Вы находитесь на странице: 1из 6

Batik Indonesia Resmi Diakui UNESCO

Jumat, 2 Oktober 2009 20:44 WIB | Hiburan | Seni/Teater/Budaya | Dibaca 1923 kali

Jakarta (ANTARA News) - Batik Indonesia secara resmi diakui UNESCO dengan dimasukkan ke
dalam Daftar Representatif sebagai Budaya Tak-benda Warisan Manusia (Representative List of
the Intangible Cultural Heritage of Humanity) dalam Sidang ke-4 Komite Antar-Pemerintah
(Fourth Session of the Intergovernmental Committee) tentang Warisan Budaya Tak-benda di Abu
Dhabi.

Dalam siaran pers dari Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar) yang diterima
ANTARA di Jakarta, Jumat, UNESCO mengakui batik Indonesia bersama dengan 111 nominasi
mata budaya dari 35 negara, dan yang diakui dan dimasukkan dalam Daftar Representatif
sebanyak 76 mata budaya.

Sebelumnya pada tahun 2003 dan 2005 UNESCO telah mengakui Wayang dan Keris sebagai
Karya Agung Budaya Lisan dan Takbenda Warisan Manusia (Masterpieces of the Oral and
Intangible Cultural Heritage of Humanity) yang pada tahun 2008 dimasukkan ke dalam
Representative List.

Depbudpar menyatakan masuknya Batik Indonesia dalam UNESCO Representative List of


Intangible Cultural Heritage of Humanity merupakan pengakuan internasional terhadap salah
satu mata budaya Indonesia, sehingga diharapkan dapat memotivasi dan mengangkat harkat
para pengrajin batik dan mendukung usaha meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Depbudpar menyatakan upaya agar Batik Indonesia diakui UNESCO ini melibatkan para
pemangku kepentingan terkait dengan batik, baik pemerintah, maupun para pengrajin, pakar,
asosiasi pengusaha dan yayasan/lembaga batik serta masyarakat luas dalam penyusunan
dokumen nominasi.

Perwakilan RI di negara anggota Tim Juri (Subsidiary Body), yaitu di Persatuan Emirat Arab, Turki,
Estonia, Mexico, Kenya dan Korea Selatan serta UNESCO-Paris, memegang peranan penting
dalam memperkenalkan batik secara lebih luas kepada para anggota Subsidiary Body, sehingga
mereka lebih seksama mempelajari dokumen nominasi Batik Indonesia.

UNESCO mencatat Batik Indonesia dan satu usulan lainnya dari Spanyol merupakan dokumen
nominasi terbaik dan dapat dijadikan contoh dalam proses nominasi mata budaya tak-benda di
masa datang.

Depbudpar menyatakan upaya Pemerintah Indonesia ini merupakan komitmen sebagai negara
pihak Konvensi UNESCO tentang Perlindungan Warisan Budaya Takbenda, yang telah berlaku
sejak 2003 dan diratifikasi oleh 114 negara (Indonesia meratifikasinya tahun 2007).

Konvensi dimaksud menekankan perlindungan warisan budaya takbenda, antara lain tradisi
bertutur dan berekspresi, ritual dan festival, kerajinan tangan, musik, tarian, pagelaran seni
tradisional, dan kuliner. Warisan yang masih hidup dan diturunkan dari generasi ke generasi,
memberikan komunitas dan kelompok rasa identitas dan keberlangsungan, dan dianggap
sebagai upaya untuk menghormati keanekaragaman budaya dan kreatifitas manusia.

UNESCO mengakui bahwa Batik Indonesia mempunyai teknik dan simbol budaya yang menjadi
identitas rakyat Indonesia mulai dari lahir sampai meninggal, bayi digendong dengan kain batik
bercorak simbol yang membawa keberuntungan, dan yang meninggal ditutup dengan kain batik.

Pakaian dengan corak sehari-hari dipakai secara rutin dalam kegiatan bisnis dan akademis,
sementara itu berbagai corak lainnya dipakai dalam upacara pernikahan, kehamilan, juga dalam
wayang, kebutuhan nonsandang dan berbagai penampilan kesenian. Kain batik bahkan
memainkan peran utama dalam ritual tertentu.

Berbagai corak Batik Indonesia menandakan adanya berbagai pengaruh dari luar mulai dari
kaligrafi Arab, burung phoenix dari China, bunga cherry dari Jepang sampai burung merak dari
India atau Persia.

