Вы находитесь на странице: 1из 32

Didit Fajar Nugroho/LBM 3/KB/SGD 17

LBM 3 MODUL KB DAN KEPENDUDUKAN STEP 1 1. Kontrasepsi : - melawan pembuahan/ fertilitas Alat/cara yg digunakan krn berbagai alasan (perencanaan kehamilan,pembatasan jmlh ank.penghindran risiko medis kehmln dan pengendalian jmlh penduduk dunia) Dpt bersift permanen/ sementara. 1. Pil KB : salah satu bentuk sediaan yg berfungsi sbg alat kontrasepsi yg berisi hormon sintetik. STEP 2 1. Apa ada hubungannya antaramengkonsumsi pil KB dg produksi ASI yg menurun ? 2. Alat kontarasepsi apa yg seharusnya digunakan oleh ibu yg menyusui? 3. Alat kontrasepsi apa yg seharusnya digunakan oleh ibu yg memiliki riwayat fibroadenoma mamae ? Kontrasepsi 1) Definisi 2) Macam macam (alat kontrasepsi,indikasi,kontra indikasi ,keefektifitasan , mekanisme kerja, kelebihan , kerugian, efek samping) 3) Faktor-faktor yg hrus diperhatikan dlm memilih alat kontrasepsi 4) Syarat-syarat pengguna kontrasepsi 5) Syarat-syarat alat kontrasepsi STEP 3 1. Apa ada hubungannya antaramengkonsumsi pil KB dg produksi ASI yg menurun ? Pil KB ada 2 mcm : kombinasi dan progesteron Kombinasi :progesteron dan estrogen Oksitosin dan PL : ada d tubuh Kl konsumsi berlebih : akan menurunkan ASI Yg memacu produksi asi progesteron Berarti pasien ini yg pil kombinasi Shrsnya d tbuh semuanya seimbang (PL.oksitosin,estrogen,progesteron),tp krn konsumsi pil KBprogesteron dan estrogen naik,kemudian mergsg hipotalamus u/ menurunkan produksi prolaktin shg payudara membesar tp ASI nya sedikit. 1. Alat kontarasepsi apa yg seharusnya digunakan oleh ibu yg menyusui? KB mcm2 : alami dan pake alat Kl ibu menyusui scr penuh: bisa sbg KB alami Kl selain alami : pke pil progesteron Mekanik : kondom N ; ibu menyusui dpt amenore slma 6 bulan. Dilihat dr lendir ,suhu basal, sistem kalender

Mekanisme :oksitosin mempengaruhi uterus bayi ngenyut merangsang hipotalamus mengeluarkan oksitosin danPL estrogen turun penghambatan ovulasi(metode scr alami). 1. Alat kontrasepsi apa yg seharusnya digunakan oleh ibu yg memiliki riwayat fibroadenoma mamae ? KB yg tdk ada hub dg hormonal, pake yg KB alami (MOB), pke sistem kalender, cek lendir Estrogen dan progesteron boleh / tidak d gunakan pd FAM ?

Kontrasepsi

Didit Fajar Nugroho/LBM 3/KB/SGD 17

1. Definisi Alat/cara yg digunakan krn berbagai alasan (perencanaan kehamilan,pembatasan jmlh ank.penghindran risiko medis kehmln dan pengendalian jmlh penduduk dunia) Dpt bersift permanen/ sementara. 1. Macam macam (alat kontrasepsi,indikasi,kontra indikasi ,keefektifitasan , mekanisme kerja, kelebihan , kerugian, efek samping) ALAMI MAL Apakah ASI perah sama efektifnya dg dihisap o/ bayi? Indikasi : ibu yang sdang menyusui, bayi usia kurang dr 6 bln kontra indikasi : umur bayi > 6 bln ; tdk menyusui bayi ; sdh mendapat haid; peradangan/ kelainan pd puting atau payudara keefektifitasan : 98% efektif sampe usia 6 bulan mekanisme kerja : Mekanisme :oksitosin mempengaruhi uterus bayi ngenyut merangsang hipotalamus mengeluarkan oksitosin danPL estrogen turun penghambatan ovulasi(metode scr alami). Kelebihan : murah, mudah , tdk pny efek samping sistemik Kerugian : perlu perawatan yglbh sejak kelahiran bayi efek samping : tdk ada KB alami (MOB cek lendir ) Indikasi : semua wanita yg subur kontra indikasi : tdk ada keefektifitasan : tidak mekanisme kerja : diambil lendir diregangkan kl lebih 7 cm berarti sedang masa subur kelebihan : murah , tdk ada efek samping kerugian : susah menentukan puncak masa subur efek samping : tidak ada

Sistem kalender Indikasi : semua wanita subur yang haidnya teratur kontra indikasi : haid yg tdk teratur keefektifitasan : tdk efektif mekanisme kerja : 14 hri sebelum haid dan 7 hri setelah haid terakhir siklus trpanjang 11 dan siklus terpendek 18 diantara itu tdk boleh senggama kelebihan : murah , tdk ada efek samping kerugian : susah menentukan puncak masa subur efek samping : tidak ada Coitus interuptus/Senggama terputus Indikasi : pasangan usia subur , suaminya bersedia kontra indikasi : ejakulasi dini, kurang komunikasi(suami kurang kooperatif), tdk bersedia melakukan senggama terputus. keefektifitasan : efektif jika dilakukan dg benar angka kegagalan 4-27 % / th mekanisme kerja : ketika suami sudah mencapai puncak, suami menarik penis dr vagina agar sperma tdk masuk ke dalam vagina. kelebihan : murah , tdk ada efek samping kerugian : tdk puas, sulit dilakukan krn suami tdk kooperatif efek samping : tidak ada

Didit Fajar Nugroho/LBM 3/KB/SGD 17

MEKANIK a) Metode barier Kondom Indikasi : semua pria yg bersedia, semua org yg rentan IMS kontra indikasi : alergi latex keefektifitasan : efektif kl d pakai scr benar mekanisme kerja : kondom di pake saat penis ereksi. Setelah ejakulasi kondom dipegangi agar sperma tidak tumpah kelebihan : murah , mudah didapat ,tdk ada efek samping kerugian : mudah robek, mengurangi sensasi sexual, bisa menimbulkan alergi, kondom bekas bisa jd limbah efek samping : tidak ada, kecuali yg alergi Difragma Indikasi : semua wanita yg subur dan yg bersedia kontra indikasi : Ca cervix, cervisitis keefektifitasan : efektif kl d pasang dg benar ; efektif slma 6 jam setelah senggama dibarengi dg spermisida angka kegagalan 6-16% mekanisme kerja : dmasukkan ke liang vagina dg jari telunjuk dan tengah kemudian d letkkan pd ceviks shg menahan sperrma agr tdk mencapai sal produksi atas kelebihan : tdk mengurangi sensasi senggama, mencegah IMS kerugian : susah pemakaiannya efek samping : b) IUD /AKDR c) Kimia : spermisida , vagina krim dll HORMONAL a) Pil (progesteron dan kombinasi, Morning after pil) b) Suntik (kombinasi dan progesteron) c) Susuk/implan Norplant : terdiri 6 btang Implanon : 1 batang Jadena : 2 batang KB MANTAP a) Vasektomi b) Tubektomi Histerektomi termasuk KB mantap gak ? 1. Faktor-faktor yg hrus diperhatikan dlm memilih alat kontrasepsi 2. Syarat-syarat pengguna kontrasepsi 3. Syarat-syarat alat kontrasepsi

