Вы находитесь на странице: 1из 6

PENATALAKSANAAN TERAPI PADA SERANGAN AKUT GOUT ARTHRITIS

Posted on December 22, 2007 | Leave a comment


PENATALAKSANAAN TERAPI PADA SERANGAN AKUT GOUT ARTHRITIS Oleh: Christina Dewi Nelawati, S. Farm. NIM: 07.8115.006

Arthritis merupakan nyeri sendi yang disebabkan oleh adanya peradangan. Gout sendiri merupakan penyakit metabolik dengan sifat dasar yang berbeda-beda, sering merupakan faktor keturunan. Penyakit ini dikaitkan dengan adanya abnormalitas kadar asam urat dalam serum darah dan ditandai dengan adanya nyeri akut. Keterkaitan antara gout dengan hiperurisemia yaitu adanya produksi asam urat yang berlebih, menurunnya ekskresi asam urat melalui ginjal, atau mungkin karena keduanya. Konsumsi alkohol juga menyebabkan adanya penumpukan asam urat dengan cara memproduksi asam urat secara berlebih dan menurunkan ekskresinya. Sasaran terapi gout arthritis yaitu mempertahankan kadar asam urat dalam serum di bawah 6mg/dL dan nyeri yang diakibatkan oleh penumpukan asam urat. Tujuan terapi yang ingin dicapai yaitu mengurangi peradangan dan nyeri sendi yang ditimbulkan oleh penumpukan kristal monosodium urat monohidrat. Kristal tersebut ditemukan pada jaringan kartilago, subcutan, dan jaringan partikular, tendon, tulang, ginjal, dan beberapa tempat lainnya. Selain itu, terapi gout juga bertujuan untuk mencegah tingkat keparahan penyakit lebih lanjut karena penumpukan kristal dalam medula ginjal akan menyebabkan Chronic Urate Nephropathy serta meningkatkan resiko terjadinya gagal ginjal. Terapi obat dilakukan dengan mengobati nyeri yang timbul terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan pengontrolan dan penurunan kadar asam urat dalam serum darah. Strategi terapi 1. Nonstreoid Anti-inflammatory Drugs- NSAIDs

Terdapat beberapa jenis NSAID, namun tidak semua memiliki efektivitas dan keamanan yang baik untuk terapi gout akut. Beberapa NSAID yang diindikasikan untuk mengatasi gout arthritis akut dengan kejadian efek samping yang jarang terjadi yaitu: A. Naproxen Naproxen merupakan NSAID turunan asam propionat yang berkhasiat antiinflamasi, analgesik, dan antipiretik. Naproksen telah menjadi salah satu pilihan pertama karena khasiatnya dan kejadian efek sampingnya yang jarang. Nama obat Naproxe n Nama dagang Synfle x Menguran gi nyeri sedang sampai berat pada OA, RA, spondilitis ankilosa, gout akut Indikasi Kontraindika si Asma, rinitis, urtikaria yang diiduksi aspirin atau obat AINS, hamil trimester 3 dan laktasi BSO, dosis, aturan pakai Sediaan kaplet dosis awal pemberian 3 tablet 275mg tiap 8 jam, dilanjutkan 1 tablet 275mg tiap 8 jam Sediaan kaplet, dosis awal pemberian sakit kepala, mengantuk, pusing, 825mg tiap 8jam edema, palpitasi, kemudian 275mg takikardi, mual, tiap 8jam dispepsia, muntah, diare, tinitus, Diminum setelah alopesia, angiodema, makan pendarahan GI, trobositopenia, anemia aplastik, gangguan penglihatan, eritema multiform, sindroma nefrotik rasa tidak enak pada perut, nyeri ulu hati, reaksi GI, tukak peptik, sakit kepala, mual, dan edema perifer Efek samping Resiko khusus kehamila n kategori B

Xenifa r B. Natrium Diklofenak Natrium Diklofenak

Merupakan golongan NSAID turunan asam propionat yang memiliki cara kerja dan efek samping yang sama dengan naproksen. Beberapa obat pilihannya yaitu: Nama obat Natrium diklofena k Nama dagang Abdifla m inflamasi dan bentuk degeneratif reumatik seperti AR, termasuk juvenil, spondilitis ankilosa, OA, spondiloartriti s, reumatik non sirkular, sindrom nyeri kolumna vertebralis, serangan gout akut Indikasi Kontraindika si ulkus peptic, hipersensitif diklofenak, aspirin, obat penghambat prostaglandin sintetase lain BSO, dosis, aturan pakai Sediaan kaplet dosis awal pemberian 100150mg/hari dalam 2-3 dosis terbagi pemeliharaa n 75100mg/Hr terbagi dalam 2-3 dosis sakit kepala, mengantuk, pusing, edema, palpitasi, takikardi, mual, dispepsia, muntah, diare, tinitus, alopesia, angiodema, pendarahan GI, trobositopenia, anemia aplastik, gangguan penglihatan, eritema multiform, sindroma nefrotik Efek samping Resiko khusus kehamila n kategori B

sakit kepala, mengantuk, pusing, edema, palpitasi, takikardi, mual, dispepsia, muntah, diare, tinitus, alopesia, angiodema, pendarahan GI, trobositopenia, anemia aplastik, gangguan penglihatan,eritema

Berifen

a. NSAID selektif COX-2 Merupakan golongan NSAID yang mempunyai tingkat keamanan saluran cerna atas lebih baik dibanding NSAID non-selektif. Nama obat Nama dagang Indikasi Kontraindikasi BSO, dosis, aturan pakai Efek samping Resiko khusus

2.

