Вы находитесь на странице: 1из 28

PROSES INDUSTRI KIMIA I INDUSTRI TRICRESYL PHOSPHAT

DISUSUN OLEH : Tri Rahma Agustiani (061230400308)

KELAS: 3KA DOSEN PEMBIMBING : Indah Purnamasari,S.T,M.Eng

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA JURUSAN TEKNIK KIMIA TAHUN AJARAN 2012-2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami hanturkan kepada Allah Subhanahu wa taala yang berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas kelompok penulisan Makalah Proses Industri Kimia tentang industri Tricresyl Phosphat secara lancar dan dapat diselesaikan sesuai waktunya. Makalah ini kami buat sebagai pendukung dan media alat dalam program belajar diperkuliahan . Dan pada kesempatan ini kami sebagai pembuat makalah ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Indah Purnamasari, S.T, M.Eng sebagai Dosen Pembimbing pada mata kuliah Proses Industri Kimia I Di Politeknik Negeri Sriwijaya. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan Makalah ini, sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari segenap pembaca demi kebaikan dan kesempurnaan Makalah ini.

Palembang, 3 November 2013

Tim Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 1 DAFTAR ISI...................................................................................................................... 2 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang ....................................................................................................... 3 2. Tujuan .................................................................................................................... 3 3. Tinjauan Pustaka .................................................................................................... 4 BAB II DESKRIPSI PROSES 1. Data Kuantitatif...................................................................................................... 9 2. Bahan Baku ............................................................................................................ 9 3. Konsep Reaksi ....................................................................................................... 9 4. Langkah Proses ...................................................................................................... 10 BAB III SPESIFIKASI PERALATAN 1. Reaktor ................................................................................................................... 14 2. Tangki Penyimpanan ............................................................................................. 15 3. Wash Tank ............................................................................................................. 17 4. Absorber................................................................................................................. 18 5. Scrubber ................................................................................................................. 18 6. Batch Flash Still ..................................................................................................... 18 7. Kondenser .............................................................................................................. 19 8. Evaporator .............................................................................................................. 20 9. Batch Receivers ..................................................................................................... 21 10. Filter ....................................................................................................................... 21 11. Haet Exchanger ...................................................................................................... 22 BAB IV PENUTUP 1. Kesimpulan ............................................................................................................ 23 NOTULEN HASIL PRESENTASI ................................................................................ 24 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 27
2

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pada era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan di sekitar industri mengalami perkembangan yang sangat pesat. Salah satunya pembangunan di sub sektor industri kimia yaitu industri bahan polimer yang menghasilkan berbagai jenis produk plastik, serat sintetis, karet sintetis dan sebagainya. Seiring dengan pesatnya perkembangan industri khususnya industri plastik kebutuhan akan plasticizer seperti TCP semakin meningkat mengikuti perkembangannya. Tricresyl Phosphate dihasilkan dari reaksi antara Cresol dan Phosphorus Oxychloride dengan hasil samping Asam Clorida 37%. Tricersyl Phosphate (TCP) merupakan senyawa organik dengan rumus molekul (CH3C6H4O)3PO yang digunakan sebagai plasticizer (bahan pelunak), pelarut bahan selulosa asetat sebagai cable coating (pelapis kabel), gasoline aditif dan lubricant (bahan pelumas). Reaksi pembentukan Tricresyl Phosphate dilakukan dalam Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB) dengan pendingin air. Reaksi berlangsung pada fase cair-cair, sifat reaksi eksotermis irreversible, dengan kondisi operasi non adiabatic isothermal pada 150 0C, 3,5 atm dengan konversi 85%. Saat ini di Indonesia belum memiliki yang menghasilkan TCP. Selama ini TCP masih diimpor dari Amerika dan Jepang. Dalam makalah ini digunakan Cresol dan Phosphorus Oxychloride (POCl3) sebagai bahan baku untuk TCP.

2. Tujuan Tujuan pokok bahasan ini adalah mampu memahami pembuatan Tricresyl Phosphat mulai dari bahan baku hingga produk. Setelah mempelajari pokok bahasan ini, diharapkan mahasiswa dapat : Menentukan bahan baku, produk, hasil samping, buangan dalam proses industri Tricresyl Phosphat. Menentukan sifat fisika dan kimia bahan baku. Mengetahui proses pembuatan Tricresyl Phosphat. Menuliskan reaksi yang terjadi dalam proses. Menjelaskan uraian proses dari diagram alir.