Tradisi membatik diturunkan dari generasi ke generasi, batik terkait dengan identitas budaya
rakyat indonesia dan melalui berbagai arti simbolik dari warna dan corak mengekspresikan
kreatifitas dan spiritual rakyat Indonesia.

UNESCO memasukkan Batik Indonesia ke dalam Representative List karena telah memenuhi
kriteria, antara lain kaya dengan simbol-simbol dan filosofi kehidupan rakyat Indonesia; memberi
kontribusi bagi terpeliharanya warisan budaya takbenda pada saat ini dan di masa mendatang.
Selanjutnya seluruh komponen masyarakat bersama pemerintah melakukan langkah-langkah
secara berkesinambungan untuk perlindungan termasuk peningkatan kesadaran dan
pengembangan kapasitas termasuk aktivitas pendidikan dan pelatihan.

Dalam menyiapkan nominasi, para pihak terkait telah melakukan berbagai aktivitas, termasuk
melakukan penelitian di lapangan, pengkajian, seminar, dan sebagainya untuk mendiskusikan isi
dokumen dan memperkaya informasi secara bebas dan terbuka.

Pemerintah telah memasukkan Batik Indonesia ke dalam Daftar Inventaris Mata Budaya
Indonesia.
(*)

Batik, Jangan Cuma Puas Diakui UNESCO

BATIK A PLAY OF LIGHT AND SHADES


Corak Gringsing.
/
Artikel Terkait:

• Soetrisno Bachir Usulkan 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional


• Gubernur Jabar: Dorong Batik Bagian dari Budaya
• Pekalongan Gelar Pesta Batik
• 2 Oktober, Pelajar Juga Pakai Batik Dong!
• Warga Jakarta Diminta Berbatik Tanggal 2 Oktober

Rabu, 30 September 2009 | 19:39 WIB


Laporan wartawan KOMPAS Ester Lince Napitupulu

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengumuman pengukuhan batik Indonesia dalam daftar


representatif budaya tak benda warisan manusia atau Representative List of Intangible Cultural
Heritage- UNESCO yang direncanakan pada Jumat nanti di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, diakui
membanggakan bangsa Indonesia. Tetapi diharapkan Indonesia tidak berhenti berjuang setelah
pengakuan dunia tanpa mengembangkan batik supaya makin berkontribusi positif secara
multidimensi bagi masyarakat di Indonesia.

Doddy Soepardi, Dewan Pembina Yayasan Batik Indonesia, dalam jumpa pers mengenai rencana
pengumuman pengukuhan batik Indonesia dalam daftar representatif budaya tak beda warisan
manusia di Jakarta, Rabu (30/9), mengaku optimistis batik semakin berkembang. Dengan
berkembangnya produk desainer, motif atau ragam batik juga berkembang terus, kata Doddy.

Seandainya penetapan UNESCO tetap sesuai rencana, batik menjadi warisan budaya Indonesia
ketiga yang diakui dunia. Sebelumnya adalah wayang (2003) dan keris (2005) yang ditetapkan
UNESCO sebagai karya agung budaya lisan dan tak benda warisan manusia.

Selanjutnya yang menunggu giliran adalah best practices diklat budaya batik Indonesia yang
diharapkan bisa ditetapkan sebagai best practises untuk perlindungan warisan budaya tak benda.
Selain itu, Indonesia juga sedang memperjuangkan angklung.

Mohammad Nuh, Menteri Komunikasi dan Informasi yang juga menjabat Menteri Kebudayaan
dan Pariwasata Ad-Interim mengatakan dengan adanya pengukuhan dunia pada batik Indonesia
tidak perlu lagi ada keraguan dari masyarakat soal kepemilikan batik. Kita mengajukan batik ke
UNESCO juga dalam rangka proses kepemilikan. Ini kewajiban moral untuk menyelamatkan
warisan bangsa. Kita tidak melarang bangsa lain memakai produk budaya Indonesia. Tetapi jika
ada pengklaiman atau pengakuan sebagai hak milik oleh suatu bangsa lain, tentu kita tidak bisa
tinggal diam, kata Nuh.

