Вы находитесь на странице: 1из 19

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kebijakan pemerintah dalam pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 menempatkan kesehatan ibu dan anak sebagai prioritas penting karena anak adalah harapan bangsa di masa yang akan datang. Kemajuan bangsa di masa mendatang akan sangat tergantung dari kondisi kesehatan anak saat ini. Dalam rencana pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 terdapat beberapa program unggulan yang berhubungan dengan kesehatan anak yaitu program perbaikan gizi, penanggulangan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, peningkatan kesehatan keluarga, kesehatan reproduksi dan keluarga berencana, kesehatan lingkungan pemukiman, air dan udara sehat dan pencegahan kecelakaan. rogram!program tersebut dilakukan melalui upaya kesehatan seperti

pemeriksaan ibu hamil, imunisasi, pertolongan persalinan, penanggulangan penyakit! penyakit penyebab kematian, deteksi dini dan stimulasi tumbuh kembang anak serta upaya kesehatan sekolah. "eberapa indikator terkait dengan kesejahteraan anak menjadi indikator penting dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat secara keseluruhan terutama dalam menilai keberhasilan pelayanan kesehatan dan pembangunan di bidang

kesehatan. Indikator tersebut adalah angka kematian bayi #$K"% dan angka kematian balita #$K$"$%. $ngka kematian bayi #$K"% atau Infant Mortality Rate (IMR) adalah jumlah kematian bayi di ba&ah usia 1 tahun per 1000 kelahiran hidup. $ngka ini

merupakan indikator yang sensisti' terhadap ketersediaan, peman'aatan dan kualitas pelayanan kesehatan terutama pelayanan perinatal. $K" juga berhubungan dengan pendapatan keluarga, jumlah anggota keluarga, pendidikan ibu dan keadaan gizi keluarga. $ngka kematian bayi #$K"% pada tahun 2000 berdasarkan hasil Sur(ei enduduk $ntar Sensus #S) $S% adalah ** per 1000 kelahiran hidup. Sementara estimasi S)S+,$S, angka kematian bayi pada tahun 2001 adalah -0 per 1000 kelahiran hidup. Kematian bayi tersebut disebabkan oleh penyakit!penyakit seperti yang tercantum pada tabel di ba&ah ini . Tabel 1.1 Proporsi Penyakit Penyebab Kematian Bayi di Indonesia Ta !n "##1 No. 1. 2. 0. *. -. 3. 1. $enis Penyakit /angguan erinatal Sistem erna'asan Diare Sistem encernaan /ejala 5idak 6elas 5etanus Syara' Sumber . S)7K+S,$S 2001 % 0*,1 2 2*,3 2 4,* 2 *,0 2 *,1 2 0,* 2 0,2 2

Indikator selanjutnya adalah angka kematian balita #$K$"$%. $ngka kematian balita adalah jumlah anak yang meninggal sebelum mencapai usia - tahun per 1000 kelahiran hidup. $ngka kematian balita ini menggambarkan keadaan lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan balita seperti gizi, sanitasi, penyakit menular dan kecelakaan. $ngka kematian balita pada tahun 2001 menurut S)S+,$S adalah 3* per 1000 kelahiran hidup. enyebab kematian balita menurut S)S+,$S 2001 dapat

dilihat pada tabel di ba&ah ini . Tabel 1." Pola Penyakit Penyebab Kematian Balita di Indonesia Ta !n "##1 No. $enis Penyakit %

1. 2. 0. *. -. 3.

