Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
2009KAMAR
PELAYANAN
RSBL
BERSALIN]
Dr. H. Hakiki Akbari
SURAT KEPUTUSAN
Lampiran :
Memutuskan
Menetapkan :
Ditetapkan di Cirebon
Pada tanggal 04/03/2009
ORGANISASI
STRUKTUR ORGANISASI
RUMAH SAKIT BUDI LUHUR
Direktur Rumah Sakit
Dr. H. Hakiki Akbari
Sekertariat/Administrasi /
KaBag Keperawatan KaBag Medis KaBag Non Medik Komite Medik
Pemeliharaan
Zr. Inyanah Dr. Hj. Tresnawaty, SpB Ny. Hj. Kuraesin Dr. H. Soebarno K, SpB
Muhamad Fajar, SE
Keperawatan
Unit Rawat Inap Unit Rawat Jalan Kebersihan Keindahan Keuangan Pendidikan & Pelatihan Komite Rekam Medik
Rawat Inap
Zr. Inyanah Zr. Inyanah Tosin Supardi Ny. Hj. Kuraesin Dr. H. Hakiki Akbari Dr. H. Hakiki Akbari
Zr. Inyanah
Keperawatan
Unit OK Unit VK Keamanan Kendaraan Gizi Informasi/Humas Komite Etik
Rawat Jalan
Zr. Onih F Bd. Ratih Aos Aos Marfuah Dr. H. Hakiki Akbari Dr.Hj. Tresnawaty,SpB
Zr. Inyanah
Keperawatan OK Unit UGD Unit HCU Kesling Laundry Rekam Medik Kendali Mutu
Zr. Onih F Zr. Yulia Bd. Onih F Supardi Tosin Zr. Inyanah Ny. Hj. Kuraesin
Keperawatan HCU
Bd. Onih F
KOMITE MEDIK
Ketua
Dr. H. Soebarno K, SpB
Kepala Unit
Kamar
Bersalin
ADMINISTRASI
UNIT DIKLAT RSBL
PERALATAN DAN
INSTRUMENTASI FARMASI/PENGADAAN
LINEN LINEN
PENGENDALIAN
INFEKSI NOSOKOMIAL KOMITE MEDIK
PERSONNEL
BEDAH
Bd. Ratih
Bd. Sherly
Bd. Fitri
TATA RUANG DAN BANGUNAN
KAMAR OPERASI DAN KAMAR
BERSALIN
• LOKASI
○ Lokasi OK dan VK harus mudah di capai dari bagian lain dan satu sama lain
• BENTUK
○ Sudut-sudutnya todak bolehtajam, baik sudut lantai, dinding maupun langit –
langit
○ Dinding, lantai dan langit-langit terbuat dari bahan yang keras, tidak berpori,
tahan api, kedap air tidak mudah kotor, tidak licin, tidak mempunyai
sambungan, warna terang.\, mudah dibersihkan dan tidak ada tempat
menampung debu
• UKURAN
○ Ukuran minimal 30 – 40 m2, maksimal 55 – 60 m2 tinggi plafon minimal 2,5
m, maksimal 3,65 m
• PINTU
○ Sebaiknya bentuk pintu sliding, namun bila pintu swing, maka pintu harus
selalu tertutup dengan menggunakan penutup otomatis
○ Ukuran pintu minimal 1,2 X 2,10 m
○ Pintu harus selalu terawat, dan tidak boleh mengeluarkan suara
• JENDELA
○ Harus ada kaca tembus pandang agar orang dari luar dapat melihat
keadaan di dalam kamar bedah tanpa harus masuk
• VENTILASI
○ Memakai AC dilengkapi filter dan sistem ultraclean luminay airflow
○ Suhu diatur antara 19 – 22 oC dan kelembaban udara 50 – 60 %
• SISTEM PENERANGAN
○ Lampu ruangan memakai lampu pijar putih tertanam di dalam langit-langit
sehingga tidak menampung debu dan mudah dibersihkan
○ Pencahayan ruangan sesuai peraturan pencahayaan pada buku ini
