Вы находитесь на странице: 1из 3

Keperawatan Gerontik Tutor 4 Penatalaksanaan Penurunan kognitif pada lansia 1.

Penatalaksannan terhadap lansia dengan penurunan kognitif yang dikutip dari Nugroho (2008) adalah sebagai berikut: a. Terapi farmakologis adalah terapi dengan menggunakan obat-obatan, bisa bersifat herbal dan juga kimia. Yang termasuk dalam terapi farmakologi demensia antara lain: Anti-oksidan yaitu vitamin E yang terdapat dalam sayuran, kuning telur, margarin, kacang-kacangan, minyak sayur, dapat menurunkan risiko demensia alzheimer Obat anti-inflamasi Obat penghambat asetilkolin esterase (mis., Exelon)

b. Terapi non-farmakologis merupakan terapi alternative lebih ke arah perubahan gaya hidup, seperti program harian untuk pasien, antara lain : Istirahat yang cukup Reality orientation traning (ROT) atau orientasi realita Validasi/ rehabilitasi/ reminiscence Terapi musik Terapi rekreasi Brain movement and exercise (gerak dan latihan otak) Aroma terapi (terapi wangi-wangian)

2. Peran Keluarga terhadap lasnia dengan masalah psikologis Menurut Putra, Hidayat dan Aisyah (2010) adalah peran keluarga ialah sebagai motivator, edukator, dan fasilitator. a. Motivator Upaya yang dapat dilakukan keluarga untuk melaksanakan perannya sebagai motivator yaitu dengan memberikan dukungan kepada lansia untuk dapat menjalani sisa hidupnya dengan baik. Hal ini juga berfungsi sebagai strategi preventif pada anggota keluarga yang mengalami gangguan atau sakit.

b. Edukator Sebagai edukator, keluarga diharapkan dapat memberikan informasi tentang kesehatan pada lansia sehingga lansia tahu apa yang harus dilakukan dan tidak dilakukan. Peran keluarga sebagai pendidik bagi anggota keluarga yang lain dalam melaksanakan program asuhan kesehatan secara mandiri. Hal ini dapat berfungsi sebagai usaha promotif dari keluarga. Maryam, dkk. (2008) berpendapat bahwa upaya promotif merupakan upaya menggairahkan semangat hidup bagi usia lanjut agar mereka tetap dihargai dan tetap berguna baik dirinya sendiri, keluarga maupun masyarakat. c. Fasilitator Sebagai fasilitator keluarga mampu membimbing, membantu, dan

mengalokasikan sumber-sumber untuk memenuhi kebutuhan lansia. Upaya ini juga dapat berfungsi sebagai rehabilitatif maupun kuratif. 3. Peran dan dukungan perawat pada lansia dengan gangguan kognitif Perawat atau keluarga sangat berperan penting dalam membantu lansia yang mengalami penurunan pada aspek kognitif, yaitu : a. Menumbuhkan dan membina hubungan saling percaya, saling bersosialisasi, dan selalu mengadakan kegiatan yang bersifat kelompok b. Perawat mengedukasi dan memotivasi lansia untuk terus menggunakan otak secara terus menerus dan di istirahatkan dengan tidur, kegiatan seperti membaca, mendengarkan berita dan cerita melalui media sebaiknya di jadikan sebuah kebiasaan hal ini bertujuan agar otak tidak beristirahat secara terus menerus. c. Perawat mengajarkan pada lansia tentang Brain Gym (senam otak) yang mampu mempertahankankan bahkan meningkatkan kemampuan fungsi kognitif lansia. Manfaat senam otak : Memberikan rangsangan atau stimulus pada otak. Gerakan yang

menghasilkan stimulus itulah yang dapat meningkatkan kemampuan kognitif (kewaspadaan, konsentrasi, kecepatan, persepsi, belajar, memori, pemecahan masalah dan kreativitas), selain itu kegiatan kegiatan yang berhubungan dengan spiritual sebaiknya digiatkan agar dapat memberi ketenangan pada lansia (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008).

4. Penyebab secara fisik terhadap penurunan kognitif pada lansia Menurut Pudjiastuti (2002) bahwa menurunnya kemampuan fungsi kognitif lansia dikarenakan susunan saraf pusat pada lansia mengalami perubahan morfologis dan biokimia, berat otak lansia berkurang berkaitan dengan berkurangnya kandungan protein dan lemak pada otak sehingga otak menjadi lebih ringan. Akson, dendrite dan badan sel saraf mengalami banyak perubahan, dendrit yang berfungsi sebagai sarana untuk komunikasi antar sel saraf mengalami perubahan menjadi lebih tipis dan kehilangan kontak antar sel saraf, daya hantar saraf mengalami penurunan sehingga gerakan menjadi lamban. 5. Peran lingkungan terhadap lansia dengan gangguan kognitif Beberapa penelitian menyebutkan bahwa dukungan sosial sangat penting dalam kehidupan lanjut usia yang hidup dalam suatu komunitas dan beberapa penelitian telah memberikan bukti akan adanya hubungan sosial dan fungsi kognitif. Peningkatan gaya hidup sosial berhubungan dengan nilai kognitif yang tinggi pada komunitas karena aktivitas sosial menyediakan tantangan komunikasi efektif dan partisipasi dalam hubungan interpersonal. Sehingga dukungan sosial telah dinyatakan sebagai suatu bentuk untuk menghambat penurunan fungsi kognitif pada lanjut usia ( Liu, 2003 dan Barnes, 2004 ).

Вам также может понравиться