Вы находитесь на странице: 1из 13

KONJUNGTIVITS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan


Konjungtivitis adalah peradangan selaput bening yang menutupi bagian putih mata dan bagian dalam kelopak mata. Peradangan tersebut menyebabkan timbulnya berbagai macam gejala, salah satunya adalah mata merah. Konjungtivitis dapat disebabkan oleh virus, bakteri, alergi, atau kontak dengan benda asing, misalnya kontak lensa. Konjungtivitis virus biasanya mengenai satu mata. Pada konjungtivitis ini, mata sangat berair. Kotoran mata ada, namun biasanya sedikit. Konjungtivitis bakteri biasanya mengenai kedua mata. Ciri khasnya adalah keluar kotoran mata dalam jumlah banyak, berwarna kuning kehijauan. Konjungtivitis alergi juga mengenai kedua mata. Tandanya, selain mata berwarna merah, mata juga akan terasa gatal. Gatal ini juga seringkali dirasakan dihidung. Produksi air mata juga berlebihan sehingga mata sangat berair. Konjungtivitis papiler raksasa adalah konjungtivitis yang disebabkan oleh intoleransi mata terhadap lensa kontak. Biasanya mengenai kedua mata, terasa gatal, banyak kotoran mata, air mata berlebih, dan kadang muncul benjolan di kelopak mata. Konjungtivitis virus biasanya tidak diobati, karena akan sembuh sendiri dalam beberapa hari. alaupun demikian, beberapa dokter tetap akan memberikan larutan astringen agar mata senantiasa bersih sehingga in!eksi sekunder oleh bakteri tidak terjadi dan air mata buatan untuk mengatasi kekeringan dan rasa tidak nyaman di mata. "bat tetes atau salep antibiotik biasanya digunakan untuk mengobati konjungtivitis bakteri. #ntibiotik sistemik juga sering digunakan jika ada in!eksi di bagian tubuh lain. Pada konjungtivitis bakteri atau virus, dapat dilakukan kompres hangat di daerah mata untuk meringankan gejala. Tablet atau tetes mata antihistamin cocok diberikan pada konjungtivitis alergi. $elain itu, air mata buatan juga dapat diberikan agar mata terasa lebih nyaman, sekaligus melindungi mata dari paparan alergen, atau mengencerkan alergen yang ada di lapisan air mata. %ntuk konjungtivitis papiler raksasa, pengobatan utama adalah menghentikan paparan dengan benda yang diduga sebagai penyebab, misalnya berhenti menggunakan lensa kontak. $elain itu dapat diberikan tetes mata yang ber!ungsi untuk mengurangi peradangan dan rasa gatal di mata. Pada dasarnya konjungtivitis adalah penyakit ringan, namun pada beberapa kasus dapat berlanjut menjadi penyakit yang serius. %ntuk itu tidak ada salahnya berkonsultasi dengan dokter mata jika terkena konjungtivitis.

1.1 Tujuan
Tujuan penulisan tinjauan pustaka ini antara lain untuk memenuhi salah satu penilaian kognitif pada masa Kepaniteraan Klinik pada stase bagian Kedokteran Komunitas. Selain itu, tujuan penulisan tinjauan pustaka ini juga untuk menambah pengetahuan bagi penulis dan bagi orang lain yang membacanya terutama mengenai konjungtivitis.

BABA II

TEORI 2.1 Defini i


Konjungtivitis adalah peradangan konjungtiva yang ditandai oleh dilatasi vaskular, infiltrasi selular dan eksudasi.1, 3

2.2 Kla ifi!a i


A. Konjungtivitis Karena agen infeksi . Konjungtivitis !munologik "Alergik# $. Konjungtivitis Akibat %enyakit Autoimun &. Konjungtivitis Kimia atau !ritatif '. Konjungtivitis yang %enyebabnya tidak &iketahui (. Konjungtivitis yang erhubungan dengan %enyakit Sistemik ). Konjungtivitis pada &akriosistitis atau Kanalikulitis