STEP 7 1. Program KB

Didit Fajar Nugroho/LBM 3/KB/SGD 17

Definisi Tindakan yang membantu individu/pasangan suami isteri untuk : - Mendapatkan obyektif2 tertentu - Menghindari kelahiran yang tdk diinginkan - Mendaptkan kelahiran yang memang diinginkan - Mengatur interval diantara kehamlan - Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri - Menentukan jumlah anak dalam keluarga (dr. Hanafi, Keluarga Berencana dan Kontrasepsi)

Suatu program untuk mengatur jumlah anak sesuai kehendak danmenentukan kapan seorang ibu ingin hamil. (Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi) Tujuan Agar terwujud keluarga kecil yang sejahtera yang pada umumnya menuju terwujudnya keluarga berkualitas (Kuliah Pakar dr.Tjatur , Kuantitas dan Kualitas Penduduk 26 April 2010) Upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia pernikahan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera berkualitas (Buku kependudukan dr. Sujarwo) Makro : Mengendalikan laju pertumbuhan penduduk & menurunkan angka kelahiran Mikro : Mewujudkan ketahanan keluarga & kesejahteraan masyarakat

A. Tujuan Umum : Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera (NKKBS) yang menjadi dasar bagi terwujudnya masyarakat yang sejahtera melalui pengendalian pertumbuhan penduduk Indonesia B. Tujuan Khusus : 1. Meningkatkan kesadaran masyarakat/keluarga dalam penggunaan alat kon trasepsi. 2. Menurunnya jumlah angka kematian bayi. 3. Meningkatkan kesehatan masyarakat/keluarga dengan cara penjarangan kelahiran bayi Pedoman Praktis PELAKSANAAN KERJA DI PUSKESMAS, Dr.H.M.Kartiko Waloejono,M.Kes, BAPELKES SALAMAN, MAGELANG

Didit Fajar Nugroho/LBM 3/KB/SGD 17

Manfaat

Program kerja Komponen dalam pelayanan KB: 1. Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) Tujuan Untuk meningkatkan pengetahuan , sikap dan praktek KB sehingga tercapai penmbahan peserta baru - KIE massa - KIE kelompok - KIE perorangan Radio, TV, Mobil unit penerangan, Penerbitan/publikasi, Pers, Surat kabar, Film, Kegiatan Promosi, pameran 2. Konseling Tindak Lanjut dari KIE. Bila seseorang telah termotivasi melalui KIE, maka selanjutnya ia perlu diberikan konseling. Tujuan Mengarahkan perkembangan diri sesuai dengan potensinya 3. Pelayanan kontrasepsi (PK) Tujuan Umum Pemberian dukungan dan pemantapan penerimaan gagasan KB yaitu dihayatinya NKKBS Tujuan Pokok penurunan angka kelahiran yang bermakna Guna mencapai tujuan, maka ditempuh kebijaksanaan mengkatagorikan 3 fase untuk mencapai sasaran yaitu : 1. Fase MENUNDA perkawinan/kesuburan Dengan usia istri kurang dari 20 tahun - Prioritas penggunaan Kontrasepsi PilOral, karena peserta masih muda - Penggunaan kondom kurang menguntungkan - Penggunaan IUD Mini bagi yang belum mempunyai anak pada masa ini dapat dianjurkan terlebih bagi calon peserta dengan KI terhadap Pil Oral 2. Fase MENJARANGKAN kehamilan Dengan usia istri 20-30/35 tahun merupakan periode paling baik untuk melahirkan, dengan jumlah anak 2 orang dan jarak antara kelahiran adalah 2-4 tahun - Segera setelah anak pertama lahir, maka dianjurkan untuk memakai IUD sebagai pilihan utama 3. Fase MENGHENTIKAN/MENGAKHIRI kehamilan/kesburan

Didit Fajar Nugroho/LBM 3/KB/SGD 17

Dengan usia istri diatas 30 tahun terutama diatas 35 tahun, sebaiknya mengakhiri kesuburan setelah mempunyai 2 orang anak Pilihan utama adalah KONTAP

4. Pelayanan Infertilitas 5. Pendidikan Sex Berapa banyak dari remaja yang mengakami kecalakaan karena ketidaktahuannya 6. Konsultasi Pra-perkawinan dan konsultasi Perkawinan 7. Konsultasi Genetik Untuk itu diperlukan jaminan bahwa anak yang dilahirkan itu bebas dari kelainana genetic yang akan membebani orangtuanya dan masyarakat 8. Test Keganasan Usaha Pelayanan KB terutama bergerak di bidang health maintenance. 9. Adopsi Alangkah indahnya dunia ini bila kita dapat mempertemukan anak2 yang terlantar itu dengan pasangan suami istri yang tidak mempunyai anak. (dr. Hanafi, Keluarga Berencana dan Kontrasepsi) 2. Kontrasepsi Definisi Kontra = Melawan Konsepsi = Fertilitas = pertemuan antara ovum dan sel sperma Jadi Kontrasepsi = Usaha melawan / menggagalkan pertemuan antara ovum dan sel sperma (Kuliah Pakar, dr. Hamidun, Safe Motherhood, 4 Mei 2010) Tujuan Persyaratan medis penggunaan kontrasepsi Syarat yang baik : - Aman/tidak berbahaya - Dapat diandalkan

Didit Fajar Nugroho/LBM 3/KB/SGD 17

Sederhana, sedapt-dapatnya tidak usah dikerjakan oleh seorang dokter Murah Dapat diterima oleh orang banyak Pemakaian jangka Lama (dr. Hanafi, Keluarga Berencana dan Kontrasepsi)

Secara agama : Niat yang benar Dari pernikahan yang sah Disepakati suami istri Tidak merusak hasil konsepsi Alat tidak dari bahan yang haram Tidak meninggalkan mudharat & komplikasi Klasifikasi Kontrasepsi untuk usia <20 tahun a. Pil b. Metode sederhana c. IUD mini Kontrasepsi untuk usia 30-35 a. IUD b. Mini pil c. Pil d. Implant e. Kontap Kontrasepsi untuk usia >35 tahun a. Pil/suntikan kombinasi (kec : perokok) b. Pil progestin (40-50 tahun) c. AKDR (35 th yang tidak terpapar ISR & IMS) d. Kondom e. Kontrasepsi mantap (tidak ingin menambah anak lagi) f. IUD g. Implant h. Suntikan i. Kontrasepsi Sederhana Kontrasepsi pasca persalinan a. Kontrasepsi MAL b. Kontrasepsi kombinasi c. Kontrasepsi progestin Kontrasepsi pasca keguguran Kontrasepsi darurat Berdasarkan cara kerjanya : a. Pantang berkala b. Barrier (kondom, spermatisid, diafragma) c. IUD (copper T, lippes lup)

