Вы находитесь на странице: 1из 18

BAB 1 STRUKTUR DAN FUNGSI SEL

A. SEJARAH PENEMUAN SEL Sel adalah unit terkecil dari makhluk hidup. Setiap Organisme di dunia ini tersusun atas sel-sel yang saling berintegrasi membentuk suatu fungsi tertentu dalam tubuh makhluk hidup. Baik organisme tingkat seluler (Uniseluler) maupun organisme Multiseluler. Penemuan sel pertama kali diawali dengan ditemukannya mikroskop oleh Antonie Van Leeuwenhook. Pada tahun 1665, Robert Hooke mengamati irisan gabus pada pada tumbuhan dengan menggunakan lensa pembesar. Ia melihat bahwa irisan tersebut tampak seperti bangunan yang berlubang-lubang kecil seperti susunan sarang lebah yang dipisahkan oleh diafragma. Ia menyebut bangunan seperti sarang lebah dengan nama cellula yang berarti kamar. Perkembangan teori tentang sel dimulai pada tahun 1839 sampai akhir abad XIX. 1. Sel merupakan kesatuan atau unit structural makhluk hidup Teori ini dikemukakan oleh Jacob Schleiden (18041881) dan Theodor Schwan (1810 1882). Tahun 1839 Schleiden, ahli botani berkebangsaan Jerman, mengadakan pengamatan mikroskopis terhadap sel tumbuhan. Pada waktu yang bersamaan Theodor Schwan melakukan pengamatan terhadap sel hewan. Dari hasil pengamatannya mereka menarik kesimpulan sebagai berikut. 1) Tiap makhluk hidup terdiri dari sel. 2) Sel merupakan unit struktural terkecil pada makhluk hidup. 3) Organisme bersel tunggal terdiri dari sebuah sel, organisme lain yang tersusun lebih dari satu sel disebut organisme bersel banyak. 2. Sel sebagai unit fungsional makhluk hidup Max Schultze (18251874) menyatakan bahwa protoplasma merupakan dasar fisik kehidupan. Protoplasma bukan hanya bagian struktural sel, tetapi juga merupakan bagian penting sel sebagai tempat berlangsung reaksi-reaksi kimia kehidupan. Berdasarkan hal ini muncullah teori sel yang menyatakan bahwa sel merupakan kesatuan fungsional kehidupan. 3. Sel sebagai unit pertumbuhan makhluk hidup Rudolfh Virchow (18211902) Ia menemukan bahwa setiap sel berasal dari sel yang ada sebelumnya (omnis cellula cellulae), sehingga muncul teori sel yang menyatakan bahwa sel merupakan kesatuan pertumbuhan 4. Sel sebagai unit hereditas makhluk hidup Ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong penemuan unit-unit penurunan sifat yang terdapat dalam nukleus, yaitu kromosom. Dalam kromosom terdapat gen yang merupakan unit pembawa sifat. Melalui penemuan ini muncullah teori bahwa sel merupakan unit hereditas makhluk hidup. Penemuan-penemuan yang mendukung perkembangan teori sesejara sebagai berikut. 1) Robert Brown (1812), Biolog Skotlandia, menemukan benda kecil terapung dalam cairan sel yang ia sebut nukleus. 2) Felix Durjadin (1835), beranggapan bahwa bagian sel adalah cairan sel yang sekarang disebut protoplasma. 3) Johanes Purkinye (17871869), orang pertama yang mengajukan istilah protoplasma untuk menamai bahan embrional sel telur
1

B. KOMPONEN KOMIAWI SEL Sebuah sel (baik tumbuhan maupun hewan) terdiri atas tiga (3) bagian utama yakni : membran sel, nukleus ( inti sel ) dan sitoplasma yang merupakan bagian terbesar penyusun sebuah sel. Senyawa kimia penyusun sel disebut protoplasma. Protoplasma merupakan substansi yang komplek yang sebagian besar terdiri atas air dan unsur-unsur kimia lainnya. Unsur kimia tersebut terdiri dari bahan anorganik yang berupa air dan ion-ion mineral dan bahan organic yang berupa karbohidrat, lemak, protein, dan asam nukleat. 1. Karbohidrat Karbohidrat tersusun atas unsur C, H dan O dengan rumus molekul ( CnHnOn ) Karbohidrat disintesis terutama oleh sel tumbuhan melalui proses fotosintesis. Pada beberapa jenis mikroorganisme tertentu, karbohidrat juga disintesis melalui proses kemosintesis. Beberapa jenis karbohidrat yang dikenal manusia a. Monosakarida merupakan karbohidrat yang paling sederhana karena tidak dapat dihidrolisis menjadi molekul yang lebih kecil lagi (hanya terdiri dari 1 gugus). Monosakarida larut di dalam air dan rasanya manis, sehingga secara umum disebut juga gula. Penamaan kimianya selalu berakhiran-osa. Monosakarida dapat dikelompokkan berdasarkan kandungan atom karbonnya, yaitu triosa, tetrosa, pentosa, dan heksosa atau heptosa. Misalnya : Triosa (C3H6O3), memiliki 3 atom C. Misal gliseraldehid

