Вы находитесь на странице: 1из 6

Pemeriksaan Fisik Pada Bayi Dan Balita

Pemeriksaan fisik pada bayi terdiri atas beberapa hal yang menyangkut fungsi pada sistem tubuh bayi. Pemeriksaan fisik pada bayi Merupakan pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh bidan, perawat, atau dokter untuk menilai status kesehatan yang dilakukan pada saat bayi baru lahir, 24 jam setelah lahir, dan pada waktu pulang dari rumah sakit. Dalam melakukan pemeriksaan ini sebaiknya bayi dalam keadaan telanjang di bawah lampu terang, sehingga bayi tidak mudah kehilangan panas. Tujuan pemeriksaan fisik secara umum pada bayi adalah menilai status adaptasi atau penyesuaian kehidupan intrauteri ke dalam kehidupan ekstrauteri serta mencari kelainan pada bayi. Adapun petneriksaan fisik yang dapat dilakukan pada bayi antara lain sebagai berikut Hitung Frekuensi Napas !emeriksaan frekuensi napas ini dilakukan dengan menghitung rata"rata pernapasan dalam satu menit. !emeriksaan ini dikatakan normal pada bayi baru lahir apabila frekuensinya antara #$"%$ kali per menit, tanpa adanya retraksi dada dan suara merintih saat ekspirasi, tetapi apabila bayi dalam keadaan lahir kurang dari 2.&$$ gram atau usia kehamilan kurang dari #' minggu, kemungkinan terdapat adanya retraksi dada ringan. (ika pernapasan berhenti beberapa detik secara periodik, maka masih dikatakan dalam batas normal. Lakukan Inspeksi pada Warna Bayi !emeriksaan ini berfungsi untuk inengetahui apakah ada warna pucat, ikterus, sianosis sentral, atau tanda lainnya. )ayi dalam keadaan aterm umumnya lebih pucat dibandingkan bayi dalam keadaan preterm, mengingat kondisi kulitnya lebih tebal. Hitung Denyut Jantung Bayi dengan Menggunakan tet!sk!p !emeriksaan denyut jantung untuk menilai apakah bayi mengalami gangguan *ang menyebabkan jantung dalam keadaan tidak normal, seperti suhu tubuh yang tidak normal, perdarahan, atau gangguan napas. !emeriksaan denyut jantung ini dikatakan normal apabila frekuensinya antara +$$"+%$ kali per menit, dalam keadaan normal apabila di atas %$ kali per menit dalam jangka waktu yang relatif pendek, beberapa kali per hari, dan terjadi selama beberapa hari pertama jika bayi mengalami distres.

"kur uhu #ksila ,akukan pemeriksaan suhu melalui aksila untuk menentukan apakah bayi dalam keadaan hipo atau hipertermi. Dalam kondisi normal suhu bayi antara #%,&"#',& derajat celcius. $a%i P!stur dan &erakan !emeriksaan ini untuk menilai ada atau tidaknya epistotonus-hiperekstensi tubuh yang berlebihan dengan kepala dan tumit ke belakang, tubuh melengkung ke depan, adanya kejang- spasme, serta tremor. !emeriksaan postur dalam keadaan normal apabila dalam keadaan istirahat kepalan tangan longgar dengan lengan panggul dan lutut semi fleksi. .elanjutnya pada bayi berat kurang dari 2.&$$ gram atau usia kehamilan kurang dari #' minggu ekstremitasnya dalam keadaan sedikit ekstensi. Apabila bayi letak sungsang, di dalam kandungan bayi akan mengalami fleksi penuh pada sendi panggul atau lutut-sendi lutut ekstensi penuh, sehingga kaki bisa mencapai mulut. .elanjutnya gerakan ekstremitas bayi harusnya terjadi secara spontan dan simetris disertai dengan gerakan sendi penuh dan pada bayi normal dapat sedikit gemetar. Periksa '!nus atau $esadaran Bayi !emeriksaan ini berfungsi untuk melihat adanya letargi, yaitu penurunan kesadaran di mana bayi dapat bangun lagi dengan sedikit kesulitan, ada tidaknya tones otot yang lemah, mudah terangsang, mengantuk, akti*itas berkurang, dan sadar /tidur yang dalam tidak merespons terhadap rangsangan0. !emeriksaan ini dalam keadaan normal dengan tingkat kesadaran mulai dari diam hingga sadar penuh serta bayi dapat dibangunkan jika sedang tidur atau dalam keadaan diam. Pemeriksaan (kstremitas !emeriksaan ini berfungsi untuk menilai ada tidaknya gerakan ekstremitas abnormal, asimetris, posisi dan gerakan yang abnormal /menghadap ke dalam atau ke luar garis tangan0, serta menilai kondisi jari kaki, yaitu jumlahnya berlebih atau saling melekat. Pemeriksaan $ulit !emeriksaan ini berfungsi untuk melihat ada atau tidaknya kemerahan pada kulit atau pembengkakan, postula /kulit melepult0, luka atau trauma, bercak atau tanda abnormal pada kulit, elastisitas kulit, serta ada tidaknya main popok /bercak merah terang dikulit daerah popok pada bokong0. !emeriksaan ini normal apabila tanda seperti eritema toksikum/titik merah dan pusat putih kecil pada muka, tubuh, dan