3. Tinjauan Pustaka 1. Macam-Macam Proses Pembuatan Tricresyl Phospat Menurut Faith Keyes, (1957), Tricresyl Phospat dapat dibuat melalui beberapa proses berdasarkan bahan baku yang digunakan. Berdasarkan bahan baku ada 2 proses komersial yang dipakai utnuk memproduksi Tricresyl Phospat yaitu : 1. Proses dengan bahan baku Cresol dan PCl5. 2. Proses dengan bahan baku Cresol dan POCl3. Uraian kedua proses diatas adalah sebagai berikut : 1. Proses dengan bahan baku Cresol dan PCl5. Salah satu proses dalam pembuatan TCP adalah dengan mereaksikan senyawa Cresol dan Phosporus Pentachloride (PCl5). Reaksinya sebagai berikut : 3CH3C6H4OH + PCl5 (CH3C6H4O)3PCl2 + 3HCl (CH3C6H4O)3PCl2 + H2O (CH3C6H4O)3PO + 2HCl Yield yang diperoleh sekitar 85 90% dengan basis berat Cresol.

2. Proses dengan bahan baku Cresol dan POCl3 Proses inilah yang sejauh ini diketahui sebagai proses yang dilakukan untuk pabrikasi. Reaksinya sebagai berikut 3CH3C6H4OH + POCl3 (CH3C6H4O)3PO + 3HCl Yield yang diperoleh sebesar 85% dengan basis berat Cresol. Kelebihan dari proses ini adalah : a. Harga bahan baku POCl3 lebih murah dibandingkan dengan menggunakan bahan baku PCl5 (www.alibaba.com, 2013) b. Tidak membutuhkan air untuk reaksi sehingga lebih efisien. c. Proses ini sudah banyak digunakan dalam pabrik TCP.

2. Kegunaan Produk Produk Tricresyl Phospat banyak digunakan dalam industri kimia antara lain digunakan dalam: o Industri plastik pembungkus makanan o Industri plastik transparan o Industri pelapis kabel (cable coating)

o Industri cairan tahan api o Sebagai antioksidan dan stabilizer dalam industri plastik o Industri pelumas dan zat aditif pada minyak pelumas

3. Sifat Fisika dan Kimia dari Bahan Baku dan Produk a. Bahan Baku 1. Cresol (C7H8O) Sifat Fisika (ChemicalLAND 21,2012) : a. Berat molekul : 108,14 kg/kgmol b. Wujud : Cair c. Densitas : 1,01 gr/cm3 d. Titik Leleh : 23,96 0C e. Titik Didih : 201,45 0C f. Viskositas : 6,13 Cp g. Temperatur Kritis : 424,4 0C h. Tekanan Kritis : 50 atm Sifat Kimia (Kirk dan Othmer, 1994) : a. Hidrogenasi CH3C6H4OH + 3H2 b. Oksidasi CH3C6H4OH + O2 CH3C6H3O2 + H2O c. Subtitusi Cresol dengan Halogen CH3C6H4OH + Br2 d. Nitrasi CH3C6H4OH + HNO3 CH3C6H4ONO2 + H2O 2. POCl3 Sifat Fisika (ChemicalLAND 21,2012) : a. Berat molekul : 153,33 kg/kgmol b. Wujud : Cair c. Densitas : 1,645 gr/cm3 d. Titik Leleh : 1,25 0C e. Titik Didih : 185,8 oC f. Viskositas : 1,11 cP CH3C6H4OBr + HBr CH3C6H10OH

g. Temperatur Kritis : 390 0C h. Tekanan Kritis : 76 atm Sifat Kimia (Kirk dan Othmer, 1994) : a. POCl3 bereaksi dengan cresol membentuk TCP dan HCl 3CH3C6H4OH + POCl3 POCl3 + 3H2O (CH3C6H4O)3PO + 3HCl b. POCl3 dalam air akan terurai atau terhidrolisis H3PO4 + 3HCl

b. Produk 1. Tricresyl Phospat (TCP) Sifat Fisika (ChemicalLAND 21,2012) : a. Berat molekul : 368,37 kg/kgmol b. Wujud : Cair c. Densitas : 1,185 gr/cm3 d. Titik Leleh : -40 0C e. Titik Didih : 240 0C f. Viskositas : 2,21 Cp g. Temperatur Kritis : 625 0C h. Tekanan Kritis : 12 atm Sifat Kimia : a. Reaksi antara Cresol dengan PCl5 dapat menghasilkan TCP 3CH3C6H4OH + PCl5 (CH3C6H4O)3PCl2 + 3HCl (CH3C6H4O)3PCl2 + H2O (CH3C6H4O)3PO + 2HCl b. TCP dapat dihasilkan dari reaksi antara cresol dan POCl3 dan bersifat eksotermis 3CH3C6H4OH + POCl3 (CH3C6H4O)3PO + 3HCl 2. Asam Klorida (HCl) (Kirk dan Othmer, 1994) Sifat Fisika: a. Berat molekul : 36,47 kg/kgmol b. Wujud : Cair c. Densitas : 1,18 gr/cm3 d. Titik Leleh : -30 0C e. Titik Didih : -85 oC

