5. Ventilasi yang buruk 6. Tingkat pendidikan yang rendah 7. Riwayat salah satu keluarga yang menderita TBC paru 8. Riwayat salah satu keluarga yang tidak melakukan pengobatan secara tuntas 9. Status gizi yang kurang baik 10. Merokok di dalam rumah 11. Status sosial dan pendidikan orang tua yang rendah 12. Penyuluhan tentang penyakit TBC-paru kurang efektif

TB-PARU DEWASA

13

II.4

DEFINISI OPERASIONAL

Definisi Operasional Definisi operasional ialah suatu definisi yang didasarkan pada karakteristik yang dapat diobservasi dari apa yang sedang didefinisikan atau Mengubah konsep-konsep yang berupa konstruk dengan kata-kata yang menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati dan yang dapat diuji dan ditentukan kebenarannya oleh orang lain.

Table Definisi Operasional

14

Penentuan Instrumen Pengumpulan Data KUESIONER

PENYAKIT TB PARU PADA KELUARGA BINAAN DI DESA TANJUNG PASIR

DAFTAR KUESIONER I. UMUM IDENTITAS RESPONDEN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Nama Umur Status keluarga Alamat Jenis kelamin Pendidikan Pekerjaan Suku Penghasilan : : : : : : : : :

15

DAFTAR PUSTAKA

1. Aditama, Tjandra Y. 2000. Tuberculosis : Diagnosis, Terapi, dan Masalahnya. 2. Jakarta : Laboratorium Mikrobiologi RSUP Persahabatan / WHO Collaborating Center for Tuberculosis . 3. Asril Bahar. 2003. Tuberkulosis Paru in Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi ketiga. Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. Jakarta: Balai Penerbit FKUI 4. Departemen Kesehatan RI 2006. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberculosis 5. Jakarta : Dirjen P2PL . 6. Kumar Parviin, Clarck Michae. 2002. Chapter 14 : Respiratory Disease in Clinical Medicine 5th edition. London: Saunders

16

Вам также может понравиться