Sistem erna'asan Diare Syara' 5i'us Sistem encernaan In'eksi 9ain Sumber . S)7K+S,$S 2001

22,8 2 10,2 2 11,8 2 11,1 2 -,4 2 -,1 2

"erdasarkan data di atas maka penyebab terbanyak kematian bayi dan balita adalah gangguan perinatal dan penyakit!penyakit sistem perna'asan. :enurut ;unanto, dkk #2000% upaya menurunkan angka kematian bayi dilakukan dengan mempercepat usaha rujukan agar bayi resiko tinggi dapat segera mendapat

pertolongan. "ayi!bayi yang termasuk ke dalam kelompok resiko tinggi adalah bayi berat lahir rendah #""97%, as'iksia pada bayi baru lahir, kejang, sesak na'as, perut kembung, kuning pada bayi dan perdarahan pada bayi. 7ujukan pelayanan kesehatan ini terutama ditujukan kepada bayi baru lahir beresiko tinggi yang mengalami kega&atan perinatal atau perinatal distress. Kega&atan perinatal disebabkan oleh berbagai gangguan yang berpotensi meningkatkan kematian atau kesakitan pada neonatus. $kibat gangguan tersebut bayi akan sakit sehingga pertumbuhannya terhambat atau kemampuan adaptasinya terganggu atau bahkan menimbulkan kematian. Kega&atan perinatal ini bisa terjadi pada bayi aterm maupun preterm, bayi dengan berat lahir cukup maupun dengan berat lahir rendah #""97%. "ayi dengan ""97 yang pretrem berpotensi mengalami kega&atan lebih besar. "erbagai jenis kega&atan yang sering dijumpai di lapangan dan mempunyai angka morbiditas dan mortalitas cukup tinggi serta penanganan segera yaitu trauma kelahiran, as'iksia neonatorum, sindroma ga&at na'as neonatus, hiperbilirubinemia, in'eksi, kejang dan renjatan atau syok #;unanto, dkk, 2000%. Kega&atan perna'asan juga dapat terjadi pada bayi dengan penyakit perna'asan dapat menimbulkan dampak yang cukup berat bagi berupa terjadinya henti na'as atau bahkan kematian. $kibat dari gangguan pada sistem perna'asan adalah terjadinya kekurangan oksigen #hipoksia% pada tubuh. bayi akan beradapatasi terhadap kekurangan oksigen dengan mengakti'kan metabolisme anaerob. $pabila keadaan hipoksia semakin berat dan lama,

metabolisme anaerob akan menghasilkan asam laktat. Dengan memburuknya keadaan asidosis dan penurunan aliran darah ke otak maka akan terjadi kerusakan otak dan organ lain #;u dan :onintja, 1441%. Selanjutnya dapat terjadi depresi perna'asan yang dimani'estasikan dengan apneu yang memanjang bahkan dapat menyebabkan kematian. Depresi na'as yang dimani'estasikan dengan apneu yang memanjang hanya dapat diatasi dengan pemberian oksigen dengan tekanan positi', massase jantung eksternal dan koreksi keadaan asidosis. <anya setelah oksigenasi dan per'usi jaringan diperbaiki maka akti(itas respirasi dimulai #;u dan :onintja, 1441%. endapat tersebut menekankan pentingnya tindakan resusitasi dengan segera. :akin lambat dimulainya tindakan resusitasi yang e'ekti' maka akan makin lambat pula timbulnya usaha na'as dan makin tinggi pula resiko kematian dan kecacatan. <al ini diperkuat dengan pendapat ,elson #1444% yang menyatakan bah&a peluang keberhasilan tata laksana penderita dengan henti na'as menitikberatkan pada pentingnya kemampuan tata laksana karena peningkatan hasil akhir pasca henti perna'asan dihubungkan dengan kecepatan dilakukannya resusitasi jantung paru. 7esusitasi merupakan sebuah upaya menyediakan oksigen ke otak, jantung dan organ!organ (ital lainnya melalui sebuah tindakan yang meliputi pemijatan jantung dan menjamin (entilasi yang adek&at #7ilantono, 1444%. 5indakan ini merupakan tindakan kritis yang dilakukan pada saat terjadi kega&atdaruratan