f. Viskositas : 0,199 cP g. Temperatur Kritis : 158,9 0C h. Tekanan Kritis : 82,51 atm Sifat Kimia a. HCl bereaksi dengan metanol pada suhu 340-350 0C membentuk metil Klorida CH3OH + HCl CH3Cl + H2O

b. The Deacon Process Oksidasi fase uap dengan udara/oksigen dengan katalis mangan dengan suhu optimum 430-475 0C 4HCl + O2 2Cl2 +2H2O

c. Reaksi dengan zat pengoksidasi HCl dengan O2 bereaksi dalam keadaan gas menghasilkan klorin 2HCl + 1/2O2 Cl2 + H2O

c. Bahan Pembantu 1. Natrium Hidroksida (NaOH) (ChemicalLAND 21,2012) : Sifat Fisika: a. Berat molekul : 40 kg/kgmol b. Wujud : Padat c. Warna : Putih d. Densitas : 2,13 gr/cm3 e. Titik Leleh : 318 0C f. Titik Didih : 1390 oC g. Kelarutan dalam air : 111 gr/100 ml (20 oC) h. Panas kelarutan dalam air : -44,45 kJ/mol Sifat Kimia a. NaOH bereaksi dengan HCl membentuk natrium klorida dan air Reaksi: NaOH + HCl Reaksi : 2NaOH + CO2 NaCl + H2O Na2CO3 + H2O

b. NaOH bereaksi dengan CO2 membentuk Natrium karbonat dan air

4. Tinjauan Proses Secara Umum

Deskripsi Proses : Reaksi pembentukan TCP merupakan reaksi antara Cresol dan POCl3 yaitu suatu reaksi subtitusi ion hydrogen dengan gugus PO dari POCl3. Mekanisme penggantian ion hidrogen dengan gugus PO dapat berlangsung dengan baik. Dengan adanya reaksi subtitusi tersebut akan terbentuk asam klorida (HCl) sebagai hasil samping. Reaksi terjadi dalam reaktor alir tangki berpengaduk (RATB). Menurut Faith Keyes, 1957, reaksi bersifat eksotermis dengan reaksi : 3CH3C6H4OH(l) + POCl3(l) (CH3C6H4O)3PO(l) + 3HCl(aq)

BAB II DESKRIPSI PROSES

1. Data Kuantitatif Basis Phosphorus Oxychloride Cresylic Acid Muriatic by product yield at 37% HCl Kapasitas Produksi : 1 ton pada TCP (95% yield) : 0,48 ton : 0,73 ton : 0,95 ton : 30 ton/hari

2. Bahan Baku: o Phosphorus Oxychloride o Cresylic Acid o Muriatic by Product yield at 37% HCl

3. Konsep Reaksi 1. Dasar Reaksi TCP merupakan hasil dari reaksi antara Cresol dan POCl3 yang terjadi pada fase cair. Menurut US Patent 2870192 reaksi ini berlangsung pada suhu 150 0C. Waktu reaksi yang dibutuhkan adalah 2,5 jam. Selain produk TCP juga terbentuk hasil samping HCl, karena terjadi pergantian ion hidrogen dengan gugus PO. Reaksinya adalah sebagai berikut : 3CH3C6H4OH(l) + POCl3(l) (CH3C6H4O)3P(l) + 3 HCl (Aq)

2. Mekanisme Reaksi Reaksi pembentukan TCP merupakan reaksi antara Cresol dan POCl3 yaitu suatu reaksi subtitusi ion hydrogen dengan gugus PO dari POCl3. Mekanisme penggantian ion hidrogen dengan gugus PO dapat berlangsung dengan baik. Dengan adanya reaksi subtitusi tersebut akan terbentuk asam klorida (HCl) sebagai hasil samping. Reaksi terjadi dalam reaktor alir tangki berpengaduk (RATB). Menurut Faith Keyes, 1957, reaksi bersifat eksotermis dengan reaksi : 3CH3C6H4OH(l) + POCl3(l) (CH3C6H4O)3PO(l) + 3HCl(aq)

3. Kondisi Operasi Menurut US Patent 2870192, kondisi operasi pada pabrik TCP ini adalah sebagai berikut : 1. Temperatur 2. Tekanan 3. Kondisi Operasi = 150 0C = 3,5 atm = isothermal

4. Tinjauan Termodinamika Reaksi pembentukan, TCP ditinjau dari segi termodinamika adalah sebagai berikut (Yaws, 2003) : Tabel 2.1 Daftar H298 setiap komponen Komponen C7H8O POCl3 C21H21O4P HCl H298 (kkal/mol) -123,34 -558,50 -851,00 -92,30

Reaksi : 3CH3C6H4OH + POCl3 C21H21O4P + 3HCl H298 = H Produk - H reaktan = { Ho298 (C21H21O4P) + 3(Ho298 HCl)} - {3(Ho298 C7H8O) + (Ho298 POCl3)} = -1316,38 kkal/mol

Dari perhitungan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa reaksi antara Cresol dan POCl3 untuk menghasilkan TCP adalah reaksi eksotermis, karena harga H bernilai negatif.

