Вы находитесь на странице: 1из 15

MODEL SEBARAN PARAMETER KUNCI LUMPUR BOR Serai-1 & Bawang Putih-1 | i

MODEL SEBARAN
PARAMETER KUNCI
LUMPUR BOR
Reference: PT 109
Date: November 2013

Prepared for:
Murphy Semai Oil Co.
Pembuangan Lumpur Bor Serai-1 & Bawang Putih-1
MODEL SEBARAN PARAMETER KUNCI LUMPUR BOR Serai-1 & Bawang Putih-1 | ii


Daftar Isi
Daftar Isi ........................................................................................................................................... ii
1. Pendahuluan ................................................................................................................................ 1
2. Deskripsi Model ........................................................................................................................... 2
2.1. Persamaan Pembangun ...................................................................................................... 2
2.2. Desain Model ...................................................................................................................... 5
2.3. Syarat batas ........................................................................................................................ 7
3. Validasi Model .............................................................................................................................. 8
4. Hasil Model .................................................................................................................................. 9
5. Kesimpulan ................................................................................................................................ 12
Referensi ........................................................................................................................................... I

MODEL SEBARAN PARAMETER KUNCI LUMPUR BOR Serai-1 & Bawang Putih-1 | 1

1. Pendahuluan
Murphy Semai Oil Co. akan melakukan pemboran sumur eksplorasi Serai-1 & Bawang Putih-
1 di laut Seram. Untuk mengantisipasi dampak yang ditimbulkan akibat pembuangan
Lumpur Bor di laut, maka dilakukan pemodelan sebaran konsentrasi parameter kunci dalam
Lumpur Bor untuk mengetahui sejauh mana sebarannya di perairan.
Model yang dijalankan dalam studi ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
1. Model Hidrodinamika (Arus dan Pasang Surut)
2. Model Sebaran Lumpur Bor
Hasil yang diperoleh dari model hidrodinamika arus dan pasang surut digunakan sebagai
penggerak model sebaran Lumpur Bor. Pemodelan untuk sebaran Lumpur Bor dijalankan
menggunakan persamaan transport yang disandingkan dengan model hidrodinamika.
Model hidrodinamika yang digunakan adalah The Princeton Ocean Model (POM). POM
merupakan model hidrodinamika 3 dimensi dengan permukaan bebas yang menggunakan
koordinat sigma untuk koordinat vertikal serta memasukkan submodel turbulensi di
dalamnya. Model ini dibangun pada akhir 1970 oleh Blumberg dan Mellor dengan kontribusi
dari beberapa ahli lainnya dan terus dimodifikasi hingga saat ini.
POM telah digunakan untuk memodelkan estuari, wilayah pantai, serta lautan global. Karena
dijalankan di bawah platform bahasa pemrograman Fortran, maka pengguna model ini dapat
menuliskan kodenya sendiri untuk diatur sesuai dengan permasalahan yang dihadapi.

MODEL SEBARAN PARAMETER KUNCI LUMPUR BOR Serai-1 & Bawang Putih-1 | 2

2. Deskripsi Model
2.1. Persamaan Pembangun
Persamaan Hidrodinamika
Persamaan dasar aliran yang digunakan merupakan persamaan aliran 2 dimensi pada rerata
kedalaman (depth averaged) untuk kondisi aliran sub kritik. Kondisi aliran terjadi pada
penampang sangat lebar, sehingga variasi kecepatan terhadap kedalaman relatif kecil.
Percepatan gravitasi yang terjadi lebih dominan dibandingkan dengan percepatan aliran
vertikal, sehingga persamaan aliran dapat didekati dengan persamaan aliran dangkal
(shallow water equation).
Integrasi persamaan momentum dan persamaan kontinuitas horizontal terhadap kedalaman
q diperoleh persamaan perairan dangkal sebagai berikut:
Persamaan Kontinuitas:
0 =
c
c
+
c
c
+
c
c
t y
V D
x
U D q

Persamaan Momentum:
U A
D x
g V f
y
V U
x
U
t
U
H
bx sx
A +

+
c
c
=
c
c
+
c
c
+
c
c
0
2

t t q

V A
D y
g U f
y
V
x
V U
t
V
H
by sy
A +

+
c
c
= +
c
c
+
c
c
+
c
c
0
2

t t
q

dimana:
q : elevasi muka air
U and V : kecepatanyang dirata-ratakan terhadap kedalaman;
D : H + q : kedalaman total
sx
t and
sy
t : tekanan permukaan arah x dan y;
bx
t and
by
t : tekanan dasar arah x dan y;
A
H
: horizontal eddy viscosity;
2
2
2
2
y x c
c
+
c
c
= A : operator Laplace 2-dimensi.
Komponen tekanan lateral

memasukkan suku gesekan viscous, gesekan turbulent dan


adveksi differensial. Suku-suku tersebut diestimasi menggunakan konsop viskositas eddy
yang dirata-ratakan terhadap gradien kecepatan rata-rata:


MODEL SEBARAN PARAMETER KUNCI LUMPUR BOR Serai-1 & Bawang Putih-1 | 3

Komponen tekanan dasar dalam arah x dan y diformulasikan sebagai berikut:


dimana

adalah koefisien tegangan dasar:



Persamaan Transport Lumpur Bor
Persamaan transport yang digunakan diformulasikan sebagai berikut (Teisson, 1991):

) (

( )

( )
dengan:
C : konsentrasi kandungan Lumpur Bor, mg/liter
t : waktu, detik
u : kecepatan aliran arah x, m/detik
v : kecepatan aliran arah y, m/detik
Kx : koefisien dispersi arah x, m
2
/detik
Ky : koefisien dispersi arah y, m
2
/detik
Qc : koefisien suku sumber, 1/detik
Rc : konsentrasi seimbang dari suku sumber, mg/liter/detik

Persamaan di atas dijalankan untuk parameter kunci dalam Lumpur Bor. Masing-masing
parameter dibedakan oleh nilai koefisien suku sumber (Q
c
) dan koefisien seimbang dari suku
sumber (R
c
).
Transport polutan ini diakibatkan karena proses adveksi dan difusi, serta turbulensi laut.
Parameter kecepatan arus diperoleh dari hasil simulasi model hidrodinamika dengan
komponen kecepatan vertikal dihitung dari kecepatan u dan v dengan menggunakan
persamaan kontinuitas. Difusi turbulen horizontal dihitung dengan menggunakan koefisien
distribusi horizontal (Kx dan Ky) dibagi oleh sirkulasi kecepatan arus.
2
1
2
b
2
b 2 2
f bx
y
z
x
z
1 V U U c
(
(

|
|
.
|

\
|
c
c
+ |
.
|

\
|
c
c
+ + = t
2
1
2
b
2
b 2 2
f by
y
z
x
z
1 V U V c
(
(

|
|
.
|

\
|
c
c
+ |
.
|

\
|
c
c
+ + = t
3
1
H
gn
C
g
c
2
2
2 f

= =
MODEL SEBARAN PARAMETER KUNCI LUMPUR BOR Serai-1 & Bawang Putih-1 | 4

Pada dasarnya model transport ini memungkinkan untuk memperhatikan adanya pertukaran
udara-laut (gas) yang disinyalir berpengaruh besar pada perubahan air laut akibat adanya
Lumpur Bor, pengaruh distribusi yang lain seperti halnya suspended particulate matter
(SPM) yang ada dalam air laut dan mengalami pengendapan (sinking), dan deposisi partikel
selanjutnya sebagai sedimen dan melihat degradasi dalam air laut. Tinjauan masing-masing
komponen ini, dirangkum dalam suku Rc pada persamaan, dan akan disesuaikan dengan
jenis bahan Lumpur Bor yang akan disimulasikan yang berasal dari outlet (Qc).
Persamaan hidrodinamika dan transport tersebut diselesaikan secara numerik dengan
menggunakan metode beda hingga semi implisit. Variabel yang akan dihitung (q,, dan )
diletakkan dalam staggered ARAKAWA-C grid (Mellor, 2004).

Gambar 1. Diagram Alir Proses Pemodelan Sebaran Lumpur Bor

MODEL SEBARAN PARAMETER KUNCI LUMPUR BOR Serai-1 & Bawang Putih-1 | 5

2.2. Desain Model
Daerah model dalam studi ini meliputi daerah perairan Laut Seram yang dibatasi koordinat :
13126'54.298"BT ; 241'42.199"LS dan 13224'38.986"BT ; 322'6.599"LS. Daerah model
dalam studi ini ditampilkan dalam Gambar 2.