Tetrosa (C4H8O4), memiliki 4 atom C. misal Eritrosa

Pentosa (C5H10O5), memiliki 5 atom C. misal ribose dan Ribulosa

Heksosa (C6H12O=), memiliki 6 atom C. misal Glukosa, Galaktosa, Fruktosa

b. Disakarida Merupakan gabungan antara 2 (dua) monosakarida, pada bahan makanan disakarida terdapat 3 jenis yaitu sukrosa, maltosa dan laktosa. Pada saat dihidrolisi disakarida akan menghasilkan dua molekul monosakarida yang sama atau berbeda, misalnya: Maltosa -------> Glukosa + Glukosa Maltosa adalah suatu disakarida dan merupakan hasil dari hidrolisis parsial tepung (amilum). Maltose merupakan bahan untuk membuat bir. Laktosa -------> Glukosa + Galaktosa Laktosa adalah komponen utama yang terdapat pada air susu ibu dan susu sapi. Sukrosa -------> Glukosa + Fruktosa Sukrosa terdapat dalam gula tebu dan gula bit. Dalam kehidupan sehari-hari sukrosa dikenal dengan gula pasir. c. Polisakarida Polisakarida merupakan karbohidrat kompleks dengan rantai molekul yang panjang . Rasanya tidak manis , tidak dapat dikristalkan dan tidak larut dalam air. Jika larut maka akan membentuk suspensi karena ukuran molekulnya besar. Polisakarida dapat dibagi menjadi dua kelas utama yaitu homopolisakarida dan heteropolisakarida. Homopolisakarida, dibentuk oleh monosakarida yang sama (bila dihidrolisis hanya menghasilkan satu jenis monosakarida) Ex: - Amilum (zat pati), merupakan hasil fotosintesis - glikogen, terdapat di dalam sel-sel hati dan sel otot - Inulin, terdapat pada sel akar tumbuhan tertentu sebagai cadangan makanan - Lignin, terdapat pada sel xilem - Selulosa, terdapat pada sel tumbuhan tingkat tinggi dan berfungsi sebagai pelindung sel. Heteropolisakarida, dibangun oleh macam-macam monosakarida (bila dihidrolisis a menghasilkan lebih dari satu jenis monosakarida)
3

Ex:
Kitin, terdapat pada kulit Arthropoda, misal jangkrik dan belalang Heparin, terdapat di dalam sel hati, sel paru-paru dan sel dinding arteri sebagai zat anti

koagulasi 2. Lemak Disebut juga lipida, tersusun atas unsur C, H dan O. Senyawa utama yang membentuk lemak adalah asam lemak dan gliserol. Peran utama lemak dalam sel adalah pembentuk membrane sel bersama protein, mengatur sirkulasi lemak yang lain, dan sumber cadangan energi bagi sel. Lemak mempunyai sifat tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut lemak. Adapun pelarut lemak tersebut adalah eter, kloroform, benzena, karbon tetraklorida (CCl4), xylena, alkohol panas, dan aseton panas Pada sel makhluk hidup, lemak terdapat dalam bentuk lemak sederhana, lemak gabungan, atau turunan lemak. a. Lemak sederhana Adalah zat yang terdiri dari ester asam lemak dengan alcohol. Contoh: Lilin/malam/plastisin, adalah ester asam lemak dengan alcohol yang BM-nya tinggi (rantai c-nya panjang). Merupakan lemak yang teksturnya padat dalam suhu kamar Minyak, merupakan lemak yang teksturnya cair dalam suhu kamar b. Lemak gabungan Lemak gabungan merupakan ester lemak yang mengandung asam lemak, alcohol dan zat-zat lain. Contoh: Fosfolipid, lipid yang mengandung gugus ester fosfat Glikolipid, lipid yang mengandung molekul karbohidrat Lipoprotein, lipid yang mengandung protein Karotenoid, lipid gabungan berpigmen yang terdapat pada sel tumbuhan dan sel hewan (haemoglobin, klorofil) c. Lemak turunan Adalah zat yang berasal dari hidrolisis zat-zat yang tersebut di atas (lemak sederhana dan lemak gabungan) Contoh: Alcohol
Alkohol merupakan hasil hidrolisis lipida selain asam lemak, misalnya gliserol dan asetil alkohol. Asetil alkohol merupakan hasil hidrolisis lilin/malam.

Steroid Steroid terdapat pada protoplasma sel hewan, yaitu hormone kelamin, vit D, kolesterol. Kolesterol
Banyak orang yang beranggapan bahwa kolesterol sebagai zat penyebab penyakit di dalam tubuh. Padahal sebenarnya kolesterol juga memiliki fungsi penting bagi tubuh. Dalam jumlah sedikit, kolesterol merupakan komponen utama membran sel dan selubung mielin. Kolesterol juga berperan dalam pembentukan zat-zat penting, semisal garam empedu, asam kholat, dan hormon seks. Oleh karena pengaruh asam lemak jenuh, kolesterol dalam darah dapat meningkat jumlahnya. Jumlah kolesterol yang berlebihan, akan mengakibatkan pengendapan dalam pembuluh darah. Pengendapan ini menjadikan pembuluh darah 4

berdiameter sempit atau biasa disebut ateriosklerosis. Apabila penyempitan terjadi pada pembuluh darah jantung, dapat menyebabkan jantung koroner. Sementara, bila penyumbatan terjadi pada pembuluh darah dalam otak, maka dapat menimbulkan stroke.

Asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh Asam lemak jenuh adalah
asam lemak jenuh merupakan asam lemak yang dapat disintesis dalam tubuh, sehingga bersifat nonesensial. Biasanya terdapat pada lemak hewani dengan bentuk padat. Contohnya Asam stearat, asam palmitat, mentega, dan gajih. Asam lemak tak jenuh adalah asam lemak yang tidak dapat disintesis dalam tubuh, sehingga sifatnya esensial. Asam lemak tak jenuh banyak terdapat pada lemak nabati dan umumnya berbentuk cairan. Misalnya, asam oleat, asam ilnoleat, asam arakhidonat, minyak jagung, dan minyak kedelai.