4. Langkah Proses Proses pembentukan TCP secara garis besar dibagi menjadi 4 tahapan, yaitu : 1. Tahap penyimpanan bahan baku Cresol cair dengan konsentrasi 87% disimpan dalam tangki penyimpanan Cresol pada suhu 300 C dan tekanan 1 atm. POCl3 dengan konsentrasi 99,9% disimpan dalam tangki penyimpanan POCl3 juga pada suhu 300 C dan tekanan 1

10

atm. Kondisi ini dipilih karena pada suhu dan tekanan tersebut bahan baku berada pada kondisi cair dan tidak memerlukan peralatan tambahan dalam penyimpanan bahan baku, misal HE atau pompa vakum.

2. Tahap persiapan bahan baku Tahap penyiapan bahan baku ini dimaksudkan untuk mempersiapkan bahan baku agar sesuai dengan kondisi reaktor. Bahan baku Cresol cair atau nROH (CH3C6H4OH) yang telah dipanaskan di HE yang berasal dari tangki Cresol dialirkan menuju reaktor. Pada saat yang sama POCl3 dari tangki dialirkan juga reactor.

3. Tahap pembentukan produk Proses pembentukan TCP terjadi dalam reaktor berpengaduk dengan kondisi operasi suhu 260 0C dan tekanan 1,5 atm. Pada reaktor RATB dilengkapi dengan pengaduk sehingga suhu komposisi dan tekanan di dalam reaktor seragam. Reaktor dilengkapi dengan pendingin jaket agar proses berjalan secara isothermal walaupun reaksinya eksotermis. Top produk (Gas-gas yang keluar dari reaktor) dikondensasi di dalam kondensor parsial untuk mencairkan reaktan berlebih, Sedangkan gas yang tidak terkondensasi yaitu HCl masuk ke dalam falling film absorber sehingga didapat produk sampingan berupa asam muriatic dan POCl3 direcycle ke dalam reactor kembali dengan suhu 260oC dan tekanan 1 atm. Di dalam absorber, HCl akan diserap dengan air sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 37%. Produk ini selanjutnya disimpan dalam tangki HCl sebagai produk samping

4. Tahap Pemurnian produk Tahap pemurnian produk dilakukan untuk menghilangkan impuritas yang terkandung dalam crude produk. Produk keluar dari reactor ini berupa crude produk menuju proses selanjutnya yaitu alat destilasi yaitu batch flash still kemudian larutan masuk ke dalam kondensor untuk didinginkan dan larutan terpisah menjadi dua, light end direcycle kembali ke reactor dan larutan satunya menjadi produk cut menuju tangki pencucian, di tangki pencucian ini ditambah NaOH yang berfungsi sebagai menetralkan larutan. Proses pencucian dimaksudkan untuk menghilangkan kandungan asam dengan menggunakan NaOH 2%.

11

Reaksi yang terjadi adalah : HCl + NaOH NaCl +H2O Setelah itu menuju falling film evaporator yang berfungsi untuk meningkatkan konsentrasi dimana cara kerja alat ini adalah larutan dialirkan seperti air terjun yang tipis dan steam disamping larutan tersebut sehingga terjadi pertukaran panas sehingga pelarut menguap dan konsentrasi meningkat, setelah di evaporator masuk ke dalam filter dan didapat produk berupa tricresyl phospat.

12

Diagram Alir Proses Produksi Tricresyl Phosphat

13

BAB IV SPESIFIKASI PERALATAN PROSES 1. Reaktor Reaktor Tangki Alir Berpengaduk atau yang biasa dikenal sebagai Continuous Stirred Tank Reactor (CSTR) merupakan jenis reactor dengan model berupa tangki berpengaduk dan diasumsikan pengaduk yang bekerja dalam tangki sangat sempurna sehingga konsentrasi tiap komponen dalam reactor seragam sebesar konsentrasi aliran yang keluar dari reactor.