terutama pada sistem perna'asan dan sistem kardio(askuler. kega&atdaruratan pada

kedua sistem tubuh ini dapat menimbulkan kematian dalam &aktu yang singkat #sekitar * = 3 menit%. 5indakan resusitasi merupakan tindakan yang harus dilakukan dengan segera sebagai upaya untuk menyelamatkan hidup #<udak dan /allo, 1441%. 7esusitasi pada anak yang mengalami ga&at na'as merupakan tindakan kritis yang harus dilakukan oleh pera&at yang kompeten. era&at harus dapat membuat keputusan yang tepat pada saat kritis. Kemampuan ini memerlukan penguasaan pengetahuan dan keterampilan kepera&atan yang unik pada situasi kritis dan mampu menerapkannya untuk memenuhi kebutuhan pasien kritis #<udak dan /allo, 1441%. engetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. $pabila perilaku didasari pengetahuan dan kesadaran, maka perilaku bersi'at langgeng #,otoatmodjo, 2000%. erilaku manusia sangat kompleks dan mempunyai ruang lingkup yang luas. 5erbentuknya suatu perilaku baru terutama pada orang de&asa dimulai dari domain kogniti', dalam arti subjek terlebih dahulu mengetahui terhadap stimulus yang berupa materi atau obyek luarnya sehingga menimbulkan pengetahuan baru pada subyek tersebut. engetahuan pera&at tentang resusitasi merupakan modal yang sangat penting untuk pelaksanaan tindakan resusitasi pada situasi kritis. engetahuan ini menentukan keberhasilan tindakan resusitasi. engetahuan tentang resusitasi didapat melalui

pendidikan, pelatihan atau pengalaman selama bekerja. engetahuan tentang kega&atan na'as dan tindakan resusitasi di 7uang ,I>), 7uang erinatologi dan 7uang $nak 7S)D /unung 6ati >irebon harus dikuasai

dengan baik oleh pera&at karena 7S)D /unung 6ati >irebon adalah rumah sakit pendidikan tipe " yang menerima rujukan dari ?ilayah III >irebon yang meliputi Kabupaten >irebon, Indramayu, :ajalengka dan Kuningan. Tabel 1.& Data Pasien 'a(at Inap '!ang NI)U B!lan Desember "##* + ,ebr!ari "##Kas!s . % 3 1 * 1 1/ 8 12 2 "0 10 8 1 1 1 "1 00.0 08.4 22.2 -.3 1## 24.3 --.3 1.* 1.* 1## *1.3 08.1 *.8 *.8 *.8 1## * 11 Kematian . total %

No. 1.

B!lan

$enis Penyakit

Desember rematur 7DS 200* $s'iksia ,eonatorum Ikterik ,eonatorum <irschprung


6umlah

**.*

**.*

2.

6anuari 200-

rematur 7DS $s'iksia ,eonatorum Icterik ,eonatorum <irschprung


6umlah

10

*8.1

1&

*/.1

0.

@ebruari 200-

rematur 7DS $s'iksia ,eonatorum Amphalokel Kelainan 6antung Kongenital alatoskizis


6umlah

14

Sumber . Sub "agian 7ekam :edik 7S)D /unung 6ati >irebon

Sebagai rumah sakit rujukan, 7S)D /unung 6ati >irebon menerima rujukan pelayanan kesehatan dari beberapa rumah sakit di ?ilayah III >irebon, termasuk masalah!masalah kega&atan pada neonatus, bayi dan anak yang memerlukan pera&atan lebih lanjut dan seringkali pasien!pasien yang dirujuk adalah pasien!pasien dalam keadaan kritis dengan prognosa yang buruk. Data pasien ra&at inap di 7uang ,I>) #tabel 1.0% menunjukkan jumlah pasien dan jenis!jenis penyakit serta kematian neonatus yang terjadi selama "ulan Desember 200* sampai dengan bulan @ebruari 200-. Data tersebut menggambarkan prosentase kasus kega&atan perna'asan yaitu RDS dan asfiksia neonatorum sebesar 12,2 2 pada bulan Desember 200*, pada bulan 6anuari 200- sebesar 81,- 2 dan 8-,1 2 pada bulan @ebruari 200-. "egitu pula data pasien ra&at inap 7uang erinatologi #tabel 1.*%

