Вы находитесь на странице: 1из 35

Laporan pendahuluan SC (Sectio Caesaria)

1. Definisi Sectio caesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding uterus. (Sarwono , 2005) Sectio caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui depan perut atau vagina. Atau disebut juga histerotomia untuk melahirkan janin dari dalam rahim. (Mochtar, 1998) 2. Etiologi Indikasi SC : Indikasi klasik yang dapat dikemukakan sebagai dasar section caesarea adalah : a. Prolog labour sampai neglected labour. b. Ruptura uteri imminen c. Fetal distress d. Janin besar melebihi 4000 gr e. Perdarahan antepartum (Manuaba, I.B, 2001) Sedangkan indikasi yang menambah tingginya angka persalinan dengan sectio adalah : a. Malpersentasi janin 1. Letak lintang Bila terjadi kesempitan panggul, maka sectio caesarea adalah jalan /cara yang terbaik dalam melahirkan janin dengan segala letak lintang yang janinnya hidup dan besarnya biasa. Semua primigravida dengan letak lintang harus ditolong dengan sectio caesarea walaupun tidak ada perkiraan panggul sempit. Multipara dengan letak lintang dapat lebih dulu ditolong dengan cara lain. 2. Letak belakang Sectio caesarea disarankan atau dianjurkan pada letak belakang bila panggul sempit, primigravida, janin besar dan berharga. b. Plasenta previa sentralis dan lateralis c. Presentasi lengkap bila reposisi tidak berhasil. d. Gemeli menurut Eastman, sectio cesarea dianjurkan bila janin pertama letak lintang atau presentasi bahu, bila terjadi interior (looking of the twins), distosia karena tumor, gawat janin dan sebagainya. e. Partus lama f. Partus tidak maju g. Pre-eklamsia dan hipertensi h. Distosia serviks 3. Tujuan Sectio Caesarea Tujuan melakukan sectio caesarea (SC) adalah untuk mempersingkat lamanya perdarahan dan mencegah terjadinya robekan serviks dan segmen bawah rahim. Sectio caesarea dilakukan pada plasenta previa totalis dan plasenta previa lainnya jika perdarahan hebat. Selain dapat mengurangi kematian bayi pada plasenta previa, sectio caesarea juga dilakukan untuk kepentingan ibu, sehingga sectio caesarea dilakukan pada placenta previa walaupun anak sudah mati. 4. Jenis - Jenis Operasi Sectio Caesarea (SC)

a. Abdomen (SC Abdominalis) 1. Sectio Caesarea Transperitonealis Sectio caesarea klasik atau corporal : dengan insisi memanjang pada corpus uteri. Sectio caesarea profunda : dengan insisi pada segmen bawah uterus. 2. Sectio caesarea ekstraperitonealis Merupakan sectio caesarea tanpa membuka peritoneum parietalis dan dengan demikian tidak membuka kavum abdominalis. b. Vagina (sectio caesarea vaginalis) Menurut arah sayatan pada rahim, sectio caesaria dapat dilakukan apabila : Sayatan memanjang (longitudinal) Sayatan melintang (tranversal) Sayatan huruf T (T Insisian) c. Sectio Caesarea Klasik (korporal) Dilakukan dengan membuat sayatan memanjang pada korpus uteri kira-kira 10cm. Kelebihan : Mengeluarkan janin lebih memanjang Tidak menyebabkan komplikasi kandung kemih tertarik Sayatan bisa diperpanjang proksimal atau distal Kekurangan : Infeksi mudah menyebar secara intraabdominal karena tidak ada reperitonial yang baik. Untuk persalinan berikutnya lebih sering terjadi rupture uteri spontan. Ruptura uteri karena luka bekas SC klasik lebih sering terjadi dibandingkan dengan luka SC profunda. Ruptur uteri karena luka bekas SC klasik sudah dapat terjadi pada akhir kehamilan, sedangkan pada luka bekas SC profunda biasanya baru terjadi dalam persalinan. Untuk mengurangi kemungkinan ruptura uteri, dianjurkan supaya ibu yang telah mengalami SC jangan terlalu lekas hamil lagi. Sekurang -kurangnya dapat istirahat selama 2 tahun. Rasionalnya adalah memberikan kesempatan luka sembuh dengan baik. Untuk tujuan ini maka dipasang akor sebelum menutup luka rahim. d. Sectio Caesarea (Ismika Profunda) Dilakukan dengan membuat sayatan melintang konkaf pada segmen bawah rahim kira-kira 10cm Kelebihan : Penjahitan luka lebih mudah Penutupan luka dengan reperitonialisasi yang baik Tumpang tindih dari peritoneal flap baik sekali untuk menahan isi uterus ke rongga perineum Perdarahan kurang Dibandingkan dengan cara klasik kemungkinan ruptur uteri spontan lebih kecil Kekurangan : Luka dapat melebar ke kiri, ke kanan dan bawah sehingga dapat menyebabkan arteri uteri putus yang akan menyebabkan perdarahan yang banyak. Keluhan utama pada kandung kemih post operatif tinggi. 5. Komplikasi a. Infeksi Puerperalis Komplikasi ini bersifat ringan, seperti kenaikan suhu selama beberapa hari dalam masa nifas atau dapat juga bersifat berat, misalnya peritonitis, sepsis dan lain-lain. Infeksi post

operasi terjadi apabila sebelum pembedahan sudah ada gejala - gejala infeksi intrapartum atau ada faktor - faktor yang merupakan predisposisi terhadap kelainan itu (partus lama khususnya setelah ketuban pecah, tindakan vaginal sebelumnya). Bahaya infeksi dapat diperkecil dengan pemberian antibiotika, tetapi tidak dapat dihilangkan sama sekali, terutama SC klasik dalam hal ini lebih berbahaya daripada SC transperitonealis profunda. b. Perdarahan Perdarahan banyak bisa timbul pada waktu pembedahan jika cabang arteria uterina ikut terbuka atau karena atonia uteri c. Komplikasi - komplikasi lain seperti : Luka kandung kemih Embolisme paru - paru d. Suatu komplikasi yang baru kemudian tampak ialah kurang kuatnya perut pada dinding uterus, sehingga pada kehamilan berikutnya bisa terjadi ruptura uteri. Kemungkinan hal ini lebih banyak ditemukan sesudah sectio caesarea klasik. 6. Prognosis Dengan kemajuan teknik pembedahan, adanya antibiotika dan persediaan darah yang cukup, pelaksanaan sectio ceesarea sekarang jauh lebih aman dari pada dahulu. Angka kematian di rumah sakit dengan fasilitas baik dan tenaga yang kompeten < 2/1000. Faktor - faktor yang mempengaruhi morbiditas pembedahan adalah kelainan atau gangguan yang menjadi indikasi pembedahan dan lamanya persalinan berlangsung. Anak yang dilahirkan dengan sectio caesaria nasibnya tergantung dari keadaan yang menjadi alasan untuk melakukan sectio caesarea. Menurut statistik, di negara - negara dengan pengawasan antenatal dan intranatal yang baik, angka kematian perinatal sekitar 4 - 7% (Mochtar, 1998) 7. Patofisiologi Adanya beberapa kelainan / hambatan pada proses persalinan yang menyebabkan bayi tidak dapat lahir secara normal / spontan, misalnya plasenta previa sentralis dan lateralis, panggul sempit, disproporsi cephalo pelvic, rupture uteri mengancam, partus lama, partus tidak maju, pre-eklamsia, distosia serviks, dan malpresentasi janin. Kondisi tersebut menyebabkan perlu adanya suatu tindakan pembedahan yaitu Sectio Caesarea (SC). Dalam proses operasinya dilakukan tindakan anestesi yang akan menyebabkan pasien mengalami imobilisasi sehingga akan menimbulkan masalah intoleransi aktivitas. Adanya kelumpuhan sementara dan kelemahan fisik akan menyebabkan pasien tidak mampu melakukan aktivitas perawatan diri pasien secara mandiri sehingga timbul masalah defisit perawatan diri. Kurangnya informasi mengenai proses pembedahan, penyembuhan, dan perawatan post operasi akan menimbulkan masalah ansietas pada pasien. Selain itu, dalam proses pembedahan juga akan dilakukan tindakan insisi pada dinding abdomen sehingga menyebabkan terputusnya inkontinuitas jaringan, pembuluh darah, dan saraf - saraf di sekitar daerah insisi. Hal ini akan merangsang pengeluaran histamin dan prostaglandin yang akan menimbulkan rasa nyeri (nyeri akut). Setelah proses pembedahan berakhir, daerah insisi akan ditutup dan menimbulkan luka post op, yang bila tidak dirawat dengan baik akan menimbulkan masalah risiko infeksi.

8. Pemeriksaan Penunjang Hemoglobin atau hematokrit (HB/Ht) untuk mengkaji perubahan dari kadar pra operasi dan mengevaluasi efek kehilangan darah pada pembedahan. Leukosit (WBC) mengidentifikasi adanya infeksi Tes golongan darah, lama perdarahan, waktu pembekuan darah Urinalisis / kultur urine Pemeriksaan elektrolit 9. Penatalaksanaan Medis Post SC a. Pemberian cairan b. Diet c. Mobilisasi d. Kateterisasi e. Pemberian obat-obatan 1. Antibiotik Cara pemilihan dan pemberian antibiotic sangat berbeda-beda setiap institusi 2. Analgetik dan obat untuk memperlancar kerja saluran pencernaan a) Supositoria = ketopropen sup 2x/24 jam b) Oral = tramadol tiap 6 jam atau paracetamol c) Injeksi = penitidine 90-75 mg diberikan setiap 6 jam bila perlu 3. Obat-obatan lain Untuk meningkatkan vitalitas dan keadaan umum penderita dapat diberikan caboransia seperti neurobian I vit. C f. Perawatan luka Kondisi balutan luka dilihat pada 1 hari post operasi, bila basah dan berdarah harus dibuka dan diganti g. Perawatan rutin Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan adalah suhu, tekanan darah, nadi,dan pernafasan. (Manuaba, 1999)

Konsep Dasar Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian Identitas klien dan penanggung Keluhan utama klien saat ini Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas sebelumnya bagi klien multipara Riwayat penyakit keluarga Keadaan klien meliputi : a. Sirkulasi Hipertensi dan pendarahan vagina yang mungkin terjadi. Kemungkinan kehilangan darah selama prosedur pembedahan kira-kira 600-800 mL b. Integritas ego Dapat menunjukkan prosedur yang diantisipasi sebagai tanda kegagalan dan atau refleksi negatif pada kemampuan sebagai wanita. Menunjukkan labilitas emosional dari kegembiraan, ketakutan, menarik diri, atau kecemasan.

c. Makanan dan cairan Abdomen lunak dengan tidak ada distensi (diet ditentukan). d. Neurosensori Kerusakan gerakan dan sensasi di bawah tingkat anestesi spinal epidural. e. Nyeri / ketidaknyamanan Mungkin mengeluh nyeri dari berbagai sumber karena trauma bedah, distensi kandung kemih , efek - efek anesthesia, nyeri tekan uterus mungkin ada. f. Pernapasan Bunyi paru - paru vesikuler dan terdengar jelas. g. Keamanan Balutan abdomen dapat tampak sedikit noda / kering dan utuh. h. Seksualitas Fundus kontraksi kuat dan terletak di umbilikus. Aliran lokhea sedang.