2." K#n$un%&i'i&i Ka(ena a%en infe! i


2.".1 K#n$un%&i'i&i Ba!&e(ial Terdapat dua bentuk konjungtivitis bacterial* akut "dan subakut# dan menahun. %enyebab konjungtivitis bakteri paling sering adalah Staphylococcus, Pneumococcus, dan Haemophilus. Konjungtivitis bacterial akut dapat sembuh sendiri bila disebabkan mikroorganisme seperti Haemophilus influenza. +amanya penyakit dapat mencapai , minggu jika tidak diobati dengan memadai. Konjungtivitis akut dapat menjadi menahun. %engobatan dengan salah satu dari sekian antibacterial yang tersedia biasanya mengenai keadaan ini dalam beberapa hari. Konjungtivitis purulen yang disebabkan Neisseria gonorroeae atau Neisseria meningitides dapat menimbulkan komplikasi berat bila tidak diobati secara dini
#. Tanda dan Gejala & 'ritasi mata, & (ata merah, & $ekret mata, & Palpebra terasa lengket saat bangun tidur & Kadang&kadang edema palpebra

'n!eksi biasanya mulai pada satu mata dan menular ke sebelah oleh tangan. 'n!eksi dapat menyebar ke orang lain melalui bahan yang dapat menyebarkan kuman seperti seprei, kain, dll.),* B. Pemeriksaan +aboratorium Pada kebanyakan kasus konjungtivitis bacterial, organism dapat diketahui dengan pemeriksaan mikroskopik terhadap kerokan konjungtiva yang dipulas dengan pulasan Gram atau Giemsa, pemeriksaan ini mengungkapkan banyak neutro!il polimor!onuklear.),-,. Kerokan konjungtiva untuk pemeriksaan mikroskopik dan biakan disarankan untuk semua kasus dan diharuskan jika penyakit itu purulen, bermembran atau berpseudomembran. $tudi sensitivitas antibiotika juga baik, namun sebaiknya harus dimulai terapi antibiotika empiric. Bila hasil sensiti!itas antibiotika telah ada, tetapi antibiotika spesi!ik dapat diteruskan. C. Komplikasi dan $ekuel Ble!aritis marginal menahun sering menyertai konjungtiva sta!ilokokus kecuali pada pasien sangat muda yang bukan sasaran ble!aritis. Parut konjungtiva dapat terjadi pada konjungtivitis pseudomembranosa dan pada kasus tertentu yang diikuti ulserasi kornea dan per!orasi. %lserasi kornea marginal dapat terjadi pada in!eksi N gonorroeae, N konchii, N meningitides, H aegyptus, S gonorrhoeae berdi!usi melalui kornea masuk camera anterior, dapat timbul iritis toksik.),. /. Terapi Terapi spesi!ik terhadap konjungtivitis bacterial tergantung temuan agen mikrobiologiknya. $ambil menunggu hasil laboratorium, dokter dapat mulai dengan terapi topical antimikroba. Pada setiap konjungtivitis purulen, harus dipilih antibiotika yang cocok untuk mengobati in!eksi N gonorroeae, dan N meningitides. Terapi topical dan sistemik harus segera dilkasanakan setelah materi untuk pemeriksaan laboratorium telah diperoleh. Pada konjungtivitis purulen dan mukopurulen akut, saccus konjungtiva harus dibilas dengan larutan garam agar dapat menghilangkan secret konjungtiva. %ntuk mencegah penyebaran penyakit ini, pasien dan keluarga diminta memperhatikan secara khusus hygiene perorangan. 0. Perjalanan dan Prognosis Konjungtivitis bakteri akut hampir selalu sembuh sendiri, in!eksi dapat berlangsung selama )1&)2 hari, jika diobati dengan memadai, )&. hari, kecuali konjungtivitis sta!ilokokus 3yang dapat berlanjut menjadi ble!arokonjungtivitis dan memasuki tahap mnehun4 dan konjungtivitis gonokokus 3yang bila tidak diobati dapat berakibat per!orasi kornea dan endo!talmitis4. Karena konjungtiva dapat menjadi gerbang masuk bagi meningokokus ke dalam darah dan meninges, hasil akhir konjungtivitis meningokokus adalah septicemia dan meningitis.),2

Konjungtivitis bacterial menahun mungkin tidak dapat sembuh sendiri dan menjadi masalah pengobatan yang menyulitkan.