punggung0 pada hari kedua atau selanjutnya, kulit tubuh yang terkelupas pada hari pertama. Pemeriksaan 'ali Pusat !emeriksaan ini unluk melihat apakah ada kemerahan, bengkak, bernanah, berbau, atau lainnya pada tali pusat. !emeriksaan ini normal apabila warna tali pusat putih kebiruan pada hari pertama dan mulai mengering atau mengecil dan lepas pada hari ke"' hingga ke"+$. Pemeriksaan $epala dan Leher !emeriksaan bagian kepala yang dapat diperiksa antara lain sebagai berikut +. !emeriksaan rambut dengan menilai jumlah dan warna, adanya lanugo terutama pada daerah bahu dan punggung. 2. !emeriksaan wajah dan tengkorak, dapat dilihat adanya maulage, yaitu tulang tengkorak yang saling menumpuk pada saat lahir untuk dilihat asimetris atau tidak. Ada tidaknya caput succedaneum /edema pada kulit kepala, lunak dan tidak berfluktuasi, batasnya tidak tegas, serta menyeberangi sutura dan akan hilang dalam beberapa hari0. Adanya cephal hematom terjadi sesaat setelah lahir dan tidak tampak pada hari pertama karena tertutup oleh caput succedaneum, konsistensinya lunak, berfluktuasi, berbatas tegas pada tepi hilang tengkorak, tidak menyeberangi sutura,dan apabila menyeberangi sutura akan mengalami fraktur tulang tengkorak yang akan hilang sempurna dalam waktu 2"% bulan. Adanya perdarahan yang terjadi karena pecahnya *ena yang menghubungkan jaringan di luar sinus dalam tengkorak, batasnya tidak tegas, sehingga bentuk kepala tampak asimetris. .elanjutnya diraba untuk menilai adanya fluktuasi dan edema. !emeriksaan selanjutnya adalah menilai fontanella dengan cara melakukan palpasi menggunakan jari tangan, kemudian fontanel posterior dapat dilihat proses penutupannya setelah usia 2 bulan, dan fontanel anterior menutup saat usia +2"+1 bulan. #. !emeriksaan mata untuk menilai adanya strabismus atau tidak, yaitu koordinasi gerakan mata yang belum sem purna. 2ara memeriksanya adalah dengan menggoyangkan kepala secara perlahan"lahan, sehingga mata bayi akan terbuka, kemudian baru diperiksa. Apabila ditemukan jarang berkedip atau sensiti*itas terhadap cahaya berkurang, maka kemungkinan mengalami kebutaan. Apabila ditemukan adanya epicantus melebar, maka kemungkinan anak mengalami sindrom down. !ada glaukoma kongenital, dapat terlihat pembesaran dan terjadi kekeruhan pada kornea. 3atarak kongenital dapat dideteksi apabila terlihat pupil yang