3. Protein Protein, yang tersusun atas unsure utama utama C ( karbon ) , H ( hydrogen ) , O ( oksigen ) dan N ( nitrogen ) ditambah S ( sulfur ) dan P ( Phosphor ) sebagai unsure tambahan. Senyawa yang satu ini merupakan unsure organic terbesar yang menyusun sebuah sel. Protein sendiri di dalam sel berperan dalam membentuk organel-organel sel, membentuk selaput / membrane plasma bersa,m lemak dan karbohidrat, membangun jaringan tubuh dan regenerasi sel, sebagai komponen pembentuk enzim, hormone maupun antibody. Berdasarkan komposisi kimianya, protein digolongkan menjadi dua, yaitu a. Protein sederhana, jika dihidrolisis hanya akan menghasilkan asam amino. Contoh: albumin, globulin b. Protein kompleks/gabungan, jika dihidrolisis akan menghasilkan asam amino dan senyawa lain. Contoh: Lipoprotein, mengandung protein dan lipid nucleoprotein, mengandung protein dan asam nukleat (menyusun molekul DNA / RNA di dalam sel) glikoprotein, mengandung protein dan karbohidrat kormoprotein, mengandung protein dan bahan zat warna (hemoglobin dan hemosianin). 4. Asam nukleat Asam Nukleat (Nucleic acid) merupakan substansi yang sangat penting. Asam ini terdapat pada hampir setiap sel tubuh kita. Perlu diketahui, tubuh kita tersusun atas ribuan, jutaan bahkan miliaran sel. Asam nukleat ini terletak dalam kromosom yang ada pada inti sel. Asam nukleat terdiri atas 2 jenis: DNA(Deoxiribo Nucleic Acid) dan RNA(Ribonucleic Acid). Secara umum, keduanya tersusun dari 3 bahan: a. Deoxiribose/ gula pentosat b. fosfat c. Basa nitrogen Pirimidin, ada 2 macam: Timin (T)(pada DNA)- Urasil(U)(pada RNA) dan Cytosin (C). Purin, juga 2 macam: Adenin(A) dan Guanin(G).

Perbandingan molekul DNA dan RNA Sifat yang membedakan DNA Gula yang menyusun Deoksiribosa Bentuk normal Double stranded rantai) double panjang Basa purin Guanin, Adenin Basa Pirimidin Timin, Sitosin Jenis/macam Hanya satu

RNA Ribosa (dua Single stranded helix, rantai) pendek

(satu

Tempat Fungsi

Guanin, Adenin Urasil, Sitosin Ada 3 (ARN duta/messenger, ARN transport, ARN ribosom) Inti sel (nukleus) Inti sitoplasma dan ribosom Merupakan materi genetik Sintesis protein (pewarisan sifat)

C. STRUKTUR DAN FUNGSI SEL sel merupakan unit terkecil dalam kehidupan. Di dalamnya berisi suatu zat hidup yang dinamakan protoplasma. Protoplasma merupakan gabungan dua kata yang berasal dari Yunani, yakni protos artinya pertama dan plasm artinya bentuk. Secara umum, struktur sel makhluk hidup terbagi dalam dua jenis, meliputi sel prokariotik dan sel eukariotik Sel prokariotik adalah sel yang tidak memiliki membran inti, sehingga materi genetic (DNA dan RNA) yang berada dalam sel mengadakan kontak langsung dengan protoplasma. Ciri-ciri: tidak mempunyai nucleus melainkan nukleolid (inti sel sederhana tanpa selaput/membraneDNA dan RNA tidak dibungkus membran), tidak memiliki beberapa organel khusus ex: mitokondria, kloroplas, RE, aparatus golgi, lisosom dan peroksisom Sedangkan sel eukariotik adalah sel yang memiliki membran inti. Ciri-ciri: memiliki nucleus (karena bahan inti sudah diselaputi membrane), memiliki beberapa jenis organela. Secara structural maupun fungsional sel terdiri atas: membrane sel, nucleus, sitoplasma dan organel-organel 1. Membrane sel/membrane plasma Membrane sel merupakan bagian sel yang terletak pada bagian luar (pada tumbuhandinding sel dulu baru membrane sel, pada hewankrn tidak punya dinding sel jadi bagian luar langsung membrane sel). Sebagian besar bagian ini dimiliki oleh organisme eukariotik. Membrane sel merupakan pembatas antara bagian dalam sel dengan lingkungan luarnya. Membrane sel tersusun atas dua lapisan yaitu fosfolipid dan protein Fungsinya antara lain: Melindungi isi sel Pengatur keluar masuknya molekul-molekul Reseptor rangsangan dari luar 2. Nucleus Nukleus bertugas mengontrol kegiatan yang di sitoplasma. Nucleus atau inti sel merupakan organel sel terbesar disbanding organel lainnya. Bagian-bagian yang melapisi nucleus meliputi:

Membrane inti/karioteka Merupakan lapisan pembungkus inti sel. Pada permukaannya terdapat pori-pori yang berfungsi sebagai tempat keluar masuknya molekul dari sitoplasma ke nukleoplasma Kromatin/kromosom Pada nukleoplasma bisa ditemui benang kromatin. Saat sel mengalami pembelahan, benang kromatin ini akan mengalami penebalan sehingga membentuk kromosom. Kromosom merupakan zat yang berisi materi genetic yang berfungsi dalam menyampaikan materi genetic melalui sintesis ptrotein. Nukleoplasma (kariolimfa) Merupakan cairan inti yang tersusun dari air, asam inti, protein dan enzim. Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa dalam nukleoplasma terdapat kromatin yang akan berubah menjadi kromosom, sehingga nukleoplasma berfungsi sebagai tempat pembentukan kromosom. Nukleolus (anak inti) Di dalam sel, nukleus memiliki peran penting, antara lain:menjadi pusat kontrol sel; pembawa perintah sintesis protein dalam inti DNA; memperbaiki sel yang rusak dalam nukleolus; memengaruhi produksi ribosom dan RNA; dan berperan dalam pembelahan sel. 3. Dinding sel Dinding sel merupakan organel yang berada pada sel tumbuhan, sementara sel hewan tidak memilikinya. Dinding sel bersifat kaku, sehingga bentuk sel tumbuhan tidak mudah berubah. Ketebalannya berkisar 0,1 m. Bagi sel tumbuhan, dinding sel berfungsi sebagai pelindung dan pencegah dari penghisapan air yang berlebihan sehingga sel tetap utuh. Pada dinding sel terdapat bagian yang tidak menebal, yaitu Noktah. Melalui noktah ini terjadi hubungan plasma sel satu dengan sel yang lain yang disebut Plasmodesmata. Plasmodesmata berupa juluran plasma yang berfungsi sebagai pintu keluar masuknya zat. 4. Sitoplasma Sitoplasma merupakan cairan yang mengelilingi sel (kecuali inti sel dan organel sel) dengan membrane sel sebagai batas luarnya. Sitoplasma bersifat koloid, yaitu tidak padat dan tidak cair. Koloid sitoplasma dapat mengalami perubahan dari fase sol ke fase gel. Fase sol jika konsentrasi air tinggi Fase gel jika konsentrasi air rendah Fungsi sitoplasma: Ruangan tempat terjadinya reaksi bermacam-macam katalisa dari berbagai proses pertukaran zat Sebagai ruangan tempat terjadinya proses komunikasi diantara berbagai organel sel Dalam sitoplasma mengandung organela-organela sebagai berikut: a. Reticulum endoplasma Merupakan struktur yang berbentuk benang-benang yang bermuara di inti sel. system sangat komplek dan membentuk kantong pipih yang sangat luas hampir menutupi sitoplasma. Re terbagi atas dua macam: RE kasar (RE granular) terdapat bintik-bintik yang merupakan ribosom. Ribosom ini berperan dalam sintesis protein. Maka, fungsi utama RE kasar adalah sebagai tempat sintesis protein
7

RE halus (RE agranular) Tidak terdapat ribosom sehingga permukaanya halus. RE halus memiliki beberapa fungsi, antara lain: - Mensisntesis berbagai zat seperti lemak, kolesterol, fosfolipid, dan steroid - Metabolisme karbohidrat (misal proses penyimpanan karbohidrat dalam bentuk glikogen pada sel hati) - Membantu proses penetralan obat dan racun yang biasa terjadi pada RE sel hati Namun demikian RE kasar dan RE halus mempunyai fungsi yang sama yaitu: sebagai alat transport molekul dari satu sel ke sel yang lain, memproduksi antibody, dan berperan dalam prose glikolisis yaitu penambahan gula pada molekul protein. b. Badan golgi Badan Golgi (disebut juga aparatus Golgi, kompleks Golgi atau diktiosom ) adalah organel yang dikaitkan dengan fungsi ekskresi sel, dan struktur ini dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa. Organel ini terdapat hampir di semua sel eukariotik dan banyak dijumpai pada organ tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal. Setiap sel hewan memiliki 10 hingga 20 badan Golgi, sedangkan sel tumbuhan memiliki hingga ratusan badan Golgi. Badan Golgi pada tumbuhan biasanya disebut diktiosom. Badan Golgi ditemukan oleh seorang ahli histologi dan patologi berkebangsaan Italia yang bernama Camillo Golgi. Beberapa fungsi badan golgi antara lain : Membentuk kantung (vesikula) untuk sekresi. Terjadi terutama pada sel-sel kelenjar kantung kecil tersebut, berisi enzim dan bahan-bahan lain. Membentuk membran plasma. Kantung atau membran golgi sama seperti membran plasma. Kantung yang dilepaskan dapat menjadi bagian dari membran plasma. Membentuk dinding sel tumbuhan Fungsi lain ialah dapat membentuk akrosom pada spermatozoa yang berisi enzim untuk memecah dinding sel telur dan pembentukan lisosom. Tempat untuk memodifikasi protein Untuk menyortir dan memaket molekul-molekul untuk sekresi sel Untuk membentuk lisosom c. Ribosom Ribosom merupakan struktur yang paling kecil dengan garis tengah lebih kurang 20 nm, berbentuk bulat, dan tersuspensi dalam sitoplasma. Ribosom mengandung RNA dan protein dengan perbandingan yang sama. Ribosom berfungsi sebagai tempat pembuatan protein. Ribosom dapat terikat pada membran retikulum endoplasma atau terdapat bebas dalam matriks sitoplasma. Umumnya, ribosom yang menempel pada RE berfungsi mensintesis protein untuk dibawa keluar sel melalui RE dan golgi kompleks. Sedangkan, ribosom yang terdapat dalam sitoplasma, mensintesis protein untuk keperluan dalam sel. Dalam sel terdapat kelompok yang terdiri atas lima atau enam ribosom yang disebut polisom/poliribosom yang merupakan unit fungsional yang efektif dalam sintesis protein. d. Lisosom Lisosom berasal dari kata lyso = pencernaan, dan soma=tubuh. Jadi lisosom merupakan membrane kantong kecil yang berisi enzim hidrolitik yang disebut lizozim. Enzim hidrolitik ini berisi sekitar 50 enzim mampu melakukan hidrolisis makromolekulmakromolekul, seperti polisakarida, lipid, fosfolipid, asam nukleat, dan protein di dalam sel. Contoh enzim hidrolitik adalah lipase, protease, nuclease, dan fosfatase. Enzim8

