Вы находитесь на странице: 1из 16

BAB III PERANCANGAN SISTEM KENDALI

Perancangan sistem kendalai merupakan langkah awal dalam tahap perancangan sistem yang bertujuan untuk mempermudah proses pembuatan sistem pengendalian enclosed ground flare dengan kerangka dasar berbentuk blok diagram. Blok diagram yang digunakan berupa blok sistem kendali yang ditunjukan pada Gambar 3.1. Perancangan yang lain dapat berupa alur kerja atau flowchart, antarmuka sistem kendali, dll. Pada prinsipnya dari rancanganrancangan tersebut akan membentuk suatu sistem kendali yang komplek yang memiliki fungsi yang saling berkaitan satu sama lain.
POWER SUPPLY 24 VDC

SW. TEMPERATURE CONTROL

MOTORIZED VALVE

S W I T C H

INPUT

P L C

EXCITER

OUTPUT

SELENOID VALVE SENSOR UV PRESSURE TRANSMITER BLOWER #1 BLOWER #2

SW. UV

Gambar 3.1 Blok Sistem Kendali 36

37

3.1

Program Kendali Enclosed Ground Flare Program kendali enclosed ground flare menggunakan PLC Scheneider

seri SR3B261BD, jenis program menggunakan Function Blok Diagram (FBD), program dapat dilihat pada halaman Lampiran 8. Dari program dan tombol pada kontrol panel dapat diketahui antar muka enclosed ground flare, berikut ini adalah antar muka dari port input / output enclosed ground flare. 3.1.1 Port Input PLC schneider seri SR3B261BD memiliki 16 input, sedangkan port input yang digunakan tercantum pada Tabel 3.1 Tabel 3.1 Antar Muka Port Input No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Port I1 I2 I3 I4 I5 I6 I7 I8 I9 IA IB IC ID IE Interface Main valve open Blower 1-2 Blower start Fuel pilot close Reset Main valve close Fuel pilot open Blower Stop Auto / Manual Mode Auto Ignition Flame on Press. Main gas low Press. Pilot gas low Press. Main gas high

Pada Gambar 3.2 menunjukan antar muka input pada kendali enclosed ground flare.

38

Gambar 3.2 Antar Muka Input / Output Kendali Enclosed Ground Flare 3.1.2 Port Output Pada port output PLC langsung dikoneksikan pada relay yang terhubung pada tiap-tiap komponen, relay difungsikan sebagai pengaman agar tidak ada arus balik ke PLC. Untuk lebih jelasnya mengenai alamat port dari PLC, dapat dilihat pada Tabel 3.2 Tabel 3.2 Antar Muka Port Output No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Port Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 QA Interface Flare in operation Ignition fail Exciter Pilot selenoid valve Main valve Blower 1 Blower 2 Blower 1 on lamp Blower 2 on lamp Flame on lamp

39

3.2

Flowchart Enclosed Ground Flare Alur kerja dari sistem kendali enclosed ground flare dapat dikerjakan

dengan dua metode yaitu auto/manual dan auto ignite. 3.2.1 Auto Ignite Flowchart Auto ignite merupakan proses awal penyalaan saat kontrol panel dihidupkan dengan fungsi sebagai pemantik api atau penyalaan pilot. Adapun alur kerja atau flowchart dapat dilihat pada Gambar 3.3 menunjukan sistem kerja auto ignite. Proses kerja diawalai dari tekanan gas yang diberikan oleh gas buang dari saluran pipa pembuangan yang masuk ke bagian sistem pemipaan pada flare, besarnya tekanan yang terbaca oleh pressure transmiter dan temperature control akan bernilai sama karena konfigurasinya dibuat sama pada Tabel 3.3 menunjukan hasil pembacaan pressure transmiter dan temperature control. Tabel 3.3 Pembacaan Tekanan Temperature control 20 KPa 25 KPa 35 KPa Pressure transmiter 0,2 Bar 0,25 Bar 0,35 Bar

Kemudian pada saat temperature control membaca tekanan gas >25 KPa maka PLC memberikan perintah untuk mengatifkan proses purging system yang berjalan selama 30 s, kemudian fuel pilot open dan proses igniting berjalan selama 3 menit, jika dalam waktu itu pilot on menyala atau UV flame detector mendeteksi adanya api maka proses auto ignite dapat dikatakan berhasil, tapi jika dalam waktu itu pilot on tidak menyala maka fuel pilot close dan ignition file menyala, dalam artian proses mengalami kegagalan.