Didit Fajar Nugroho/LBM 3/KB/SGD 17

d. Hormonal (pil, suntik progestin, susuk) e. Kontap (tubektomi, vasektomi) Berdasarkan teknik : a. Sederhana (tak perlu bantuan medis kondom) b. Tidak sederhana (perlu bantuan medis IUD) Berdasarkan kehandalannya : a. Kurang Handal (kegagalan > 50% kondom, coitus interruptus) b. Handal (kegagalannya 5-10% IUD, hormone, suntik) (Kuliah Pakar, dr.Hamidun) Pemilihan kontrasepsi Faktor2 dalam memilih Metode Kontrasepsi - Faktor PASANGAN o Umur o Gaya Hidup o Frekuensi Senggama o Jumlah Keluarga yang diinginkan o Pengalaman dengan kontraseptivum yang lain o Sikap kewanitaan dan Kepriaan Faktor KESEHATAN o Status kesehatan o Riwayat Haid, Keluarga o Pemeriksaan Fisik dan Panggul Faktor METODE KONTRASEPSI o Efektivitas o Efek SampingMinor o Kerugian o Komplikasi2 yang potensial o Biaya (dr. Hanafi, Keluarga Berencana dan Kontrasepsi)

PIHAK CALON AKSEPTOR Ada 2 hal yang sangat penting yang ingin diketahui oleh pasangan calon akseptor yaitu : - Efektivitas - Keamanan PIHAK MEDIS/PETUGAS KB a. Dalam upaya melindungi kesuburan/fertilitas dari akseptor, harus diingat bahwa :

Didit Fajar Nugroho/LBM 3/KB/SGD 17

Pil-Oral punya efek protektif terhadap PID, shg mungkin merupakan kontrasepsi yang ideal untuk wanita yang untuk beberapa tahun ingin aktif secara seksual sebelum mengandung/hamil - IUD menyebabkan resiko PID lebih tinggi (1,5-5x), pilihan tidak menarik bagi wanita yang menginginkan anak dikemudian hari - KONTAP merupakan metode yang permanen b. Keuntungan Non Kontraseptif - Efek Terapeutik dari Pil-Oral untuk wanita dengan Kista Ovarium atau peny. Payudara fibrokistik - Efek protektif dari Pil-Oral, Kondom dan Spermisid terhadap PID c. Kontra Indikasi kondisi medis yang menyebabkan suatu bentuk pengobatan yang seharusnya disarankan/dilakukan, tidak dianjurkan /tidak aman. Absolut : Jangan Memakai Relatif Kuat : Dianjurkan untuk tidak Memakai Relatif Lainnya : Dapat dicoba asal diawasi dengan ketat d. Tanda-tanda Bahaya - Pil Oral o Sakit perut hebat o Sakit dada hebat/nafas pendek o Sakit kepal hebat o Keluhan mata, seperti kabur/tidak dapat melihat o Sakit tungkai bawah hebat(betis/paha) - IUD o Terlambat haid/amenore o Sakit perut o Demam tinggi, mengginggil o Keputihan sangat banyak/berbau o Spotting, perdarahan pervaginam, haid banyak - Suntikan o Pertambahan BB o Sakit kepala hebat o Perdarahan pervaginam banyak o Depresi o Poliuri e. Menghindari pendekatan Polifarmasi f. Kerjasama antara Suami-Isteri Keadaan yang paling ideal adalah bahwa isteri dan suami harus bersama-sama : - Memilih metode kontrasepsi terbaik - Saling bekerjasama dalam memakai kontrasepsi - Mebiayai pengeluaran untuk kontrasepsi

Didit Fajar Nugroho/LBM 3/KB/SGD 17

- Memperhatikan tanda2 bahaya pemakaian kontrasepsi (dr. Hanafi, Keluarga Berencana dan Kontrasepsi) Mengapa pil KB dapat menyebabkan produksi ASI menurun ??? Harus ada keseimbangan antara estrogen progesterone dengan oksitosin dan prolaktin. Pil KB yang mengandung estrogen dan progesterone mengakibatkan oksitosin dan prolaktin menurun sehingga produksi ASI menurun. Macam-macam kontrasepsi - Metode SEDERHANA Dengan alami o Metode kalender o Metode pengukuran suhu badan o Metode lendir serviks o Metode coitus interuptus Dengan alat o Mekanis Kondom pria Barier intra vagina Diafragma Cup servik Spon Kondom wanita o Kimia Vagina krim Vagina foam Vagina jelly Vagina suppositoria Vagina tablet Vagina soluble film - Metode MODERN o Kontrasepsi hormonal o IUD o Kontrasepsi mantap Cara memilih kontrasepsi Mempertimbangkan 3 faktor : - Pasangan : diliat umur <20 tahun fase untuk mencegah kehamilan bisa pake pil oral atau IUD 20-35 tahun untuk menjarangkan kehamilan setelah anak pertama lahir bias pake IUD stlah umur 35 pake kontrasepsi mantap ,gaya hidup,pengalaman kontrasepsi terdahulu,frekuensi melakukan senggama,keinginan memiliki berapa anak

Didit Fajar Nugroho/LBM 3/KB/SGD 17

Kesehatan : riwayat kesehatan penggunaan progesterone tidak diperbolehkan bagi penderita DM dan riwayat kanker,siklus atau riwayat haid kalau terjadi perdarahan yang tidak diketahui penyebabnya tidak boleh,px fisik varises tidak boleh pake progesteron Metode kontrasepsi : efektivitas,komplikasi yang timbul,ekonomi Syarat2 penggunaan alat kontrasepsi Bagi pasien harus aman, efek sampingnya,tidak mengganggu hubungan seksualnya,ekonomis,saat pemasangan tidak memerlukan bantuan medis

Cara pemakaian kontrasepsi Kontrasepsi Hormonal 1) kontrasepsi suntikan progestin a. jenis : Depo mendroksiprogesteron asetat (DMPA), mengandung 150 mg DMPA yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intramuscular (di daerah bokong). Depo noretisteron enantat (Depo Noristerat) yang mengandung 200 mg noretindron enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik intramuscular. b. cara kerja : Mencegah ovulasi Mengentalkan lender serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi. Menghambat transportasi gamet oleh tuba. c. keuntungan : Sangat efektif Pencegahan kehamilan jangka panjang Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri Tidka mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung, dan gangguan pembekuan darah Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI Sedikit efek samping Klien tidak perlu menyimpan obat suntik Dapat digunakan oleh perempuan usia >35 tahun sampai perimenopause Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul. Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell) d. keterbatasan :