2. Diagnosa Keperawatan a. Nyeri akut berhubungan dengan pelepasan mediator nyeri (histamin, prostaglandin) akibat trauma jaringan dalam pembedahan (section caesarea) b. Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan / luka kering bekas operasi c. Ansietas berhubungan dengan kurangnya informasi tentang prosedur pembedahan, penyembuhan dan perawatan post operasi d. Defisit perawatan diri b/d kelemahan fisik akibat tindakan anestesi dan pembedahan e. Intoleransi aktivitas b/d tindakan anestesi 3. Rencana Asuhan Keperawatan Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional Nyeri akut berhubungan dengan pelepasan mediator nyeri (histamin, prostaglandin) akibat trauma jaringan dalam pembedahan (section caesarea) Setelah diberikan asuhan keperawatan selama x 24 jam diharapkan nyeri klien berkurang / terkontrol dengan kriteria hasil : Klien melaporkan nyeri berkurang / terkontrol Wajah tidak tampak meringis Klien tampak rileks, dapat berisitirahat, dan beraktivitas sesuai kemampuan 1. Lakukan pengkajian secara komprehensif tentang nyeri meliputi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri dan faktor presipitasi. 2. Observasi respon nonverbal dari ketidaknyamanan (misalnya wajah meringis) terutama ketidakmampuan untuk berkomunikasi secara efektif. 3. Kaji efek pengalaman nyeri terhadap kualitas hidup (ex: beraktivitas, tidur, istirahat, rileks, kognisi, perasaan, dan hubungan sosial) 4. Ajarkan menggunakan teknik nonanalgetik (relaksasi progresif, latihan napas dalam, imajinasi, sentuhan terapeutik.) 5. Kontrol faktor - faktor lingkungan yang yang dapat mempengaruhi respon pasien terhadap ketidaknyamanan (ruangan, suhu, cahaya, dan suara) 6. Kolaborasi untuk penggunaan kontrol analgetik, jika perlu. x

Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan trauma jaringan / luka bekas operasi (SC) Setelah diberikan asuhan keperawatan selama x 24 jam diharapkan klien tidak mengalami infeksi dengan kriteria hasil : Tidak terjadi tanda - tanda infeksi (kalor, rubor, dolor, tumor, fungsio laesea) Suhu dan nadi dalam batas normal ( suhu = 36,5 -37,50 C, frekuensi nadi = 60 - 100x/ menit) WBC dalam batas normal (4,10-10,9 10^3 / uL) 1. Tinjau ulang kondisi dasar / faktor risiko yang ada sebelumnya. Catat waktu pecah ketuban. 2. Kaji adanya tanda infeksi (kalor, rubor, dolor, tumor, fungsio laesa) 3. Lakukan perawatan luka dengan teknik aseptik 4. Inspeksi balutan abdominal terhadap eksudat / rembesan. Lepaskan balutan sesuai indikasi 5. Anjurkan klien dan keluarga untuk mencuci tangan sebelum / sesudah menyentuh luka 6. Pantau peningkatan suhu, nadi, dan pemeriksaan laboratorium jumlah WBC / sel darah putih 7. Kolaborasi untuk pemeriksaan Hb dan Ht. Catat perkiraan kehilangan darah selama prosedur pembedahan 8. Anjurkan intake nutrisi yang cukup 9. Kolaborasi penggunaan antibiotik sesuai indikasi Ansietas berhubungan dengan kurangnya informasi tentang prosedur pembedahan, penyembuhan, dan perawatan post operasi Setelah diberikan asuhan keperawatan selama x 6 jam diharapkan ansietas klien berkurang dengan kriteria hasil : Kclien terlihat lebih tenang dan tidak gelisah Klien mengungkapkan bahwa ansietasnya berkurang 1. Kaji respon psikologis terhadap kejadian dan ketersediaan sistem pendukung 2. Tetap bersama klien, bersikap tenang dan menunjukkan rasa empati 3. Observasi respon nonverbal klien (misalnya: gelisah) berkaitan dengan ansietas yang dirasakan 4. Dukung dan arahkan kembali mekanisme koping 5. Berikan informasi yang benar mengenai prosedur pembedahan, penyembuhan, dan perawatan post operasi 6. Diskusikan pengalaman / harapan kelahiran anak pada masa lalu 7. Evaluasi perubahan ansietas yang dialami klien secara verbal

AB II KONSEP DASAR 2.1. Pengertian Sectio caesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding uterus atau vagina atau suatu histerotomy untuk melahirkan janin dari dalam rahim. Dalam operasi caesar ada tujuh lapisan yang diiris pisau bedah, yaitu lapisan kulit, lapisan lemak, sarung otot, otot perut, lapisan dalam perut, lapisan luar rahim, dan rahim. Setelah bayi dikeluarkan, lapisan itu kemudian dijahit lagi satu-persatu, sehingga jahitannya berlapis-lapis. Sectio caesarea adalah suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan sayatan rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram (Sarwono, 2005, hal. 133). Sectio caesarea merupakan prosedur bedah untuk kelahiran janin dengan insisi melalui abdomen dan uterus (Liu, 2007, hal. 227) Jenis-jenis operasi sectio caesarea :
1. Abdomen (Sectio caesar abdominalis) a. Sectio caesarea Transperitonealis SC klasik atau corporal (dengan insisi memanjang pada corpus uteri) dilakukan dengan membuat sayatan memanjang pada corpus uteri kira-kira 10 cm. Kelebihan : Mengeluarkan janin dengan cepat, tidak mengakibatkan komplikasi kandung kemih tertarik, sayatan bisa diperpanjang proksimal atau distal. Kekurangan : Infeksi mudah menyebar secara intra abdominal, karena tidak ada reperitonealis yang baik, untuk persalinan yang berikutnya lebih sering terjadi rupture uteri spontan. SC Ismika atau profundal (Low servical dengan insisi pada segmen bawah rahim) Dilakukan dengan melakukan sayatan melintang konkat pada segmen bawah rahim (low servical transversal) kira-kira 10 cm. Kelebihan : Penjahitan luka lebih mudah Penutupan luka dengan reperitonealisasi yang baik Tumpang tindih dari peritoneal flap baik sekali untuk menahan penyebaran isi uterus ke rongga peritoneum Pendarahan tidak begitu banyak Kemungkinan rupture uteri spontan berkurang atau lebih kecil Kekurangan : Luka dapat melebar kekiri, kekanan, dan bawah, sehingga dapat menyebabkan uteri pecah dan mengakibatkan banyak pendarahan Keluhan pada kandung kemih post operasi tinggi

b. Sectio Ekstra Peritonealis yaitu tanpa membuka peritonium parietalis dengan demikian tidak membuka cavum abdominal. 2. Vagina (Sectio Caesarea Vaginalis) Menurut sayatan pada rahim, sectio caesarea dapat dilakukam sebagai berikut : a. Sayatan memanjang (Longitudinal) b. Sayatan Melintang (Transversal) c. Sayatan huru T (T insicion) Ada dua jenis sayatan operasi yang dikenal yaitu : a. Sayatan Melintang Sayatan pembedahan dilakukan dibagian bawah rahim. Sayatan melintang dimulai dari ujung atau pinggir selangkangan (shymphisisis) di atas batas rambut kemaluan sepanjang sekitar 1014 cm. Keuntungannya adalah parut pada rahim kuat sehingga cukup kecil resiko menderita rupture uteri (robek rahim) di kemudian hari. Hal ini karena pada masa nifas, segmen bawah rahim tidak banyak mengalami kontraksi sehingga luka operasi dapat sembuh lebih sempurna (Kasdu, 2003, hal. 45) b. Sayatan Memanjang (SC klasik) Meliputi sebuah pengirisan memanjang dibagian tengah yang memberikan suatu ruang yang lebih besar untuk mengeluarkan bayi, namun jenis ini kini jarang dilakukan karena jenis ini labil, rentan terhadap komplikasi (Dewi Y. 2007. Hal 4)

2.2. Etiologi 1. Indikasi section caesarea Indikasi sectio caesarea (Cuningham, F Garry, 2005: 595)
a. Riwayat sectio caesarea Uterus yang memiliki jaringan parut dianggap sebagai kontraindikasi untuk melahirkan karena dikhawatirkan akan terjadi rupture uteri. Resiko ruptur uteri meningkat seiring dengan jumlah insisi sebelumnya, klien dengan jaringan perut melintang yang terbatas disegmen uterus bawah , kemungknan mengalami robekan jaringan parut simtomatik pada kehamilan berikutnya. Wanita yang mengalami ruptur uteri beresiko mengalami kekambuhan , sehingga tidak menutup kemungkinan untuk dilakukan persalinan pervaginam tetapi dengan beresiko ruptur uteri dengan akibat buruk bagi ibu dan janin, american collage of obstetrician and ginecologistc (1999)

b. Distosia persalinan Distosia berarti persalinan yang sulit dan ditandai oleh terlalu lambatnya kemajuan persalinan, persalinan abnormal sering terjadi terdapat disproporsi antara bagian presentasi janin dan jalan lahir, kelainan persalinan terdiri dari : 1) Ekspulsi (kelainan gaya dorong) Oleh karena gaya uterus yang kurang kuat, dilatasi servik (disfungsi uterus) dan kurangnya upaya utot volunter selama persalinan kala dua. 2) Panggul sempit

3) Kelainan presentasi, posisi janin 4) Kelainan jaringan lemak saluran reproduksi yang menghalangi turunnya janin c. Gawat janin Keadaan gawat janin bisa mempengaruhi keadaan keadaan janin, jika penentuan waktu sectio caesarea terlambat, kelainan neurologis seperti cerebral palsy dapat dihindari dengan waktu yang tepat untuk sectio caesarea. d. Letak sungsang Janin dengan presetasi bokong mengalami peningkatan resiko prolaps tali pusat dan terperangkapnya kepala apabila dilahirka pervaginam dibandingkan dengan janin presentasi kepala. 2.3. Patofisiologi Amnion terdapat pada plasenta dan berisi cairan yang didalamnya adalah sifat dari kantung amnion adalah bakteriostatik yaitu untuk mencegah karioamnionistis dan infeksi pada janin. Atau disebut juga sawar mekanik terhadap infeksi. Setelah amnion terinfeksi oleh bakteri dan disebut kolonisasi bakteri maka janin akan berpotensi untuk terinfeksi juga pada 25% klien cukup bulan yang terkena infeksi amnion, persalinan kurang bulan terkena indikasi ketuban pecah dini daripada 10% klien persalinan cukup bulan indikasi ketuban pecah dini akan menjadi tahap karioamnionitis (sepsis, infeksi menyeluruh). Keadaan cerviks yang baik pada kontraksi uterus yang baik, maka persalinan per vagina dianjurkan, tetapi apabila terjadi gagal induksi cerviks atau induksi cerviks tidak baik, maka tindakan sectio caesarea tepat dilakukan secepat mungkin untuk menghindari kecacatan atau terinfeksinya janin lebih parah. 2.4. Pathways Keperawatan 2.5. Pemeriksaan Penunjang Untuk mengetahui panggul sempit dapat dilakukan pemeriksaan, diantaranya (Smeltzer 2001 : 339) :
1. 2. 3. 4. 5. Darah rutin (mis Hb) Urinalisis : menentukan kadar albumin/glukosa Pelvimetri : menentukan CPD USG abdomen Gula darah sewaktu