2.".2 K#n$un%&i'i&i Vi(u 1. Konjungtivitis Folikuler Virus Akut a). Demam Faringokonjungtival
Tanda dan gejala /emam 5aringokonjungtival ditandai oleh demam .6,.&21 C, sakit tenggorokan, dan konjungtivitis !olikuler pada satu atau dua mata. 5olikuler sering sangat mencolok pada kedua konjungtiva dan pada mukosa !aring. (ata merah dan berair mata sering terjadi, dan kadang&kadang sedikit kekeruhan daerah subepitel. 7ang khas adalah lim!adenopati preaurikuler 3tidak nyeri tekan4.) +aboratorium /emam !aringokonjungtival umumnya disebabkan oleh adenovirus tipe . dan kadang 8 kadang oleh tipe 2 dan 9. :irus itu dapat dibiakkan dalam sel ;e+a dan ditetapkan oleh tes netralisasi. /engan berkembangnya penyakit, virus ini dapat juga didiagnosis secara serologic dengan meningkatnya titer antibody penetral virus. /iagnosis klinis adalah hal mudah dan jelas lebih praktis.),.,< Kerokan konjungtiva terutama mengandung sel mononuclear, dan tak ada bakteri yang tumbuh pada biakan. Keadaan ini lebih sering pada anak&anak daripada orang dewasa dan sukar menular di kolam renang berchlor. ),.,< Terapi Tidak ada pengobatan spesi!ik. Konjungtivitisnya sembuh sendiri, umumnya dalam sekitar )1 hari. )

b). Keratokonjungtivitis Epidemika


Tanda dan gejala Keratokonjungtivitis epidemika umumnya bilateral. #walnya sering pada satu mata saja, dan biasanya mata pertama lebih parah. Pada awalnya pasien merasa ada in!eksi dengan nyeri sedang dan berair mata, kemudian diikuti dalam *&)2 hari oleh !oto!obia, keratitis epitel, dan kekeruhan subepitel bulat. $ensai kornea normal. =odus preaurikuler yang nyeri tekan adalah khas. 0dema palpebra, kemosis, dan hyperemia konjungtiva menandai !ase akut. 5olikel dan perdarahan konjungtiva sering muncul dalam 26 jam. /apat membentuk pseudomembran dan mungkin diikuti parut datar atau pembentukan symblepharon. ),.,2 Konjungtivitis berlangsung paling lama .&2 minggu. Kekeruhan subepitel terutama terdapat di pusat kornea, bukan di tepian, dan menetap berbulan&bulan namun menyembuh tanpa meninggalkan parut. )

Keratokonjungtiva epidemika pada orang dewasa terbatas pada bagian luar mata. =amun, pada anak&anak mungkin terdapat gejala sistemik in!eksi virus seperti demam, sakit tenggorokan, otitis media, dan diare. +aboratorium Keratokonjungtiva epidemika disebabkan oleh adenovirus tipe 6, )>, ->, dan .9 3subgroub / dari adenovirus manusia4. :irus&virus ini dapat diisolasi dalam biakan sel dan diidenti!ikasi dengan tes netralisasi. Kerokan konjungtiva menampakkan reaksi radang mononuclear primer, bila terbentuk ) pseudomembran, juga terdapat banyak neutro!il. Penyebaran Transmisi nosokomial selama pemeriksaan mata sangat sering terjadi melalui jari&jari tangan dokter, alat&alat pemeriksaan mata yang kurang steril, atau pemakaian larutan yang terkontaminasi. +arutan mata, terutama anestetika topical, mungkin terkontaminasi saat ujung penetes obat menyedot materi terin!eksi dari konjungtiva atau silia. :irus itu dapat bertahan dalam larutan itu, yang menjadi sumber penyebaran. ),. Pencegahan Bahaya kontaminasi botol larutan dapat dihindari dengan dengan memakai penetes steril pribadi atau memakai tetes mata dengan kemasan unit&dose. Cuci tangan secara teratur di antara pemeriksaan dan pembersihan serta sterilisasi alat&alat yang menyentuh mata khususnya tonometer juga suatu keharusan. Tonometer aplanasi harus dibersihkan dengan alcohol atau hipoklorit, kemudian dibilas dengan air steril dan dikeringkan dengan hati&hati. 2,< Terapi