Tabel 1. Spesifikasi Reaktor Kode Fungsi Sebagai R-01 tempat Sebagai R-02 tempat

berlangsungnya reaksi antara berlangsungnya reaksi antara Cresol dengan Phosphorus Cresol dengan Phosphorus Oxyclhoride Tricresyl Phosphat Tipe Reaktor Alir menjadi Oxyclhoride Tricresyl Phosphat Tangki Reaktor Alir Tangki menjadi

Berpengaduk (RATB) Material

Berpengaduk (RATB)

Stainless steel SA 302 grade Stainless steel SA 302 grade B B 1 buah

Jumlah Kondisi Operasi - Tekanan (atm) - Suhu ( C) Kapasitas Dimensi Shell: Diameter Tinggi Tebal Head:
o

1 buah

3 150 3,401 m3

3 150 3,401 m3

1,531 m 1,531 m 0,245 m

1,531 m 1,531 m 0,245 m

14

Tipe Tinggi Tebal Pendingin: Tipe Jenis Pengaduk: Tipe Diameter Panjang blade Lebar baffle Daya motor

Torispherical dished head 0,291 m in

Torispherical dished head 0,291 m in

Jaket Air

Jaket Air

Turbin 6 blade with 4 baffle 0,5103 m 0,1276 m 0,1531 m 5 HP; 146,4 rpm

Turbin 6 blade with 4 baffle 0,5103 m 0,1276 m 0,1531 m 7,5 HP; 147,8 rpm

2. Tangki Penyimpanan Tipe: Silinder Vertikal dengan Flat Bottom dan Conical Roof Fungsi: Menyimpan bahan baku Pemilihan tangki ini mampu menampung kapasitas yang lebih besar dengan konstruksi sederhana sehingga lebih ekonomis, serta conical roof untuk kondisi atmosferik.

15

Tabel 2. Spesifikasi Tangki Penyimpanan Nama Alat Kode Fungsi T-01 Menyimpan bahan baku Phosphorus Oxyclhoride Tipe Silinder vertical dengan flat bottom dan conical roof Material Jumlah Kondisi Penyimpanan -Tekanan, atm -Suhu, oC Volume, ft3 Dimensi -Diameter,ft -Tinggi, m -Tebal silinder,in Course 1 Course 2 Course 3 Course 4 Course 5 -Tebal head, in -Tinggi head, ft -Tinggi total, ft 0,8750 0,7500 0,6250 0,5000 0,5000 7,2754 25,2754 0,8750 0,7500 0,7500 0,7500 0,6250 0,5000 9,0942 33,0942 0,7500 0,6250 0,6250 0,5000 0,5000 9,0942 27,0942 0,7500 0,7500 0,6250 0,5000 0,5000 9,0942 27,0942 40 18 50 24 50 18 50 18 1 30 22348,84 1 30 87636,83 1 30 63404,49 1 30 66215,77 Carbon steel 1 Silinder vertical dengan flat bottom dan conical roof Carbon steel 2 Silinder vertical dengan flat bottom dan conical roof Stainless steel 2 2 Silinder vertical dengan flat bottom dan conical roof T-02 Menyimpan bahan baku Cresol Tangki T-03 Menyimpan produk HCl T-04 Menyimpan Produk Tricresyl Phosphate

16

3. Wash Tank Tipe: Silinder tegak dengan head berbentuk torisperical dished head. Fungsi : Untuk menghilangkan kandungan asam (HCl) dengan menggunakan NAOH encer selain itu juga untuk menghilangkan POCl3 dan PCl3 karena bereaksi dengan air. Tabel 3. Spesifikasi Wash Tank Fungsi Untuk menghilangkan kandungan asan (HCl) dengan menggunakan NaOh encer. Selain itu juga untuk menghilangkan POCl3 dan PCl5 karena bereaksi dengan air Tipe Silinder tegak dengan head berbentuk torisperical dished head. Material Kondisi Operasi -Tekanan(atm) -Suhu (oC) Dimensi Shell: Diameter Tinggi Tebal Head: Tipe Tinggi Tebal Pengaduk: Tipe Diameter Kecepatan putar Daya motor Turbin 6 blade 0,54 m 112 rpm 7,5 HP Torisperical dished head 0,3991 m m 1,6213 m 1,6213 m 0,1875 in 1 83 Stainless steel

17

4. Absorber Tipe: Falling Film Absorber Fungsi: Untuk meyerap HCl menggunakan H2O Prinsipnya: Penyerap cairan mengalir di bawah tabung falling film karena gravitasi sementara uap mengalir berlawanan arah dari aliran cairan dan diserap ke dalam film cairan yang mengalir di atas tabung. Panas penyerapan ditolak dengan

pendingin yang mengalir melalui tabung.