2.6. Komplikasi Komplikasi sectio caesarea mencakup periode masa nifas yang normal dan komplikasi setiap prosedur pembedahan utama. Kompikasi sectio caesarea (Hecker, 2001 ; 341) a. Perdarahan Perdarahan primer kemungkinan terjadi akibat kegagalan mencapai hemostasis ditempat insisi rahim atau akibat atonia uteri, yang dapat terjadi setelah pemanjangan masa persalinan. b. Sepsis sesudah pembedahan

Frekuensi dan komplikasi ini jauh lebih besar bila sectio caesarea dilakukan selama persalinan atau bila terdapat infeksi dalam rahim. Antibiotik profilaksis selama 24 jam diberikan untuk mengurangi sepsis. c. Cedera pada sekeliling stuktur Beberapa organ didalam abdomen seperti usus besar, kandung kemih, pembuluh didalam ligamen yang lebar, dan ureter, terutama cenderung terjadi cedera. Hematuria yang singkat dapat terjadi akibatterlalu antusias dalam menggunakan retraktor didaerah dinding kandung kemih. * Komplikasi Pada anak Seperti halnya dengan ibunya, nasib anak yang dilahirkan dengan sectio caesarea banyak tergantung dari keadaan yang menjadi alasan untuk melakukan sectio caesaria. Menurut statistik di negara negara dengan pengawasan antenatal dan intra natal yang baik, kematian perinatal pasca sectio caesaria berkisar antara 4 dan 7 %. (Sarwono, 1999). 2.7. Penatalaksanaan Medis Penatalaksanaan medis dan perawatan setelah dilakukan sectio caesarea (Cuningham, F Garry, 2005 : 614) 1. Perdarahan dari vagina harus dipantau dengan cermat 2. Fundus uteri harus sering dipalpasi untuk memastikan bahwa uterus tetap berkontraksi dengan kuat 3. Analgesia meperidin 75-100 mg atau morfin 10-15 mg diberikan, pemberian narkotik biasanya disertai anti emetik, misalnya prometazin 25 mg 4. Eriksa aliran darah uterus palingsedikit 30 ml/jam 5. Pemberian cairan intra vaskuler, 3 liter cairan biasanya memadai untuk 24 jam pertama setelah pembedahan 6. Ambulasi, satu hari setelahpembedahan klien dapat turun sebertar dari tempat tidur dengan bantuan orang lain 7. Perawatan luka, insisi diperiksa setiap hari, jahitan kulit (klip) diangkat pada hari keempat setelah pembedahan 8. Pemeriksaan laboratorium, hematokrit diukur pagi hari setelah pembedahan untuk memastikan perdarahan pasca operasi atau mengisyaratkan hipovolemia 9. Mencegah infeksi pasca operasi, ampisilin 29 dosis tunggal, sefalosporin, atau penisilin spekrum luas setelahjanin lahir 2.8. Pengkajian Fokus Pengkajian keperawatan Pra bedah di ruangan :
a. Data Subyektif 1. Pengetahuan dan Pengalaman Terdahulu. a) Pengertian tentang bedah yang dianjurkan Tempat Bentuk operasi yang harus dilakukan Informasi dari ahli bedah lamanya dirawat dirumah sakit, keterbatasan setelah di bedah. Kegiatan rutin sebelum operasi.

Kegiatan rutin sesudah operasi. Pemeriksaan-pemeriksaan sebelum operasi. b) Pengalaman Bedah Terdahulu Bentuk, sifat, rontgen Jangka waktu 2. Kesiapan Psikologis Menghadapi Bedah a. Penghayatan-penghayatan dan ketakutan-ketakutan menghadapi bedah yang

dianjurkan. b. Metode-metode penyesuaian yang lazim. c. Agama dan artinya bagi pasien. d. Kepercayaan dan praktek budaya terhadap bedah. e. Keluarga dan sahabat dekat Dapat dijangkau (jarak) Persepsi keluarga dan sahabat sebagai sumber yang memberi bantuan. yang dapat mempengaruhi anaesthesi atau yang mendorong komplikasi-komplikasi pascabedah. b. Berbagai alergi medikasi, sabun, plester. c. Penginderaan : kesukaran visi dan pendengaran. d. Nutrisi : intake gizi yang sempurna (makanan, cairan) mual, anoreksia. e. Motor : kesukaran ambulatori, gerakan tangan dan kaki, arthritis, bedah orthopedi yang terdahulu (penggantian sendi, fusi spinal). f. Alat prothesa : gigi, mata palsu, dan ekstremitas. g. Kesantaian : bisa tidur, terdapat nyeri atau tidak nyaman, harapan mengenai terbebas dari nyeri setelah operasi.

3. Status Fisiologis a. Obat-obat

b. Data Obyektif
1.

Pola berbicara : mengulang-ulang tema, perubahan topik tentang perasaan (cemas), kemampuan berbahasa Inggris. 2. Tingkat interaksi dengan orang lain. 3. Perilaku : gerakan tangan yang hebat, gelisah, mundur dari aktifitas yang sibuk (cemas). 4. Tinggi dan berat badan. 5. Gejala vital. 6. Penginderaan : kemampuan penglihatan dan pendengaran. 7. Kulit : turgor, terdapat lesi, merah atau bintik-bintik. 8. Mulut : gigi palsu, kondisi gigi dan selaput lendir. 9. Thorak : bunyi nafas (terdapat, sisanya) pemekaran dada, kemampuan bernafas dengan diafragma, bunyi jantung (garis dasar untuk perbandingan pada pasca bedah).

10.

Ekstremitas : kekuatan otot (terutama) kaki, karakteristik nadi perifer sebelum bedah vaskuler atau tubuh. 11. Kemampuan motor : adalah keterbatasan berjalan, duduk, atau bergerak di tempat duduk, koordinasi waktu berjalan. Pengkajian pra bedah di kamar bedah :
a. Pengkajian Psikososial Perasaan takut/cemas Keadaan emosional pasien b. Pengkajian Fisik TTV Sistem integumentum : pucat, sianosis, adakah penyakit kulit di area badan Sistem kardiovaskuler Apakah ada gangguan pada sisitem cardio ? Validasi apakah pasien menderita penyakit jantung ? Kebiasaan minum obat jantung sebelum operasi. Kebiasaan merokok, minum alcohol Oedema Irama dan frekuensi jantung. Pucat Sistem pernafasan Apakah pasien bernafas teratur ? Batuk secara tiba-tiba di kamar operasi. Sistem gastrointestinal : apakah pasien diare ? Sistem reproduksi : Apakah pasien mengalami menstruasi? Sistem saraf : kesadaran Validasi persiapan fisik pasien Apakah pasien puasa ? Lavement ? Kapter ? Perhiasan ? Make up ? Scheren / cukur bulu pubis ? Pakaian pasien / perlengkapan operasi ? Validasi apakah pasien alaergi terhadap obat ?

Pengkajian intra bedah di kamar bedah : Hal-hal yang dikaji selama dilaksanakannya operasi bagi pasien yang diberi anaesthesi total adalah yang bersifat fisik saja, sedangkan pada pasien yang diberi anaesthesi lokal ditambah dengan pengkajian psikososial. Secara garis besar hal-hal yang perlu dikaji adalah :
a. Pengkajian mental

Bila pasien diberi anaesthesi lokal dan pasien masih sadar / terjaga maka sebaiknya perawat menjelaskan prosedur yang sedang dilakukan terhadapnya dan memberi dukungan agar pasien tidak cemas/takut menghadapi prosedur tersebut. b. Pengkajian fisik Tanda-tanda vital (Bila terjadi ketidaknormalan tanda-tanda vital dari pasien maka perawat harus memberitahukan ketidaknormalan tersebut kepada ahli bedah). Transfusi (Monitor flabot transfusi sudah habis apa belum. Bila hampir habis segera diganti dan juga dilakukan observasi jalannya aliran transfusi). Infus (Monitor flabot infuse sudah habis apa belum. Bila hampir habis harus segera diganti dan juga dilakukan observasi jalannya aliran infuse). Pengeluaran urin Normalnya pasien akan mengeluarkan urin sebanyak 1 cc/kg BB/jam.

2.9. Diagnosa Keperawatan A. Diagnosa Umum (Doengoes, 2000) a. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan efek samping dari anaesthesi. b. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka post operasi. c. Nyeri akut berhubungan dengan proses pembedahan. d. Resiko injury berhubungan dengan kelemahan fisik, efek anaesthesi, obat-obatan (penenang, analgesik) dan imobil terlalu lama. e. Gangguan pola nafas berhubungan dengan posisi klien (Brunnert dan suddart) B. Diagnosa Tambahan (Doengoes, 2000)
Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sekret. Resiko retensi urine berhubungan dengan anaesthesi, bedah pelvis, dan kurang gerak. Kurang pengetahuan berhubungan dengan salah memahami informasi. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang prosedur pembedahan. Nausea berhubungan dengan efek anaesthesi, narkotika, ketidaseimbangan elektrolit. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksoia, lemah, nyeri, mual. Konstipasi berhubungan dengan efek anaesthesi

2.10. Fokus Intervensi dan Rasional


a. Gangguan pola nafas berhubungan dengan posisi klien Tujuan : pola nafas klien normal Intervensi : Kaji pola nafas klien (rasionalnya : mengetahui supali oksigen) Monitor TTV (apakah mengalami kenaikan)

Beri posisi kepala lebih tinggi dari kaki, semi fowler (posisi nyaman, membantu pola nafas efektif) Beri tarapi oksigen (membantu dalam suplai oksigen) b. Kurang volume cairan berhubungan dengan perdarahan (Doenges, 2000)

