Вы находитесь на странице: 1из 13

Laporan Praktikum ke-8 Hari/Tanggal : Rabu, 13 Mei 2009

M.K. Mikrobiologi Nutrisi Tempat: Lab. BFMN


Asisten : Rahajeng Widyastuti

PERHITUNGAN KOLONI KAPANG TANAH DAN IDENTIFIKASI


ENZIM SELULASE, AMILASE, PROTEASE PADA

KAPANG Trichoderma viridae

Krisna Anindyka
D24060714
Kelompok G1 / 2

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN


FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Mikroorganisme adalah makhluk yang sangat kecil dan hanya dapat dilihat
dibawah mikroskop. Untuk dapat mengamati mikroorganisme diperlukan
pengembiakan mikroorganisme pada suatu media. Salah satu jenis mikroorganisme
adalah kapang. Kapang merupakan organisme heterotropik yang memerlukan bahan
organik untuk kebutuhan nutrisi hidupnya. Kapang menghasilkan enzim yang
bekerja secara spesifik pada bahan organik tertentu. Enzim yang dihasilkan
bervariasi antara kapang yang satu dengan yang lainnya, sehingga hal ini dapat
dijadikan acuan untuk melakukan identifikasi kapang.

Untuk mempermudah penghitungan koloni dan pengamatan morfologi


kapang, kapang dapat ditumbuhkan pada suatu media padat atau media cair, dimana
media tersebut mengandung bahan makanan bagi kapang. Identifikasi tersebut dapat
dibedakan atas selulolitik, amilolitik, serta proteolitik. Oleh karena itu, diperlukan
pengetahuan mengenai morfologi kapang tersebut sehingga media pertumbuhan
yang akan digunakan sesuai dengan sifat kapang tersebut.

Pada praktikum ini dilakukan penghitungan koloni kapang Trichoderma


virideae.

dan kapang tanah serta identifikasinya pada beberapa media. Dengan demikian dapat
dibedakan jenis mikroorganisme yang terdapat pada kapang tersebut.

Tujuan

Menghitung koloni kapang tanah dan Trichoderma viridae serta


mengidentifikasi aktivitas enzim selulase, amilase, dan protease pada kapang
Trichoderma dan kapang tanah.
TINJAUAN PUSTAKA

Kapang Tanah

Tanah terdiri atas hancuran batu-batuan dan di dalam tanah terdapat juga
hancuran dari sisa-sisa makhluk hidup yang disebut komponen organik. Sedangkan
komponen anorganik terdiri atas partikel tanah, elemen-elemen, pH, udara, air dan
sinar. Komponen organik dan anorganil merupakan substrat atau medium yang baik
bagi kehidupan mikroorganisme. Mikroorganisme penghuni tanah merupakan
populasi campuran dari protozoa, bakteri, alga dan kapang. Kapang tanah bersifat
saprofit dan akan menghancurkan bahan-bahan organik. Kapang tanah kebanyakan
berasal dari kelas Phycomycetes, Ascomysetes dan kapang lendir (Dwidjoseputro,
1978).

Enzim

Enzim merupakan suatu kelompok protein yang berperan sangat penting


dalam proses aktivitas biologis. Enzim berfungsi sebagai biokatalisator dalam sel
karena dapat meningkatkan kecepatan reaksi kimia spesifik dengan menurunkan
energi aktivasi reaksi dan sifatnya sangat khas (Girindia, 1993). Enzim selulolitik
dibentuk oleh sebagian besar mikroorganisme, mikroorganisme banyak ditemukan
pada fungi, actinomycetes, myxobacteria dan bakteri sejati (Rehm, 1987). Amilase
ialah enzim yang memecah pati menjadi gula yang lebih sederhana. Amilase
dihasilkan oleh hewan, tanaman, bakteri, maupun jamur. Enzim ini tergolong khas
dan merupakan enzim ekstraseluler, yaitu enzim yang dihasilkan di dalam sel dan
dilepaskan ke dalam sel dan dilepaskan ke dalam media fermentasi yang
mengelilingi sel sehingga dapat menghidrolisis makromolekul, dalam hal ini pati
(Nuraida, 2001). Menurut Pelczar et al. (1986), protein merupakan suatu polipeptida
yang mempunyai bobot molekul yang sangat bervariasi. Enzim proteolitik
merupakan enzim perombak protein. Enzim proteolitik pada beberapa mikroba yang
amat spesifik akan menguraikan enzim-enzim lain yang tidak lagi dibutuhkan untuk
reaksi-reaksi metabolik.

