Вы находитесь на странице: 1из 17

HIPERFUNGSI KORTEKS ADRENAL

Oleh : Rizky Amelia 111 0211 040 A-3

Hiperfungsi Korteks Adrenal :


Sindroma Cushing Aldosteronisme Hirsutisme

Aldosteronisme

Aldosteronisme merupakan sindroma yang dihubungkan dengan hipersekresi aldosteron mineralkortikoid adrenal utama. Aldosteronisme : 1. primer 2. sekunder

Aldosteronisme Primer (Sindrom Conn)


Aldosteronisme primer merupakan hasil adenoma adrenal yang menghasilkan aldosteron. Kadang juga terjadi akibat karsinoma adrenal. Penyakit ini 2x lebih sering pada perempuan dibanding laki-laki ; terjadi antara usia 30-50 tahun ; dan terjadi pada sekitar 1% pasien hipertensi tidak terseleksi.

Tanda dan Gejala :

Hipersekresi aldosteron yang terus menerus meningkatkan pertukaran natrium intratubuler tubulus distal ginjal untuk ion hidrogen dan kalium yang disekresi, maka terjadilah hipokalemia. Hipokalemia menyebabkan kelemahan dan kelelahan otot. Kebanyakan pasien mempunyai hipertensi diastolik akibat peningkatan reabsorpsi natrium.

Diagnosis :
1. 2. 3.

Hipertensi diastolik tanpa edema Hiposekresi renin Hipersekresi aldosteron

Terapi :

Aldosteronisme primer akibat adenoma biasanya diobati dengan eksisi pembedahan. Pemberian antagonis aldosteron, spironolakton, efektif pada banyak kasus. Hipertensi dan hipokalemia biasanya dikontrol dengan spironolakton dosis 25-100 mg setiap 8 jam.

Aldosteronisme Sekunder

Timbul pada keadaan ketika terdapat penurunan tekanan arteriola aferen glomerulus, sehingga menyebabkan perangsangan sistem renin-angiotensin. Aldosteronisme sekunder terlihat pada gagal jantung kongestif, sirosis hati, dan sindrom nefrotik, suatu keadaan ketika edema merupakan gambaran klinis yang paling menonjol.

Contohnya pada gagal jantung kongestif, pasien tidak dapat memompa darah dg normal dan terjadi penurunan curah jantung. Tekanan perfusi pada arteriola aferen glomerullus ginjal menurun. Penurunan tekanan ini ditangkap oleh reseptor yg berada di aparatus jukstaglomerular, dan renin disekresi dalam jumlah yg berlebihan. Renin mengaktifkan produksi angiotensin, yg selanjutnya merangsang sekresi aldosteron dari korteks adrenal yg sebenarnya normal.

Aldosteronisme sekunder juga dapat berkembang pada keadaan saat terjadi penyumbatan sebagian arteri renalis, menimbulkan hipertensi vaskular ginjal.

Diagnosis :

Didasarkan pada pengukuran peningkatan kadar aldosteron dalam plasma dan urine dan pengukuran renin plasma.

Hirsutisme

Hirsutisme didefinisikan sebagai pertumbuhan rambut tubuh yang berlebihan pada perempuan dengan pola distribusi yang khas laki-laki pada sekujur wajah, periareolar, abdominal, dan daerah sakral. Hirsutisme dapat muncul sendiri maupun merupakan bagian dari sindrom virilisasi, yang merupakan gambaran klinis yg terdapat pada anak perempuan pada setiap umur dengan tanda dab gejala defeminisasi dan maskulinisasi.

Etiologi

Hirsutisme dapat terjadi akibat kelebihan androgen yang disebabkan oleh hiperplasia, adenoma, atau karsinoma.

Tanda dan Gejala Klinis

Penemuan yg khas pada defeminisasi adalah amenore, berkurangnya libido, atrofi payudara, dan hilangnya bentuk tubuh feminin. Ciri-ciri maskulinisasi terdiri dari hirsutisme, seborea, jerawat, suara yg berat, bertambahnya perkembangan muskular, dan pembesaran klitoris.

Diagnosis :

Pengukuran kadar produksi androgen yg berlebihan meliputi pengukuran kadar testosteron darah total atau testosteron bebas, DHEA, dan androstenedion.

Terapi :

Pemberian spironolakton karena mampu menekan produksi androgen dan kerja androgen pada tingkat target jaringan. Pemberian metformin dan analog tiazolidinedion telah memperlihatkan penurunan produksi androgen dengan cara menekan hiperinsulinemia akibat kelebihan androgen pada berbagai bentuk.

Вам также может понравиться