Didit Fajar Nugroho/LBM 3/KB/SGD 17

Sering ditemukan gangguan haid, seperti : Siklus haid yang memendek atau memanjang, Perdarahan yang banyak atau sedikit, Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting), Tidak haid sama sekali. Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan (harus kembali untuk suntikan). Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual, hepatitis B virus/infeksi virus HIV. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian. Terlambatnya kembali kesuburan bukan karena terjadinya kerusakan/kelainan pada organ genitalia, melainkan karena belum habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya (tempat suntikan). Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang. Pada penggunaan jangka panjang dapat sedikit menurunkan kepadatan tulang (densitas). Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi (jarang), sakit kepala, nervositas, jerawat. e. Yang Dapat Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin Perempuan usia reproduksi. Perempuan nulipara dan perempuan yang telah memiliki anak. Perempuan yang menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektivitas tinggi. Perempuan menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai. Perempuan setelah melahirkan dan tidak menyusui. Perempuan setelah abortus atau keguguran. Perempuan yang telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi. Perempuan perokok. Perempuan dengan tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan masalah gangguan pembekuan darah atau perempuan dengan anemia bulan sabit. Perempuan yang menggunakan obat untuk epilepsi (fenitoin dan barbiturat) atau obat tuberkulosis (rifampisin). Perempuan yang tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen. Perempuan yang sering lupa menggunakan pil kontrasepsi. Perempuan dengan anemia defisiensi besi.

Didit Fajar Nugroho/LBM 3/KB/SGD 17

Perempuan mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan pil kontrasepsi kombinasi. f. Yang Tidak Boleh Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin Perempuan hamil atau dicurigai hamil (risiko cacat pada janin 7 per 100.000 kelahiran). Perempuan dengan perdarahan pervaginaan yang belum jelas penyebabnya. Perempuan yang tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenorea. Perempuan yang menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara. Perempuan dengan diabetes mellitus disertai komplikasi. g. cara penggunaan : Kontrasepsi suntikan DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intramuskular dalam di daerah pantat. Apabila suntikan diberikan terlalu dangkal, penyerapan kontrasepsi suntikan akan lambat clan tidak bekerja segera dan efektif. Suntikan diberikan setiap 90 hari. Pemberian kontrasepsi suntikan Noristerat untuk 3 injeksi berikutnya diberikan setiap 8 minggu. Mulai dengan injeksi kelima diberikan setiap 12 minggu. Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang dibasahi oleh etil Asopropil alkohol 60 - 90%. Biarkan kulit kering sebelum disuntik. Setelah kulit kering baru disuntik. Kocok dengan baik, dan hindarkan terjadinya gelembung-gelembung udara. Kontrasepsi suntik tidak perlu didinginkan. Bila terdapat endapan putih pada dasar ampul, upayakan menghilangkannya dengan menghangatkannya. Buku Panduan Pelayanan Kontrasepsi, 2003, Prof.dr.Abdul Bari Saifuddin,Sp.OG,MPH, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo 2) Kontrasepsi pil progestin a. jenis : Kemasan dengan isi 35 pil: 300 g levonorgestrel atau 350 g noretindron. Kemasan dengan isi 28 pil: 75 g norgestrel. b. cara kerja : Menekan sekresi gonadotropin dan sintesis steroid seks di ovarium (tidak begitu kuat). Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu. Endometrium mengalami transformasi lebih awal sehingga implantasi lebih sulit. Mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi sperma.

Didit Fajar Nugroho/LBM 3/KB/SGD 17

c. keuntungan : Keuntungan Kontrasepsi Sangat efektif bila digunakan secara benar. Tidak mengganggu hulungan seksual. Tidak mempengaruhi ASI. Kesuburan cepat kembali. Nyaman dan mudah digunakan. Sedikit efek samping. Dapat dihentikan setiap scat. Tidak mengandung estrogen. Keuntungan Nonkontrasepsi Mengurangi nyeri haid. Mengurangi jumlah darah haid. Menurunkan tingkat anemia. Mencegah kanker endometrium. Melindungi dari penyakit radang panggul. Tidak meningkatkan pembekuan darah. Dapat diberikan pada penderita endometriosis. Kurang menyebabkan peningkatan tekanan darah, nyeri kepala, dan depresi. Dapat mengurangi keluhan premenstrual sindrom (sakit kepala, perut kembung, nyeri payudara, nyeri pada betis, lekas marah). Sedikit sekali mengganggu metabolisme karbohidrat sehingga relatif aman diberikan pada perempuan pengidap kencing manis yang belum mengalami komplikasi. d. waktu mulai menggunakan : Mulai hari pertama sampai hari ke-5 siklus haid. Tidak diperlukan pencegahan dengan kontrasepsi lain. Dapat digunakan setiap saat, asal saja tidak terjadi kehamilan. Bila menggunakannya setelah hari ke-5 siklus haid, jangan melakukan hubungan seksual selama 2 hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 2 hari saja. Bila klien tidak haid (amenorea), minipil dapat digunakan setiap saat, asal saja diyakini tidak hamil. Jangan melakukan hubungan seksual selama 2 hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 2 hari saja. Bila menyusui antara 6 minggu dan 6 bulan pascapersalinan clan tidak haid, minipil dapat dimulai setiap saat. Bila menyusui penuh, tidak memerlukan metode kontrasepsi tambahan. Bila lebih dari 6 minggu pascapersalinan dan klien telah mendapat haid, minipil dapat dimulai pada hari 1 - 5 siklus haid. Minipil dapat diberikan segera pascakeguguran.

Didit Fajar Nugroho/LBM 3/KB/SGD 17

Bila klien sebelumnya menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin menggantinya dengan minipil, minipil dapat segera diberikan, bila saja kontrasepsi sebelumnya digunakan dengan benar atau perempuan tersebut sedang tidak hamil. Tidak perlu menunggu sampai datangnya haid berikutnya. Bila kontrasepsi yang sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan, minipil diberikan pada jadwal suntikan yang berikutnya. Tidak diperlukan penggunaan metode kontrasepsi yang lain. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi nonhormonal dan perempuan tersebut ingin menggantinya dengan minipil, minipil diberikan pada hari 1 5 siklus haid dan tidak memerlukan metode kontrasepsi lain. Bila kontrasepsi sebelumnya yang digunakan adalah AKDR (termasuk AKDR yang mengandung hormon), minipil dapat diberikan pada hari 1 - 5 siklus haid. Dilakukan pengangkatan AKDR. e. Yang Dapat Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin Perempuan usia reproduksi. Perempuan nulipara dan perempuan yang telah memiliki anak. Perempuan yang menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektivitas tinggi. Perempuan menyusui clan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai. Perempuan setelah melahirkan dan tidak menyusui. Perempuan setelah abortus atau keguguran. Perempuan yang telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi. Perempuan perokok. Pempuan dengan tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan masalah gangguan pembekuan darah atau perempuan dengan anemia bulan sabit. Perempuan yang menggunakan obat untuk epilepsi (fenitoin dan barbiturat) atau obat tuberkulosis (rifampisin). Perempuan yang tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen. Perempuan yang sering lupa menggunakan pil kontrasepsi. Perempuan dengan anemia defisiensi besi. Perempuan mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan pil kontrasepsi kombinasi. f. Yang Tidak Boleh Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin Perempuan hamil atau dicurigai hamil (risiko cacat pada janin 7 per 100.000 kelahiran). Perempuan dengan perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya. Perempuan yang tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenorea. Perempuan yang menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara. Perempuan dengan diabetes mellitus disertai komplikasi.