40

START

AUTO IGNITE

PRESS. >25 KPa

No

Yes BLOWER PURGING

FUEL PILOT OPEN

Fail IGNITING Success PILOT ON FUEL PILOT CLOSE No IGNITE FAIL Yes Yes RESET No END Gambar 3.3 Auto Ignite Flowchart FUEL PILOT CLOSE
PRESS. <20 KPa

PILOT ON

41

Jika proses mengalami kegagalan maka operator melakukan pengecekan dan melakukan pengkalibrasiaan tekanan yang masuk pada pipa flare dengan cara membaca tekanan pada pressure transmiter, setelah pengkalibrasiaan selesai operator menekan tombol reset maka proses akan berjalan seperti semula dan proses tersebut terjadi berulang-ulang kali selama proses mengalami kegagalan. Selama proses auto ignite jika tekanan mengalami penurunan <20 KPa maka indikasi lampu press. main gas low menyala pertanda bahwa proses auto ignite akan berhenti dan selenoid valve akan menutup secara otomatis, auto ignite dapat berjalan kembali jika tekanan >25 KPa. 3.2.2 Auto / Manual Flowchart Alur kerja secara keseluruhan dapat dilakukan dengan dua pilihan auto dan manual. Pada mode auto / manual, auto ignition harus selalu dalam keadaan on karena dari auto ignition, pilot dapat menyala atau pilot on. Untuk flowchart auto / manual dapat dilihat pada Gambar 3.5 3.2.2.1 Manual Flowchart Manual flowchart yaitu gambaran proses pengoperasian yang dilakukan oleh operator dengan menekan tombol satu persatu. Di dalam proses manual selektor harus dalam keadaan mode manual dan auto ignition pada posisi on. Ketika mesin dihidupkan maka proses auto ignition akan berjalan sampai pilot on, kemudian besarnya tekanan dicek oleh operator, jika tekanan > 35 KPa maka tombol main valve open harus ditekan oleh operator, jika tekanan <35 KPa maka pilot on akan menyala terus. Tombol main valve open ini akan membuka motorize

42

valve dan bersamaan tombol main valve open ditekan maka blower akan hidup, hal ini mengakibatkan nyala api dalam flare lebih besar kondisi ini disebut flare in operation atau flare dalam keadaan beroperasi. 3.2.2.2 Auto Flowchart Auto flowchart yaitu gambaran proses kerja yang terjadi secara otomatis tanpa banyak memerlukan bantuan operator. Proses ini diawali dengan selektor pada keadaan mode auto dan auto ignition pada mode on, ketika mesin dijalankan maka proses auto ignite akan berjalan sampai pilot on, jika tekanan > 35 KPa maka secara otomatis main valve terbuka dan blower menyala, hal ini mengakibatkan timbul nyala api yang besar pada flare atau flare dalam kondisi beroperasi flare in operation, jika tekanan turun atau < 35 KPa maka main valve akan tertutup secara otomatis dan blower hidup selama 30 s untuk proses purging system, pada saat main valve tertutup maka pilot on tetap menyala. Adapun bentuk fisik enclosed ground flare dapat dilihat pada Gambar 3.4

Gambar 3.4 Bentuk Fisik Enclosed Ground Flare

43

START START

AUTO IGNITE

Auto/ Manua l AUTO PILOT ON

Manual

PILOT ON

PRESS. >35 KPa

PRESS. >35 KPa

No Yes MAIN VALVE OPEN BLOWER ON


MAIN VALVE CLOSE

No Yes MAIN VALVE OPEN BLOWER ON


FLARE IN OPERATION

BLOWER ON
FLARE IN OPERATION

No

PRESS. >35 KPa

Yes END Gambar 3.5 Auto/Manual Flowchart

44

3.3

Standard Operating Procedure (SOP) Pada Enclosed Ground Flare Enclosed ground flare tersususun dari beberapa komponen utama, setiap