Colchicine Colchicine tidak direkomendasikan untuk terapi jangka panjang gout akut. Colchicine hanya digunakan selama saat kritis untuk mencegah serangan gout.

3.

Kortikosteroid Kortikosteroid sering digunakan untuk menghilangkan gejala gout akut dan akan mengontrol serangan. Kortikosteroid ini sangat berguna bagi pasien yang dikontraindikasikan terhadap golongan NSAID. Jika goutnya monarticular, pemberian antra-articular yang paling efektif. Nama obat Nama dagang Indikasi Kontraindikasi BSO, dosis, aturan pakai Efek samping Resiko khusus

Terapi selama simptom hilang ditujukan untuk meminimalkan penumpukan urat di jaringan, yang akan menyebabkan benjolan-benjolan arthritis semakin kronis, dan untuk mengurangi frekuensi kekambuhan dan tingkat keparahan. 1. Diet Penyebab kelebihan asan urat / hiperurikemia adalah diet tinggi purin, obesitas, konsumsi alkohol, dan penggunaan beberapa obat seperti tiazid dan diuretik kuat akan menghambat ekskresi asam urat di ginjal, serta aspirin dosos rendah < 3 g memperburuk hiperurikemia. 2. Pengurangan kadar asam urat Indikasi diperlukannya penurunan kadar asam urat meliputi sering munculnya artritis akut yang tidak terkontrol oleh pemberian colchicine untuk profilaksis, penumpukan asam urat/benjolan, atau kerusakan ginjal. Hiperurisemia dengan serangan nyeri yang jarang tidak membutuhkan pengobatan, demikian juga yang tidak menunjukkan gejala. Tujuan terapi yang diharapkan yaitu mempertahankan kadar asam urat di bawah 6mg/dL. Dua kelas obat yang dapat digunakan untuk menurunkan asam urat serum yaitu uricosuric dan allopurinol. Pemilihan salah satu atau keduanya bergantung pada hasil pemisahan asam urat dalam urin selama 24 jam. Nilai di bawah 800 mg mengindikasikan undersecretion asam urat, maka perlu uricosuric. Pasien dengan kadar asam urat lebih dari 800 mg menunjukkan adanya produksi yang berlebihan dan membutuhkan allopurinol. a. Uricosuric Obat ini memblok reabsorpsi tubular dimana urat disaring sehingga mengurangi jumlah urat metabolik, mencegah pembentukan benjolan baru dan memperkecil ukuran benjolan yang telah ada. Uricosuris seperti probenesid dan sulfinpirazon dapat diberikan sebagai pengganti allopurinol, namun probenesid tidak diindikasikan untuk gout yang akut. Pembentukan kristal urat dalam urin bisa terjadi dengan urocisuric dan penting untuk memastikan jumlah urin cukup yaitu 2000 ml atau lebih untuk mencegah pengendapat kristal urat di saluran urin. Saat diberikan secara kombinasi dengan colchicine, akan mengurangi frekuensi kekambuhan gout akut. Uricosuric tidak efektif pada pasien dengan gangguan renal dengan serum kreatinin lebih dari 2 mg/dL. Nama obat Nama dagang Indikasi Kontraindikasi BSO, dosis, aturan pakai Efek samping Resiko khusus

b.

Allopurinol Sebagai penghambat xantin oksidase, allopurinol segera menurunkan plasma urat dan konsentrasi asam urat di saluran urin serta memfasilitasi mobilisasi benjolan. Obat ini sangat bermanfaat bagi pasien dengan gagal ginjal atau batu urat yang tidak dapat diberi urocisuric. Biasanya obat ini diberikan sekali sehai sebab metabolit aktif allopurinol waktu paruhnya panjang. Dosis awalnya 100 mg diberikan selama 1 minggu; kemudian dinaikkan jika kadar asam urat masih tinggi. Kadar asam urat serum akan dicapai dengan dosis harian 200-300 mg. Seringkali kombinasi allopurinol dengan uricosuric akan sangat membantu. Allopurinol tidak dianjurkan untuk pengobatan hiperurisemia asimtomatik dan gout yang aktif.

Nama obat

Nama dagang

Indikasi

Kontraindikasi

BSO, dosis, aturan pakai

Efek samping

Resiko khusus

DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2000, Informatorium Obat Nasional Indonesia 2000, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Anonim, 2006, MIMS Edisi Bahasa Indonesia, PT. Info Master, Jakarta.

Lacy, Charles, 2005, Drug Information Hand Book the 13th edition, Lexi-Comp.Inc. Hudson, Ohio, America.

Вам также может понравиться