Tujuan : memenuhi kebutuhan cairan sesuai kebutuhan tubuh Kriteria Hasil : intake dan out put seimbang Intervensi : 1) Observasi perdarahan (mengetahui jumlah darah yang keluar) 2) Monitor intake dan out put cairan 3) Monitor tanda-tanda vital (apakah mengalami kenaikan) 4) Kolaborasi pemberian cairan elektrolit sesuai program (memenuhi kebutuhan tubuh akan cairan elektrolit yang seimbang) c. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat (kulit tak utuh) (Nanda Nic Noc, 2005) Tujuan : tidak ada tanda-tanda infeksi (rubor, kalor, dolor, fungiolesa), jumlah leukosit dalam batas normal Intervensi :
Kaji lebar luka, kedalaman, panjang, warna, panas/tidak, merah atau hitam (mengetahui seberapa besar resiko infeksi) Inspeksi lebar luka/insisi bedah Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas d. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan efek anestesi Tujuan : mengatasi masalah gangguan pertukaran gas Intervensi : - Kaji status pernapasan secaraperiodik, catat adanya perubahan pada usaha tingkatan hipoksia - Auskultasi bunyi paru secara periodic, catat kualitas bunyi napas, wheezing, ekspirasi memanjang dan observasi kesimetrisan gerakan dada - Kaji adanya sianosis - Auskultasi irama dan bunyi jantung - Bantu klien untuk beristirahat dengan menjaga ketenangan lingkungan - Posisikan klien dalam posisi nyaman (fowler atau semi fowler) - Ajarkan dan motivasi klien untuk melakukan pernapasanmulut/ bibir (pursed lip) - Monitor keseimbangan intake dan output cairan - Monitor saturasi oksigen (bila Pulse Oximetri ada) e. Nyeri akut berhubungan dengan proses pembedahan Tujuan : nyeri berkurang, pasien terlihat rileks Intervensi : Kaji tingkat, skala nyeri Beri posisi nyaman (mengurangi nyeri)

Ajarkan teknik relaksasi (mengurangi nyeri) Beri kompres dingin (mengurangi nyeri dan menghentikan pendarahan) Kolaborasi pemberian obat analgetik (mengurangi nyeri)

BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. A DENGAN SECTIO CAESAREA EX CPD DI IBS RS TUGUREJO SEMARANG I. Asuhan Keperawatan Pre Operatif di Kamar Bedah Timbang terima pasien dengan petugas pengantar pasien : Pada tanggal 31 januari 2012, pukul 9.20 di IBS RS Tugurejo Semarang 1. Biodata Pasien a. Nama : Ny. A : 32 tahun : 27. 63. 07 : Boegenvil : CPD : SC : Spinal Anestesi : OK 1/31 januari 2012

b. Umur c. No. CM

d. Bangsal e. f. Dx. Medis Tindakan Operasi

g. Jenis Anestesi h. Kamar Operasi/Tgl i.

Ceck list Pre Operatif tentang : Gelang identitas Informent Consent Pasien Puasa Premedikasi : Ada : Ada : 6 8 jam : Ondansentron 4mg/2ml (mengurangi mual)

Mandi keramas, Oral hygiene, kuku bersih

Acsesoris (gelang, kalung, gigi palsu, soft lens) : Tidak ada Make-up (lipstik, kitek kuku, eye shadow) Penyakit kronis menahun Catatan Alergi thd : tidak ada : Tidak ada :Tidak ada

2. Definisi dan Pathways

Sectio caesarea adalah suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan sayatan rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram (Sarwono, 2005, hal. 133).

Sectio caesarea merupakan prosedur bedah untuk kelahiran janin dengan insisi melalui abdomen dan uterus (Liu, 2007, hal. 227). Pathway : Lampiran
3. Pengkajian a. Status Fisiologis : Baik Tingkat Kesadaran : Composmentis

b. Status Psikososial : Subyektif : Pasien / keluarga sering bertanya tentang operasi (lamanya operasi, dokternya siapa) Pasien mengatakan takut menghadapi operasi

Obyektif :
Pasien kelihatan tegang Kulit teraba dingin Tremor atau gemetar TD : 123/89 mmHg, N : 92 x/mnt, RR : 22 x/mnt, S : 36 C

Data lain :
Hasil USG dan pelvimetri = CPD (pinggul sempit) Hb : 15.5 g/dl

Gol darah : O

Gula darah sewaktu : 92

INTERVENSI KEPERAWATAN Nama No CM Usia No


1.

: Ny. A : 27.63.07 :32 thn INTERVENSI KEPERAWATAN Tujuan dan KH Intervensi Rasional - Untuk mengetahui Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat
tindakan keperawatan selama 1 x 10 menit diharapkan takut,cemas ps. Berkurang atau hilang dengan KH : - Ps. Terlihat rileks - Ps. Mengungkapkan cemas berkurang/hilang - TTV dalam batas normal TD : < 140/90 mmHg N : 60-90 x/mnt S : 36-37 C RR : 16-24 x/mnt 4. Ajarkan teknik relaksasi (tarik nafas dalam, imajinasi dll) 5. Beri pengetahuan tentang jalannya operasi sectio 3. Beri dukungan emosional 2. Kaji TTV kecemasan Ps. (berat, sedang, ringan) tingkat kecemasan dan tepat cara memberikan asuhan keperawatan - Untuk mengetahui seberapa tingkat kecemasan ps. - membantu mengurangi kecemasan - Membantu mengurangi kecemasan - Agar ps. Mengetahui tentang jalannya operasi dan kecemasan pasien berkurang

Dx. Keperawatan
Takut, Cemas b/d kurangnya pengetahuan, ancaman kegagalan operasi DS : - Ps. Mengatakan takut menghadapi operasi - Ps/keluarga sering bertanya tentang operasi DO : - Ps. Kelihatan tegang - Kulit teraba dingin - Tremor atau gemetar - TD : 123/89 mmHg - N : 92 x/mnt - RR : 22 x/mnt - S : 36 C

TT

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Nama : Ny. A No CM : 27.63.07 Usia : 32 thn No Tanggal/ jam Tindakan Keperawatan Dx - Mengkaji tingkat kecemasan 1 31 jan 2012
09.20 ps., Memberi ps. Dukungan emosional, Mengajarkan ps. Teknik relaksasi (tarik nafas dalam), Memberi pengetahuan ke ps. Tentang jalannya operasi sectio

Respon Pasien
S : - ps. Mengatakan cemas menghadapi operasi berkurang - Ps. Kooperatif - Ps. Bertanya tentang lama nya operasi, dokternya siapa O : - Ps. Terlihat aktif bertanya - Ps. Terlihat melakukan teknik relaksasi nfas dalam - Ps. Tidak terlihat tremor - Kulit masih teraba dingin - TD : 123/89 mmHg - N : 92 x/mnt - S : 36 C - RR : 22 x/mnt

TT

EVALUASI Nama : Ny. A No CM : 27.63.07 Usia : 32 thn No Tanggal/jam Evaluasi (SOAP)


1 31 jan 2012 09.30 S : - ps. Mengatakan cemas menghadapi operasi berkurang - Ps. Kooperatif - Ps. Bertanya tentang lama nya operasi, dokternya siapa O : - Ps. Terlihat aktif bertanya - Ps. Terlihat melakukan teknik relaksasi nfas dalam - Ps. Tidak terlihat tremor - Kulit masih teraba dingin - TD : 123/89 mmHg - N : 92 x/mnt - S : 36 C - RR : 22 x/mnt A :Masalah cemas, takut belum teratasi P : Lanjutkan intervensi Beri dukungan emosional, kaji TTV

TT

II.

Asuhan Keperawatan Intra Operatif di Kamar Bedah

A. Pengkajian 1. Subyektif : 2. Obyektif Pasien sadar dengan spinal anestesi : Tidak ada batuk Posisi pasien : supinasi, kaki lebih rendah dari kepala TD RR : 115/57 mmHg : 24 x/menit S: 36 C : 15 cm, Horizontal : 15 menit : 500 cc

Nadi : 81 x/menit, Lebar luka Lama Pembedahan Jumlah pendarahan

Data lain : pasien terlihat menangis, gemetar, menggigit bibir. INTERVENSI KEPERAWATAN Nama : Ny. A No CM : 27.63.07 Usia : 32 thn

No
1.

INTERVENSI KEPERAWATAN Tujuan dan KH Intervensi Rasional - Untuk mengetahui Resiko gangguan Setelah dilakukan - Kaji pola nafas ps. Dx. Keperawatan
pola nafas b/d posisi klien DS :DO : - Tidak ada tindakan keperawatan selama 1 x 15 menit diharapkan resiko gangguan pola nafas dapat dihindari dengan - Monitor TTV (dalam, dangkal) suplai oksigen sesuai kebutuhan - Untuk mengetahui adanya tanda-tanda kegawatan

TT

batuk - posisi ps. Supinasi, kaki lebih rendah dari kepala - TD :115/57 mmHg - N : 81 x/mnt - S : 36 C - RR : 24 x/mnt 2. Resiko defisit volume cairan tubuh b/d Pendarahan DS :DO : - Lebar luka 15 cm, horizontal - Jumlah darah : 500 cc

KH : - Pola nafas pasien normal (16-24 x/mnt) - TTV dalam batas normal TD : < 140/90 mmHg S : 36 37,5 C N : 60-90 x/mnt RR : 16-24 x/mnt Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 15 menit diharapkan intake dan output cairan seimbang dengan KH : - Output (500cc) = Intake > 500cc - TTV dalam batas normal TD : 90-140 mmHg, S : 36-37 C N : 60-90 x/mnt RR : 16-24 x/mnt

- Beri ps. Posisi kaki lebih rendah dari kepala - Beri terapi O2

- Agar obat anestesi tidak mengalir ke otak, jantung, paru-paru - Memenuhi kebutuhan ps. akan O2

- Observasi pendarahan

- Untuk mengetahui banyak cairan yang keluar dan memberi cairan masuk sesuai/seimbang dengan cairan yang keluar

- Monitor intake dan Output - Monitor TTV - Kolaborasi pemberian cairan elektrolit (RL, NaCl)

- Agar tidak terjadi defisit volume cairan - Untuk mengetahui tanda kegawatan - Menyeimbangkan cairan/darah yang keluar dengan cairan infuse RL dan NaCl - Mengetahui besar/kecilnya resiko infeksi - Mencegah infeksi di daerah sekitar sayatan

Resiko infeksi b/d pertahanan primer tidak adekuat (kulit tak utuh, trauma jaringan, insisi bedah) DS : DO : terdapat luka bedah lebar 15 cm, horizontal

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 15 menit diharapkan resiko infeksi dapat dicegah dengan KH : - Tidak ada tanda-tanda infeksi (rubor, dolor, colour, kalor, fungiolesa)

- Kaji lebar luka, letak luka - Lakukan tindakan steril (desinfektan, memakai alat, baju steril)

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Nama : Ny. A No CM : 27.63.07 Usia : 32 thn No Tanggal/jam Tindakan Keperawatan Dx


1, 2, 3 31 jan 2012 09.30 - Memberi posisi supinasi (kaki lebih rendah dari kepala) 09.32 - Memberi obat anestesi (antara lumbal 3 dan 4) 09.34 - Memasang manset tensimeter di ekstremitas atas (sinistra) - Memasang alat pemantau HR dan saturasi O2 di ekstremitas atas (dekstra) - Memasang nassal kanul O2 3lt/mnt - Dokter, perawat mencuci 09.36 tangan - Dokter, perawat mengenakan pakaian operasi steril 09.40 - Melakukan desinfektan di daerah abdomen (yang akan dioperasi dengan iodyne) - Menyiram daerah desinfektan (yang telah diberi iodyne ) dengan NaCl - Memasang duk streril (mengelilingi) abdomen yang akan di sayat - Mengkaji Pola nafas klien S:-