Enzim Selulase

Enzim selulolitik dibentuk oleh sebagian besar mikroorganisme,


mikroorganisme banyak ditemukan pada fungi, actinomycetes, myxobacteria dan
bakteri sejati. Beberapa mikroorganisme mengelurkan enzim selulase didalam
media kultur. Enzim selulase benar-benar ekstra selular dalam banyak kasus
tingginya aktivitas selulase ditemukan didalam filtrat pada fase pertumbuhan
strasioner dan dapat diduga bahwa enzim dilepaskan secara otomatis (Rehm, 1987).

Enzim Amilase

Amilum dapat dihidrolisis sempurna dengan menggunakan asam sehingga


menghasilkan glukosa. Hidrolisis juga dapat dilakukan dengan bantuan enzim
amilase. Misalnya amilum akan dirubah menjadi β maltosa oleh bantuan enzim
amilose (Poedjiadi, 1994)

Enzim Protease

Menurut Pelczar et al. (1986), protein merupakan suatu polipeptida yang


mempunyai bobot molekul yang sangat bervariasi. Enzim proteolitik merupakan
enzim perombak protein. Enzim proteolitik pada beberapa mikroba yang amat
spesifik akan menguraikan enzim-enzim lain yang tidak lagi dibutuhkan untuk
reaksi-reaksi metabolik.
Clearing Zone

Zona bening disekitar koloni pati menunjukkan pati dalam media telah
didegradasi oleh enzim amilase ekstraseluler yang dihasilkan oleh mikroorganisme
menjadi gula sederhana yang tidak menunjukkan reaksi warna dengan iodium
(Crueger dan Crueger, 1986). Apabila mikroorganisme mempunyai amilase maka
akan terlihat zona bening disekitar koloni, sedangkan pada mikroorganisme yang
tidak memiliki aktivitas amilase, media disekitarnya akan terlihat warna biru
(Palmer, 1981).

Trichoderma viridae

Koloni dari kapang Trichoderma berwarna putih, kuning, hijau muda, dan
hijau tua (Alexopoulus and Mims, 1979). Dijelaskan lebih lanjut bahwa kultur
kapang Trichoderma viridae pada skala laboratorium berwarna hijau, hal ini
disebabkan oleh adanya kumpulan konidia pada ujung hifa kapang tersebut. Susunan
sel kapang Trichoderma bersel banyak berderet membentuk benang halus yang
disebut dengan hifa. Hifa pada jamur ini berbentuk pipih, bersekat, dan bercabang-
cabang membentuk anyaman yang disebut miselium. Miseliumnya dapat tumbuh
dengan cepat dan dapat memproduksi berjuta-juta spora, karena sifatnya inilah
Trichoderma dikatakan memiliki daya kompetitif yang tinggi (Alexopoulus and
Mims, 1979). Dalam pertumbuhannya, bagian permukaan akan terlihat putih bersih,
dan bermiselium kusam. Setelah dewasa, miselium memiliki warna hijau kekuningan
(Larry, 1977).
MATERI DAN METODE

Materi

Alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini antara lain tabung reaksi,
pembakar spiritus, cawan petri steril, spoit, pengaduk kaca, label dan botol film.
Bahan-bahan yang dibutuhkan adalah media ETA (Ekstrak Tauge Agar) yang telah
ditambahkan selulosa, amilum dan protease, kultur Tricodherma viridae, media
pengencer, aquadest steril, bahan kimia untuk pewarnaan yaitu Congored, NaCl 1%,
HCl 1%, HCl 10% dan I2 dalam (KI).

Metode

Timbang tanah sebanyak 1 gram. Kemudian tambahkan 10 ml aquadest steril.


Aduk campuran tersebut dengan kaca pengaduk hingga homogen. Siapkan 5 tabung
media pengenceran yang masing-masing tabung konsentrasinya 10-1, 10-2, 10-3, 10-4
dan 10-5. Ambil 1 ml larutan tanah dan masukkan ke dalam media pengenceran 1
(T1). Ambil 1 ml cairan dari media pengencer 1 dan masukkan ke media
pengenceran 2 (T2). Ambil 1 ml cairan dari media pengencer 2 dan masukkan ke
media pengenceran 3 (T3). Ambil 1 ml cairan dari media pengencer 3 dan masukkan
ke media pengenceran 4 (T24). Ambil 1 ml cairan dari media pengencer 4 dan
masukkan ke media pengenceran 5 (T5). Pada saat pemindahan cairan diusahakan
berada dekat pembakar spiritus agar lebih steril. Kemudian ambillah media
pengencer T3, T4 dan T5 dan masukkan sebanyak 0,1 ml ke cawan petri. Proses
pemindahan ke cawan petri harus berada dekat dengan pembakar spiritus agar steril.
Kemudian masukkan media ETA pada cawan petri secukupnya. Setelah itu beri tanda
dengan label dan baliklah cawan petri. Pengamatan jumlah koloni kapang dilakukan
24 jam setelah percobaan dilakukan. Lakukan langkah kerja yang sama seperti diatas
dengan menggunakan kapang Tricodherma viridae sebanyak 10 gram.