Didit Fajar Nugroho/LBM 3/KB/SGD 17

g. cara penggunaan : Setiap saat selama siklus haid, asal perempuan tersebut tidak hamil. Mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid. Pada perempuan yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap saat, asalkan saja perempuan tersebut tidak hamil. Selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual. Perempuan yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti dengan kontrasepsi suntikan. Bila perempuan telah menggunakan kontrasepsi dengan hormonal sebelumnya secara benar, dan perempuan tersebut tidak hamil, suntikan pertama dapat segera diberikan. Tidak perlu menunggu sampai haid berikutnya datang. Buku Panduan Pelayanan Kontrasepsi, 2003, Prof.dr.Abdul Bari Saifuddin,Sp.OG,MPH, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo 3) Kontrasepsi implant/susuk a. jenis : Norplant. Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm, yang diisi derigaii 36 mg levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun. Implanon. Terdiri dari satu batang atang putili lentur dengan panjang kirakira 40 mm, dan diameter 2 mm, yang diisi deiigan 68 mg 3-ketodesogestrel dari lama kerjanya 3 tahun. b. cara kerja : Lendir serviks meniadi kental. Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi. Mengurangi transportasi sperma. Menekan ovulasi. c. keuntungan : Keuntungan Kontrasepsi Daya guna tinggi. Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun). Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam. Bebas dari pengaruh estrogen. Tidak mengganggu kegiatan sanggama. Tidak mengganggu ASI. Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan. Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan

Didit Fajar Nugroho/LBM 3/KB/SGD 17

Keuntungan Nonkontrasepsi Mengurangi nyeri haid. Mengurangi jumlah darah haid Mengurangi/memperbaiki anemia. Melindungi terjadinya kanker endometrium. Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara. Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang panggul. Menurunkan angka kejadian endometriosis. d. keterbatasan : Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan bercak (spotting), hipermenorea, atau meningkatnya jumlah darah haid, serta amenorea. e. Yang Boleh Menggunakan Implan Perempuan pada usia reproduksi. Perempuan yang telah memiliki anak ataupun yang belum. Perempuan yang menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektivitas tinggi dan menghendaki pencegahan kehamilan jangka panjang Perempuan menyusui dan membutuhkan kontrasepsi. Perempuan pascapersalinan dan tidak menyusui. Perempuan pascakeguguran. Perempuan yang tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak sterilisasi. Perempuan dengan riwayat kehamilan ektopik. Perempuan dengan tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan darah, atau anemia bulan sabit (sickle cell). Perempuan yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen. Perempuan yang sering lupa menggunakan pil. f. cara penggunaan : Setiap saat selama siklus haid hari ke-2 sampai hari ke-7. Tidak diperlukan metode kontrasepsi tambahan. Insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini tidak terjadi kehamilan. Bila diinsersi setelah hari ke-7 siklus haid, klien jangan melakukan hubungan seksual, atau menaLunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja. Bila klien tidak haid, insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini tidak terjadi kehamilan, jangan melakukan hubungan seksual atau gunakan metode 9 kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.

Didit Fajar Nugroho/LBM 3/KB/SGD 17

Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pascapersalinan, insersi dapat dilakukan setiap saat. Bila menyusui penuh, klien tidak perlu memakai metode kontrasepsi lain. Bila setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembali, insersi dapat dilakukan setiap saat, tetapi jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari Mau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja. Bila klien menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin menggantinya dengan z,implan, insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini klien tersebut tidak hamil, atau klien menggunakan kontrasepsi terdahulu dengan benar. Z~ Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan, imlpan dapat diberikan pada saat jadwal kontrasepsi suntikan tersebut. Tidak diperlukan metode kontrasepsi lain. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi nonhormonal (kecuali AKDR) dan klien ingin menggantinya dengan Norplant, insersi Norplant dapat dilakukan C, menggantinya saat, asal saja diyakini klien tidak hamil. Tidak perlu menunggu sampaidatangny Bila kontrasepsi sebelumnya adalah AKDR dan klien ingin menggantinya dengan implan, Norplant dapat diinsersikan pada saat haid hari ke-7 dan klien jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau gunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja. AKDR segera dicabut. Pascakeguguran implan dapat segera diinsersikan. Buku Panduan Pelayanan Kontrasepsi, 2003, Prof.dr.Abdul Bari Saifuddin,Sp.OG,MPH, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo 4) AKDR dengan progestin a. jenis : AKDR CuT-380A Kecil, kerangka dari plastik yang fleksibel, berbentuk huruf T diselubungi oleh kawat halus yang terbuat dari tembaga (Cu) AKDR lain yang beredar di Indonesia ialah NOVA T (schering) b. cara kerja : Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii. Mempengaruhi fertilitas sebelum ovum mencapai kavum uteri. AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk fertilitas. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus. c. keuntungan : sebagai kontrasepsi, efektivitasnya tinggi. AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan.

Didit Fajar Nugroho/LBM 3/KB/SGD 17

d.

e.

f.

g.

Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu diganti) Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat. Tidak mempengaruhi hubungan seksual. Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil. Tidak ada efek samping hormonal. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI Daat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak terjadi infeksi) Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir) Tidak ada interaksi dengan obat Mencegah kehamilan ektopik keterbatasan : Efek samping yang umum terjadi : Komplikasi lain : Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS Tidak baik bagi pasangan perempuan dengan IMS Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai AKDR. Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui. Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu. Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan AKDR. waktu mulai menggunakan : Setiap waktu dalam siklus haid, klien tidak hamil Hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid Segera setelah melahirkan, 48 jan pertama atau 4 minggu pascapersalinan. Setelah 6 bulan apabila menggunakan MAL. Setelah menderita abortus (segera atau dalam waktu 7 hari) apabila tidak ada gejala infeksi. Selama 1 sampai hari setelah sanggama yang tidak dilindungi Yang Dapat Menggunakan Usia produktif Keadaan nulipara Risiko rendah dari IMS Menginginkan memakai kontrasepsi jangka panjang Menyusui yang menginginkan memakai kontrasepsi Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya Setelah abortus dan tidak ada infeksi Tidak menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari sanggama Yang Tidak Dapat Menggunakan