enzim hidrolitik ini terkurung di dalam lisosom sehingga menghalangi mencerna komponen-komponen dalam sel. Enzim lisosom adalah suatu proses yang diproduksi oleh ribosom dan kemudian masuk ke RE. Dari RE, enzim dimasukan ke dalam membran, kemudian di keluarkan ke sitoplasma menjadi lisosom. Selain itu, ada pula enzim yang dimasukan terlebih dahulu ke Golgi, Oleh golgi, enzim ini dibungkus membran, kemudian dilepaskan di dalam sitoplasma. Jadi, proses pembentukan lisosom ada dua macam pertama dibentuk secara langsung oleh RE, dan kedua oleh Badan Golgi. Struktur lisosom agak bulat dan dibatasi oleh membran tunggal. Diameternya sekitar 1,5 m. Fungsi utama lisosom adalah Melakukan pencernaan intrasel Endositosis Endositosis ialah pemasukan makromolekul dari luar sel ke dalam sel. Fagositosis merupakan proses pemasukan/pencernaan partikel berukuran besar dan mikroorganisme seperti bakteri dan virus ke dalam sel. Pertama, membran akan membungkus partikel atau mikroorganisme dan membentuk fagosom. Kemudian, fagosom akan berfusi dengan enzim hidrolitik dari trans Golgi dan berkembang menjadi lisosom (endosom lanjut). Autolisis Penghancuran diri sel dengan membebaskan isi lisosom ke dalam sel, misalnya pada saat berudu menginjak dewasa dengan menyerap kembali ekornya. Hasil penghancurannya digunakan untuk pertumbuhan sel-sel baru bagi katak yang sedang dalam masa pertumbuhan, Begitu pula selaput antara jari-jari tangan dan kaki manusia ketika berujud embrio akan hilang setelah embrio tersebut lahir.) Eksositosis yaitu pembebasan enzim keluar sel, misalnya pada pergantian tulang rawan pada perkembangan tulang keras. Autofagi Proses peleburan struktur-struktur yang tidak dikehendaki di dalam sel, misalnya terjadi pada sel hati Mula-mula, bagian dari retikulum endoplasma kasar menyelubungi organel dan membentuk autofagosom. Setelah itu, autofagosom berfusi dengan enzim hidrolitik dari trans Golgi dan berkembang menjadi lisosom (atau endosom lanjut). Proses ini berguna pada sel hati (menghancurkan sel-sel yang sudah tidak berfungsi lagi), transformasi berudu menjadi katak (ekor kecebong yang secara bertahap dihancurkan oleh lisosom), dan embrio manusia. e. Badan mikro Sesuai dengan namanya, badan mikro ini berukuran kecil dengan diameter 0,3 hingga 1,5 mikro micron. Organel ini terbungkus oleh selapis membrane yang terdiri atas peroksisom dan glioksisom Peroksisom Peroksisom adalah kantong yang memiliki membran tunggal. Peroksisom berisi berbagai enzim dan yang paling khas ialah enzim katalase. Peroksisom terdapat pada sel tumbuhan dan sel hewan. Pada hewan, peroksisom banyak terdapat di hati dan ginjal, sedang pada tumbuhan peroksisom terdapat dalam berbagai tipe sel.
9

Fungsi peroksisom : menghasilkan enzim katalase yang berfungsi menguraikan peroksida hydrogen sebagai hasil samping fotorespirasi yang sangat toksik untuk sel sehingga racun menjadi netral, menjadi air dan karbohidrat merubah lemak menjadi karbohidrat perubahan senyawa purin dalam sel. Glioksisom Sementara itu, glioksisom terdapat banyak pada sel tumbuhan yang berlemak, misalnya saja pada biji. Di dalamnya terdapat enzim katalase dan oksidase yang berperan dalam metabolisme lemak yakni mengubah lemak menjadi gula. Energi hasil metabolisme ini digunakan saat perkecambahan biji. f. Mitokondria Adalah organel penghasil energy sel. Secara structural, Mitokondria mempunyai dua lapisan membrane, yaitu membrane luar dan membrane dalam. Membrane luar memiliki permukaan halus, sedangkan membrane dalam memilki permukaan berlekuklekuk. Pelekukan ini disebut Krista. Fungsi Krista adalah memperluas permukaan saat berlangsung respirasi. Di dalam krista terdapat enzim untuk sistem transmite electron yang sangat penting dalam mengubah energi potensial dari bahan makanan menjadi energi potensial yang disimpan di dalam ATP. Energi ATP ini digunakan oleh sel untuk melakukan berbagai kegiatan. Oleh karena itu, mitokondria cenderung berkumpul di daerah sel yang paling aktif, misalnya sel saraf dan sel otot. Kedua jenis sel tersebut mengandung banyak mitokondria, karena paling aktif terlibat dalam transmisi impuls listrik, kontraksi, dan sekresi. Fungsi mitokondria adalah untuk proses respirasi aerob (menggunakan oksigen) sehingga dihasilkan energy dalam bentuk ATP. g. Plastida Plastida adalah organel sel yang menghasilkan warna pada sel tumbuhan. ada tiga macam plastida, yaitu : Leukoplas, plastida yang tidak mengandung pigmen warna (berwarna putih). Leukoplas terdapat dalam jaringan tumbuhan yang biasanya tidak terkena cahaya matahari. Berfungsi sebagai penyimpan makanan. Terdiri dari: Amiloplas (untuk menyimpan amilum), Elaioplas (untuk menyimpan lemak/minyak), Proteoplas/aleuroplas (untuk menyimpan protein) Kloroplas, plastida berwarna hijau. Plastida ini berfungsi menghasilkan klorofil dan sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis. Kromoplas, plastida yang mengandung pigmen, misalnya : Rhodoplas mengandung pigmen fikoeritrin (merah), Phaeoplas mengandung pigmen fikosantin (coklat), dll.. Kromoplas terdapat antara lain pada tomat dan wortel. h. Vakuola Vakuola adalah organela sitoplasma yang berisi cairan yang dibatasi oleh suatu membrane atau selaput yang disebut tonoplas. Vakuola terbentuk oleh pelipatan ke dalam dari membrane sel. Vakuola ditemukan pada semua sel tumbuhan namun tidak dijumpai pada sel hewan dan bakteri, kecuali pada hewan uniseluler tingkat rendah. Vakuola yang terdapat pada sel tumbuhan berisi zat makanan dan zat hasil metabolisme. Semakin tua umur sel, maka ukuran vakuola semakin besar.
10