5. Scrubber Tipe : Packed tower Scrubber Fungsi: tempat untuk mengeliminasi impuritis Tricresyl Phosphat dari generator dan absorber serta pembersihan gas (misalnya gas buang) dan pemisahan campuran gas (yang bertujuan untuk memperoleh kembali kompenen tertentu). Packed tower Scrubber merupakan scrubber yang paling umum digunakan untuk absorpsi gas. Packed tower mendispersi scrubbing liquid di atas packing material yang memberikan surface area yang luas tempat terjadinya kontak antara gas dan cairan. Packed tower diklasifikasikan berdasarkan arah relatif dari aliran gas menjadi cairan. Dimana packed tower yang paling sering dipergunakan adalah

countercurrent (gas to liquid) flow tower yang diperlihatkan. Aliran gas memasuki dasar tower dan mengalir ke atas melewati packing material. Cairan disemprotkan di bagian atas sprayer atau weir dan mengalir ke bawah sepanjang packing material.

6. Batch Flash Still Fungsi: Untuk memisahkan Cresil yang tidak bereaksi untuk proses selanjutnya. Flash distilator adalah jenis distilator yang bahan bakunya dimasukkan secara terus-menerus, sehingga kontinyuitas bahan baku dan produksinya akan terus mengalir sepanjang waktu.

18

Batch distilator merupakan jenis distilator dimana bahan baku yang dimasukan diproses sampai dengan habis teruapkan. Setelah habis teruapkan, bahan baku berikut dimasukkan kembali. Batch distilator sering juga disebut sebagi distilator tipe curah. Extractive & azeotropic distilator pada dasarnya sama dengan flash atau batch, yang

membedakannya adalah bahwa pada jenis extractive & azeotropic distilator ini, bahan yang akan disuling dicampur dengan bahan pelarut tertentu (solvent). Solvent ini berfungsi untuk dapat dengan cepat memisahkan cairan atau minyak yang diinginkan (ekstraksi), bar kemudian diuapkan. Selanjutnya uap diembunkan dan ditampung, sebagai hasil dari proses destilasi. Batch flash distilator merupakan jenis distilator dimana bahan baku yang dimasukan secara terus-menerus, sehingga kontinyuitas bahan baku dan produksinya akan terus mengalir sepanjang waktu dan diproses sampai dengan habis teruapkan. Setelah habis teruapkan, bahan baku berikut dimasukkan kembali.

7. Kondenser Tipe: kondenser parsial Alat ini berfungsi untuk mengembunkan uap atau campuran uap sehingga berubah fasa menjadi cairan. Alat penukar kalor ini digunakan untuk mendinginkan uap atau campuran uap, sehingga berubah fasa menjadi cairan. Sebagai media pendingin biasanya digunakan air. Umumnya condenser memiliki tipe shell and tube dan dapat mempunyai dua tipe yaitu tipe vertical dan tibe horizontal yang masing-masing mempunyai keuntungan sendiri-sendiri.

19

Tipe-tipe condenser berdasarkan fungsi: a. Partial condenser Condenser ini memiliki fungsi hanya mengembunkan sebagian dari total uap yang dihasilkan (kondensat) dimana sebagian uap dimasukkan ke dalam kolom dan cairan diambil sebagai produk atas.yang dipakai sebagai reflux. Condenser ini biasanya dipasang dekat puncak dalam fraksinasi. b. Overhead condenser Condenser ini memerankan 3 hal pada saat bersamaan yakni mendinginkan uap, mengembunkan uap menjadi cairan, kemudian mendinginkan menjadi cairan tersebut c. Surface condenser Condenser ini berfungsi untuk mengkondensasikan steam, yang mana kondensasi ini dijalankan dengan tekanan vakum dari 1 sampai 1,5 inHg absolute. Untuk membuat tekanan vakum digunakan ejector.

8. Evaporator Tipe: Falling Film Evaporator Fungsi: Menguapkan Tricresyl Phosphat yang telah bebas dari kandungan garam. Alat ini berfungsi untuk mendinginkan atau menguapkan fluida cair dengan

menggunakan steam atau media panas lainnya. Tujuan dari setiap proses evaporasi menaikkan

konsentrasi atau kadar kepekatan suatu larutan yang terdiri dari zat terlarut yang tidak mudah menguap dari zat pelarutnya yang relatif mudah menguap . Umpan di masukkan melaui bagian atas kolom dan secara gravitasional. Jika vakum tidak dioperasikan turun dan membasahi dinding bagian dalam kolom dan diningdinding bagian luar tabung-tabung penukar panas dan dalam kolom sebagian lapisan tipis (film).Maka panas yang diberikan oleh medium pemanas di dalam penukar panas akan dipakai untuk memanaskan larutan mencapai titik didihnya, penguapan pelarut dan membawa temperatur uap dari titik temperatur di atasnya. Sehinggga di dalam kolom evaporator akan terdapat campuran antara larutan pada temperatur penguapan pelarut atau sedikit lebih tinggi atau rendah dari uap pelarut. Karena temperatur pada tangki pemisah dan pendingin (kondensor) lebih rendah dari pada temperatur pada bagian bawah kolom maka sistem pada bagian kolom tersebut akan mengalami

20

evakuasi yang dalam arti sebenarnya terjadi penurunan tekanan sehingga kondisi seperti vakum terjadi oleh karena campuran tersebut akan terhisap menuju tangki pemisah dimana bagian campuran yang berupa larutan produk yang lebih berat dan pekat turun menuju tangki pengumpul produk, sehingga uap pelarut menuju kondensor dikondensasikan dan turun menuju tangki destilat.