Perhitungan Koloni Kapang

Setelah 24 jam hitung koloni kapang pada dinding-dinding cawan petri. Jika
jumlah koloni kapang sangat banyak dan memenuhi hampir seluruh dinding cawan
petri maka diberi tanda TBUD (Terlalu Banyak Untuk Dihitung). Namun jika masih
sedikit maka dapat dihitung berapa banyak jumlah koloni kapang yang terdapat pada
cawan petri tersebut. Jika terbentuk lingkaran kecil yang individu maka dinilai 1 dan
jika ditemukan lingkaran besar yang saling menyatu dengan lingkaran-lingkaran
lainnya maka dihitung 1 juga. Perhitungan total koloni kapang dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut:

Total Koloni Kapang = Jumlah Koloni

Pengencer ke-X x 0,1 x 1

Perlakuan Uji Selulolitik

Setelah 48 jam lakukan pewarnaan dengan menambahkan Congored


secukupnya hingga rata pada masing-masing media selulolitik. Diamkan selama 15
menit dan buang larutan Congored. Tambahkan NaCl 1% dan diamkan selama 15
menit. Kemudian buang larutannya dan tambahkan HCl 1% dan amati.

Perlakuan Uji Proteolitik

Setelah 48 jam lakukan pewarnaan dengan menambahkan HCl 10%


secukupnya hingga rata pada masing-masing media proteolitik dan amati.

Perlakuan Uji Amilolitik


Setelah 48 jam lakukan pewarnaan dengan menambahkan I2 dalam KI
secukupnya hingga rata pada masing-masing media amilolitik dan amati.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Pengamatan

Tabel 1. Hasil Perhitungan Koloni Kapang Tanah dan Tricodherma viridae

Selulolitik Proteolitik Amilolitik

P4 P5
P3 P4 P5 P3
Perlakuan
P3 P4 P5 (cfu/ (cfu/ (cfu/ (cfu/ml (cfu/ (cfu/

ml) ml) ml) ) ml)


ml)

Kapang 113 x 3x 53 x
TBUD TBUD TBUD TBUD TBUD TBUD
Tanah 104 106 106

Kapang
113 x 87 x 124 x 74 x 45 x 55 x
Tricodherma TBUD TBUD TBUD
104 105 106 104 105 106
viridae

Tabel 2. Hasil Pengamatan Clearing Zone Kapang Tanah dan Tricodherma


viridae

Selulolitik Proteolitik Amilolitik


Perlakuan
P3 P4 P5 P3 P4 P5 P3 P4 P5

Kapang
+++ ++ ++ +++ ++ ++ +++ ++ +
Tanah

Kapang ++ +++ ++ +++ ++ ++ + ++ +++


Tricodherma
viridae

Keterangan : TBUD = Terlalu Banyak Untuk Dihitung

+ = Sedikit

++ = Sedang

+++ = Banyak

Pembahasan

Berdasarkan sifat tumbuhnya pada makanan, bakteri dapat dibedakan menjadi


bakteri proteolitik, amilolitik serta selulolitik. Bakteri akan menunjukkan aktifitas
yang berbeda pada substrat yang berbeda, dimana bakteri proteolitik akan mudah
tumbuh dan berkembang biak pada bahan yang banyak mengandung protein, bakteri
selulolitik pada bahan yang mempunyai serat kasar tinggi serta bakteri amilolitik
pada bahan yang yang mempunyai karbohidarat tinggi. Kerja masing-masing bakteri
tersebut dengan cara memecah karbohidrat, protein dan serat menjadi molekul-
molekul yang lebih kecil, sehingga dihasilkan molekul yang lebih sederhana. Media
merupakan faktor yang paling penting bagi pertumbuhan mikroorganisme dan juga
untuk produk enzim. Komponen media yang diperlukan adalah unsur karbon,
nitrogen, dan mineral. Mikroorganisme memerlukan karbon untuk pembentukan sel
dan sumber energi. Senyawa nitrogen (protein) merupakan senyawa pembentuk
protoplasma dan dinding sel. Komponen nutrisi untuk pertumbuhan mikroorganisme
berbeda untuk tiap-tiap mikroorganisme.