Respon Pasien

TT

O : - TD :115/57 mmHg, RR :24 x/mnt, S : 36 C, N ; 81 x/mnt - ps. terlihat terbaring dengan posisi supinasi, kaki lebih rendah dari kepala - terpasang O2 dengan nassal kanul 3 lt/mnt - jumlah pendarahan ; 500cc - terpasang infus NaCl 500cc - terpasang inf. RL (guyur 200cc) - Oxytocin 1 A (drip) - Bledstop 1 A (Bolus) - Efedrin 1 A (10 mg) + Aquabides 4 cc (IV) - Ketorolac 3 x 30 mg (IV) - Tramadol 3 x 100 mg ( IV) - Lebar luka 15 cm,horizontal (dijahit)

- Menyayat abdomen sampai 7 lapisan (lebar luka 15 cm, 09.47 horizontal) - Mengeluarkan bayi - Mensuction darah yang sebelumnya diguyur NaCl 500 cc - Memberi cairan elektrolit NaCl (guyur) - Mengobservasi pendarahan - Memantau TTV - Memberi cairan elektrolit RL (guyur 200cc) dan obat sesuai kolaborasi : *Oxytocin 1 A (drip) *Bledstop 1 A(bolus) *Efedrin 1 A (10 mg) + Aquabides 4 cc (IV) *Ketorolac 3 x 30 mg (IV) 09.52 *Tramadol 3 x 100 mg (IV) - penutupan luka dengan dijahit - Menutup jahitan luka dengan kassa steril sebelumnya diberi iodyne

EVALUASI Nama : Ny. A No CM : 67.23.07 No Dx Tanggal/jam


1. 31 jan 2012 09.55 S:O :- - TD :115/57 mmHg, RR :24 x/mnt, S : 36 C, N ; 81 x/mnt - ps. terlihat terbaring dengan posisi supinasi, kaki lebih rendah

Usia EVALUASI (SOAP)

: 32 thn TT

dari kepala - terpasang O2 dengan nassal kanul 2 lt/mnt A : Masalah resiko gangguan pola nafas teratasi sebagian P : Lanjutkan intervensi Beri terapi O2, Monitor TTV, dan posisi supinasi kaki lebih rendah dari kepala 2. 09.55 S:O : - jumlah pendarahan ; 500cc - terpasang infus NaCl 500cc - terpasang inf. RL (guyur 200cc) - Oxytocin 1 A (drip) - Bledstop 1 A (Bolus) - Efedrin 1 A (10 mg) + Aquabides 4 cc (IV) - Ketorolac 3 x 30 mg (IV) - Tramadol 3 x 100 mg ( IV) A : Masalah resiko defisit volume cairan teratasi P : Lanjutkan intervensi Monitor intake dan output, dan kolaborasi pemberian cairan elektrolit 3. 09.55 S:O : - Lebar luka 15 cm, horizontal (dijahit) A : Masalah resiko infeksi teratasi P : Lanjutkan intervensi lakukan tindakan steril (desinfektan dalam mengganti balut)

III.

Asuhan Keperawatan Post Operatif di Kamar Bedah

A. Pengkajian 1. Subyektif 2. Obyektif TD RR : 121/68 mmHg : 22 x/menit, N : 76 x/menit, S : 36 C : 15 cm, horizontal : 15 menit : 500 cc : Ny. A mengatakan lega operasi sectio telah selesai

Lebar luka Lama operasi Jumlah pendarahan

Posisi ps.

: supinasi, kaki lebih rendah dari kepala

3. Standar score BROMAGE SCORE No 1 2 3 4 KRITERIA Dapat mengangkat tungkai bawah Tidak dapat menekukan lutut tetapi dapat mengangkat kaki Tidak dapat mengangkat tungkai bawah tetapi masih dapat menekuk lutut Tidak dapat mengangkat kaki sama sekali Score 0 1 2 3 Score

Keterangan : Jika score <2 maka ps. dapat dipindahkan ke ruangan Kesimpulan : Ny. A tidak dapat menekkukan kedua lututnya, tetapi mampu mengangkat kaki keduanya jadi score nya 1 dan bisa di bawa ke ruangan. INTERVENSI KEPERAWATAN Usia : 32 thn INTERVENSI KEPERAWATAN Tujuan dan KH
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 10 menit diharapkan resiko injury dapat dihindari dengan KH : - Fisik kembali normal - Ekstremitas bawah dapat mobilisasi kembali ( dengan score < 2) - memasang penghalang samping bed

Nama No CM No
1.

: Ny. A : 27.63.07

Dx. Keperawatan
Resiko injury b/d efek anestesi, immobilisasi, Kelemahan fisik DS : DO :- ps. dengan posisi supinasi, kaki lebih rendah dari kepala - ps. terlihat terbaring dengan spinal anestesi (ps. sadar, ekstremitas

Intervensi
- Anjurkan ps. untuk menggerakgerakkan ekstremitas bawah

Rasional - Memperlancar
peredaran darah, mempercepat mobilisasi - mencegah resiko cidera (jatuh dari bed)

TT

bawah tidak bisa bergerak)

Nama No CM No Dx
1, 2

: Ny. A : 27.63.07

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN Usia : 32 thn

Tanggal/jam
31 jan 2012 10.00

Tindakan Keperawatan
Di Recovery Room dilakukan tindakan sebagai berikut : - Memonitoring TTV - Memasang nassal kanul O2 2 lt/mnt - Memberi ps. posisi kaki lebih rendah dari kepala (supinasi) - Memasang pengaman samping bed - Menganjurkan ps. untuk mengangkat kaki/menekkukan lutut - Mengkaji gerakan ekstremitas dengan Bromage Score S:

Respon Pasien

TT

O : -- TD :121/68 mmHg, RR :22 x/mnt, S : 36 C, N ; 76 x/mnt - ps. terlihat terbaring dengan posisi supinasi, kaki lebih rendah dari kepala - terpasang O2 dengan nassal kanul 2 lt/mnt - terlihat ps. terbaring di bed dengan penghalang di samping kanan kiri - ps. terlihat mencoba mengangkat kaki, dan bisa mengangkat kaki setelah 3 menit menggerakgerakan ekstremitas bawah, namun belum dapat menekkukan lutut (score 1)

Nama No CM

: Ny. A : 27.63.07

EVALUASI Usia : 32 thn

No Dx
3.

Tanggal/jam
10.10

EVALUASI (SOAP)
S : Ps. kooperatif O : ps. terlihat mencoba mengangkat kaki, dan bisa mengangkat kaki setelah 3 menit menggerak-gerakan ekstremitas bawah, namun belum dapat menekkukan lutut (score 1) A : Masalah resiko injury teratasi (ps. dipindahkan ke ruangan) P : Lanjutkan intervensi (operkan kepada perawat ruangan) : untuk menggerak-gerakkan kaki, memasang penghalang bed

TT

BAB IV PEMBAHASAN Dalam bab pembahasan ini penulis akan membahas permasalahan tentang Asuhan Keperawatan pada ny. A dengan sectio caesarea (pre,intra,post) ex CPD (Chepalo Pelvik Disproportion/panggul sempit) di IBS RSUD Tugurejo Semarang. Pembahasan akan diuraikan sesuai masalah yang ditemukan dengan menggunakan pendekatan konsep dasar yang mendukung. Penulis akan menguraikan tentang kesenjangan yang muncul pada asuhan keperawatan antara teori dengan kasus yang penulis kelola. Penulis akan membahas tentang diagnosa yang muncul, yang tidak muncul, serta dukungan dan hambatan dalam melaksanakan tindakan keperawatan pada ny. A selama 35 menit.
a. Diagnosa yang muncul

1. Cemas b/d situasi, ancaman pada konsep diri, kurangnya pengetahuan Kecemasan penulis ambil sebagai diagnosa pertama kali sebelum menjalani operasi karena tindakan operasi dapat menaikkan tingkat kecemasan pasien dan meningkatkan hormon pemicu stress (Ibrahim, 2006). Perawatan pre operasi yang efektif dapat mengurangi resiko post operasi, salah satu prioritasnya adalah mengurangi kecemasan pasien. Cemas merupakan reaksi normal pasien terhadap ancaman pembedahan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal antara lain jenis kelamin, usia, pekerjaan, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, dan tipe kepribadian sedangkan faktor eksternalnya antara lain ancaman terhadap integritas biologis dan ancaman terhadap konsep diri (Stuart and Sundeen, 1998). Dari hasil pengkajian yang kami lakukan pada pre operasi didapatkan data subyektif yaitu pasien sering bertanya tentang jalannnya operasi, dokter yang mengoperasi dan lamanya operasi. Dan data obyektif yaitu pasien terlihat tremor atau bergetar, kulit teraba dingin, pasien terlihat tegang, TD : 123/89 mmHg, N : 92 x/mnt, RR : 22 x/mnt, S : 36 C. Untuk mengatasi atau mengurangi tingkat kecemasan pasien maka dilakukan intervensi dan implementasi yang tepat dan sesuai. Implementasi yang kami lakukan adalah mengkaji tingkat kecemasan pasien, apakah sedang, berat, ringan, lalu kami memberi pasien dukungan emosional, mengajarkan pasien teknik relaksasi nafas dalam dan memberi pengetahuan tentang jalannya operasi. Dengan implementasi tersebut kami mengevaluasi keadaan pasien dan didapat hasil masalah cemas teratasi sebagian ditandai dengan pasien tidak lagi terlihat tremor, pasien melakukan teknik relaksasi dengan tarik nafas dalam, pasien juga mengungkapkan cemas

berkurang. Tetapi kami tetap melanjutkan intervensi untuk tetap memberi dukungan emosional serta mengkaji tanda tanda vital pasien. 2. Resiko gangguan pola nafas b/d posisi klien. Kami mengambil dan menjadikan diagnosa ini sebagai diagnosa pertama pada intra operatif di kamar bedah karena, menurut abraham maslow, kebutuhan dasar utama yang harus di penuhi adalah pola pernafasan. Gangguan pola nafas adalah keadaan vital yang bila tidak segera di tangani akan sangat beresiko besar bagi pasien. Dari hasil pengkajian yang kami lakukan pada pasien di dapatkan data obyektif sebagai berikut yaitu diketahui bahwa dilakukan spinal anestesi pada pasien, dimana yang teranestesi adalah daerah sekitar abdomen ke ekstremitas bawah. Posisi pasien disini sangat diperlukan sebab, bila posisi pasien tidak dipertahankan yang terjadi adalah obat anestesi bisa naik ke atas daerah sekitar jantung, paru-paru dan otak yang akan mengganggu pola nafas pasien. Bila pola nafas pasien terganggu maka pasien tidak mendapatkan suplai oksigen yang cukup sesuai kebutuhan, dan saraf-saraf juga tidak mendapat oksigen, keadaan seperti ini bisa menyebabkan kelumpuhan sistem saraf atau stroke. Untuk menangani resiko gangguan pola nafas maka implementasi yang kami lakukan adalah mengkaji pola napas klien, memberi klien posisi yang lebih tinggi dari kaki, memonitor TTV, dan memberi terapi oksigen. Dengan implementasi tersebut, hasilnya dapat diketahui masalah berhubungan dengan resiko gangguan pola nafas pasien teratasi namun tetap melanjutkan intervensi untuk beri terapi oksigen, jaga posisi pasien (kaki lebih rendah dari kepala), monitor TTV. 3. Resiko defisit volume cairan b/d pendarahan Resiko defisit volume cairan penulis angkat sebagai diagnosa prioritas kedua karena selama proses pembedahan pasien banyak mengeluarkan darah, keadaan itu akan mempengaruhi keseimbangan asam basa dalam tubuh (stewart). Cairan elektrolit di dalam tubuh berfungsi sebagai proses metabolik dan mempercepat proses penyembuhan. Dari hasil pengkajian yang kami lakukan selama intra operasi yaitu pendarahan pasien sebanyak 500 cc, maka perlu dikolaborasikan untuk pemberian cairan elektrolit tambahan melalui IV (intra vena) seperti cairan NaCl 0,9%, dan Ringer Laktat (RL). Untuk mengurangi resiko defisit volume cairan intervensi dan implementasi yang kami lakukan antara lain memonitor jumlah pendarahan, memonitor TTV, mengkolaborasi cairan elektrolit seperti infuse NaCl 0,9 % (500cc), infuse ringer laktat (guyur 200cc), oxytocin 1 A (drip), Bledstop 1 A (Bolus) untuk mengatasi pendarahan selama kelahiran, Efedrin 1 A (10 mg) + aquabides 4 cc (IV) sebagai bronkodilator, Ketorolac 3 x 30 mg (IV) sebagai anti inflamasi.