berwarna putih. Apabila ada trauma pada mata maka dapat terjadi edema palpebra, perdarahan konjungti*a, retina, dan lain"lain. 4. !emeriksaan telinga dapat dilakukan untuk menilai adanya gangguan pendengaran. Dilakukan dengan membunyikan bel atau suara jika terjadi refleks terkejut, apabila tidak terjadi refleks, maka kemungkinan akan terjadi gangguan pendengaran. &. !emeriksaan hidung dapat dilakukan dengan cara melihat pola pernapasan, apabila bayi bernapas melalui mulut, maka kemungkinan bayi mengalami obstruksi jalan napas karena adanya atresia koana bilateral atau fraktur tulang hidung atau ensefalokel yang menonjol ke nasofaring. .edangkan pernapasan cuping hidung akan menujukkan gangguan pada paru, lubang hidung kadang"kadang banyak mukosa. Apabila sekret mukopurulen dan berdarah, perlu dipikirkan adanya penyakit sifilis kongenital dan kemungkinan lain. %. !emeriksaan mulut dapat dilakukan dengan melihat adanya kista yang ada pada mukosa mulut. !emeriksaan lidah dapat dinilai melalui warna dan kemampuan refleks mengisap. Apabila ditemukan lidah yang menjulur keluar, dapat dilihat adanya kemungkinan kecacatan kongenital. Adanya bercak pada mukosa mulut, palatum, dan pipi bisanya disebut sebagai monilia albicans, gusi juga perlu diperiksa untuk menilai adanya pigmen pada gigi, apakah terjadi penumpukan pigmen yang tidak sempurna. '. !emeriksaan leher dapat dilakukan dengan melihat pergerakan, apabila terjadi keterbatasan dalam pergerakannya, maka kemungkinan terjadi kelainan pada tulang leher, misalnya kelainan tiroid, hemangioma, dan lain"lain. Pemeriksaan #bd!men dan Punggung !emeriksaan pada abdomen ini meliputi pemeriksaan secara inspeksi untuk melihat bentuk dari abdomen, apabila didapatkan abdomen membuncit dapat diduga kemungkinan disebabkan hepatosplenomegali atau cairan di dalam rongga perut. !ada perabaan, hati biasanya teraba 2 sampai # cm di bawah arkus kosta kanan, limfa teraba + cm di bawah arkus kosta kiri. !ada palpasi ginjal dapat dilakukan dengan pengaturan posisi telentang dan tungkai bayi dilipat agar otot"otot dinding perut dalam keadaan relaksasi, batas bawah ginjal dapat diraba setinggi umbilikus di antara garis tengah dan tepi perut. )agian"bagian ginjal dapat diraba sekitar 2"# cm. Adanya pembesaran pada ginjal dapat disebabkan oleh neoplasma, kelainan bawaan, atau trombosis *ena renalis. 4ntuk menilai daerah punggung atau tulang belakang, cara pemeriksaannya adalah dengan meletakkan bayi dalam posisi tengkurap. 5aba sepanjang tulang belakang untuk mencari ada atau tidaknya

kelainan seperti spina bifida atau mielomeningeal /defek tulang punggung, sehingga medula spinalis dan selaput otak menonjol0. Pengukuran #ntr!p!metri !ada bayi baru lahir, perlu dilakukan pengukuran antropometri seperti berat badan, dimana berat badan yang normal adalah sekitar 2.&$$"#.&$$ gram, apabila ditemukan berat badan kurang )ari 2.&$$ gram, maka dapat dikatakan bayi memiliki berat badan lahir rendah /)),50. Akan tetapi, apabila ditemukan ba*i dengan berat badan lahir lebih dari #.&$$ gram, maka bayi dimasukkan dalam kelompok makrosomia. !engukuran antropometri lainnya adalah pengukuran panjang badan secara normal, panjang badan bayi baru lahir adalah 4&"&$ cm, pengukuran lingkar kepala normalnya adalah ##"#& cm, pengukuran lingkar dada normalnya adalah #$" ## cm. Apabila ditemukan diameter kepala lebih besar # cm dari lingkar dada, maka bayi mengalami hidrosefalus dan apabila diameter kepala lebih kecil # cm dari lingkar dada, maka bayi tersebut mengalami mikrosefalus. Pemeriksaan &enitalia !emeriksaan genitalia ini untuk mengetahui keadaan labium minor yang tertutup oleh labia mayor, lubang uretra dan lubang *agina seharusnya terpisah, namun apabila ditemukan sstu lubang maka didapatkan terjadinya kelainan dan apabila ada sekret pada lubang *agina, hal tersebut karena pengaruh hormon. !ada bayi laki"laki sering didapatkan fimosis, secara normal panjang penis pada bayi adalah #"4 cm dan +"+,# cm untuk lebaruya, kelainan yang terdapat pada bayi adalah adanya hipospadia yang merupakan defek di bagian *entral ujung penis atau defek sepanjang penisnya. 6pispadia merupakan kelainan defek pada dorsinn penis. Pemeriksaan "rine dan 'in%a !emeriksaan urine dan tinja bermanfaat untuk menilai ada atau tidaknya diare serta kelainan pada daerah anus. !emeriksaan ini normal apabila bayi mengeluarkan feses cair antara %"1 kali per menit, dapat dicurigai apabila frekuensi meningkat serta adanya lendir atau darah. Adanya perdarahan per *aginam pada bayi baru lahir dapal terjadi selama beberapa hari pada minggu pertama kehidupan. Home | About Us | Career | Advertise | Admin | Contact Us Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Ruma !akit Dr" Cipto #angunkusumo $l" !alemba Ra%a &o" '( $akarta )usat *+,-+ .ebsite/ 000"obg%n1rscm2kui"com( 3mail/ contact4obg%n12kuirscm"com

.eb Development b% $ava .eb #edia

Вам также может понравиться