Sekarang ini belum ada terapi spesifik, namun kompres dingin akan mengurangi beberapa gejala. kortikosteroid selama konjungtivitis akut dapat memperpanjang keterlibatan kornea sehingga harus dihindari. Agen antibakteri harus diberikan jika terjadi superinfeksi bacterial. 1 c). Konjungtivitis Virus Herpes impleks Tanda dan gejala Konjungtivitis virus herpes simple- biasanya merupakan penyakit anak kecil, adalah keadaan yang luar biasa yang ditandai pelebaran pembuluh darah unilateral, iritasi, bertahi mata mukoid, sakit, dan fotofobia ringan. %ada kornea tampak lesi.lesi epithelial tersendiri yang umumnya menyatu membentuk satu ulkus atau ulkus.ulkus epithelial yang bercabang banyak "dendritik#. Konjungtivitisnya folikuler. /esikel herpes kadang.kadang muncul di palpebra dan tepian palpebra, disertai edema hebat pada palpebra. Khas terdapat sebuah nodus preaurikuler yang terasa nyeri jika ditekan. 1,3 +aboratorium

Tidak ditemukan bakteri di dalam kerokan atau dalam biakan. 0ika konjungtivitisnya folikuler, reaksi radangnya terutama mononuclear, namun jika pseudomembran, reaksinya terutama polimorfonuklear akibat kemotaksis dari tempat nekrosis. !nklusi intranuklear tampak dalam sel konjungtiva dan kornea, jika dipakai fiksasi ouin dan pulasan %apanicolaou, tetapi tidak terlihat dengan pulasan )iemsa. &itemukannya sel 1 sel epithelial raksasa multinuclear mempunyai nilai diagnostic.3 /irus mudah diisolasi dengan mengusapkan sebuah aplikator berujung kain kering di atas konjungtiva dan memindahkan sel.sel terinfeksi ke jaringan biakan.3 Terapi 0ika konjungtivitis terdapat pada anak di atas 1 tahun atau pada orang de2asa, umunya sembuh sendiri dan mungkin tidak perlu terapi. 3amun, antivirus local maupun sistemik harus diberikan untuk mencegah terkenanya kornea. 4ntuk ulkus kornea mungkin diperlukan debridemen kornea dengan hati.hati yakni dengan mengusap ulkus dengan kain kering, meneteskan obat antivirus, dan menutupkan mata selama ,5 jam. Antivirus topical sendiri harus diberikan 6 1 17 hari* trifluridine setiap , jam se2aktu bangun atau salep vida rabine lima kali sehari, atau ido-uridine 7,1 8, 1 tetes setiap jam se2aktu bangun dan 1 tetes setiap , jam di 2aktu malam. Keratitis herpes dapat pula diobati dengan salep acyclovir 38 lima kali sehari selama 17 hari atau dengan acyclovir oral, 577 mg lima kali sehari selama 6 hari.3 4ntuk ulkus kornea, debridmen kornea dapat dilakukan. +ebih jarang adalah pemakaian vidarabine atau ido-uridine. Antivirus topical harus dipakai 6.17 hari. %enggunaan kortikosteroid dikontraindikasikan, karena makin memperburuk infeksi herpes simple- dan mengkonversi penyakit dari proses sembuh sendiri yang singkat menjadi infeksi yang sangat panjang dan berat. 1,3 d). Konjungtivitis Hemoragika Akut 0pidemiologi Semua benua dan kebanyakan pulau di dunia pernah mengalami epidemic besar konjungtivitis konjungtivitis hemoregika akut ini. %ertama kali diketahui di )hana dalam tahun 19:9. Konjungtivitis ini disebabkan oleh co-ackie virus A,5. ;asa inkubasi virus ini pendek "<.5< jam# dan berlangsung singkat "=.6 hari#. = Tanda dan Gejala ;ata terasa sakit, fotofobia, sensasi benda asing, banyak mengeluarkan air mata, merah, edema palpebra, dan hemoragi subkonjungtival. Kadang.kadang terjadi kemosis. >emoragi subkonjungtiva umumnya difus, namun dapat berupa bintik.bintik pada a2alnya, dimulai di konjungtiva bulbi superior dan menyebar ke ba2ah. Kebanyaka pasien mengalami limfadenopati preaurikuler, folikel konjungtiva, dan keratitis epithelial. 4veitis anterior pernah dilaporkan, demam, malaise, mialgia, umum pada ,=8 kasus. 1,=