Dengan implementasi tersebut dapat diketahui hasilnya yaitu masalah resiko defisit volume cairan dapat teratasi, dan perlu adanya intervensi lanjut yaitu monitor jumlah pendarahan, monitor TTV.
4.

Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat (insisi bedah, kulit tak utuh, trauma jaringan) Dalam melakukan operasi, teknik steril sangat diperlukan untuk menghindari kemungkinan infeksi pada pasien karena terdapat jaringan terbuka akibat insisi bedah. Dari hasil pengkajian yang kami lakukan didapatkan data antara lain lebar luka 15 cm, horizontal. Untuk mengurangi resiko infeksi yang mungkin terjadi maka kami melakukan implementasi antara lain mengkaji luka apakah terdapat tanda-tanda infeksi, menggunakan larutan desinfektan sebelum melakukan insisi, menutup luka dengan jahitan agar kuman patogen dan non patogen tidak masuk selama jaringan kulit terbuka, dan menutup jahitan dengan balut (kassa steril) yang sebelumnya di beri larutan desinfektan (iodyne) Dengan implementasi yang kami lakukan dapat diketahui hasilnya yaitu masalah resiko infeksi teratasi, tetap lanjutkan intervensi melakukan teknik steril (memberi desinfektan saat ganti balut).

5. Resiko cidera b/d efek anestesi, immobilisasi, dan kelemahan fisik Sikap perawat dalam mendukung safety patient sangat diperlukan untuk menjamin keselamatan pasien yang dirawat. Asuhan keperawatan ini bertujuan mencegah terjadinya kondisi memburuk dan komplikasi melalui observasi. Dari hasil pengkajian yang kami lakukan didapatkan data antara lain posisi pasien supinasi (kaki lebih rendah dari kepala), pasien terlihat terbaring dengan spinal anestesi (pasien sadar, ekstremitas bawah tidak bisa bergerak). Untuk mengurangi resiko cidera pada pasien maka kami melakukan intervensi dan implementasi antara lain memberi penghalang samping bed (kanan, kiri) pasien, menganjurkan pasien untuk menggerak-gerakkan ekstremitas bawah. Dengan implementasi tersebut dapat diketahui hasilnya yaitu masalah resiko cidera teratasi pasien dapat dipindah ke ruangan ditandai dengan pasien dapat mengangkat kaki tetapi belum dapat menekkukan lutut dan dikaji dengan bromage score yaitu scorenya 1. Delegasikan keperawat ruangan untuk tetap melanjutkan intervensi memberi penghalang bed samping.

b. Dx yang tidak muncul 1. Nyeri akut

2. Gangguan eliminasi BAB 3. Resiko kurang perawatan diri 4. Gangguan pola tidur 5. Resiko retensi urine 6. Nausea 7. Ketidakseimbangan nutri kurang dari kebutuhan 8. Kerusakan mobilitas 9. Bersihan jalan nafas tidak efektif Semua itu tidak kami angkat sebagai diagnosa prioritas karena dalam pengkajian data yang kami lakukan tidak ada batasan-batasan karakteristik yang memperkuat diagnosa tersebut. Diagnosa tambahan tersebut akan muncul saat pasien berada di ruangan atau pasien dengan general anestesi. Dan pasien yang kami kelola menggunakan spinal anestesi, jadi diagnosa yang kami prioritaskan adalah cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan, resiko gangguan pola nafas berhubungan dengan posisi klien, resiko defisit volume cairan berhubungan dengan pendarahan, resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat (insisi bedah, kulit tak utuh, trauma jaringan) dan resiko cidera berhubungan dengan immobilisasi, efek anestesi.

c.

Dukungan dan hambatan

Keberhasilan penulis dalam mencapai tujuan kepeperawatan tidak lepas dari faktor pendukung yang ada selama melakukan asuhan keperawatan dalam waktu 35 menit, diantaranya adalah : 1. Kepercayaan yang diberikan oleh perawat klinik kepada penyusun untuk melakukan perawatan pada pasien selama 35 menit. 2. Kepercayaan pasien terhadap kemampuan perawat dan sikap kooperatif dari pasien selama tindakan keperawatan. 3. Bimbingan oleh perawat dan penguji yang sangat membantu dalam keefektifan prosedur pelaksanaan tindakan keperawatan. Sedangkan faktor penghambat keberhasilan tindakan keperawatan yang dihadapi penyusun adalah :

1. Terbatasnya kemampuan dan pengetahuan penyusun tentang penatalaksanaan asuhan keperawatan pada pasien 2. Kurang teliti dalam melakukan pegkajian dan menganalisa data untuk memastikan intervensi yang sesuai dengan kebutuhan pasien 3. Kurang mendalami dalam melakukan pengkjian terhadap pasien mengenai psikologis dan tingkat pengetahuan pasien tentang operasi 4. Keterbatasan pengtahuan tentang cara pendokumentasian tindakan keperawatan yang benar dan tepat

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Setelah dilakukan asuhan keperawatan yang berjudul Asuhan Keperawatan Pada Ny. A dengan Sectio Caesarea ex Chepalo Pelvik Disproportion di Ruang IBS RSUD Tugurejo Semarang dapat disimpulkan bahwa diagnosa yang muncul adalah cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan, situasi dan kegagalan operasi, resiko gangguan pola nafas berhubungan dengan posisi pasien, resiko defisit cairan berhubungan dengan perdarahan, resiko infeksi berhubungan dengan lebar luka pembedahan, resiko cidera berhubungan dengan tempat (bed), dan resiko injury berhubungan dengan efek anestesi dan immobilisasi. Pada tahap ini penulis menarik kesimpulan : Hal-hal yang harus diperhatikan perawat dalam penatalaksanaan pasien pre, intra, post operasi yaitu : Sebelum operasi dilakukan perawat harus melakukan pengkajian pre operatif awal, rencanakan metode penyuluhan yang sesuai dengan kebutuhan pasien, perawat sebisa mungkin melakukan wawancara terhadap keluarga pasien dan pastikan kelengkapan pemeriksaan pre operatif dan tentukan asuhan keperawatan yang tepat dan sesuai. Sebelum operasi kasus yang banyak terjadi adalah pasien mengalami kecemasan untuk itu sebagai perawat harus bisa memberi dukungan emosional kepada pasien, dan mengkomunikasikan status emosional pasien kepada tim-tim bedah. Saat pelaksanaan operasi perawat harus memperhatikan status emosional pasien dan memenuhi kebutuhan pasien akan suplai oksigen, volume cairan tubuh, dan kemungkinan infeksi. Perawat harus bisa bertindak cepat, tepat dan sesuai dengan kebutuhan pasien. Setelah dilakukan operasi, efek anestesi dapat mempengaruhi sistem pernafasan dan sistem motorik pasien. Maka dari itu pemantauan secara terus menerus diperlukan guna mengurangi resiko akan cidera yang akan dialami pasien karena efek anestesi.

B. Saran Saran yang dapat penulis berikan dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien pre, intra dan post sectio caesarea di kamar bedah adalah : 1. Bagi Perawat Peningkatan pemahaman, pengetahuan dan ketrampilan tentang teori dan prosedure asuhan keperawatan penting agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang tepat dan sesuai dengan yang dibutuhkan klien maka dari itu perawat klinik di IBS perlu mengikuti sejumlah pelatihan-pelatihan IBS. 2. Bagi Akademik Pengetahuan dalam tindakan asuhan keperawatan di ruang bedah sangat diperlukan maka untuk akademik bisa menambah jam-jam kuliah sperti kunjungan IBS sesering mungkin, agar mahasiswa dapat menambah wawasan dan pengetahuannya. Jadi sewaktu mahasiswa terjun ke lapangan mahasiswa sudah memiliki bekal dan siap mengaplikasikannya.

LAPORAN PENDAHULUAN POST SECTIO CAESAREA (SC) A. Konsep Dasar Penyakit 1. Definisi / Pengertian SC (Sectio caesarea) adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui insisi pada dinding perut dan dindina rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram (Prawirohadjo, 2002). Sectio Caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina. (Muchtar, 1998). Jadi sectio caesaria adalah suatu pembedahan guna melahirkan janin lewat insisi pada dinding abdomen dan uterus persalinan buatan, sehingga janin dilahirkan melalui perut dan dinding perut dan dinding rahim agar anak lahir dengan keadaan utuh dan sehat Etiologi Operasi sectio caesarea dilakukan jika kelahiran pervaginal mungkin akan menyebabkan resiko pada ibu ataupun pada janin, dengan pertimbangan hal-hal yang perlu tindakan SC proses persalinan normal lama/ kegagalan proses persalinan normal ( Dystasia ). Pada Ibu : Disproporsi kepala panggul/CPD//FPD Disfungsi uterus Distosia jaringan lunak Plasenta previa His lemah / melemah Riwayat sectio caesarea Pada Anak : Janin besar Gawat janin Letak lintang Hydrocephalus Klasifikasi Sektio caesaria abdominalis Tipe operasi sektio caesaria : Sektio caesaria klasik atau korporal dengan insisi memanjang pada korpus uteri. Sektio caesaria ismika atau profunda atau low cervical dengan insisi pada segmen bawah rahim Sectio caesaria transperitonialis yang terdiri dari : Sektio caesaria ekstraperitonealis, yaitu tanpa membuka peritoneum parietalis dengan demikian tidak membuka kavum abdominalis. Sektio Caesaria vaginalis. Menurut sayatan pada rahim, sectio caesaria dapat dilakukan sebagai berikut : Sayatan memanjang (longitudinal) menurut Kronig Sayatan melintang (transversal) menurut Kerr Sayatanhuruf T (T-incision) Pemeriksaan Diagnostik / Penunjang Test HCG Urine : sebagai Indikator kehamilan apakah Positif /Negatif Ultra Sonografi : untuk mengetahui Kondisi janin/cavum uteria apakah terdapat janin/sisa janin/Kadar Hematocrit/Ht : sebagai Status Hemodinamika untuk mengetahui adanya Penurunan hematokrit (< 35 mg%)

2.

a. b.
3. a. 1) 2) b. 1) 2) 4. a. b. c.

d. e. f. 5. a. b. c. d. e. f. g. 6. a. 1) 2) 3) b. 1) 2) c.