Gambar 2. Daerah Model Hidrodinamika dan Transport Lumpur Bor

Simulasi model dilakukan dengan diskretisasi ruang 50 m dalam koordinat x dan y dengan
jumlah grid horisontal 1800x1800 grid. Dalam studi, pola sirkulasi arus dan elevasi muka air
yang terjadi dibangkitkan oleh pasang surut dan angin permukaan yang terjadi pada daerah
model.
Simulasi model dijalankan selama 10 hari dari tanggal 20 30 Desember 2013 disesuaikan
dengan waktu pembuangan lumpur Bor dan dianggap mewakili musim Utara/Barat (Bulan
Desember - Februari). Langkah waktu yang digunakan sebesar At=2 detik dengan
mempertimbangkan syarat kestabilan CFL (Courant Friederich Lewy). Model transport
disimulasikan dengan sumber diskontinyu hingga Lumpur Bor habis dibuang.
MODEL SEBARAN PARAMETER KUNCI LUMPUR BOR Serai-1 & Bawang Putih-1 | 6

Kondisi utama yang mendefinisikan model hidrodinamika adalah sebagai berikut:
Jenis eddy viskositas horisontal telah dipilih untuk formulasi Smagorinsky dengan nilai
konstan 0,28.
Jenis resistensi dasar dipilih ketetapan Manning dengan nilai konstan 32 m
1/3
/s.
Panjang interval pelan di permulaan (soft start) untuk angin telah dipilih untuk 1 jam
untuk menghindari efek blow out.
Batas tertutup (daratan) di berlakukan fluks normal nol untuk semua variabel.
Pada 3 batas terbuka diletakkan elevasi pasang surut, sementara variabel kecepatan
digerakkan dengan menggunakan kondisi batas radiasi Sommerfeld didasarkan pada
teknik propagasi gelombang.
Tegangan permukaan berasal dari kecepatan dan arah angin sepanjang daerah
pemodelan yang diperoleh dari BMKG.

Kondisi umum yang didefinisikan pada model transport Lumpur Bor adalah:
Profil dasar laut diterapkan dengan tegangan geser kritis konstan 0,07 N/m
2
.
Lapisan Bed digambarkan sebagai lapisan lumpur lembut dengan koefisien erosi
konstan 5.10-5 kg/m
2
/s dan tegangan geser kritis dari 0,1 N/m2. Kekuatan erosi
memiliki nilai 10 dan kepadatan konstan 200 kg/m
3
.
Dispersi dijelaskan oleh formulasi koefisien Dispersi dengan koefisien dispersi konstan
0,045 m
2
/s (Q. Peishi et al, 2011).
Selama simulasi konsentrasi pada batas terbuka adalah konstan 0 kg/m
3
.
Data konsentrasi kandungan Lumpur Bor berasal dari nilai baku mutu air limbah bagi
kawasan industri dan dimasukkan sebagai input dalam menjalankan model transport
kandungan Lumpur Bor. Nilai konsentrasi masing-masing parameter yang dimodelkan
adalah sebagai berikut:
Produk Volume Konsentrasi (lb/bbl)
Soda Ash 110 lbs 0.25
Potassium Chloride 110 lbs 21.8
Barite 100 lbs 147
Sulfatrol 50 lbs 4





MODEL SEBARAN PARAMETER KUNCI LUMPUR BOR Serai-1 & Bawang Putih-1 | 7

2.3. Syarat batas
Batas darat menggunakan syarat batas tertutup dimana kecepatan yang datang tegak lurus
pantai adalah sama dengan nol (zero flow normal). Pada batas terbuka dapat diberikan
elevasi pasut sedangkan kecepatan arus diselesaikan menggunakan syarat batas radiasi
Sommerfeld berdasarkan teknik penjalaran gelombang.
Pendekatan syarat batas radiasi direpresentasikan oleh persamaan adveksi berikut
(Chapman, 1985 dalam Ningsih et al, 2007):
|


dimana,
| : kecepatan arus dalam arah tegak lurus (normal) bidang batas
c : kecepatan fasa gelombang pasut yang nilainya didekati dengan .
Tanda pada bagian atas dan bawah (+ dan -) masing-masing disesuaikan dengan batas
terbuka pada sisi kanan dan kiri.
Bentuk numerik dari persamaan di atas dapat ditulis dengan,
|

(|


dimana subskrip B menyatakan batas, dan superskrip n-1, n, n+1 menyatakan level waktu.
Selanjutnya persamaan dapat ditulis sebagai berikut (Mellor, 2004):
|

(|

( ) |

)
( )

dengan |

adalah nilai yang diprediksi di batas (dapat merupakan kecepatan arus atau
elevasi permukaan air). Sedangkan adalah bilangan Courant yang didefinisikan dengan

(Mellor, 2004).