Menurut Nuh, sekitar sejam setelah diumumkan secara resmi oleh UNESCO, rencananya Selasa
malam Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan mendeklarasikan pengukuhan batik tersebut.
Keyakinan batik Indonesia masuk dalam daftar representatif budaya tak benda warisan manusia
UNESCO karena Indonesia telah memperjuangkan melalui proses yang panjang dan hanya
tinggal menunggu legitimasi dari hasil pembahasan kelayakan dalam pertemuan UNESCO di
Abu Dhabi.
Nuh mengatakan perlu terus ditumbuhkan kesadaran sosial di kalangan masyarakat untuk
mencintai dan menyelamatkan produk budaya bangsa. Menyelamatkan itu dalam arti berjuang
untuk mendapatkan pengakuan secara resmi dan menjadikan produk budaya sebagai bagian dari
aktivitas keseharian.

Pengakuan batik Indonesia secara internasional, kata Nuh, tidak bermakna jika masyarakat
Indonesia sendiri tidak mengapresiasi batik. Perkembangan batik sekarang mesti terus
dipertahankan sehingga tetap menjadi bagian dari keseharian masyarakat.

Pemerintah akan mengembangkan pengakuan, lalu juga membantu untuk memperkuat promosi.
Dengan demikian, sentra-sentra batik yang ada semakin berkembang dan mampu memunculkan
keunikan-keunikan dalam kreasi batik. Selain itu, pemerintah akan membantu supaya batik
mudah mendapat lisensi atau hak paten.

Surya Dharma, Kepala Pusat Informasi dan Humas Departemen Kebudayaan dan Pariwisata
menjelaskan batik Indonesia masuk dalam representatif budaya tak benda warisan manusia
UNESCO karena melihat pada nilai-nilai historis, filosofis, aspek-aspek religius yang
melatarbelakangi pembuatan batik. Penilaian tidak sekedar motif batik Indonesia saja yang
memang diakui dunia

Kejutan SBY Untuk Pencinta Batik


Minggu, 4 Oktober 2009 19:35 WIB | Hiburan | Seni/Teater/Budaya | Dibaca 1777 kali

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (ANTARA/Widodo S. Jusuf)

Jakarta (ANTARA News) - Keputusan Badan PBB untuk urusan kebudayaan (UNESCO) bahwa batik
menjadi salah satu warisan budaya dunia tentunya memberikan kegembiraan bagi para pecinta
batik Indonesia yang selama ini memang memperjuangkan agar kekayaan seni tak berbenda
tersebut bisa sah milik Indonesia.

Namun, sebentar lagi, para pecinta batik akan mendapatkan kejutan khusus dari Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono, sepertinya yang dijanjikannya saat bertemu para pecinta batik dan
anggota Yayasan Batik Indonesia di Cikeas, Bogor, pekan lalu.

"Saya punya kejutan, sekarang ini saya sedang berkolaborasi dengan seniman batik dari daerah
tertentu. Tunggu tanggal mainnya," kata Presiden yang malam itu didampingi oleh Ibu Ani
Yudhoyono.

Meski enggan merinci lebih jauh, Presiden mengatakan hasil kolaborasi itu akan mencerminkan
tiga budaya Indonesia yang sudah menjadi bagian dari 76 warisan budaya dunia yaitu Keris,
Wayang dan Batik itu sendiri.

Tak lupa, malam itu, dalam acara yang dihadiri oleh sejumlah menteri anggota Kabinet Indonesia
Bersatu yang merupakan pecinta batik, anggota yayasan Batik Indonesia, Kepala Negara
mengatakan hari batik ditetapkan akan diperingati setiap 2 Oktober.

Penetapan batik sebagai warisan budaya itu ditetapkan UNESCO di Abu Dhabi pada tanggal 2
Oktober 2009.

Keputusan UNESCO yang sudah lama dinanti-nanti bangsa Indonesia itu disambut meriah dan
berbagai kalangan pada tanggal tersebut menggunakan batik baik untuk bekerja , bersekolah
serta kuliah serta berbagai kegiatan lainnya.

Keputusan badan dunia itu diharapkan akan menggairahkan para pengusaha serta perajin batik
untuk meningkatkan kualitas mereka baik mutu, desain maupun jumlahnya sehingga bisa
membuktikan kepada bangsa-bangsa lain serta UNESCO sendiri bahwa keputusan itu akan
ditindaklanjuti oleh bangsa ini.(*)

Вам также может понравиться