Kadar Hemoglobin : sebagai Status Hemodinamika untuk mengetahui adanya Penurunan hemoglobin atau tidak (< 10 mg%) Kadar SDP : untuk mengetahui adanya Resiko Infeksi Meningkat(>10.000 U/dl) Kultur : Untuk mengetahui adanya Kuman spesifik Terapi / Tindakan Penanganan Penatalaksaan medis post-op Sectio Caesarea secara singkat : Awasi TTV sampai pasien sadar Pemberian cairan dan diit Atasi nyeri yang ada Mobilisasi secara dini dan bertahap Kateterisasi Jaga kebersihan luka operasi dan Perawatan luka insisi Berikan obat antibiotic dan analgetik (Mochtar, 1998). Komplikasi Kemungkinan yang timbul setelah dilakukan operasi ini antara lain : Infeksi puerperal ( Nifas ) Ringan, dengan suhu meningkat dalam beberapa hari Sedang, suhu meningkat lebih tinggi disertai dengan dehidrasi dan perut sedikit kembung Berat, peritonealis, sepsis dan usus paralitik Perdarahan Banyak pembuluh darah yang terputus dan terbuka Perdarahan pada plasenta bed Luka kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih bila peritonealisasi terlalu tinggi

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan 1. a. Pengkajian Sirkulasi Perhatikan riwayat masalah jantung, udema pulmonal, penyakit vaskuler perifer atau stasis vaskuler (peningkatan resiko pembentukan thrombus). b. Integritas ego Perasaan cemas, takut, marah, apatis, serta adanya factor-faktor stress multiple seperti financial, hubungan, gaya hidup. Dengan tanda-tanda tidak dapat beristirahat, peningkatan ketegangan, stimulasi simpatis. c. Makanan/cairan Malnutrisi, membrane mukosa yang kering pembatasan puasa pra operasi insufisiensi Pancreas/ DM, predisposisi untuk hipoglikemia/ ketoasidosis. Pernafasan

d.

Adanya infeksi, kondisi yang kronik/batuk, merokok. 2. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul a. b. c. d. e. f. 3. Gangguan rasa nyaman: Nyeri b/d agen cidera fisik Resiko infeksi b/d trauma jaringan Ansietas b/d krisis situasional Hambatan aktivitas fisik b/d ansietas Resiko konstipasi b/dkelemahan otot abdomen Gangguan eliminasi urineb/d gangguan sensori motorik (efek-efek hormonal/anastesi) Rencana Asuhan Keperawatan

DX 1 : Gangguan rasa nyaman: Nyeri b/d agen cidera fisik Tujuan : Klien dapat beradaptasi dengan nyeri yang dialami Kriteria Hasil : Mengungkapkannyeriberkurang Skalanyeri 0-1 Dapatmelakukantindakanuntukmenguranginyeri TTV dalambatas normal ; Suhu : 36-37 0 C, TD : 120/80 mmHg, RR :18-20x/menit, Nadi : 80-100 x/menit Intervensi : 1. 2. 3. 4. Kaji intensitas, karakteristik, dan derajat nyeri R/ Pengkajian yang spesifik membantu memilih intervensi yang tepat Pertahankan tirah baring selama masa akut R/ Meminimalkan stimulasi atau meningkatkan relaksasi Terangkan nyeri yang diderita klien dan penyebabnya. R/ Meningkatkan koping klien dalam melakukan guidance mengatasi nyeri Ajarkan teknik distraksi R/ Pengurangan persepsi nyeri

5. Kolaborasi pemberian analgetik R/ Mengurangi onset terjadinya nyeri dapat dilakukan dengan pemberian analgetika oral maupun sistemik dalam spectrum luas/spesifik DX 2 : Resiko Infeksi b/d trauma jaringan Tujuan : Tidak terjadi infeksi 1. Kriteria Hasil : Tidak ada tanda tanda infeksi, seperti : merah, panas, bengkak, fungsio laesa Intervensi : Kaji kondisi keluaran/dischart yang keluar ; jumlah, warna, dan bau dari luka operasi.

R/Perubahan yang terjadi pada dishart dikaji setiap saat dischart keluar. Adanya warna yang lebih gelap disertai bau tidak enak mungkin merupakan tanda infeksi. 2. 3. Terangkan pada klien pentingnya perawatan luka selama masa post operasi. R/ Infeksi dapat timbul akibat kurangnya kebersihan luka.. Lakukan perawatan luka R/ Inkubasi kuman pada area luka dapat menyebabkan infeksi.

4. Terangkan pada klien cara mengidentifikasi tanda inveksi R/ Berbagai manivestasi klinik dapat menjadi tanda nonspesifik infeksi; demam dan peningkatan rasa nyeri mungkin merupakan gejala infeksi.

PATOFISIOLOGI

Pada Ibu : Disproporsi kepala panggul/CPD//FPD Disfungsi uterus Distosia jaringan lunak Plasenta previa His lemah / melemah Riwayat Sectio Caesarea