○ Lampu operasi merupakan lampu khusus yang terdiri dari beberapa lampu
yang fokusnya dapat diatur, tidak panas, terang, tidak menyilaukan dan tidak
menimbulkan bayangan
• SISTEM GAS
○ Sistem gas sebaiknya dibuat sentral memakai sistem pipa
○ Sistem pipa melalui bawah lantai atau diatas langit-langit
○ Dibedakan sistem pipa O2 dan Nitrogen Oksida
• SISTEM LISTRIK
○ Harus ada sistem penerangan darurat dan sistem listrik cadangan
○ Bila dalam kamar bedah ada beberapa titik penyambungan aliran listrik,
maka sebaiknya dibedakan sirkuitnya sehingga bila terjadi gangguan listrik
pada satu titik, maka bisa dipindahkan ke titik lainnya
• SISTEM KOMUNIKASI
○ Harus ada sistem komunikasi dengan ruangan lain di dalam RS dan ke luar
RS
• INTRUMENTASI
○ Semua peralatan harus mobile, mempunyai roda atau diletakkan diatas
trolley beroda
○ Semua alat sebaiknya terbuat dari stainless steel dan mudah dibersihkan
A. SISTEM ZONASI DI KOMPLEKS OK-VK
KM Sphk
VK RR R inst OK 1
HW
Koridor
R. Sterilisasi
OK 2 RGP
R. Duduk
RG
Dpr
R. Istirahat
KM
2 Alas Kaki -Alas Kaki luar Alas kaki OK Alas Kaki Alas Kaki
OK masih bisa harus mulai Khusus OK khusus OK
di pakai. Tidak dipakai saja saja
boleh lebih
dalam dari zona
ini, pergantian
alas kaki luar-
OK disini
-Alas Kaki OK
tidak boleh lebih
luar dari zona ini
Pembersihan Harian
• Setiap hari seluruh permukaan lantai kompleks OK – VK di
bersihkan dan di desinfeksi
• Setiap hari dilakukan pemeriksaan prasarana seperti
penyediaan air bersih, kelistrikan, pencahayaan, ventilasi,
dsb
• Setelah dibersihkan dilakukan sterilisasi ruangan dengan
lampu ultraviolet secara terus menerus hingga saat
dibersihkan keesokan harinya.
• Pelaksana adalah tim pemeliharaan, dan penaggung jawab
adalah Kepala OK dan Kepala VK
Pembersihan Mingguan
• Seluruh permukaan dinding Kamar Bersalin dibersihkan
• Lantai dibersihkan dengan dan didesinfeksi
• Seluruh permukaan lain seperti permukaan lampu ,
trolley , Lemari, bedside cabinet, Kabel-kabel dan selang ,
cuff, Tabung O2, meja obat, kursi, AC dll dibersihkan dan
didesinfeksi
• Kamar mandi dibersihkan
• Semua peralatan sterilisasi dibersihkan
• Dilakukan rutin dan teratur seminggu sekali .
• Pelaksana adalah tim pemeliharaan dan penanggung
jawab adalah kepala OK
Pembersihan Bulanan
A. Persiapan mental
○ Pasien harus memahami teknik yang benar dari persalinan dan
memahami tentang segala kemungkinan yang harus dihadapi
dalam persalinan ini. Lakukan Informed Consent sesuai prosedur.
○ Pasien di tenangkan dan diberi penyuluhan yang baik agar
tegar . Pasien diminta untuk berdoa menurut keyakinannya
masing-masing.
○ Keluarga pasien diminta selalu mendampingi dan mendukung
secara moril.