Penyebaran /irus ini ditularkan melalui kontak erat dari orang ke orang dan oleh fomite seperti sprei, alat.alat optic yang terkontaminasi, dan air. %enyembuhan terjadi dalam =.6 hari Terapi Tidak ada pengobatan yang pasti. !. Konjungtivitis Virus "ena#un a). Blefa(#!#n$un%&i'i&i *#llu +u, -#n&a%i# u, Sebuah nodul molluscum pada tepian atau kulit palpebra dan alis mata dapat menimbulkan konjungtivitis folikuler menahun unilateral, keratitis superior, dan pannus superior, dan mungkin menyerupai trachoma. ?eaksi radang yang mononuclear "berbeda dengan reaksi pada trachoma#, dengan lesi bulat, berombak, putih mutiara, non.radang dengan bagian pusat, adalah khas molluscum kontagiosum. iopsy menampakkan inklusi sitoplasma eosinofilik, yang memenuhi seluruh sitoplasma sel yang membesar, mendesak inti ke satu sisi.3 'ksisi, insisi sederhana nodul yang memungkinkan darah tepi memasukinya, atau krioterapi akan menyembuhkan konjungtivitisnya. .). Blefa(#!#n$un%&i'i&i Va(i+ella/0# &e( Tanda dan gejala >yperemia dan konjungtivitis infiltrate disertai dengan erupsi vesikuler khas sepanjang penyebaran dermatom nervus trigeminus cabang oftalmika adalah khas herpes @oster. Konjungtivitisnya biasanya papiler, namun pernah ditemukan folikel, pseudomembran, dan vesikel temporer, yang kemudian berulserasi. +imfonodus preaurikuler yang nyeri tekan terdapat pada a2al penyakit. parut pada palpebra, entropion, dan bulu mata salah arah adalah sekuele. 1 +aboratorium %ada @oster maupun varicella, kerokan dari vesikel palpebra mengandung sel raksasa dan banyak leukosit polimorfonuklearA kerokan konjungtiva pada varicella dan @oster mengandung sel raksasa dan monosit. /irus dapat diperoleh dari biakan jaringan sel 1 sel embrio manusia. 1 Terapi

Acyclovir oral dosis tinggi "<77 mg oral lima kali sehari selama 17 hari#, jika diberi pada a2al perjalanan penyakit, agaknya akan mengurangi dan menghambat penyakit. 1 +). Ke(a&#!#n$un%&i'i&i *#(.illi Tanda dan gejala %ada a2al penyakit, konjungtiva tampak mirip kaca yang aneh, yang dalam beberapa hari diikuti pembengkakan lipatan semiluner. eberapa hari sebelum erupsi kulit, timbul konjungtivitis eksudatif dengan secret mukopurulen, dan saat muncul erupsi kulit, timbul bercak.bercak Koplik pada konjungtiva dan kadang. kadang pada carunculus. 1,3 %ada pasien imunokompeten, keratokonjungtivitis campak hanya meninggalkan sedikit atau sama sekali tanpa sekuel, namun pada pasien kurang gi@i atau imunokompeten, penyakit mata ini seringkali disertai infeksi >S/ atau infeksi bacterial sekunder oleh S pneumonia, H influenza, dan organism lain. Agen ini dapat menimbulkan konjungtivitis purulen yang disertai ulserasi kornea dan penurunan penglihatan yang berat. !nfeksi herpes dapat menimbulkan ulserasi kornea berat dengan perforasi dan kehilangan penglihatan pada anak.anak kurang gi@i di 3egara berkembang. 1,3 Kerokan konjungtivitis menunjukkan reaksi sel mononuclear, kecuali jika ada pseudomembran atau infeksi sekunder. Sedian terpulas giemsa mengandung sel. sel raksasa. Karena tidak ada terapi spesifik, hanya tindakan penunjang saja yang dilakukan, kecuali jika ada infeksi sekunder. 1