Didit Fajar Nugroho/LBM 3/KB/SGD 17

Sedang hamil Perdarahan vagina yang tidak diketahui Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis) Menderita TBC pelvik Kanker alat genital Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yang dapat mempengaruhi kavum uteri. h. Efek samping AKDR: Perdarahan Rasa nyeri dan kejang di perut Gangguan pada suami akibat ada benang yg timbul saat bersenggama Ekspulsi (pengeluaran sendiri) i. Komplikasi AKDR: Infeksi pada traktus genitalis Perforasi AKDR yang sampai menuju ke rongga perut Kehamilan j. Teknik pemasangan AKDR Setelah kandung kencing dikosongkan, akseptor dibaringkan di atas meja ginekologik dalam posisi litotomi. Kemudian dilakukan pemeriksaan bimanual untuk mengetahui letak, bentuk dan besar uterus. Spekulum dimasukkan ke dalam vagina, dan serviks uteri dibersihkan dengan larutan antiseptik. Sekarang dengan cunam serviks dijepit bibir depan porsio uteri, dan dimasukkan sonde ke dalam uterus untuk menentukan arah poros dan panjangnya kanalis servikalis serta kavum uteri. AKDR dimasukka ke dalam uterus melalui ostium uteri eksternum sambil mengadakan tarikan ringan pada cunam serviks. Tabung penyalur digerakkan di dalam uterus, sesuai dengan arah poros kavum uteri sampai tercapai ujung atas kavum uteri yg ditentukan lebih dahulu dnegan sonde uterus. Selanjutnya, sambil mengeluarkan tabung pentalur perlahan-lahan, pendorong (plunger) menahan AKDR dalam posisinya. Setelah tabung penyalur keluar dari uterus, pendoromg juga dikeluarkan, cunam dilepaskan, benang AKDR digunting hingga 2 - 3 cm keluar dari ostium uteri, dan akhirnya spekulum diangkat Metode kontrasepsi mantap 5) TUBEKTOMI Adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertilitas (kesuburan)seorang perempuan secara permanen. a. Jenis : minilaparotomi, laparoskopi

Didit Fajar Nugroho/LBM 3/KB/SGD 17

b. Manfaat Kontrasepsi Sangat efektif Permanen Tidak mempengaruhi proses menyusui Tidak bergantung pada faktor sanggama Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi risiko kesehatan yang serius Pembedahan sederhan, dapat dilakukan dengan anstesi lokal Tidak ada efek samping dalam jangka panjang Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual (tidak ada efek pada produksi hormon ovarium) Nonkontrasepsi Berkurangnya risiko kanker ovarium Keterbatasan : Harus dipertimbangkan sifat permanen metode kontrasepsi ini Kliien dapt menyesal dikemudian hari Risiko komplikasi kecil (meningkat apabila digunakan anastesi umum) Rasa sakit/ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan Dilakukan oleh dokter yang terlatih Tidak melindungi diri dari IMS Yang dapat menjalani tubektomi : Usia >26 tahun Paritas>2 Yakin telah mempunyai besar keluarga yang sesuai dengan kehendaknya Pada kehamilannya akan menimbulkan risiko kesehatan yang serius Pascapersalinan Pascakeguguran Paham dan secara sukarela setuju dengan prosedur ini Yang sebaiknya tidak melakukan tubektomi : Hamil Perdarahan vaginal yang belum terjelas (hingga harus di evaluasi) Infeksi sistemik atau pelvik yang akut Tidak boleh menjalani proses pembedahan Kurang pasti mengenai keinginannya untuk fertilitas masa datang Belum memberikan persetujuan tertulis Keadaan yang memerlukan perhatian khusus Masalah-masalah medis yang signifikan (misalnya penyakit jantung atau pembekuan darah, PRP sebelumnya/sekarang, obesitas, diabetes) Anak tunggal dan atau dengan tanpa anak sama sekali. Kapan dilakukan :

c.

d.

e.

f.

g.

Didit Fajar Nugroho/LBM 3/KB/SGD 17

Setiap waktu selama siklus mestrusi apabila diyakinkan secara rasional tersebut tidak hamil. Hari ke 6 hingga 13 dari siklus menstruasi (fase poliferasi) Pasaca persalinan :tidak tepat untuk klien pascapersalinan. Minilap : di dalam 2 hari atau setelah 6 minggu atau 12 minggu Laparoskopi : Pascakeguguran : Triwulan pertama : dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti infeksi pelvik (minilap atau laparoskopi) Triwulan kedua : dalam waktu 7 hari sepanjang tidak da bukti infeksi perviks (minilap saja) h. Komplikasi : Infeksi luka Demam pascaoperasi (>38 derajat C) Luka pada kandung kemih, intestinal (jarang terjadi) Hematoma (subkutan) Emboli gas yang diakibatkan oleh laparoskopi (sangat jarang) Rasa sakit pada lokasi pembedahan Perdarahan superfisial (tepi-tepi kulit atau subkutan 6) VASEKTOMI a. Batasan Adalah prosedur klinikuntuk meghentikan kapasitas reprosuksi pria dengan jalan melakukan oklusi vas deferens sehingga alur transportasi sperma terhambat dan proses fertilitas (penyatuan dengan ovum) tidak terjadi. b. Indikasi Vasektomi merupakan upaya menhentikan fertilitas di mana fungsi reproduksi merupakan ancaman atau gangguan kesehatn pria dan pasangan serta melemahkan ketahanan dan kualitas keluarga c. Kondisi yang memerlukan perhatian khusus : Infeksi kulit pada daerah opersi Infeksi sistemik yang sangat mengganggu kondisi kesehatan klien Hidrokel atau varikokel yang besar Hernia inguinalis Undesensus tertikularis Massa intraskrotalis Anemia berat, gangguan pembekuan darah atau sedang menggunakan antinoagulansia d. Konseling, informasi dan persetujuan medis Klien dijelaskan tentang prosedur vasektomi tidak mengganggu hormon pria tau menyebabkan perubahan kemampuan atau kepuasan seksual

Didit Fajar Nugroho/LBM 3/KB/SGD 17

Setelah prosedur vasektomi, gunakan salah satu kontrasepsi pilihan hingga spermatozoa yang tersisa dalam vesika seminalis telah dikeluarkan seluruhnya. Metode kontrasepsi barier 7) KONDOM a. CARA KERJA kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dengan cara mengemas sperma di ujung selubung karet yang dipasang pada penis sehingga sperma tersebut tidak tercurah dalam saluran reproduksi perempuan mencegah penularan mikroorganisme (IMS termasuk HBV dan HIV/AIDS) dari satu pasangan ke pasangan yang lain (khusus kondom terbuat dari lateks dan vinil) b. EFEKTIVITAS Kondom cukup efekktif bila dipakai secara benar pada setiap kali berhubungan seksual. Pada beberapa pasangan, pemakaian kondom tidak efektif karena tidak dipakai secara konsisten. c. MANFAAT Kontrasepsi efektif bila digunakan dengan benar tidak menggangu produksi ASI tidak menggangu kesehatan klien tidak mempunyai pengaruh sistemik murah dan dapat dibeli secara umum tidak perlu resep dokter metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi lainnya harus ditunda. Nonkontrasepsi memberi dorongan kepada suami isteri untuk ikut ber-KB dapat mencegah penularan IMS mencegah ejakulasi dini membantu mencegah terjadinya kanker serviks (mengurangi iritasi bahan karsinogenik eksogen pada seviks) saling berinteraksi sesama pasangan mencegah imuno infertilitas Keterbatasan efektivitas tidak terlalu tinggi cara menggunakan sangat mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi agak menggangu hubungan seksual (mengurangi sentuhan langsung) pada beberapa klien bisa menyebabkan kesulitan mempertahankan ereksi