9. Batch Receivers Fungsi: sebagai tempat menyimpan hasil distilasi. Batch Receivers merupakan sebuah bejana penyimpan dari hasil destilasi .

10. Filter Tipe: Pressure Leaf Filter Fungsi: Untuk menyaring garam residu hasil Tricresyl Phosphat yang telah diuapkan dalam evaporator. Pressure Leaf Filter adalah MS / SS Kapal Vertikal dengan Daun Filter dalam. Pada pipa berjenis umum daun dipasang secara vertikal, melalui cairan yang disaring mengalir keluar . Di atas , daun digerakkan oleh poros bergetar . Sebuah vibrator mekanik digerakkan oleh motor listrik / pneumatik vibrator digerakkan untuk menggetarkan poros daun untuk pengeluaran cake . Jaket untuk filtrasi panas dapat dinetralkan jika diinginkan selama aliran, ventilasi / uap / pengisian udara, pengukur tekanan & katup pengaman disediakan di atas. Penutup atas disediakan dengan mekanisme devit arm untuk meningkatkan tutup untuk membersihkan / mengeluarkan daun . " I " baut yang disediakan untuk pembukaan cepat dan penutupan atas tutupnya . Sebuah jack mekanik disediakan untuk mengangkat bagian atas untuk membersihkan / mengeluarkan daun . Lugs disediakan untuk memasang PLF. Filter daun filter pada kedua sisi dan karenanya daerah filtrasi besar diperoleh dalam wadah yang relatif kecil .

21

11. Heat Exchanger Heat Exchanger adalah alat penukar panas yang dapat digunakan untuk memanfaatkan atau mengambil panas dari suatu fluida untuk dipindahkan ke fluida lain. Proses perpindahan panas ini biasanya terjadi dari fase cair ke fase cair atau dari fase uap ke fase cair. Alat penukar kalor ini bertujuan untuk memanfaatkan panas suatu aliran fluida yang lain. Maka akan terjadi dua fungsi sekaligus, yaitu : Memanaskan fluida Mendinginkan fluida yang panas Suhu yang masuk dan keluar kedua jenis fluida diatur sesuai dengan kebutuhannya. Pada gambar diperlihatkan sebuah heat exchanger, dimana fluida yang berada didalam tube adalah air, disebelah luar dari tube fluida yang mengalir adalah kerosene yang semuanya berada didalam shell.

22

BAB IV PENUTUP

1. Kesimpulan

Tricresyl Phosphate dihasilkan dari reaksi antara Cresol dan Phosphorus Oxychloride dengan hasil samping Asam Clorida 37%. Tricersyl Phosphate (TCP) merupakan senyawa organik dengan rumus molekul (CH3C6H4O)3PO yang digunakan sebagai plasticizer (bahan pelunak), pelarut bahan selulosa asetat sebagai cable coating (pelapis kabel), gasoline aditif dan lubricant (bahan pelumas). Reaksi pembentukan Tricresyl Phosphate dilakukan dalam Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB) dengan pendingin air. Reaksi berlangsung pada fase cair-cair, sifat reaksi eksotermis irreversible, dengan kondisi operasi non adiabatic isothermal pada 150 0C, 3,5 atm dengan konversi 85%. Reaksi pembentukan TCP merupakan reaksi antara Cresol dan POCl3 yaitu suatu reaksi subtitusi ion hydrogen dengan gugus PO dari POCl3. Mekanisme penggantian ion hidrogen dengan gugus PO dapat berlangsung dengan baik. Dengan adanya reaksi subtitusi tersebut akan terbentuk asam klorida (HCl) sebagai hasil samping. Reaksi terjadi dalam reaktor alir tangki berpengaduk (RATB). Menurut Faith Keyes, 1957, reaksi bersifat eksotermis dengan reaksi : 3CH3C6H4OH(l) + POCl3(l) (CH3C6H4O)3PO(l) + 3HCl(aq)

23

NOTULEN HASIL PRESENTASI

Proses Industri Kimia I


INDUSTRI TRICRESYL PHOSPHAT

Waktu dan Tempat Pelaksanaan Hari/Tanggal : Pemakalah Tempat : : Kamis/31 Oktober 2013 Tri Rahma Agustiani Ruang Kelas 3KA Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya

Susunan Acara: 1. Pembukaan 2. Penyampaian materi 3. Sesi Pertanyaan 4. Penutup Hasil Presentasi Suasana dalam forum diskusi ini baik, tenang, aman dan terkendali. Para peserta diskusi yang hadir sangat memperhatikan untuk setiap point yang dijabarkan oleh pemakalah. Terdapat beberapa pertanyaan pada saat sesi tanya-jawab (diskusi), yaitu : 1. Sdri. Anggun Astrian Fratiwi Pertanyaan Jawaban : Jenis adsorben apa yang digunakan pada pressure leaf filter? : Filter ini digunakan pada polishing slurry dengan kandungan padatan sangat rendah yaitu 1-5% atau untuk penyaringan ampas dengan konsentrasi padatan 20-25 %. Pada filter ini, adsorben yang dimaksud bukanlah suatu jenis zat melainkan beberapa lapisan yang terdiri terdiri dari 5 lapis kain kawat stainless steel, dengan lapisan terluar berupa lubang-lubang halus yang berfungsi sebagai media filter dan lapisan tengah merupakan tepat penampungan filtrate. Media filter tersebut

24

dapat terbuat dari C.S, SS, SS904L, Titanium, Hastelloy, Monel, PolyPropylene / Teflon Coated.

2. Sdra. Catur Akbar Tanjung Pertanyaan : Selain ekonomis, apa lagi alasan banyak digunakannya POCl3 dalam pabrikasi dari pada PCl5 untuk pembuatan Tricresyl Phosphat? Jawaban : Alasan banyak digunakannya POCl3 dalam pabrikasi dari pada PCl5 untuk pembuatan Tricresyl Phosphat yaitu selain harga PCl5 yang lebih mahal daripada POCl3, reaksi pembentukan Tricresyl Phosphat dengan bahan baku cresol dan POCl3 tidak menggunakan air sehingga lebih efisien daripada reaksi dengan menggunakan PCl5. Efisien disini maksudnya yaitu seperti lebih menghemat biaya dan juga dapat mengurangi impurities yang mungkin terkandung dalam air sehingga produk Tricresyl Phosphat yang dihasilkan lebih murni.

3. Sdra. Eka Adrian Saputra Pertanyaan : Apa perbedaan falling film adsorber dengan falling film evaporator? Bagaimana prosesnya? Dan apa saja keluaran dari falling film evaporator yang ada pada flowsheet? Jawaban : Pada falling film adsorber terjadi proses penyerapan HCl dengan menggunakan air sedangkan pada falling film evaporator terjadi proses pemekatan konsentrasi Tricresyl Phosphat dengan cara menguapkan kandungan air dari Tricresyl Phosphat menggunakan uap panas dari steam. Pada falling film adsorber, cairan HCl diserap dengan cara dilarutkan dalam H2O yang mengalir di bawah tabung falling film karena gravitasi sementara uap HCl mengalir berlawanan arah dari aliran cairannya dan diserap ke dalam film cairan yang mengalir di atas tabung. Panas penyerapan ditolak dengan pendingin yang mengalir melalui tabung. Pada falling film evaporator, larutan dialirkan seperti air terjun yang tipis dan steam disamping larutan tersebut sehingga terjadi pertukaran panas sehingga pelarut menguap dan konsentrasi

meningkat. Aliran keatas maksudnya evaporator tesebut menggunakan

25

tekanan 10 mmHg dan aliran kebawah merupakan keluaran dari air yang telah diuapkan dalam evaporator.

4. Sdra. M. Reza Fahlevi Pertanyaan : Apa jenis pompa yang digunakan? Mengapa suhu yang digunakan pada batch flash still harus 375oC? Jawaban : Jenis Pompa yang digunakan yaitu pompa single stage sentrifugal. Pada batch flash still, suhu yang digunakan harus 375oC adalah karena untuk memisahkan cresol yang tidak beraksi dengan cresol yang telah bereaksi supaya dapat digunakan kembali.

26

DAFTAR PUSTAKA Erlinawati,dkk. 2012. Modul Kuliah Proses Industri Kimia. Politeknik Negeri Sriwijaya: Palembang.

Marantika,Heru.2013.Prarancangan pabrik Tricresyl Phosphate dari Cresol dan Phosphorus Oxyclhoride Kapasitas 20.000 ton/tahun.Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta:Surakarta

http://iswahyudi8962.blogspot.com/2011/12/heat-exchanger.html.diakses Oktober 2013

tgl

27

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18379/4/Chapter%20II.pdf.diakses tgl 27 Oktober 2013

http://asro.wordpress.com/2008/10/15/process-equipment-control-1-heat-exchangercontrol/. diakses tgl 27 Oktober 2013

http://www.chempro.in/equipmentplf.htm, diakses tgl 3 November 2013

27

Вам также может понравиться