Вы находитесь на странице: 1из 3

BACAAN AL QURAN IBUKU Hari itu saya datang dengan bersemangat diacara pameran buku.

Saya adalah orang yang tidak kuat berlama-lama shoping di mall atau hanya sekedar jalan-jalan. Rasanya ada-ada saja yg saya rasakan jika berjalan-jalan shoping. Kepala pening krn berada dalam situasi yg terlalu ramai, mual, kaki pegal dsb Tapi, pameran buku? Entah kenapa saya sangat betah hadir dalam acara itu Saya bisa kuat datang dari jam 9 pagi dan pulang pada jam 5 sore. Sudah hampir seminggu pameran buku itu terselenggara. Tapi saya belum juga sempat nongol disitu. Tugas kuliah yg menumpuk, kolokium, proposal skripsi, Membuat saya tak juga sempat mampir digedung wanitatama. Dan sekarang adalah 2hari terakhir pameran tsb terselenggara. Saya sungguh tertarik pada AlQuran yg sangat besar itu, Hanya tersisa 2 saja dipameran buku ini, Warnanya warna perak millenium. Huruf-hurufnya sungguh besar-besar. Ada terjemahnya pula. Pas rasanya untuk dibaca para lansia dgn cacat mata plus. Saya langsung ingin membelinya detik itu juga untuk ibuku. Tapi waktu kulihat harganya 65ribu rupiah, Kepalaku puyeng. Krn uangku tidak sampai segitu, Maka demi membeli AlQuran besar itu, Kuberanikan diri meminjam uang dari sobatku tercinta, Desti Ritdamaya. Yaps!!! AlQuran sudah ditanganku. Maka kinilah saatnya utk mengirimnya pada ibuku dikampung halaman. Ups, Tapi tahukah kawan? Bahwa ibuku tidak mngenal satupun huruf Hijaiyah. Ibuku tak bisa membaca AlQuran. Tpi aku ingin sekali melihat ibuku membaca AlQuran. Hingga kubela-belain hutang utk memberinya hadiah AlQuran. Sungguh, aku ingin melihat ibuku membaca AlQuran. Peristiwa Pembelian AlQuran itu terjadi disemester 6 saat aku menimba ilmu diKampus. Dan 1 tahun setelah itu, Aku membaca tulisan tangan ibuku. Dihalaman paling depan AlQuran yg kuberi. Inilah tulisan tangan ibuku. Berkat hadiyah AlQuran iniMaka aku berusaha membaca AlQuran. Anakku ngasih AlQuran ini padahal ia tau kalau ibunya tak bisa baca AlQuran. Pertama kuterima hadiah ini aku merasa takut dan putus asa/ Apa mungkin aku bisa memenuhi keinginan anakku yang terlalu berat dan sulit

Dikasih AlQuran ini rasanya amat sedih dan terharu/gelisah/bingung/putus asa menerima beban dan amanah yang begitu besar, SUBEHANALLAH! Tapi aku tak ingin mengecewakan anakku. Aku berusaha belajar membaca walau terbata-bata Aku selalu semangat dan selalu berdoa kepada Allah SWT semoga dikasih kecerdasan dalam membaca AlQuran Aku mulai semangat! Dan HARUS BISA! Dan berkat rahmat Allah SWT dalam jangka waktu 1 tahun Alhamdulillah aku sudah bisa membaca walau titik komanya/panjang pendeknya masih salah. TERIMAKASIH anak-anakku semoga kalian bertiga menjadi anak yang soleh Dan selalu TAAT pada perintah Allah SWT. AMIN (Tanda tangan) Ibumu yang lagi belajar AlQuran Doakan selalu ya semoga lancar dan benar membaca AlQurannya AMIN Ibuku sudah bisa membaca AlQuran. Tpi suaranya sangat sumbang. Makhraj dan tajwidnya pun masih banyak yg kurang pas. Tpi ia sangat bersemangat membaca AlQuran. Jauh lebih bersemangat daripada ketiga anaknya. Ia sudah khatam berkali-kali membaca AlQuran beserta terjemahnya. Saat mendengar ia membaca AlQuran dgn suaranya yg fals itu. Terkadang kami sangat pening. Maka kami pun menyuruhnya utk membaca AlQuran dgn suara yg pelan saja. Tpi tetap saja ia bersemangat membaca AlQuran dgn suaranya yg lantang. Seolah ia ingin mengejar ketertinggalannya. Dari ketiga anaknya yg lebih dulu fasih membaca AlQuran. Kawan, Dikeluarga kami, Bacaan AlQuranku lah yg paling bagus. Dan bacaan AlQuran ibuku lah yg paling jelek. Tpi menurut kalian, Apakah kemudian saya lebih mulia dari dirinya? Apakah kemudian saya akan lebih pasti mendapatkan jaminan surga daripada dirinya krn bacaan AlQuranku lebih baik? Dia adalah ibuku, Orang yg sangat mudah kuajak dlm kebaikan. Dia adalah teman setiaku untuk rutin hadir dalam kajian keislaman. Dia adalah ibuku, Orang yg selalu bangun di 1/3 malam terakhir mendoakanku. Saat kukatakan hadis keutamaan tahajud dan kusampaikan padanya bahwa Allah turun kebumi diwaktu itu, Maka ia jauh lebih bersungguh-sungguh mengamalkannya drpd diriku. Dia adalah ibuku, Teman setiaku sholat berjamaah. Kondisi yg sama juga terjadi pada temanku, Desti Ritdamaya.

Bacaan AlQurannya tidak terlalu bagus. Tpi dialah teman yg membuatku sungguh cemburu. cemburu krn keistiqomahannya. Teman, Kemuliaan seseorang itu tidak dilihat dari kefasihannya membaca AlQuran. Tpi bergantung pada kesungguhannya bersegera dalam ketaatan pd Allah.

(especially thanks to adik bungsuku, yg telah membantu ibu belajar membaca AlQuran. Meski aku telah membelikan ibu AlQuran, tpi bgmnapun juga, engkaulah yg telah mengajarinya membaca)
Ditulis oleh Ummu Nusibah Syahidah 8 Juni 2013

Вам также может понравиться