Вы находитесь на странице: 1из 2

Komodo sebagai Hewan Endemik di Indonesia

Komodo (Varanus komodoensis),


juga disebut Ora (disebut oleh penduduk
asli pulau Komodo), atau kerap disebut
Biawak komodo adalah spesies kadal
terbesar di dunia yang hidup di pulau
Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang, dan
Gili Dasami di Indonesia tengah.
Komodo pertama kali
didokumentasikan oleh orang Eropa pada
tahun 1910. Nama buruk meluas setelah
tahun 1912, ketika Peter Ouwens, direktur Museum Zoologi di Bogor, pulau Jawa,
mempublikasikan tentang topik komodo setelah menerima foto dan kulit komodo.
Nantinya, komodo adalah faktor pendorong ekspedisi ke pulau Komodo oleh W.
Douglas Burden tahun 1926. Setelah kembali dengan 12 spesimen dan 2 komodo
hidup, ekspedisi ini memberikan inspirasi untuk film King Kong tahun 1933. W.
Douglas Burden adalah orang yang memberikan nama umum "Komodo". Tiga dari
spesimen komodo disimpan dan masih ada di Museum Sejarah Alam Amerika.
Komodo adalah anggota famili biawak Varanidae, dan klad Toxicofera. Komodo
adalah spesies kadal terbesar di dunia, dengan rata-rata panjang 2-3 meter.
Panjangnya yang besar ini berhubungan dengan gigantisme pulau karena tidak
terdapat mamalia karnivora di pulau tempat hidup Komodo, dan besar metabolisme
Komodo yang kecil. Sebagai akibat dari besar mereka, kadal tersebut adalah
predator yang mendominasi ekosistem tempat mereka hidup.
Komodo ditemukan oleh peneliti barat tahun 1910. Besar bereka yang besar
dan reputasi mengerikan membuat mereka populer di kebun binatang. Di alam bebas
habitat mereka digunakan oleh aktivitas manusia dan IUCN memasukan komodo
sebagai spesies rentan. Mereka dilindungi dibawah peraturan pemerintah Indonesia
dan sebuah taman nasional, yaitu Taman Nasional Komodo yang didirikan untuk
melindungi mereka.
Di alam bebas, komodo dewasa biasanya memiliki massa sekitar 70
kilogram.Spesimen penangkaran memiliki massa yang lebih besar. Spesimen liar
terbesar yang pernah ada memiliki panjang sebesar 3.13 meter dan memiliki massa
166 kilogram, termasuk makanan yang belum dicerna. Komodo memiliki ekor yang
sepanjang tubuhnya, dan juga sekitar 60 gigi bergerigi tajam yang memiliki panjang
2.5 sentimeter. Air liur mereka akan sering kali terdapat darah karena giginya
hampir seluruhnya dilapisi jaringan gingiva dan jaringan ini tercabik selama makan.
Hal ini membuat budaya ideal untuk bakteri mematikan yang hidup di mulut mereka.
Komodo memiliki lidah panjang, berwarna kuning dan bercabang. Komodo jantan
lebih besar daripada komodo betina, dengan warna kulit dari abu-abu gelap sampai
merah batu bata, sementara komodo betina lebih berwarna hijau buah zaitun, dan
memiliki potongan kecil kuning pada tenggorokannya. Komodo muda lebih berwarna,
dengan warna kuning, hijau dan putih pada latar belakang hitam.
Komodo memproduksi bisa yang mematikan, membuat komodo sebagai salah
satu dari tiga spesies kadal yang memproduksi bisa. Selain bisa, komodo juga
memiliki bakteri mematikan di air liur mereka, dengan lebih dari 28 Gram-negatif
dan 29 Gram-positif telah terisolasi. Bakteri tersebut menyebabkan septisemia
pada korban mereka; jika gigitan tidak membunuh mangsa dan dapat lari, mangsa
tersebut akan mati dalam waktu satu minggu akibat infeksi. Bakteri paling
mematikan di air liur komodo merupakan bakteri Pasteurella multocida yang sangat
mematikan. Hal ini diketahui dari penelitian yang dilakukan dengan tikus
laboratorium. Karena komodo kebal terhadap mikrobanya sendiri, banyak penelitian
dilakukan untuk mencari molekul antibakteri dengan harapan dapat digunakan untuk
pengobatan manusia.
Pada tanggal 20 Desember 2006, dilaporkan bahwa Flora, komodo yang hidup
di Kebun Binatang Chester, Inggris adalah komodo kedua yang diketahui mengerami
telur yang belum difertilisasi: ia mengerami 11 telur, dan 7 dari telurnya menetas.
Peneliti di Universitas Liverpool di Inggris utara melakukan tes genetika pada tiga
telur yang roboh setelah dipindah ke inkubator, dan diverivikasi bahwa Flora tidak
memiliki kontak fisik dengan komodo jantan.

Вам также может понравиться