2.1 K#n$un%&i'i&i I,un#l#%i! 2Ale(%i!)


?eaksi >ipersensitivitas >umoral +angsung 2.1.1 K#n$un%&i'i&i De,a, Je(a,i 2Ha3 4e'e() Tanda dan gejala ?adang konjungtivitis non.spesifik ringan umumnya menyertai demam jerami "rhinitis alergika#. ianya ada ri2ayat alergi terhadap tepung sari, rumput, bulu he2an, dan lainnya. %asien mengeluh tentang gatal.gatal, berair mata, mata merah, dan sering mengatakan bah2a matanya seakan.akan Btenggelam dalam jaringan sekitarnyaC. Terdapat sedikit penambahan pembuluh pada palpebra dan konjungtiva bulbi, dan selama serangan akut sering terdapat kemosis berat "yang menjadi sebab BtenggelamnyaC tadi#. ;ungkin terdapat sedikit tahi mata, khususnya jika pasien telah mengucek matanya. +aboratorium Sulit ditemukan eosinofil dalam kerokan konjungtiva

Terapi ;eneteskan vasokonstriktor local pada tahap akut "epineprin, larutan 1*1777 yang diberikan secara topical, akan menghilangkan kemosis dan gejalanya dalam 37 menit#. Kompres dingin membantu mengatasi gatal.gatal dan antihistamin hanya sedikit manfaatnya. ?espon langsung terhadap pengobatan cukup baik, namun sering kambuh kecuali anti.gennya dapat dihilangkan. 2.1.2 K#n$un%&i'i&i Ve(nali /e!inisi %enyakit ini, juga dikenal sebagai Bcatarrh musim semiC dan Bkonjungtivitis musimanC atau Bkonjungtivitis musim kemarauC, adalah penyakit alergi bilateral yang jarang.1,3 %enyakit ini lebih jarang di daerah beriklim sedang daripada di daerah dingin. %enyakit ini hamper selalu lebih parah selama musim semi, musim panas dan musim gugur daripada musim gugur. 'nsiden iasanya mulai dalam tahun.tahun prapubertas dan berlangsung = 1 17 tahun. %enyakit ini lebih banyak pada anak laki.laki daripada perempuan. = Tanda dan gejala %asien mengeluh gatal.gatal yang sangat dan bertahi mata berserat.serat. iasanya terdapat ri2ayat keluarga alergi "demam jerami, ec@ema, dan lainnya#. Konjungtiva tampak putih seperti susu, dan terdapat banyak papilla halus di konjungtiva tarsalis inferior. Konjungtiva palpebra superior sering memiliki papilla raksasa mirip batu kali. Setiap papilla raksasa berbentuk polygonal, dengan atap rata, dan mengandung berkas kapiler. 1,,,3 +aboratorium %ada eksudat konjungtiva yang dipulas dengan )iemsa terdapat banyak eosinofil dan granula eosinofilik bebas. 1 Terapi %enyakit ini sembuh sendiri tetapi medikasi yang dipakai terhadap gejala hanya member hasil jangka pendek, berbahaya jika dipakai untuk jangka panjang. steroid sisremik, yang mengurangi rasa gatal, hanya sedikit mempengharuhi penyakit kornea ini, dan efek sampingnya "glaucoma, katarak, dan komplikasi lain# dapat sangat merugikan. $rmolyn topical adalah agen profilaktik yang baik untuk kasus sedang sampai berat. /asokonstriktor, kompres dingin dan kompres es ada manfaatnya, dan tidur di tempat ber A$ sangat menyamankan pasien. Agaknya yang paling baik adalah pindah ke tempat beriklim sejuk dan lembab. %asien yang melakukan ini sangat tertolong bahkan dapat sembuh total. 1,3