○ Perlakukan sesuai peraturan Tatakrama di RSBL
Syarat :
Bidan/ dokter/Spesialis terlatih
Memahami /fasih asuhan persalinan normal
Memahami/fasih tindakan aseptik / antiseptik
Mampu melakukan resusitasi BBL
Mampu melakukan Episiotomy dan Penjahitan
Mengenal tanda-tanda bahaya persalinan
Mampu menangani kegawatan persalinan
Tugas :
• Melakukan anamnesa,
• Melakukan pemeriksaan fisik
• Menegakkan diagnosa
• Melakukan konsultasi
• Melakukan observasi
• Mellengkapi formulir SOAP dan Partograf
• Menolong persalinan kala II
• Melakukan Asuhan BBL
• Melakukan Resusitasi BBL
• Melakukan Inisiasi Menyusu Dini
• Mengelola perdarahan dan perlukaan pasca persalinan
• Memantau Kala IV
• Membuat Laporan
• Asisten Penolong
Pengertian :
Adalah petugas yang membantu penolong melaksanakan tugasnya
Syarat :
Paramedik / Bidan terlatih
Memahami proses asuhan persalinan normal
Memahami/fasih tindakan aseptik / antiseptik
Mampu membantu melakukan resusitasi BBL
Mampu membantu tindakan Episiotomy dan Penjahitan
Mengenal tanda-tanda bahaya persalinan
Mampu membantu penenganan kegawatan persalinan
Mengenal betul ruangan bersalin dan letak alat / obat
Tugas
• Membantu anamnesa,
• Membantu pemeriksaan fisik
• Membantu melakukan observasi
• Sebagai asisten persalinan kala II
• Membantu Asuhan BBL
• Membantu resusitasi BBL
• Membantu Inisiasi Menyusu Dini
• Membantu pengelolan perdarahan dan perlukaan pasca persalinan
• Membantu memantau Kala IV
• Melakukan pembersihan ruangan, desinfeksi, pengelolaan sampah dsb
Rumah Sakit Prosedur Pelayanan Pasien Bersalin
Direktur
Kebijakan :
• Tata laksana persalinan normal mengacu pada Standar asuhan persalinan normal
JNPK-KR dan Standar Pelayanan kebidanan DepKes
• Pelayanan persalinan normal dilaksanakan oleh setidaknya seorang bidan terlatih dan
seorang asisten
• Semua Kegiatan pelayanan harus tetap sesuai dengan standar kerja, standar profesi
dan kode etik yang berlaku di RSBL
• RSBL mendukung program IMD, RS. Sayang Ibu dan Sayang Bayi
Prosedur
PENATALAKSANAAN KALA II
1. Bila pembukaan lengkap / hampir lengkap, pasien segera dipindahkan ke kamar
bersalin / VK
2. Penolong dan asisten segera mempersiapkan ruangan, tempat tidur, trolley alat, meja
resusitasi, obat-obatan dan bahan medis lain, serta Alat Perlindungan Perorangan
(APP)
3. Persiapan Ruangan
○ Bila ruang bersalin dipakai sebelum jadwal pembersihan rutin, harian, maka
segera dilakukan pembersihan rutin harian
○ Bila dipakai setelah dilakukan pembersihan rutin, maka tidak perlu dibersihkan
lagi
○ Nyalakan lampu
○ Nayalakan AC, atur suhu 27oC
○ Periksa kelancaran air kran
○ Semprotkan pewangi ruangan
1. Persiapan trolley
○ Gelar paket partus set diatas trolley. Perhatikan label pensterilan tidak boleh
lebih dari 7 hari. Bila lebih, harus disteril ulang
○ Siapkan paket linenpartus. Perhatikan label sterilisasi terakhir.
○ Masukan bahan medis lain secara aseptik
○ Standar susunan trolley :
• Cek DJJ
Kepala janin
• Pakai Handschoen
crowning
• Pimpin meneran s/d lahir kepala
• Sediakan Kainflanel,
• Cek lilitan sediakan handuk besar di
perut ibu
• Tunggu putaran paksi luar • Cek DJJ diantara his
• Siap-siap kalau lilitan perlu
• Lahirkan bahu dipotong
• Hangatkan , keringkan,rangsang
taktil BBL
• Oxitocin 1 amp IM *
Prosedur :
Pemantauan Kala IV
Persyaratan :
• Ibu dan bayi masih dipantau oleh bidan penolong dan atau bidan asisten di
kamar bersalin sampai dua jam post partum.
• Bila hasil pemantauan selesai dan tak ada komplikasi, pasien dapat di
pindahkan ke ruang rawat.
1 jam pertama
• Kontraksi uterus
• Tinggi fundus uteri
• Tekanan darah Setiap 15 menit
• Nadi
• Kandung Kemih
• PerkiraanPerdrahan
• Temperatur ibu 15 menit pertama
1 jam kedua
• Kontraksi uterus
• Tinggi fundus uteri
• Tekanan darah Setiap 30 menit
• Nadi
• Kandung Kemih
• PerkiraanPerdrahan
• Temperatur ibu 30 menit pertama
• kontraksi uterus kurang baik, perdarahan, maka lakukan tindakan sesuai alur
atonia uteri atau manual plasenta
• Suhu tubuh >380C, maka minta ibu untuk minum banyak (1 liter) bila suhu
masih tinggi maka sebaiknya mendapatkan antibiotik sesuai advis Konsulen.