Didit Fajar Nugroho/LBM 3/KB/SGD 17

harus selalu tersedia setiap kali berhubungan pembuangan kondom bekas mungkin menimbulkan masalah dalam hal limbah.

d. EFEK SAMPING EFEK SAMPING PENANGANAN Kondom rusak atau Buang dan pakai kondom baru atau pakai spermisida diperkirakan bocor (sebelum digabung kondom berhubungan) Kondom bocor atau dicurigai Pemberian monitoring after pill (kontrasepsi darurat) ada curahan di vagina saat berhubungan Dicurigai adanya reaksi alergi Jika keluhan menetapsesudah berhubungan seksualdan (spermisida) tidak ada gejala IMS, berikan kondom alami (produk hewani : lamb skin atau gut) atau bantu klien memilih metode lain. Mengurangi kenikmatan Jika penurunan kepekaantidak bisa ditolerir biarpun dengan hubungan seksual kondom yang lebih tipis, anjurkan pemakaian metode lain. 8) DIAGFRAGMA Diagfragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks (karet) yang diinsersikan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup serviks a. JENIS flat spring (flat metal band) coil spring (coiled wire) arching spring (kombinasi metal spring) b. CARA KERJA Menahan sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran alat reproduksi bagian atas (uterus dan tuba falopii) dan sebagai alat tempat spermisida. c. MANFAAT Kontrasepsi efektif bila digunakan dengan benar tidak menggangu produksi ASI tidak menggangu hubungan seksual karena telah terpasang sampai 6 jam sebelumnya. Tidak menggangu kesehatan klien. Tidak mempunyai pengaruh sistemik.

Didit Fajar Nugroho/LBM 3/KB/SGD 17

Nonkontrasepsi Salah satu perlindungan terhadap IMS/HIV/AIDS, khususnya bila digunakan dengan spermisida. Bila digunakan saat haid bisa menampung darah menstruasi. Keterbatasan Efektifitas sedang Keberhasilan kontrasepsi tergantung pada kepatuhan mengikuti cara penggunaan Motivasi diperlukan berkesinambungan dengan menggunakannya setiap berhubungan seksual. Pemeriksaan pelviks oleh petugas kesehatan terlatih diperlukan untuk memastikan ketepatan pemasngan. Pada beberapa pemasangan menjadi penyebab infeksi saluran uretra. Pada 6 jam pascahubungan seksual alat masih harus berada di posisinya.

d. EFEK SAMPING EFEK SAMPING Infeksi saluran uretra Dugaan adanya alergi diagfragma atau dugaan reaksi alergi spermisida Rasa nyeri pada tekanan terhadap kandung kemih Timbul cairan vagina dan berbau jia dibiarkan lebih dari 24 jam PENANGANAN Pengobatan dengan antibiotik Jika ada gejala iritasi vagina khususnya pasca bersenggama dan tidak mengidap IMS, berikan spermisida yang lain atau pilih metode yang lain. Cobalah dengan alat yang lebih kecil.

Periksa adanya IMS atau benda asing dalam vagina (tampon dll), jika tidak ada sarankan klien untuk melepaskan diagfragma setelah melakukan hubungan seksual. Setelah diangkat, cuci diagfragma dengan hati-hati menggunakan sabun cair dan air, jangan menggunkan bedak atau talk jika akan disimpan.

9) SPERMISIDA Adalah bahan kimia (biasanya non oksinol-9) digunakan untuk menonaktifkan atau membunuh sperma. Dikemas dalam bentuk : Aerosol (busa) Tablet vaginal, suppositoria, atau dissolvable film krim a. CARA KERJA Menyebabkan sel membran sperma terpecah, memperlambat pergerakan sperma dan menurunkan kemampuan pembuahan sel telur.

Didit Fajar Nugroho/LBM 3/KB/SGD 17

b. MANFAAT Kontrasepsi Efektif seketika (busa dan krim) Tidak menggangu prosuksi ASI Bisa digunakan sebagai pendukung metode lain. Tidak menggangu kesehatan klien. Tidak mempunyai pengaruh sistemik. Mudah digunakan. Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual. Tidak perlu resep dokter. Nonkontrasepsi Merupakan salah satu perlindungan terhadap IMS termasuk HBV dan HIV/AIDS. c. Keterbatasan Efektifitas kurang Efektifitas sebagai kontrasepsi bergantung pada kepatuhan mengikuti cara penggunaan. Ketergantungan pengguna dari motivasi berkelanjutan dengan memakai setiap melakukan hubungan seksual. Pengguna harus menunggu 10-15 menit setelah aplikasi sebelum melakukan hubungan seksual (tablet busa vagina, suppositoria dan film) Efektivitas aplikasii hanya 1-2 jam. d. EFEK SAMPING

EFEK SAMPING PENANGANAN DAN MASALAH Iritasi vagina Periksa adanya vaginitis dan IMS. Jika penyebabnya spermisida, alihkan ke spermisida lain dengan komposisi zat kimia berbeda. iritasi penis dan Periksa IMS. Jika penyebabnya spermisida, alihkan ke spermisida lain tidak nyaman dengan komposisi zat kimia berbeda. Gangguan rasa Periksa reaksi alergi atau terbakar. Yakinkan bahwa rasa hangat adalah panas di vagina normal. Jika tidak ada perubahan, alihkan ke spermisida lainnya dengan komposisi kimia berbeda atau bantu klien untuk memilih metode lain. Kegagalan tablet Pilih spermisida lainnya dengan komposisi kimia berbeda atau bantu tidak larut klien untuk memilih metode lain. 10) MAL (metode amenorea laktasi) a. jenis b. cara kerja c. keuntungan d. keterbatasan e. waktu mulai menggunakan