Pada praktikum ini dilakukan penghitungan jumlah koloni pada kapang


Trichoderma virideae dan kapang tanah. Total koloni kapang menunjukkan jumlah
koloni kapang yang dapat bertahan hidup dalam media tumbuh. Hasil perhitungan
menunjukkan total koloni Trichoderma virideae paling banyak terdapat pada media
selulase (Tabel 1). Dengan demikian Trichoderma virideae termasuk kedalam
kelompok kapang yang bersifat selulolitik. Hal ini berbeda dengan kapang tanah.
Jumlah total koloni terbanyak kapang tanah terdapat pada media tumbuh amilase,
sehingga dapat diketahui jenis kapang tersebut yaitu amilolitik. Jumlah koloni
seharusnya akan semakin sedikit dengan semakin rendahnya konsentrasi. Cawan
petri 3 seharusnya memiliki jumlah yang lebih banyak daripada cawan petri 4 dan 5
karena kultur cawan petri 3 berasal dari tabung 3 yang kandungan atau konsentrasi
kulturnya lebih banyak daripada tabung 4 dan 5. Namun pada praktikum ini hasil
tidak demikian, hal ini dapat disebabkan oleh ketidaktelitian praktikan dalam
menghitung jumlah kapang serta terjadi kesalahan dalam melakukan praktikum.

Clearing zone merupakan suatu daerah yang sangat disukai oleh kapang.
Pewarnaan pada masing-masing kultur kapang mengakibatkan daerah ini berwarna
bening yaitu tempat berkumpulnya koloni-koloni kapang. Selain identifikasi jenis
kapang, dilakukan juga pengamatan clearing zone. Semakin besar clearing zone
menunjukkan sifat kapang tersebut. Hasil pengamatan menunjukkan clearing zone
terbesar pada kapang Trichoderma virideae terdapat pada media tumbuh selulase,
sehingga dapat diketahui bahwa kapang pada media tersebut bersifat selulolitik
(Tabel 2). Sedangkan pada kapang tanah justru pada media selulase dan protease
memiliki clearing zone terbesar, padahal seharusnya amilase yang terbesar. Hal ini
dapat disebabkan oleh kurangnya ketelitian dan interpretasi data oleh praktikan
dalam melakukan praktikum.

KESIMPULAN

Jenis kapang dapat diidentifikasi dengan melakukan penghitungan jumlah


koloni pada beberapa media maupun dengan pengamatan clearing zone. Media
tumbuh yang biasanya dipakai serta sebagai makanan bagi kapang yaitu media
selulase, amylase dan protease. Hasil praktikum kali ini menunjukkan bahwa kapang
Trichoderma virideae merupakan jenis kapang yang bersifat selulolitik, sedangkan
kapang tanah bersifat amilolitik. Penentuan jenis ini sangat berkaitan dengan suhu
yang optimum serta habitat tang sesuai dengan kapang tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Alexopoulos, C.J. and C. W. Mims. 1979. Introductory Mycology. Third edition John
Wiley and Sons. New York.

Crueger, W. Dan A. Crueger. 1986. Biotechnology: A text Book of Industrial


Microbiology. Science Tech, Inc. Madison.

Dwidjoseputro, D. 1978. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Penerbit Djambatan, Surabaya.

Fardiaz, S. 1992. Mikribiology Pangan. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Larry, R. 1977. Food and Beverage Mycology. Department of Food Science


Agricultural Experiment Station. University of Georgia.

Nuraida, F. R. 2001. Isolasi dan Seleksi Bakteri Amilolitik. Laporan Kerja Praktek.
Jurusan Biologi, FMIPA. Universitas Padjadjaran, Bandung.
Palmer, T. 1981. Understanding Enzymes. Ellis Horwood. Ltd, England.

Pelczar, M. J., E. C. S. Chan dan Merna F. P. 1986. Elements of Microbiology.

McGraw-Hill Company, New York.

Poedjiadi, A. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Universitas Indonesia, Jakarta.

Rehm, H. J dan G. Reed. 1987. Biotechnology. Vol 8: Enzyme Technology. VCH


Verlags gessell schaff, mbH, Weinhaim.

Вам также может понравиться