menggambarkan bah&a sebagian besar neonatus yang dira&at berpotensi mengalami kega&atan perna'asan. Sementara neonatus yang dira&at di ruang anak sebagian besar juga mengalami gangguan perna'asan dan yang paling sering adalah bronkhopeumoni #" % dan 7uang $nak juga merupakan ruang pera&atan untuk neonatus dengan kega&atan perna'asan apabila 7uang ,I>) penuh. Dari data diatas dapat disimpulkan bah&a sebagian besar neonatus yang dira&at terutama di 7uang ,I>) dan 7uang erinatologi adalah penderita gangguan perna'asan yang berpotensi mengalami kega&atan perna'asan sehingga pera&at harus

selalu siap melaksanakan tindakan resusitasi terutama pada saat pasien jatuh ke dalam kondisi kritis untuk mencegah kecacatan atau bahkan kematian. Tabel 1.* Data Pasien 'a(at Inap '!ang Perinatologi B!lan Desember "##* + ,ebr!ari "##No. 1. B!lan $enis Penyakit Kas!s . % 20 32 2* 24 24 120 20 04 21 00 01 1*0 20 01 20 18 11 1110,8 01,2 1*,* 11,* 11,* 1## 1-,3 23,1*,0 22,* 21,2 1## 20,0 02,2 11,* 1-,3 1*,8 1## Kematian . total %

Desember ,ormal 200* $s'iksia 7ingan $s'iksia Sedang $s'iksia "erat ""97
6umlah

0 &

1,8 13/

2.

6anuari 200-

,ormal $s'iksia 7ingan $s'iksia Sedang $s'iksia "erat ""97


6umlah

* *

2,1 "30

0.

@ebruari 200-

,ormal $s'iksia 7ingan $s'iksia Sedang $s'iksia "erat ""97


6umlah

1 1

0,4 #31

Sumber . Sub "agian 7ekam :edik 7S)D /unung 6ati >irebon

5indakan resusitasi di 7uang ,I>), 7uang

erinatologi dan 7uang $nak

hampir selalu dilakukan oleh pera&at karena terbatasnya tenaga dokter terutama pada saat!saat tertentu seperti pada saat sore atau malam. Ke&enangan pera&at ini telah

10

diatur dalam kebijakan rumah sakit mengenai standar prosedur serta operasional dalam penanganan pasien neonatus, bayi dan anak yang mengalami kondisi kritis. Aleh karena itu pera&at harus menguasai pengetahuan dan keterampilan resusitasi dengan baik agar dapat melakukan tindakan resusitasi secara e'ekti' untuk mencegah kecacatan atau kematian. Data tenaga kepera&atan di 7uang ,I>), 7uang erinatologi dan 7uang

$nak menunjukkan bah&a latar belakang pendidikan pera&at sebagian besar DIII yaitu sebanyak 28 orang, S K sebanyak 8 orang dan bidan sebanyak 1 orang. era&at yang telah mengikuti pelatihan resusitasi adalah - orang dari 01 pera&at dari tiga ruangan tersebut. era&at yang belum mengikuti pelatihan mendapatkan pengetahuan dan keterampilan melakukan resusitasi dari contoh yang diberikan oleh kepala ruangan atau pera&at yang telah mengikuti pelatihan.

Tabel 1.Latar Belakang Pendidikan Pera(at Pelaksana Di '!ang NI)U3 '!ang Perinatologi dan '!ang Anak '4UD 5!n!ng $ati )irebon Ta !n "##Pendidikan 4PK D& 0 0 2 / 4 1 11 "0

No. 1. 2. 0.