Didit Fajar Nugroho/LBM 3/KB/SGD 17

f. yang dapat dan tidak dapat menggunakan g. cara penggunaan 11) coitus interuptus adalah penarikan penis dari vagina sebelum terjadi ejakulasi. Hal ini berdasar kenyataan, bahwa akan terjadinya ejakulasi disadari sebelumnya oleh sebagian besar pria, dan setelah itu masih ada waktu kira-kira 1 detik sebelum ejakulasi terjadi. Waktu yang singkat ini digunakan untuk menarik penis dari vagina. Keuntungan: cara ini tidak membutuhkan biaya, alat maupun persiapan Kekurangan: untuk mensukseskan cara ini dibutuhkan penegndalian diri yang besar dari pria. Efektivitas cara ini dianggap kurang karena adanya kegagalan yang disebabkan karena: Adanya pengeluaran air mani sebelum ejakulasi (praejaculatory fluid) yang dapat mengandung sperma, apalagi pada koitus yang berulang Terlambatnya pengeluaran penis dari vagina Pengeluaran semen dekat vulva dapat menyebabkan kehamilan, karena ada hubungan antara vulva dengan vagina 12) perpanjangan masa menyusui anak (prolonged lactation) sama dengan MAL (Metode amenorea laktasi). Laktasi dikaitkan dengan adanya prolaktinemi dan prolaktin menekan adanya ovulasi. Efektivitas: menyusui anak mencegah ovulasi dan memperpanjang masa amenorea postpartum. Akan tetapi, ovulasi dapat terjadi lagi pada suatu saat, dan akan mendahului haid pertama setelah partus. Bila hal ini terjadi, maka konsepsi dapat terjadi selagi wanita tsb masih dalam keadaan amenorea (hamil kembali setelah melahirkan sebelum mendapat haid) Kontrasepsi darurat Untuk kehamilan yang tidak diinginkan, menggunkan pil khusus pencegah kehamilan (PKPK). Cara kerjar : menunda ovulasi, mencegah implantasi di endometrium. Tidak akan efektif jika sudah implantasi. Jenis : Pil KB biasa dengan kombinasi estrogen progesteron atau levonorgastrel,

Tujuan pemakaian kontrasepsi - Menunda kehamilan - Menjarangkan kehamilan - Menghentikan kesuburan Indikasi dan kontra indikasi menggunakan alat kontrasepsi KI POK Absolute : Tromboplebitis mempercepat perlekatan dan adhesi trombosit

Didit Fajar Nugroho/LBM 3/KB/SGD 17

Kelainan cerebrovaskuler Penyakit janutng koroner Ca Mammae Neoplasma dependent estrogen Kehamilan Tumor hepar Perdarahan abnormal genital

KI relative kuat : Sakit kepala berat Hipertensi DM Penyakit kandung empedu Umur >40 tahun disertai dengan FR lain untuk penyakit kardiovaskuler Umur >= 35 tahun dan perokok berat KI IUD KI absolute : Infeksi pelvis yang aktif Kehamilan atau persangkaan hamil KI relative kuat : Partner sex banyak Cervicitis akut atau purulenta Kelainan darah yang tidak diketahui sebabnya Kelainan pembekuan darah Kesukaran memperoleh pertolongan gawat darurat bila terjadi komplikasi Riwayat kehamilan ektopik Pernah mengalami infeksi pelvis Gangguan respon terhadap penyakit infeksi (AIDS, DM, pengobatan dengan kortikosteroid)

KI insersi IUD Keganasan endometrium atau cervix Uterus yang kecil sekali Endometriosis Myoma uteri Polip endometrium Kelainan congenital uterus

Didit Fajar Nugroho/LBM 3/KB/SGD 17

Dismenore berat Darah haid yang banyak Alergi Cu Anemia Dll Pengukuran keberhasilan dari macam2 KB - Kelebihan dan kekurangan masing2 alat kontrasepsi Pengaruh penggunaan pil KB terhadap ibu dan anak Efek samping penggunaan alat kontrasepsi

Didit Fajar Nugroho/LBM 3/KB/SGD 17

IUD ES saat insersi : Rasa sakit Muntah, keringat dingin dan syncope Perforasi uterus ES kemudian hari : Rasa sakit dan perdarahan Embedding dan displacement Infeksi (masuknya kuman, bertambahnya volume darah, jadi media berkembangnya kuman, naiknya kuman melalui benang IUD)

KONTAP 3-19 kematian per 100.000 operasi MOW lebih rendah daripada kematian maternal Penyebab utama : Dosis utama yang berlebihan Infeksi Perdarahan hebat

Mekanisme Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) sebagai alat kontrasepsi


Mekanisme kerja lokal AKDR sebagai berikut : 2. AKDR merupakan benda asing dalam rahim sehingga menimbulkan reaksi benda asing dengan timbunan leokosit, makrofag, dan limfosit. 3. AKDR menimbulkan perubahan pengeluaran cairan, prostaglandin, yang menghalangi kapasitas spermatozoa. 4. Pemadatan endometrium oleh leokosit, makrofag, dan limfosit menyebabkan blastokis mungkin di rusak oleh makrofag dan blastokis tidak mampu melaksanakan nidasi. 5. Ion Cu yang dikeluarkan AKDR dengan Cupper menyebabkan gangguan gerak spermatozoa sehingga mengurangi kemampuan untuk melaksanakan konsepsi . Mekanisme kerja yang pasti belum diketahui dan masih dalam penelitian. Keuntungan AKDR adalah : 1. Dapat diterima masyarakat dengan baik.

Didit Fajar Nugroho/LBM 3/KB/SGD 17

2. Pemasangan tidak memerlukan medis teknis yang sulit. 3. Kontrol medis yang ringan. 4. Penyulit tidak terlalu berat. 5. Pulihnya kesuburan setelah AKDR dicabut berlangsung baik. Kerugian AKDR 2. Masih terjadi kehamilan dengan AKDR in situ. 3. Terdapat perdarahan: spotting dan menometroragia. 4. Leokorea, sehingga menguras protein tubuh dan liang senggama terasa lebih basah. 5. Dapat terjadi infeksi. 6. Tingkat akhir infeksi menimbulkan kemandulan primer atau sekunder dam kehamilan ektopik. 7. Tali AKDR dapat menimbulkan perlukaan portio uteri dan mengganggu hubungan seksual. Sekalipun masih dijumpai penyulit AKDR, kelangsungan pemakaian cukup tinggi, sehingga tetap menjadi andalan gerakan keluarga berencana nasional. Kapan waktu untuk memasang AKDR Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) dipasang diluar hamil dan saat selesai menstruasi. Sekitar tahun 1970, Lippes loop D dipasang pada program postpartum. Pemasangan program postartum belum memuaskan karena banyak terjadi ekspulsi, dan masyarakat segan untuk kembali. Ekspulsi terjadi pada pemasangan pascapersalinan. AKDR dapat dipasang pada: 1. Bersamaan dengan mentruasi. 2. Segera setelah bersih menstruasi. 3. Pada masa akhir puerperium. 4. Tiga bulan pascapersalinan. 5. Bersamaan dengan seksio sesaria. 6. Bersamaan dengan abortus dan kuretage. 7. Hari kedua-ketiga pascapersalinan. Kapan AKDR tidak dapat dipasang 1. Terdapat infeksi genitalia 4. Menimbulkan eksaserbasi (kambuh) infeksi. 5. Keadaan patologis lokal: frungkle,stenosis vagina, infeksi vagina. 2. Dugaan keganasan serviks. 3. Perdarahan dengan sebab yang tidak jelas.

Didit Fajar Nugroho/LBM 3/KB/SGD 17

4. Pada kehamilan: terjadi abortus, mudah perforasi, perdarahan, infeksi. Daftar Pustaka : Manuaba. Ida Bagus Gde. (1998). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta. EGC

Вам также может понравиться