• Jika tekanan darah diatas 160 mmHg sistolik, maka biarkan ibu istirahat
untuk diperiksa 15 menit kemudian bila masih tinggi maka lakukan prosedur
hipertensi pada kehamilan
• Jika tekanan darah dibawah 90 mmHg sistolik dan cenderung turun, lihat
keadaan umum ibu, adakah anemia, cek kontraksi uterus dan cek
perdarahan. Lakukan tindakan sesuai alur masing-masing
Episiotomy
Indikasi :
Persyaratan :
• Dilakukan oleh Bidan/dokter umum/spesialis yang sudah terlatih melakukan
episiotomy dan menjahit perineum secara benar dan fasih dalam tindakan
aseptik / antiseptik
• Tersedia peralatan, instrumen dan bahan medis yang cukup dalam keadaan
steril
Prosedur :
Vaccuum Ekstraksi
Persyaratan :
Prosedur
Teknik :
Catatan :
Kontra indikasi :
1. Panggul sempit
2. Post SC
3. Letak lintang
4. Letak dahi
5. Hydrochepalus
SCORE 0 1 2 3
Penilaian : SCORE <5 (KURANG BAIK) SCORE 5 – 8 (CUKUP BAIK) SCORE >8 (BAIK)
Prosedur
1. Letakkan tangan kiri diatas fundus dan tekan ke bawah sejauh mungkin di
belakang uterus
2. Tangan kanan ditekankan ke bawah diantara simphisis pubis dan pusat
3. Lakukan cara diatas kemudian tekan uterus dengan kedua tangansecara
bersama-sama
KOMPRESI MANUAL PADA AORTA
Persyaratan :
Prosedur :
Prosedur :
OBJECTIVE DATA
Tanda Vital : TD............ mmHg Nadi .............X/mnt Suhu .............0C Pernafasan
(sesak/tidak) Keadaan Umum Conjuctiva (anemis / tidak) Tinggi Fundus
Uteri .......cm Presentasi ...................... Penurunan Kepala ................
DJA .............X/menit HIS ..............X/10menit lamanya ............ detik
Laboratorium : .........................................................................................................
...............................
ASSESMENT
ABNORMAL
PLANNING
NORMAL
ABNORMAL
.................................................................................................................................
............
ASSESMENT
......................................................................................................................
.......................
......................................................................................................................
.......................
......................................................................................................................
.......................
......................................................................................................................
.......................
......................................................................................................................
.......................
......................................................................................................................
.......................
......................................................................................................................
.......................
.................................................................................................................................
............
PLANNING
......................................................................................................................
.......................
......................................................................................................................
.......................
......................................................................................................................
.......................
......................................................................................................................
.......................
......................................................................................................................
.......................
......................................................................................................................
.......................
......................................................................................................................
.......................
......................................................................................................................
.......................
Lembar 3 SOAP
OBJECTIVE DATA
Tanda Vital : TD............ mmHg Nadi .............X/mnt Suhu .............0C Pernafasan
(sesak/tidak) Keadaan Umum Conjuctiva (anemis / tidak) Tinggi Fundus
Pemeriksaan Dalam : Vulvo vagina ada/tidak ada
kelainan .................................. Portio tebal/tipis, Pembukaan .............. cm
Bagian terendah janin ........................ Posisi kepala .....................
Moulage ..................... Ketuban .................................. Warna Air
ketuban ........................... perdarahan (ada/tidak) (sedikit/banyak)
Laboratorium : .........................................................................................................
...............................
ASSESMENT
NORMAL
Catatan : ..................................................................................................................
.................................
ABNORMAL
PLANNING
NORMAL
ABNORMAL
1
Lembar 6 Laporan Pemeriksaan BBL
PEMERIKSAAN HASIL
PEMERIKSAAN FISIK
3. Timbang bayi
IDENTIFIKASI BBL
1. BBL segera diperlihatkan kepada Ibunya dan disebutkan jenis kelamin, Berat
Badan, Panjang Badan, ciri-ciri fisik lainnya.