komponen mempunyai fungsi tersendiri yang berkaitan satu sama lain. Desain peralatan utama dapat dilihat pada halaman Lampiran 1, gambar berupa desain penyusun enclosed ground flare. Berikut ini adalah penjelasan standard operating procedure (SOP) untuk pengendalaian enclosed ground flare. (menggunakan software zelio soft 2) : 3.3.1 Pengecekan Komponen Utama Pengecekan dilakukan sebelum enclosed ground flare dioperasikan, pengecekan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi komponen utama ( motorize valve, selenoid valve dan blower) apakah masih dalam keadaan layak pakai atau tidak. Terdapat 4 (empat) langkah dalam pengecekan komponen utama. Langkah pertama adalah pemilihan mode. Pemilihan mode dilakukan dengan cara memilih mode manual pada pilihan auto / manual, auto ignition pada mode off. Langkah ke dua adalah pengecekan blower. Dilakukan dengan cara

mengoperasikan blower yang terpasang, pada pengoperasian blower terdapat tiga pilihan tombol pada kontrol panel, tombol push buttom start, push buttom stop, selektor blower 1 dan blower 2. Dalam sistem enclosed ground flare terdapat dua buah blower yang memiliki fungsi sama, blower hanya dapat menyala satu pada saat enclosed ground flare beroperasi tergantung pada saat pemilihan awal.

45

Ketika salah satu blower beroperasi kemudian selektor blower diubah maka blower yang sedang berjalan akan berhenti dan blower yang satunya akan hidup. Untuk proses penyalaan blower, blower yang akan dijalankan harus dipilih terlebih dahaulu apakah blower 1 atau 2, kemudian tombol push buttom blower start ditekan maka blower akan hidup. Untuk mematikan blower maka tombol push buttom stop harus ditekan jika tidak ditekan maka blower akan menyala terus menerus. Pada Gambar 3.6 adalah gambar program blower yang sedang aktif, input pemilihan blower 1-2 pada kontrol panel berupa selektor.

Gambar 3.6 Input dan Ouput Program Blower Langkah ke tiga adalah pengecekan selenoid valve. Pengecekan selenoid valve terdapat dua pilihan tombol yaitu fuel pilot open dan fuel pilot close. Di dalam sistem pengoperasian enclosed ground flare saat tombol push buttom fuel pilot open ditekan maka selenoid valve akan terbuka dan terdengar suara tik, untuk mematikan maka tombol push buttom fuel pilot close harus ditekan. Pada Gambar 3.7 menunjukan program input dan output pilot.

46

Gambar 3.7 Input dan Output Program Pilot Langkah ke empat adalah pengecekan main valve. Pengecekan main valve dilakukan dengan cara mengoperasikan main valve, pada main valve terdapat dua tombol push buttom yaitu main valve open dan main valve close. Pengoperasian dilakukan dengan cara menekan tombol main valve open maka motorize valve akan terbuka terdengar bunyi krek, bersamaan motorize valve terbuka blower hidup. Untuk menutup dilakukan dengan cara menekan tombol push buttom main valve close maka motorize valve akan tertutup dan blower akan mati setelah 30 s. Pada Gambar 3.8 menunjukan program untuk main valve.

Gambar 3.8 Progam Main Valve

47

3.3.2 Penyalaan Mode Manual Proses penyalaan enclosed ground flare dinyalakan satu - persatu tidak dapat bekerja secara otomatis, pengerjaanya dilakukan dengan cara manual menekan tombol pada kontrol panel. Terdapat 2 (dua) langkah dalam proses penyalaan enclosed ground flare . Langkah pertama adalah penyalaan mesin. Sebelum mesin dihidupkan harus dilakukan pengecekan tekanan gas yang mengalir dari sumber, tekanan harus sebesar >35 KPa, setelah pengecekan tombol power dihidupkan terletak di kontrol panel dengan memutar selektor ke arah on. Langkah ke dua adalah pengoperasian Flare. Selektor auto ignition dalam posisi on dan auto/manual dalam posisi manual. Urutan kerja dimulai dari proses auto ignition yatiu penyalaan pilot sampai menyala, proses auto ignition dimulai dari proses purging system yang berjalan selama 30 s, dilanjutkan