'!ang ,I>) erinatologi $nak $!mla

Bidan ! 1 ! 1

41 ! ! ! 6

$!mla 12 11 10 &2

11

Sumber . Sub "agian Kepega&aian 7S)D /unung 6ati >irebon "erdasarkan uraian di atas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai engetahuan era&at 5entang Kega&atan ,a'as dan 5indakan 7esusitasi ada ,eonatus ;ang :engalami Kega&atan erna'asan di 7uang ,I>), 7uang erinatologi dan 7uang $nak 7S)D /unung 6ati >irebon.

1." '!m!san 7asala "erdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dijelaskan diatas maka peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut, bagaimanakah pengetahuan pera&at tentang kega&atan na'as dan tindakan resusitasi pada neonatus yang mengalami kega&atan perna'asan di 7uang ,I>), 7uang erinatologi dan 7uang $nak 7S)D /unung 6ati >irebon B

1.& T!8!an Penelitian 1.&.1 T!8!an Um!m 5ujuan umum dari penelitian ini adalah mendapatkan gambaran mengenai pengetahuan pera&at tentang kega&atan na'as dan tindakan resusitasi pada neonatus yang mengalami kega&atan perna'asan di 7uang ,I>), 7uang 7uang $nak di 7S)D /unung 6ati >irebon. erinatologi dan

12

1.&."

T!8!an K !s!s :engidenti'ikasi pengetahuan pera&at tentang kega&atan na'as dan tindakan

resusitasi pada neonatus yang mengalami kega&atan perna'asan di 7uang ,I>), 7uang erinatologi dan 7uang $nak 7S)D /unung 6ati >irebon meliputi . 1% :engidenti'ikasi pengetahuan pera&at tentang konsep pada neonatus. 2% :engidenti'ikasi pengetahuan pera&at tentang asuhan kepera&atan pada neonatus yang mengalami kega&atan perna'asan, meliputi pengkajian, kega&atan perna'asan

perencanaan dan e(aluasi. 0% :engidenti'ikasi pengetahuan pera&at tentang konsep resusitasi pada neonatus meliputi pengertian, tujuan, serta teknik resusitasi terdiri dari pengelolaan jalan na'as (airway), bantuan (entilasi (breathing) dan sirkulasi darah dengan cara pemijatan dada (circulation).

1.* Keg!naan Penelitian <asil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada pengelola 7S)D /unung 6ati >irebon mengenai pengetahuan pera&at tentang kega&atan na'as dan tindakan resusitasi pada neonatus yang mengalami kega&atan perna'asan di 7uang ,I>), 7uang erinatologi dan 7uang $nak sehingga dapat digunakan untuk menge(aluasi keberhasilan dalam penatalaksanaan situasi krisis.

10

Disamping itu, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan bagi penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan penatalaksanaan kega&atan pada neonatus di 7S)D /unung 6ati >irebon.

1.- Kerangka Pemikiran Kega&atan perna'asan pada neonatus dapat terjadi karena berbagai sebab penyakit yang mengganggu sistem perna'asan secara langsung atau karena sebab sekunder lainnya. Kega&atan ini menimbulkan dampak negati' bagi tubuh bayi

berupa terjadinya kekurangan oksigen pada tubuh #hipoksia%. 5ubuh bayi akan beradaptasi dengan cara mengakti'kan metabolisme anaerob yang menghasilkan asam laktat. Keadaan asidosis dan penurunan aliran darah ke otak dapat menyebabkan kerusakan pada otak #;u dan :onintja, 1441%. $kibat dari hipoksia akan bertambah buruk apabila tidak segera dilakukan penanganan yang sempurna sehingga tujuan tindakan yang dilakukan untuk

mempertahankan kelangsungan hidupnya dan membatasi gejala lanjut yang mungkin timbul tidak tercapai. ada neonatus yang mengalami kekurangan oksigen akan terjadi perna'asan yang cepat dalam periode yang singkat. $pabila hipoksia berlanjut, gerakan perna'asan akan berhenti, denyut jantung mulai menurun dan tonus otot neuromuskuler berkurang secara berangsur!angsur. ada 'ase ini akan terjadi apneu primer. $pabila hipoksia berlanjut, denyut jantung terus menurun, tekanan darah akan semakin menurun, bayi akan terlihat lemas (flacid), kadar oksigen dalam darah darah