2. BBL segera diberi gelang bayi dengan identitas byi tertulis pada gelang
tersebut
3. Lengkapi Formulir Identifikasi BBL dan membubuhkan sidik telapak kaki
kanan dan kiri bayi serta cap jempol ibu
4. Rawat Gabung dengan Ibu
5. Memandikan bayi satu per satu agar tidak ada resiko tertukar saat
mengembalikan bayi ke ibu
Pengelolaan Abortus
Pengertian :
Prosedur
1. Jika wanita usia subur datang dengan keluhan perdarahan pervaginam yang
tidak seperti haid biasa, maka harus ditanya apakah sudah menikah atau
belum, apakah sudah pernah berhubungan intim atau belum
2. Tanyakan riwyat haid dan hari pertama haid terakhir
3. Tanyakan apakah disertai nyeri dan mulas yang makin hebat
4. Tanyakan apakah pasien melihat gumpalan-gumpalan darah atau jaringan
seperti daging atau janin
5. Tanyakan apakah pasien mengetahui dirinya hamil atau tidak, dan riwayat
kehamilan dan persalinan yang pernah dialaminya.
6. Lakukan pemeriksaan fisik
7. Lakukan pemeriksaan dalam hanya untuk wanita yang sudah menikah
periksa apakah ada pembukaan cervix, apakah teraba jaringan atau tidak
8. Lakukan pemeriksaan test kehamilan
9. Bila didiagnosa abortus, maka segera dikonsultasikan ke Spesialis Kandungan
10.Pasang infus jaga dengan RL 20 gtt
11.Selanjutnya sesuai instruksi Konsulen Kebidanan.
Prosedur :
1. Posisikan ibu di bed ginekologi dengan posisi lithotomi dan buat senyaman
mungkin
2. Jelaskan kepada ibu tentang tindakan yang akan dilakukan, apa yang akan
ibu rasakan, manfaat tindakan
3. Lakukan aseptik dan antiseptik daerah vulva dan vagina.
4. Buka vagina dengan spekulum vagina otomatis secara perlahan
5. Ekspos portio, pegang portio dengan kogel tang pada bagian kiri atas.
Pegang Kogel tang dengan tangan kiri.
6. Lakukan pemeriksaan uterus dengan memasukkan sonde uterus. Beri tanda
pada sonde yang menandakan kedalaman uterus.
7. Siapkan Laminaria, rendam dengan betadine, ikatkan rol kasa kecil pada
benangnya.
8. Pegang laminaria dengan sponge klem, sisipkan kedalam ostium uteri
eksternum secara perlahan sampai kira2 2/3 nya .
9. Masukkan rol kasa sedikit demi sedikit sehingga laminaria terfiksir di dalam
vagina dengan baik.
10.Lepaskan Sponge Klem, lepaskan Kogel tang.
11.Tahan rol kasa agar tidak ikut tertarik saat spekulum dikeluarkan.
12.Bersihkan Vulva dengan Na Cl steril. Posisikan ibu senyaman mungkin
Pengelolaan Hipertensi Pada
Kehamilan
Pengertian :
1. Preeklampsia ringan
• Gravida diatas 22 minggu
• Proteinuria
• Oedema tungkai
• Tekanan darah 140/90 mmHg s/d 160/90mmHg pada 2 kali pemeriksaan
1. Preeklampsia berat
• Preeklampsia ringan dengan tekana darah diatas 160/90 mmHg pada 2 kali
pemeriksaan
1. Eklampsia
• Preeklampsia berat disertai Kejang
Prosedur :
Syarat :
1. Terpasang infus RL : Dex 5% 1 :2 20 gtt,
2. Terpasang Foley Catheter dan observasi produksi urine,
3. Tersedia Ca Glukonas 10%
4. Reflex Patella Kuat
5. Respirasi >16X/menit
6. Urine 30cc/jam
7. Atas Instruksi dan konsultasi secara terus menerus dengan konsulen
Kebidanan
Prosedur :
Pada dasarnya, ada banyak usaha kita untuk meminimalisir potensi infeksi di
RSBL dalam rangka pengendalian infeksi nosokomial.
Dari sekian banyak usaha tersebut tidak ada satupun yang bisa secara mandiri
dipergunakan tanpa dibantu usaha lain, tidak ada satu pun cara yang bisa digunakan
untuk semua komponen benda hidup dan benda mati. Semua merupakan suatu
kesatuan usaha yang bertujuan satu : Menghilangkan sebanyak mungkin
mikroorganisme dalam proses interaksi pasien –RS dalam proses pelayanan medis di
RS.