Pada Anak : Janin besar Gawat janin Letak lintang Hydrocephalus

Sectio Caesarea Fisik Psikolo gis Gangguan sensorimotorik Insisi Cidera fisik

Gangguan eliminasi Urine

Krisis situasional Konsep diri Ansietas

Trauma jaringan Resiko infeksi Nyeri

Kelemahan otot abdomen Resiko Konstipasi

Hambatanmobilisasi fisik

http://yogasrondeng.blogspot.com/2013/09/askep-post-sectio-caesarea-sc.html

Вам также может понравиться

  • Laporan Pendahuluan Sectio Caesarea
    Laporan Pendahuluan Sectio Caesarea
    Документ11 страниц
    Laporan Pendahuluan Sectio Caesarea
    Yesti Toree
    100% (2)
  • Etiologi Dan Manifestasi Klinis SC
    Etiologi Dan Manifestasi Klinis SC
    Документ7 страниц
    Etiologi Dan Manifestasi Klinis SC
    Pramudya Yopalika
    Оценок пока нет
  • SECTIO CAESARIA
    SECTIO CAESARIA
    Документ19 страниц
    SECTIO CAESARIA
    ika kartika
    Оценок пока нет
  • LP BBLR
    LP BBLR
    Документ15 страниц
    LP BBLR
    Putri Nurcahyani
    Оценок пока нет
  • Askep Persalinan Induksi
    Askep Persalinan Induksi
    Документ52 страницы
    Askep Persalinan Induksi
    Joko Purwanto
    100% (3)
  • Laporan Pendahuluan Persalinan Normal
    Laporan Pendahuluan Persalinan Normal
    Документ14 страниц
    Laporan Pendahuluan Persalinan Normal
    Poorboys Wine
    Оценок пока нет
  • LP SC Pagi
    LP SC Pagi
    Документ23 страницы
    LP SC Pagi
    Vinda
    Оценок пока нет
  • Askep SC Panggul Sempit
    Askep SC Panggul Sempit
    Документ9 страниц
    Askep SC Panggul Sempit
    Klendi Baen
    Оценок пока нет
  • LP Letsu
    LP Letsu
    Документ15 страниц
    LP Letsu
    Irvan Kurniawan
    Оценок пока нет
  • LP Presbo
    LP Presbo
    Документ22 страницы
    LP Presbo
    Anwar July
    Оценок пока нет
  • LP Kehamilan Ektopik
    LP Kehamilan Ektopik
    Документ16 страниц
    LP Kehamilan Ektopik
    Moehammad Alfandy
    100% (4)
  • LP Pneumonia
    LP Pneumonia
    Документ21 страница
    LP Pneumonia
    Darmayanti Desak
    Оценок пока нет
  • SECTIO CAESAREA
    SECTIO CAESAREA
    Документ27 страниц
    SECTIO CAESAREA
    Tri Setiawati
    100% (1)
  • LAPORAN PENDAHULUAN SECTIO CAESAREA
    LAPORAN PENDAHULUAN SECTIO CAESAREA
    Документ19 страниц
    LAPORAN PENDAHULUAN SECTIO CAESAREA
    alivia bertha
    100% (1)
  • Asuhan Keperawatan Persalinan Dengan Letak Sungsang
    Asuhan Keperawatan Persalinan Dengan Letak Sungsang
    Документ14 страниц
    Asuhan Keperawatan Persalinan Dengan Letak Sungsang
    arya
    50% (2)
  • SECTIO CAESAREA
    SECTIO CAESAREA
    Документ23 страницы
    SECTIO CAESAREA
    Zulianto Irza
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Post Partum
    Laporan Pendahuluan Post Partum
    Документ14 страниц
    Laporan Pendahuluan Post Partum
    asep dermawan
    Оценок пока нет
  • LP SC A.I PresBo
    LP SC A.I PresBo
    Документ10 страниц
    LP SC A.I PresBo
    Zaien Tosca
    Оценок пока нет
  • DX Resiko Cedera Janin .Dox
    DX Resiko Cedera Janin .Dox
    Документ2 страницы
    DX Resiko Cedera Janin .Dox
    Ibrahim Jobarteh
    Оценок пока нет
  • MANUAL PLASENTA
    MANUAL PLASENTA
    Документ5 страниц
    MANUAL PLASENTA
    Jerri Jaka Setiawan
    0% (1)
  • LP Prenatal
    LP Prenatal
    Документ24 страницы
    LP Prenatal
    nurfadilah dhyla
    Оценок пока нет
  • LAPORAN PENDAHULUAN BBLR
    LAPORAN PENDAHULUAN BBLR
    Документ14 страниц
    LAPORAN PENDAHULUAN BBLR
    I'cank Rezspeck
    Оценок пока нет
  • Induksi Persalinan
    Induksi Persalinan
    Документ23 страницы
    Induksi Persalinan
    anon_678913690
    100% (2)
  • Laporan Pendahuluan Pre-Eklamsia-1
    Laporan Pendahuluan Pre-Eklamsia-1
    Документ29 страниц
    Laporan Pendahuluan Pre-Eklamsia-1
    umi
    Оценок пока нет
  • LP Halusinasi
    LP Halusinasi
    Документ16 страниц
    LP Halusinasi
    odis keren
    100% (1)
  • LP KPD
    LP KPD
    Документ12 страниц
    LP KPD
    Yasmina Anjani
    Оценок пока нет
  • Intervensi ANC
    Intervensi ANC
    Документ32 страницы
    Intervensi ANC
    i_tien
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Solusio Plasenta
    Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Solusio Plasenta
    Документ18 страниц
    Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Solusio Plasenta
    yunuseka
    50% (2)
  • Askep Post Partum Pre Eklamsi
    Askep Post Partum Pre Eklamsi
    Документ16 страниц
    Askep Post Partum Pre Eklamsi
    Laura Deornay
    100% (3)
  • LP Eklampsia Post Partum
    LP Eklampsia Post Partum
    Документ11 страниц
    LP Eklampsia Post Partum
    Zaldy Sykes
    67% (3)
  • LP Anemia Pada Ibu Nifas
    LP Anemia Pada Ibu Nifas
    Документ10 страниц
    LP Anemia Pada Ibu Nifas
    faithsal3173
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan KPD
    Laporan Pendahuluan KPD
    Документ10 страниц
    Laporan Pendahuluan KPD
    leli
    Оценок пока нет
  • Kti CPD
    Kti CPD
    Документ62 страницы
    Kti CPD
    Nia Anggraeni
    Оценок пока нет
  • LP Apb
    LP Apb
    Документ8 страниц
    LP Apb
    Aulia Kind
    Оценок пока нет
  • Askep Partus Prematur
    Askep Partus Prematur
    Документ20 страниц
    Askep Partus Prematur
    DessPus Sinsetsuna
    Оценок пока нет
  • LP Oligo
    LP Oligo
    Документ19 страниц
    LP Oligo
    fulanah
    Оценок пока нет
  • IGD EMERGENCY
    IGD EMERGENCY
    Документ13 страниц
    IGD EMERGENCY
    warnengsih
    Оценок пока нет
  • Askep Kala III Dan IV
    Askep Kala III Dan IV
    Документ37 страниц
    Askep Kala III Dan IV
    Chic Dian Usman
    Оценок пока нет
  • Etiologi Masa Nifas
    Etiologi Masa Nifas
    Документ1 страница
    Etiologi Masa Nifas
    RoziCopaque
    Оценок пока нет
  • LAPORAN PENDAHULUAN KALA I
    LAPORAN PENDAHULUAN KALA I
    Документ28 страниц
    LAPORAN PENDAHULUAN KALA I
    Nat Isf
    Оценок пока нет
  • ASUHAN KEPERAWATAN
    ASUHAN KEPERAWATAN
    Документ29 страниц
    ASUHAN KEPERAWATAN
    Yudi Hupu Amah
    0% (2)
  • LP Post Partum Normal Yess
    LP Post Partum Normal Yess
    Документ15 страниц
    LP Post Partum Normal Yess
    Thom'z Ari
    Оценок пока нет
  • LP Ruptur Uteri
    LP Ruptur Uteri
    Документ15 страниц
    LP Ruptur Uteri
    nadya putri harahap
    Оценок пока нет
  • LK Meningitis Arif
    LK Meningitis Arif
    Документ33 страницы
    LK Meningitis Arif
    Hesti Agustina
    Оценок пока нет
  • LP SC & Panggul Sempit
    LP SC & Panggul Sempit
    Документ27 страниц
    LP SC & Panggul Sempit
    UterAremania
    0% (1)
  • LAPORAN - PENDAHULUAN - INTRANATAL Dimas
    LAPORAN - PENDAHULUAN - INTRANATAL Dimas
    Документ20 страниц
    LAPORAN - PENDAHULUAN - INTRANATAL Dimas
    Dimas januar
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan SC Indikasi KPD
    Laporan Pendahuluan SC Indikasi KPD
    Документ19 страниц
    Laporan Pendahuluan SC Indikasi KPD
    Yoktan Samb Metkono
    67% (3)
  • Kasus Jiwa
    Kasus Jiwa
    Документ1 страница
    Kasus Jiwa
    RUNI DARYANTI
    Оценок пока нет
  • Sap Breast Care
    Sap Breast Care
    Документ15 страниц
    Sap Breast Care
    UmyFadilah
    0% (1)
  • aSKEP CPD
    aSKEP CPD
    Документ11 страниц
    aSKEP CPD
    Roslina Ginting
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Kehamilan Ektopik Terganggu
    Laporan Pendahuluan Kehamilan Ektopik Terganggu
    Документ10 страниц
    Laporan Pendahuluan Kehamilan Ektopik Terganggu
    Suqma Etha
    Оценок пока нет
  • CA SERVIKS
    CA SERVIKS
    Документ9 страниц
    CA SERVIKS
    M. Hanif Prasetya 'Adhi
    100% (1)
  • LP Eklampsia
    LP Eklampsia
    Документ15 страниц
    LP Eklampsia
    Muthya Hafizah Adiya
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Pada Post SC
    Laporan Pendahuluan Pada Post SC
    Документ8 страниц
    Laporan Pendahuluan Pada Post SC
    Zhen
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan SC
    Laporan Pendahuluan SC
    Документ14 страниц
    Laporan Pendahuluan SC
    Putri Randa Irya
    Оценок пока нет
  • LAPORAN PENDAHULUAN SC
    LAPORAN PENDAHULUAN SC
    Документ9 страниц
    LAPORAN PENDAHULUAN SC
    Ria angraeni
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan SC
    Laporan Pendahuluan SC
    Документ15 страниц
    Laporan Pendahuluan SC
    sartia
    Оценок пока нет
  • Post Op SC
    Post Op SC
    Документ15 страниц
    Post Op SC
    Chandraz D Portgas
    Оценок пока нет
  • Document
    Document
    Документ11 страниц
    Document
    Puteri Paulina
    Оценок пока нет
  • Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post Sectio Caesaria
    Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post Sectio Caesaria
    Документ14 страниц
    Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post Sectio Caesaria
    Muhamad Ali Habibi
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan SC
    Laporan Pendahuluan SC
    Документ35 страниц
    Laporan Pendahuluan SC
    siska_marsiska
    Оценок пока нет
  • HIPERTENSI kEHAMILAN
    HIPERTENSI kEHAMILAN
    Документ10 страниц
    HIPERTENSI kEHAMILAN
    Tata Aurelia Karita
    Оценок пока нет
  • PENKES
    PENKES
    Документ3 страницы
    PENKES
    siska_marsiska
    Оценок пока нет
  • Konsep Acara Diesnatalis Kepanitiaan Paduan Suara
    Konsep Acara Diesnatalis Kepanitiaan Paduan Suara
    Документ2 страницы
    Konsep Acara Diesnatalis Kepanitiaan Paduan Suara
    siska_marsiska
    Оценок пока нет
  • SKABIES
    SKABIES
    Документ18 страниц
    SKABIES
    siska_marsiska
    100% (1)
  • Anemiaaa Internet
    Anemiaaa Internet
    Документ4 страницы
    Anemiaaa Internet
    siska_marsiska
    Оценок пока нет
  • Scabies II
    Scabies II
    Документ13 страниц
    Scabies II
    siska_marsiska
    Оценок пока нет
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Документ19 страниц
    Bab Ii
    siska_marsiska
    Оценок пока нет
  • Komunikasi Matra
    Komunikasi Matra
    Документ12 страниц
    Komunikasi Matra
    siska_marsiska
    Оценок пока нет
  • Makalah Kepemimpinan
    Makalah Kepemimpinan
    Документ16 страниц
    Makalah Kepemimpinan
    Dhita Eka Risdiyanti
    Оценок пока нет
  • Struktur Organisasi Fakultas
    Struktur Organisasi Fakultas
    Документ1 страница
    Struktur Organisasi Fakultas
    siska_marsiska
    Оценок пока нет
  • Asuhan Keperawatan Anemia Bambang
    Asuhan Keperawatan Anemia Bambang
    Документ8 страниц
    Asuhan Keperawatan Anemia Bambang
    siska_marsiska
    Оценок пока нет
  • Penuaan Sistem Kardio & Hipertensi Lansia
    Penuaan Sistem Kardio & Hipertensi Lansia
    Документ51 страница
    Penuaan Sistem Kardio & Hipertensi Lansia
    siska_marsiska
    Оценок пока нет
  • Polemik Pendidikan Di Indonesia
    Polemik Pendidikan Di Indonesia
    Документ15 страниц
    Polemik Pendidikan Di Indonesia
    siska_marsiska
    Оценок пока нет
  • Kepemimpinan PPT (Fix)
    Kepemimpinan PPT (Fix)
    Документ21 страница
    Kepemimpinan PPT (Fix)
    siska_marsiska
    Оценок пока нет
  • Presentasi Kelompok 1
    Presentasi Kelompok 1
    Документ27 страниц
    Presentasi Kelompok 1
    siska_marsiska
    Оценок пока нет
  • Anemia Defisiensi Besi
    Anemia Defisiensi Besi
    Документ2 страницы
    Anemia Defisiensi Besi
    siska_marsiska
    Оценок пока нет
  • Hipertensi Pada Lansia
    Hipertensi Pada Lansia
    Документ11 страниц
    Hipertensi Pada Lansia
    siska_marsiska
    Оценок пока нет
  • Kepemimpinan Fix
    Kepemimpinan Fix
    Документ15 страниц
    Kepemimpinan Fix
    siska_marsiska
    Оценок пока нет
  • Isi Jadi
    Isi Jadi
    Документ29 страниц
    Isi Jadi
    siska_marsiska
    Оценок пока нет
  • Sistem Konduksi
    Sistem Konduksi
    Документ1 страница
    Sistem Konduksi
    siska_marsiska
    Оценок пока нет
  • Pemeriksaan Fisik
    Pemeriksaan Fisik
    Документ12 страниц
    Pemeriksaan Fisik
    siska_marsiska
    Оценок пока нет
  • Dialog Komunikasi Terapeutik Antar Perawat Dan Klien
    Dialog Komunikasi Terapeutik Antar Perawat Dan Klien
    Документ6 страниц
    Dialog Komunikasi Terapeutik Antar Perawat Dan Klien
    siska_marsiska
    67% (12)
  • Sistem Konduksi
    Sistem Konduksi
    Документ1 страница
    Sistem Konduksi
    siska_marsiska
    Оценок пока нет
  • Auskultasi
    Auskultasi
    Документ4 страницы
    Auskultasi
    siska_marsiska
    Оценок пока нет
  • Dialog Komunikasi Terapeutik Antar Perawat Dan Klien
    Dialog Komunikasi Terapeutik Antar Perawat Dan Klien
    Документ6 страниц
    Dialog Komunikasi Terapeutik Antar Perawat Dan Klien
    siska_marsiska
    67% (12)
  • Konsep Dasar Komunikasi
    Konsep Dasar Komunikasi
    Документ26 страниц
    Konsep Dasar Komunikasi
    siska_marsiska
    Оценок пока нет
  • Laporan Diskusi Komunikasi 27112010
    Laporan Diskusi Komunikasi 27112010
    Документ12 страниц
    Laporan Diskusi Komunikasi 27112010
    siska_marsiska
    Оценок пока нет
  • Komunikasi Matra
    Komunikasi Matra
    Документ12 страниц
    Komunikasi Matra
    siska_marsiska
    Оценок пока нет