1*

terus menurun, bayi tidak bereaksi terhadap rangsangan dan tidak menunjukan upaya perna'asan secara spontan. ada 'ase ini akan terjadi apneu sekunder dan akan terjadi kematian bila tidak segera dilakukan resusitasi dengan perna'asan buatan #Syai'uddin,2002%. Secara klinis keadaan apneu primer atau apneu sekunder sulit dibedakan. <al ini berarti bah&a dalam menghadapi bayi dengan kondisi apneu, harus dianggap bah&a bayi mengalami apneu sekunder dan harus segera dilakukan resusitasi. 7esusitasi bertujuan memberikan (entilasi yang adekuat, pemberian oksigen dan curah jantung yang cukup untuk menyalurkan oksigen ke otak, jantung dan alat (ital lainnya. 5indakan resusitasi mengikuti tahapan yang dikenal sebagai $"> 7esusitasi yaitu. $ . Airway mempertahankan saluran na'as terbuka meliputi kegiatan meletakan bayi dengan posisi sedikit ekstensi, menghisap mulut dan hidung bayi . " . !reathing memberikan perna'asan buatan meliputi kegiatan melakukan rangsang taktil untuk memulai perna'asan, melakukan (entilasi tekanan positi' dengan sungkup dan balon. > . "irculation mempertahankan sirkulasi #peredaran% darah meliputi kegiatan mempertahankan sirkulasi darah dengan cara kompresi dada. 7esusitasi merupakan tindakan yang harus dilakukan dengan segera sebagai upaya untuk menyelamatkan hidup #<udak dan /allo, 1441%. 5indakan ini memerlukan penguasaan pengetahuan dan keterampilan kepera&atan yang unik pada situasi kritis dan mampu menerapkannya untuk memenuhi kebutuhan pasien kritis

1-

#<udak dan /allo, 1441%. Keterampilan melaksanakan tindakan resusitasi merupakan salah satu kompetensi pro'esional yang harus dikuasai pera&at dalam menghadapi situasi kritis.

Bagan 1.1 Kerangka Pemikiran Kega&atan erna'asan ada ,eonatus PEN5ETAHUAN PE'A9AT TENTAN5 'E4U4ITA4I PADA NE:NATU4 1. Konsep dasar kega(atan perna;asan ". As! an kepera(atan pada neonat!s dengan kega(atan perna;asan melip!ti pengka8ian3 peren<anaan dan e=al!asi &. Konsep res!sitasi melip!ti pengertian3 t!8!an serta pelaksanaan res!sitasi melip!ti > Penilaian kondisi neonat!s Pengat!ran posisi neonat!s dan penolong Teknik res!sitasi yang terdiri dari > A : Airway B : Breathing C : Circulation

"aik Keterangan. . diteliti . tidak diteliti

>ukup

Kurang

13

Kompetensi kepera&atan pro'esional adalah perilaku yang didasarkan pada keyakinan, sikap dan pengetahuan yang sesuai dengan serangkaian hasil yang diharapkan seperti yang ditetapkan dalam area praktik kepera&atan, kebijakan, kode etik, standar, pedoman dan benchmark yang menjamin kinerja yang aman dalam kegiatan pro'esional. embentukan perilaku sangat ditentukan oleh domain kogniti' sehingga

apabila perilaku didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka perilaku tersebut akan bersi'at langgeng #,otoatmodjo, 2000%. Dengan demikian maka agar pera&at dapat melakukan tindakan resusitasi secara e'ekti' maka pera&at harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang tindakan resusitasi itu sendiri.

1.2 De;inisi Konsept!al dan :perasional 1.2.1 De;inisi Konsept!al

1? Pengeta !an engetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu #,otoatmodjo, 2000%.