Secara umum usaha-usaha tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut :
Dekontaminasi
Adalah suatu proses / kegiatan yang berusaha menghilangkan kontaminasi
suatu benda oleh benda lain yang potensial menjadi sumber infeksi yang sekaligus juga
menghilangkan sebagian mikroorganisme penting.
Desinfeksi
Adalah suatu proses / kegiatan yang berusaha membasmi sebagian besar
mikroorganisme pada benda mati. Pengertian yang sama pada makhluk hidup disebut
Antisepsis.
Sterilisasi
Adalah suatu proses yang berusaha membasmi semua mikroorganisme pada
benda mati.
B. DEKONTAMINASI
Di RSBL Proses dekontaminasi dilakukan paling awal yaitu segera setelah benda
terpapar atau potensial terpapar dengan cairan tubuh pasien yang potensial
mengandung mikroorganisme yang berbahaya. Dekontaminasi dapat juga dilakukan
sebagai tindakan pencegahan .
Pelaksana:
Perlengkapan :
Pasca operasi / Pasca bersalin : masih memakai APP dan memakai sarung
tangan karet / Rumah tangga
Tahap 1 : jika benda mati terkontaminasi cairan atau jaringan tubuh pasien dalam
bentuk yang lebih padat, atau keras, atau jumlah banyak . Biasanya
dilakukan pada linen, sedangkan instrumen dan peralatan jarang
terkontaminasi dengan kondisi seperti diatas. Contoh : Linen
terkontaminasi stoolcell, atau feces , atau sisa makanan akibat muntah.
Sebab dikhawatirkan bahan desinfektan yang selanjutnya akan
diberikan bisa berkurang efektifitasnya jika bereaksi dengan bahan2 tsb.
Cara :
Tahap 2 : Dengan merendam instrumen / alat / linen dalam larutan chlorine 0,5%
selama 10 menit.
Tahap ini dapat membasmi kuman hingga 80% termasuk Virus HIV,
HBV dan HCV
a. Menggunakan Bayclin
1 bagian bayclin + 9,5 bagian air bersih
b. Menggunakan Presept
5 gram Presept setiap liter air
Cara merendam :
Catatan :Larutan chlorine 0,5% dapat juga dipakai sebagai usaha desinfeksi dengan membasuh
permukaan seperti permukaan lantai, kaca, meja , meja operasi.
A. DESINFEKSI
B. STERILISASI
Cara Penggunaan :
A. Pengemasan
Kemas / bungkus benda yang akan disterilisasi dengan baik. Susun paket-paket
tersebut pada tatakan berlubang dalam tangki sterilisasi, sisakan jarak diantara
paket2 tsb agar pemanasan dapat tersebar dengan baik.
B. Penambahan air
Tambahkan 4 liter air bersih kedalam tanki utama. Selama proses sterilisasi, air akan
menguap secara bertahap dan level air akan menurun. Jadi air yang dimasukkan
harus cukup sedemikian sehingga menegah tabung pemanas terbakar karena air
dibawah level tabung pemanas.
C. Penyegelan
Masukkan tangki sterilisasi kedalam tanki utama. Sisipkan pipa lunak yang terdapat
pada tutup ke celah setengah lingkaran disisi tangki nsterilisasi. Kemudian tutup.
Paskan posisi antara cekungan pada tutup dengan yang pada tangki utama. Dan
kuatkan penutupan dengan kunci wing searah jarum jam sedemikian sehingga
kedap udara.
D. Pemanasan
Colokkan kabel listrik ke stekker PLN, maka tabung pemanas akan menjadi makin
panas. Selama pemanasan, katup pengeluaran dalam posisi terbuka, sampai
tampak adanya uap menyemprot keluar, maka katup pengeluaran ditutup. Indikator
tekanan akan segera bergerak searah jarum jam petanda tekanan di dalam tangki
makin naik.
E. Sterilisasi
Ketika tekanan mencapai batas yang diharapkan, mulailah hitung waktu yang
dibutuhkan untuk sterilisasi. Lihatlah tabel dibawah ini. Ingat, tekanan dalam tanki
tidak boleh dibawah 0,14Mpa, dan bila kita tidak mengontrol tekanan dengan
menyesuaikan voltase listrik, katup pengaman akan membuka sendiri bila tekanan
melebihi 0,165Mpa.