Pada sel tumbuhan, vakuola memiliki berbagai fungsi: sebagai tempat menyimpan cadangan makanan dan ion anorganik, seperti gula, protein, kalium, dan klorida sebagai osmoregulator yakni penjaga nilai osmotik sel berperan dalam proses sekresi hasil sisa metabolisme yang membahayakan sel. Pada beberapa hewan bersel satu ada 2 jenis vakuola yaitu vakuola makanan/vakuola non kontraktil, berfungsi mencerna makanan dan mengedarkan hasil pencernaan vakuola kontraktil, berfungsi sebagai osmoregulator, yaitu pengatur nilai osmotic sel dan ekskresi. i. Sentriol/sentrosom Sentriol merupakan hasil perkembangan dari sentrosom, yaitu pusat sel daerah dari sitoplasma yang dekat dengan nucleus. Sentriol berperan dalam pembelahan sel baik mitosis maupu meiosis dengan cara membentuk benang benang kromatin. Melalui benang kromati, inilah nantinya tiaptiap kromosom berjalan menuju kutub masing-masing. j. Sitoskeleton Merupakan jaringan protein berbentuk filament. Sitoskeleton hampir ditemukan di semua sel eukariotik Di dalam sel, sitoskeleton memiliki beberapa fungsi antara lain : sebagai pendukung pergerakan sel dan penjaga kestabilan bentuk sel pemberi kekuatan mekanik sel dan pembantu motilitas sel menjaga keseluruhan organel sel supaya tetap pada posisinya membantu gerakan kromosom ke arah kutub saat pembelahan sel. Berdasarkan fungsinya, sitoskeleton memiliki tiga jenis serabut, meliputi: - Mikrotubulus Bentuk mikrotubulus adalah tabung berongga dengan diameter 25 nm. Panjang tubuhnya antara 200 nm sampai 25 m. Mikrotubulus mempu nyai suatu protein yang disebut tubulin. Tubu lin terdiri atas dua macam, yakni alpha-tubulin dan betatubulin. Mikrotubulus ini berfungsi: berperan saat motilitas sel/pergerakan komponen-kompone sel seperti silia atau flagella membantu pergerakan kromosom saat pembelahan sel mempertahankan bentuk sel - Mikrofilamen (filamen aktin). Seperti mikrotubulus tapi lebih lembut. Serabut sitoskeleton yang terdiri atas bolabola molekul protein disebut mikrofilamen. Serabut ini dinamakan pula filamen aktin. Sebab, mikrofi lamen tersusun dari protein aktin, meskipun sebagian kecil juga terbuat dari miosin. Fungsi utama mikrofi lamen adalah sebagai penahan tegangan (gaya tarik) saat sel bergerak dan bermanfaat saat proses pengaliran sitoplasma. - Filamen intermediet (filamen antara/serabut antara) Filamen antara disebut juga dengan serabut antara atau filamen intermediet. Diameter serabut antara lebih besar dibandingkan diameter mikrofi lamen. Namun, bila dibandingkan dengan diameter mikrotubulus, serabut antara memiliki diameter yang lebih kecil, yakni 8-10 nm. Sebagian besar bahan penyusun fi lamen antara dalam sel adalah fimentin. Berbeda dengan lainnya, filamen antara pada sel kulit
11

bernama protein keratin. Fungsi filamen antara misalnya sebagai penguat bentuk kerangka sel saat beraktivitas dan pemerkokoh posisi organel dalam sel. D. PERBEDAAN SEL HEWAN DAN SEL TUMBUHAN

Gambar Sel hewan

Gambar Sel tumbuhan

Komponen Ukuran Bentuk Dinding sel Plastida Lisosom Sentriol Vakuola

Sel tumbuhan Sel tumbuhan lebih daripada sel hewan Tetap Ada Ada Tidak ada Tidak ada Besar dan banyak

Sel hewan besar Sel hewan lebih kecil daripada sel tumbuhan Tidak tetap Tidak ada Tidak ada Ada Ada Tidak memiliki vakuola (walaupun terkadang beberapa hewan uniseluler memiliki vakuola tapi tidak sebesar yang dimiliki tumbuhan. Yang biasa dimiliki hewan adalah vesikel). 12

Cadangan makanan Nukleus

Berupa pati atau amilum Lebih kecil daripada vakuola

Berupa lemak dan glikogen Lebih besar daripada vesikel

E. TRANSPOR MELALUI MEMBRAN SEL Membran sel berfungsi membatasi sel dan lingkungan sekitar. Namun demikian, tidak berarti sel menjadi satu sistem tertutup yang tidak dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Tidak ada organisme yang mampu hidup terpisah dari lingkungan sekitarnya. Begitu pula halnya dengan sel. Sel memperoleh bahan-bahan yang dibutuhkan untuk berbagai proses metabolismenya dari lingkungan di luar sel. Membran sel merupakan selaput selektif permeable artinya hanya dapat dilalui molekulmolekul tertentu seperti glukosa, asam amino, gliserol, dan berbagai ion. Membran sel mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut: 1. Sebagai reseptor (penerima) rangsang dari luar, seperti hormon dan bahan kimia lain, baik dari lingkungan luar maupun dari bagian lain dalam organisme itu sendiri. 2. Melindungi agar isi sel tidak keluar meninggalkan sel. 3. Mengontrol zat-zat yang boleh masuk maupun keluar meninggalkan sel. Hal inilah yang menyebabkan membran plasma bersifatselektif permeabel 4. Sebagai tempat terjadinya kegiatan biokimiawi, seperti reaksi oksidasi dan respirasi. Teori tentang membrane sel pernah diungkapkan oleh Seymour Jonathan Singer dan Garth Nicholson (1972), yang dikenal dengan Teori Membran Mozaik cair. Teori ini menyatakan bahwa membrane sel tersusun atas lapisan protein yang tersusun seperti mozaik (tersebar) dan masing-masing tersisip diantara 2 lapis fosfolipid (phospolypid bilayer)