"? Pera(at "erdasarkan )ndang!)ndang Kesehatan ,o. 20 5ahun 1442 pasal 1 ayat 0 dan pasal 02 ayat 0 dan *, pera&at adalah tenaga kesehatan yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh melalui pendidikan di bidang kesehatan, khususnya kepera&atan sehingga

11

mempunyai keahlian dan ke&enangan untuk melakukan upaya kesehatan berupa pelaksanaan praktik kepera&atan.

&? 'es!sitasi 7esusitasi adalah tindakan untuk menghidupkan kembali atau memulihkan kembali kesadaran seseorang yang tampaknya mati sebagai akibat berhentinya 'ungsi jantung dan paru, yang berorientasi pada otak #5jokronegoro, 1448%.

*? Neonat!s ,eonatus adalah bayi baru lahir sampai berumur * minggu #:arkum, 1444%.

-? Kega(atan Perna;asan Kega&atan perna'asan adalah keadaan kekurangan oksigen yang terjadi dalam jangka &aktu relati' lama sehingga mengakti'kan metabolisme anaerob yang menghasilkan asam laktat. Dimana apabila keadaan asidosis memburuk dan terjadi penurunan aliran darah ke otak maka akan terjadi kerusakan otak dan organ lain. Selanjutnya dapat terjadi depresi perna'asan yang dimani'estasikan dengan apneu yang memanjang dan bahkan dapat menyebabkan kematian #;u dan :onintja, 1441%.

18

1.2."

De;inisi :perasional

1? Pengeta !an engetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. 5ingkat pengetahuan yang diukur dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan dari rentang tahu #>1%, memahami #>2%, aplikasi #>0%, analisa #>*%, sintesis #>-% dan e(aluasi #>3%. <asil penelitian

dikategorikan ke dalam 0 kriteria, yaitu responden dikatakan memiliki pengetahuan yang baik apabila mempunyai persentase nilai antara 13 = 1002, cukup apabila 30 = 1-2 dan responden dikatakan memiliki pengetahuan kurang apabila persentase nilai kurang dari 302. engetahuan pera&at tentang kega&atan na'as dan tindakan resusitasi pada neonatus adalah segala sesuatu yang diketahui oleh pera&at mengenai resusitasi meliputi pengetahuan tentang konsep dasar kega&atan perna'asan, asuhan kepera&atan pada neonatus dengan kega&atan perna'asan dan langkah!langkah pelaksanaan resusitasi yang meliputi. pengelolaan jalan na'as (airway%, pemberian (entilasi buatan (breathing%, dan pemeliharaan peredaran darah (circulation)

"? Pera(at era&at adalah tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan ke&enangan untuk melakukan pelaksanaan praktik kepera&atan dan telah ditugaskan di 7uang ,I>), 7uang erinatologi dan 7uang $nak 7S)D /unung 6ati >irebon.

14

&? 'es!sitasi 7esusitasi adalah tindakan untuk menghidupkan kembali atau memulihkan kembali kesadaran seseorang yang tampaknya mati sebagai akibat berhentinya 'ungsi jantung dan paru, yang berorientasi pada otak melalui tindakan pembebasan jalan na'as (airway), pemberian bantuan na'as (breathing) dan pemijatan dada untuk menjaga sirkulasi yang adek&at #circulation).

*? Kega(atan Perna;asan Keadaan dimana terjadi kekurangan oksigen pada tubuh dalam jangka &aktu relati' lama yang ditandai dengan kesulitan berna'as serta ditemukan tanda!tanda seperti takhipneu, perna'asan cuping hidung, mendengkur, sianosis, pucat, kelelahan, retraksi dinding dada dan takhikardi.

-?

Neonat!s ,eonatus adalah pasien dengan gangguan perna'asan yang dira&at di 7uang

,I>), 7uang erinatologi dan 7uang $nak 7S)D /unung 6ati >irebon dengan usia 0 = 28 hari.

Вам также может понравиться