F. Pengeringan
Benda-benda seperti instrumen, linen, dsb akan seger kering dengan cepat. Setelah
sterilisasi selesai, bukalah katup pemuangan. Ketika jarum indikator menunjukkan
angka 0, tunggu 1 – 2 menit lalu buka penutupnya dan teruskan pemanasan hingga
10 – 15 menit untuk menguapkan sisa air. Kemudian matikan pemanas dengan
menekan saklar ke posisi OFF.
G. Pendinginan
Jika yang disterilisasi adalah cairan, maka tidak akan cepat kering. Karenanya
jangan segera membuka katup pembuangan ketika waktu sterilisasi selesai, untuk
menghindari cairan yang mendidih itu tumpah atau meledakkan wadahnya. Karena
itu ketika sterilisasi selesai, matikan listriknya, dan biarkan tangki mendingin, sampai
jarum indikator tekanan menunjukkan angka 0. Tunggu beberapa menit, kemudian
buka katup pembuangan , lalu buka penutup.
H. Pemeliharaan
• Sebelum dioperasikan, periksalah apakah airnya cukup (4liter lebih) dan level air
diatas tabung pemanas
• Ketika memulai pemanasan, buka dulu katup pembuangan untuk mengeluarkan
udara dingin dalam tanki, kalau tidak, udara akan menghambat panas dan efek
sterilisasi akan terganggu.
• Jika ingin mensterilkan cairan, tempatkan cairan kedalam botol kaca tahan
panas hingga 3/4nya saja. Tutup botol dengan kain dan kasa dan ikat dengan
tali. Jangan menggunakan sumbat karet atau kayu, karena botolnya bisa pecah.
Letakkan botol diatas wadah metal yang lebih besar, sehingga bila botol pecah
pecahan tidak berhamburan.INGAT ! jngan langsung membuka katup
pembuangan ketika waktu sterilisasinya selesai.
• Jangan mecampur bahan yang akan disterilisasi yang berbeda waktu
sterilisasinya. Atau berbeda jnis seperti cairan dengan linen, misalnya.
• Setelah sterilisasi selesai dan jarum indikator tekanan menunjuk ke angka 0,
kalau tidak bisa membuka penutupnya, bukalah katup pembuangan untuk
membiarkan udara luar masuk ke dalam tanki.
• Periksa secra berkala kondisi autoclave
• Lebih bagus lagi jika air yang digunakan adalah air ion atau air suling.
• Ganti gasket / pelapis secara periodik
• Buanglah air jika autoclave tidak digunakan lagi.
• Pastikan jarum menunjuk ke angka 0 sebelum pemanasan dimulai.
a. Pintu penutup
b. Jendela
c. Pengatur Suhu
d. Timer
e. Lampu Indikator panas
f. Lampu Indikator UV
g. Tombol start UV
h. Selektor UV / Heat
i. Fuse/sikring
Cara penggunaan :
A. Pengemasan
Kemas / bungkus benda yang akan disterilisasi dengan baik. Susun paket-paket
tersebut pada Rak , sisakan jarak diantara paket2 tsb agar pemanasan dapat
tersebar dengan baik. Tutup pintu.
B. Sterilisasi
Aturlah panas yang ingin kita capai, Nyalakan lampu UV dengan menekan tombol
GL start. Aturlah waktu yang ingin kita pakai sesuai standar sterilisasi pada tabel.
Jika suhu yang kita inginkan tercapai, maka lampu indikator akan menyala.
Hitunglah waktunya.
C. Pemeliharaan
• Bersihkan dan keringkan bagian dalam sterilisator setelah selesai pemakaian.
• Pintu harus selalu tertutup
• Periksa kondisi sterilisator secara berkala
Cara :
• Cara ini digunakan untuk instrumen dan rubber yang berlumen seperti selang
yang perlu disimpan dlam keadaan selalu siap pakai.
• Cidex membasmi bakteri vegetatif dalam 2 menit
• Cidex membasmi kuman TBC dalam 10 menit
• Cidex membasmi spora dalam 10 jam
• Efektifitas bertahan selama 14 hari
• Iritatif thd kulit sehingga pemakaian instrumen harus memakai handschoen dan
harus dibilas dengan air steril sebelum digunakan.
1. Pelaksanaan Sterilisasi
SEMOGA BERMANFAAT
Dr. H. Hakiki Akbari