Phospolipid

Penjelasan gambar: 1. Bahan penyusun membrane sel adalah lipoprotein yang merupakan gabungan antara lemak (50%) dan protein (50%) 2. Lapisan lipidnya rangkap dua (fosfolipid bilayer) 3. Lapisan lipid disusun oleh fosfolipid, glikolipid, dan sterol a. Fosfolipid, yaitu lipid yang mengandung gugus fosfat b. Glikolipid, yaitu lipid yang mengandung karbohidrat c. Sterol, yaitu lipid alcohol terutama kolesterol 4. Lapisan protein membrane sel terdiri atas glikoprotein, yaitu karbohidrat yang berikatan dengan molekul protein.
13

5. Lapisan protein mengandung 2 macam lapisan: a. Protein intrinsik (integral)trans membrane protein Protein yang tenggelam di antara dua lapis fosfolipid Bergabung dengan permukaan dalam membrane Sifat hidrofobik (menolak air) b. Protein ekstrinsik (perifer) Protein yang tersembul di antar dua lapis fosfolipid Bergabung dengan permukaan luar membrane Sifat hidrofilik (menarik air) 6. Sifat dari membrane ini adalah selektif permeable Permeable membrane ada 3 jenis: - Impermeable (tidak permeable), dimana air maupun zat terlarut didalamnya tidak dapat melaluinya. - Membran selektif permeable= membran sel hanya dapat dilalui oleh air dan zatzat tertentu yang terlarut didalamnya (misal glukosa, asam amino, gliserol dan berbagai ion) - Membrane semipermeabel=membrane yang mudah dilalui oleh air tapi tidak dapat dilalui oleh zat terlarut Transpor melalui membrane sel dapat dibedakan menjadi 2, yaitu: 1. Transpor aktif Adalah transpor yang memerlukan energy. Pada saat tertentu, sel hidup mampu menyerap beberapa zat meskipun konsentrasi zat di dalam selnya lebih tinggi dibandingkan lingkungan sekitar sel. Artinya, sel menyerap zat berlawanan dengan gradient konsentrasi. Sehingga dalam proses tersebut membutuhkan energy. Energy yang digunakan di dalam sel adalah ATP (adenosisn trifosfat), yaitu energy kimia tinggi yang berasal dari respirasi sel. Pompa natrium kalium merupakan contoh transpor aktif yang banyak ditemukan pada membran sel. Perpindahan molekul ini menggunakan energi ATP untuk mengeluarkan natrium (Na+) keluar sel dan bersama dengan itu memasukkan kalium (K+) ke dalam sel. Perhatikan gambar!

14

Keterangan gambar Proses ini terjadi bila Konsentrasi ion K+ di luar sel rendah, sedangkan di dalam sel tinggi. Sebaliknya, konsentrasi ion Na+ di dalam sel rendah dan di luar sel tinggi. karena kebutuhan akan ion K+ lebih tinggi maka diperlukan lagi pemasukan ion K+ ke dalam sel dan pengeluaran ion Na+ keluar sel. 1. Ikatan antara Na+ di sitoplasma dg protein merangsang fosforilasi oleh ATP Fosforilasi adalah penambahan gugus fosfat pada suatu protein atau molekul organic lainnyadengan kata lain salah fosfat pada ATP diberikan kepada protein ATP berubah menjadi menjadi ADP, karena pelepasan fosfat. Dimana fosfat tersebut digunakan sebagai pengganti kebutuhan enzim tersebut terhadap suatu mineral. Pada awalnya enzim yang digunakan pompa Na-K terdapat pada natrium, karena natrium akan dilepaskan maka pompa Na-K akan kehilangan enzim, dan sebagai gantinya adalah fosfat dari ATP 2. Fosforilasi menyebabkan protein berubah bentuk Protein membuka ke arah luar untuk melepaskan natrium 3. Dengan berubah bentuk, 3 Na+ dilepas keluar sel dan 2 K+ dari luar sel diikat 4. Ikatan K+ merangsang dilepasnya fosfatdari ADP kembali ke ATP lagi 5. Hilangnya fosfat mengembalikan bentuk semula protein (yakni membuka ke arah dalam) 6. dan K+ dilepas dalam sel 7. Siklus diulang terus-menerus Transpor aktif melalui membrane sel dapat berupa endositosis dan eksositosis. Proses ini tergolong transpor aktif karena melawan gradient kadar (dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi) dan memerlukan energy selama proses berjalan. a. Endositosis Adalah proses pemasukan zat ke dalam sel. Endositosis terbagi menjadi 2: Fagositosis Fagositosis adalah peristiwa pemasukan ZAT PADAT ke dalam sel (benda padat ukurannya lebih besar). Proses ini banyak dijumpai pada sel protozoa sebagai salah satu usaha untuk mendapatkan makanan. Sedangkan pada sel metazoa lebih ditujukan untuk pertahanan diri terhadap benda asing, seperti bakteri, debu dan benda lain yang dianggap berbahaya bagi sel. Misal: Protozoa (amoeba memangsa paramecium dengan kaki semu. Kemudian mengurungnya dalam vakuola/fagosom. Selama fagositosis mangsa menjadi tak berdayakarena sekresi enzim pencernaan sel pemangsa) Metazoan (pada saat sel darah putih memangsa bakteri. Sel tersebut membungkus bakteri dan menangkapnya dalam suatu vakuola makanan yang selanjutnya dicerna oleh lisosom.)