dengan membukanya selenoid valve tempat keluarnya fuel dan berjalannya exciter alat pemantik api. Ketika fuel, udara dan percikan api bertemu maka timbul api kecil atau pilot on maka proses auto ignition selesai. Selanjutnya proses manual dengan tujuan utama untuk menjalankan flare. Pada saat pilot on, flare siap beroperasi dengan cara tombol main valve ditekan yang dilakukan oleh operator. Hal ini mengakibatkan motorize valve terbuka dan blower hidup maka suplai fuel dan udara lebih besar sehingga nyala pilot juga menjadi besar kondisi ini disebut flare in operation berarti proses penyalaan sudah berakhir dan flare ini

48

akan menyala terus sesuai kehendak dari pengelola. Gambar 3.9 menunjukan program manual ketika sedang berjalan.

Gambar 3.9 Program Manual 3.3.3 Penyalaan Mode Otomatis Penyalaan mode otomatis yaitu untuk membuka dan menutup valve dikerjakan secara otomatis berdasarkan tekanan yang terbaca pada pressure transmiter. Terdapat 2 (dua) langkah dalam penyalaan enclosed ground flare dengan mode otomatis. Langkah pertama adalah penyalaan mesin. Sebelum mesin dihidupkan harus dilakukan pengecekan tekanan gas yang mengalir dari sumber, tekanan harus sebesar >35 KPa, setelah pengecekan tombol power dihidupkan terletak di kontrol panel dengan memutar selektor ke arah on.

49

Langkah ke dua adalah pengoprasian flare. Selektor auto/manual diputar pada mode auto dan selektor auto ignition pada mode on. Urutan kerja dimulai dari proses auto ignition yatiu penyalaan pilot sampai menyala atau pilot on, mesin akan bekerja secara otomatis dengan urutan blower hidup selama 30 s kemudian mati (proses purging system). Setelah itu selenoid valve terbuka dan aliran gas mengalir ke dalam pipa yang menuju ke selenoid valve, bersamaan dengan itu exciter atau alat pemantik api berkerja, hal ini mengakibatkan fuel, udara dan percikan api bertemu sehingga timbul api kecil pada pilot atau pilot on, jika proses pembakaran pada pilot on berhasil ditandai dengan indikasi nyala lampu pilot on (proses auto ignition selesai). Selanjutnya proses auto, motorize valve terbuka dan blower hidup berdasarkan perintah PLC yang didapat dari pelaralatan pendeteksi api atau UV flame detector, hal ini mengakibatkan api dalam flare bertambah besar sehingga flare dalam keadaan beroperasi atau flare in operation. Gambar 3.10 dan Gambar 3.11 menunjukan tampilan output dan input dari program FBD.

Gambar 3.10 Tampilan Output FBD Mode Otomatis

50

Gambar 3.11 Tampilan Input FBD Mode Otomatis 3.3.4 Sistem Shut Down Sistem akan mati secara otomatis jika tekanan gas mengalami penurunan sampai <20 KPa, maka operator harus mengecek penyebab terjadinya penurunan tekanan itu. Pada saat proses pembakaran atau flare in opertion berarti tekanan gas diatas >35 KPa ditandai dengan nyala lampu press main gas high pada kondisi itu pilot selenoid valve dan main valve terbuka, ketika tekanan menglami penurunan diantara >25 KPa dan <35 KPa maka main valve menutup dan blower akan mati 30s kemudian, berarti flare sedang dalam keadaan tidak beroperasi , pilot selenoid valve tetap terbuka dan nyala api kecil atau pilot on, kemudian tekanan mengalami penurunan <20 KPa maka pilot selenoid valve menutup dan api pilot on mati menjadi pilot off. Di dalam kondisi seprti ini sistem sudah mati tapi ketika tekanan naik diatas >25 KPa maka mesin menyala lagi seperti semula berdasarkan tekanan gas yang di berikan. Untuk mematikan secara pasti operator hatrus memilih mode

51

auto ignition menjadi off dan auto/manual pada mode manual kemudian menutup masing-masing valve dengan cara menekan tombol main valve close dan fuel pilot close.

Вам также может понравиться