MODEL SEBARAN PARAMETER KUNCI LUMPUR BOR Serai-1 & Bawang Putih-1 | 8

3. Validasi Model
Untuk mengetahui sejauh mana model yang dihasilkan cukup baik, dilakukan langkah
verifikasi hasil model dengan data lapangan. Jika nilai dari model tidak terlalu jauh dengan
data lapangan, maka model dianggap sudah cukup mewakili kondisi sebenarnya. Hal ini
perlu dilakukan karena sebelum dilakukan analisis model penyebaran Lumpur Bor, model
hidrodinamika yang digunakan harus dipastikan memiliki hasil yang baik. Verifikasi model
yang dilakukan adalah verifikasi data pasut, dimana data tersebut adalah komponen utama
penggerak massa air yang menyebabkan transport polutan.
Gambar di bawah ini menunjukkan hasil verifikasi parameter pasang surut. Verifikasi
menunjukkan hasil yang cukup baik dengan beberapa error pada sebagian langkah waktu
yang diakibatkan oleh variasi lokal viskositas eddy pada model.

Gambar 3. Verifikasi Pasang Surut Dinas Hidro-Oseanografi TNI AL stasiun Fakfak dengan
Hasil Model





MODEL SEBARAN PARAMETER KUNCI LUMPUR BOR Serai-1 & Bawang Putih-1 | 9

4. Hasil Model
Secara umum pola sebaran Lumpur Bor mengikuti kondisi musim yang terjadi yang
dipengaruhi oleh arah pergerakan angin dan kontribusi dari arus pasut. Persebaran
berdasarkan hasil model menunjukkan dominasi ke arah Tenggara mengikuti pergerakan
arus yang terjadi.
Pada kondisi angin dominan dari Barat Daya, konsentrasi barite sebesar 0.01 Kg/m
3
yang
menyebar ke arah Tenggara mencapai jarak hingga +1,6 Km. Sedangkan konsentrasi
Sulfatrol sebesar 0.01 Kg/m
3
mencapai jarak 700 m ke arah Tenggara. Konsentrasi Soda
Ash sebesar 0.01 Kg/m
3
pada model terlihat bergerak hingga 400 m dari pusat outlet
Lumpur Bor. Dan konsentrasi Pottasium Chloride sebesar 0.01 Kg/m
3
bergerak mencapai
jarak 1,3 Km ke arah Tenggara.


Gambar 4. Hasil Model Sebaran konsentrasi Barite pada Lumpur Bor
MODEL SEBARAN PARAMETER KUNCI LUMPUR BOR Serai-1 & Bawang Putih-1 | 10


Gambar 5. Hasil Model Sebaran konsentrasi Sulfatrol pada Lumpur Bor

Gambar 6. Hasil Model Sebaran konsentrasi Soda Ash pada Lumpur Bor
MODEL SEBARAN PARAMETER KUNCI LUMPUR BOR Serai-1 & Bawang Putih-1 | 11


Gambar 7. Hasil Model Sebaran konsentrasi Potasium Clhorida pada Lumpur Bor



MODEL SEBARAN PARAMETER KUNCI LUMPUR BOR Serai-1 & Bawang Putih-1 | 12

5. Kesimpulan
Hasil pemodelan menyimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Secara umum, pola sebaran parameter-parameter yang terkandung dalam Lumpur Bor
mengikuti pergerakan arus yang terjadi di lokasi studi,
2. Saat Lumpur Bor dibuang ke laut maka konsentrasinya akan mengalami penurunan
drastis,
3. Pergerakan domina parameter pada Lumpur bor adalah ke arah Tenggara.




Referensi
Le Mhaute, Bernard. 1976. An Introduction to Hydrodynamics and Water Waves. Springer-Verlag.
New York
Mellor, G.L. 2004. Users Guide for a Three-Dimensional, Primitive Equation, Numerical Ocean
Model. Princeton University. Princeton
Ningsih, Sari Nining, B. Priyono, S. Hadi dan A. Tarya. 2007. Studi Awal Pemodelan Numerik
Transpor Sedimen 2D Horisontal di Estuari Mahakam, Kalimantan Timur. Jurnal JTM.
Volume XIV. No.2.
Teisson, C. 1991. Cohesive suspended sediment transport: feasibility and limitations of numerical
modelling. Journal of Hydraulic Research, Vol. 29, No. 6.
Q. Peishi et al. 2011. Mathematical simulation on the oil slick spreading and dispersion in
nonuniform flow fields. Jurnal Momentum. Int. J. Environ. Sci. Tech., 8 (2), 339-350.

Вам также может понравиться