15

Keterangan: 1. Sebuah sel Amoeba mendekati sel Paramaecium. 2. Amoeba membentuk kaki semu (pseudopodia) dan semakin mendekati Paramaecium. 3. Amoeba mengurung sel Paramaecium dengan kaki semu dan memasukkannya ke dalam vakuola makanan. 4. Lisosom pada Amoeba mulai bergabung (fusi) dengan vakuola makanan untuk mengeluarkan enzim pencernaan. 5. Makanan diabsorbsi Pinositosis Pinositosis adalah peristiwa pemasukan ZAT CAIR ke dalam sel. Pada proses ini, cairan akan dimasukkan ke dalam sel termasuk zat-zat yang larut didalamnya. Zatzat tersebut antara lain protein, asam amino dan ion-ion. Pinositosis terjadi jika konsentrasi protein dan ion-ion tertentu pada medium sekeliling sel sesuai dengan konsentrasi di dalam sel. Mula-mula akan terbentuk lekukan (invaginasi) dari membrane sel membentuk gelembung/kantong/saluran pinositik. Di dalam sel, gelembung dapat pecah menjadi gelembung lebih kecil atau bergabung menjadi gelembung yang lebih besar. Sel-sel yang melakukan proses pinositosis ini antara lain sel darah putih, epitel usus, makrofag hati, dll.

Keterangan: 1. Molekul-molekul medium kultur mendekati membran sitoplasma. 2. Molekul-molekul mulai melekat (menempel) pada plasma, hal ini terjadi karena adanya konsentrasi yang sesuai antara protein dan ion tertentu pada medium sekeliling sel dengan di dalam sel. 3. Mulai terbentuk invaginasi pada membran sitoplasma. 4. Invaginasi semakin ke dalam sitoplasma. 5. Terbentuk kantong dalam sitoplasma dan saluran pinositik. 6. Kantong mulai lepas dari membran plasma dan membentuk gelembunggelembung kantong. 7. Gelembung-gelembung kantong mulai mempersiapkan diri untuk melakukan fragmentasi. 8. Gelembung pecah menjadi gelembung yang lebih kecil.

16

Jadi perbedaan utama antara pinositosis dan fagositosis adalah zat yang dimasukkan ke dalam sel. b. Eksositosis Eksositosis adalah proses pengeluaran zat dari dalam sel (sekresi oleh sel-sel kelenjar) Contoh eksositosis adalah - sel-sel kelenjar pencernaan yang menghasilkan getah pencernaan. Cairan enzim itu dimasukkan ke dalam vakuola. Vakuola itu menuju ke tepi sel, kemudian membran plasma akan membuka dan keluarlah enzim tersebut dari dalam sel.

Neuron atau sel saraf yang menggunakan eksositosis untuk melepaskan sinyal kimiawi yang merangsang neuron lain atau sel otot 3. Transpor pasif Adalah perpindahan molekul, ion, senyawa tanpa memerlukan energy Perpindahan molekul tersebut terjadi secara spontan dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Transpor pasif terdiri atas: 1. Difusi sederhana, adalah perpindahan zat terlarut (molekul, ion, atom) dari konsentrasi tinggi (hipertonis) ke konsentrasi rendah (hipotonis) tanpa atau melalui membrane sehingga kerapatannya menjadi sama. Zat-zat tersebut akan berdifusi menurun sesuai gradient konsentrasi. Contoh - Pemberian gula pada cairan teh tawar, lambat laun cairan menjadi manis. - Setetes parfum, akan menyebar ke seluruh ruangan - O2 yang berdifusi ke dalam tubuh organisme uniseluler.

2. Difusi terbantu/difusi terfasilitasi, adalah perpindahan zat terlarut (molekul, ion, atom) dari konsentrasi tinggi (hipertonis) ke konsentrasi rendah (hipotonis) tanpa atau melalui membrane dengan bantuan protein pembawa (carrier protein). Protein pembantunya berupa protein integral

17

Arah perpindahan molekul seperti halnya pada difusi biasa yaitu dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah, hanya saja protein pembawa membantu proses perpindahan molekul ini. Misal, - Bakteri E.coli pada medium laktosa menyebabkan metabolismenya turun, karena membrane sel E.coli tidak dapat dilalui laktosa. Setelah beberapa saat, akan terbentuk enzim permease di dalam selnya. Dimana enzim ini akan membentu laktosa masuk ke dalam sel. Enzim ini merupakan protein pembawa yang membuatkan jalan bagi latosa untuk melintasi dua lapis fosfolipid pada membrane sel. - Pembuatan telur asin - Respirasi sel

Difusi berhenti apabila terjadi keseimbangan, yaitu konsentrasi larutan tersebut isotonis (sama). 3. Osmosis, adalah perpindahan zat pelarut melalui membrane selektif permeable dari konsentrasi tinggi (hipotonis) ke konsentrasi rendah (hipertonis) Membran selektif permeable= membran sel hanya dapat dilalui oleh air dan zat-zat tertentu yang terlarut didalamnya (misal glukosa, asam amino, gliserol dan berbagai ion) Membrane semipermeabel=membrane yang mudah dilalui oleh air Hipotonik= konsentrasi zat pelarut/air tinggi dan zat terlarut rendah encer Hipertonik= konsentrasi zat pelarut /air rendah dan konsentrasi zat terlarut tinggi pekat Isotonic= konsentrasi zat pelarut dan zat terlarut sama.

18

Вам также может понравиться