2.1.2 K#n$un%&i'i&i A&#5i! Tanda dan gejala Sensasi terbakar, bertahi mata berlendir, merah, dan fotofobia. Tepian palpebra eritemosa, dan konjungtiva tampak putih seperti susu. Terdapat papilla halus, namun papilla raksasa tidak berkembang seperti pada keratokonjungtivitis vernal, dan lebih sering terdapat di tarsus inferior. erbeda dengan papilla raksasa pada keratokonjungtivitis vernal, yang terdapat di tarsus superior. Tanda.tanda kornea yang berat muncul pada perjalanan lanjut penyakit setelah eksaserbasi konjungtivitis terjadi berulangkali. Timbul keratitis perifer superficial yang diikuti dengan vaskularisasi. %ada kasus berat, seluruh kornea tampak kabur dan bervaskularisasi, dan ketajaman penglihatan. 1,3 iasanya ada ri2ayat alergi "demam jerami, asma, atau ec@ema# pada pasien atau keluarganya. Kebanyakan pasien pernah menderita dermatitis atopic sejak bayi. %arut pada lipatan.lipatan fleksura lipat siku dan pergelangan tangan dan lutut sering ditemukan. Seperti dermatitisnya, keratokonjungtivitis atopic berlangsung berlarut.larut dan sering mengalami eksaserbasi dan remisi. Seperti keratokonjungtivitis vernal, penyakit ini cenderung kurang aktif bila pasien telah berusia =7 tahun. +aboratorium Kerokan konjungtiva menampakkan eosinofil, meski tidak sebanyak yang terlihat sebanyak pada keratokonjungtivitis vernal. 1 Terapi Atihistamin oral termasuk terfenadine ":7.1,7 mg ,- sehari#, astemi@ole "17 mg empat kali sehari#, atau hydro-y@ine "=7 mg 2aktu tidur, dinaikkan sampai ,77 mg# ternyata bermanfaat. Dbat.obat antiradang non.steroid yang lebih baru, seperti ketorolac dan iodo-amid, ternyata dapat mengatasi gejala pada pasien.pasien ini. %ada kasus berat, plasmaferesis merupakan terapi tambahan. %ada kasus lanjut dengan komplikasi kornea berat, mungkin diperlukan transplantasi kornea untuk mengembalikan ketajaman penglihatannya. 1,3 ?eaksi >ipersensitivitas Tipe +ambat 2.6.1 Phl3+&enul# i /e!inisi Keratokonjungtivitis phlcytenularis adalah respon hipersensitivitas lambat terhadap protein mikroba, termasuk protein dari basil tuberkel, Staphylococcus spp, Candida albicans, Coccidioides immitis, Haemophilus aegyptus, dan Chlamydia trachomatis serotype +1, +,, dan +3. 1 Tanda dan Gejala

%hlyctenule konjungtiva mulai berupa lesi kecil yang keras, merah, menimbul, dan dikelilingi @ona hyperemia. &i limbus sering berbentuk segitiga, dengan apeks mengarah ke kornea. &i sini terbentuk pusat putih kelabu, yang segera menjadi ulkus dan mereda dalam 17.1, hari. %hlyctenule pertama pada pasien dan pada kebanyakan kasus kambuh terjadi di limbus, namun ada juga yang di kornea, bulbus, dan sangat jarang di tarsus. 1 %hlyctenule konjungtiva biasanya hanya menimbulkan iritasi dan air mata, namun phlyctenule kornea dan limbus umumnya disertai fotofobia hebat. %hlyctenulosis sering dipicu oleh blefaritis aktif, konjungtivitis bacterial akut, dan defisiensi diet. Terapi %hlyctenulosis yang diinduksi oleh tuberkuloprotein dan protein dari infeksi sistemik lain berespon secara dramatis terhadap kortikosteroid topical. Terjadi reduksi sebagian besar gejala dalam ,5 jam dan lesi hilang dalam ,5 jam berikutnya. Antibiotika topical hendaknya ditambahkan untuk blefarikonjungtivitis stafilokokus aktif. %engobatan hendaknya ditujukan terhadap penyakit penyebab, dan steroid bila efektif, hendaknya hanya dipakai untuk mengatasi gejala akut dan parut kornea yang menetap. %arut kornea berat mungkin memerlukan tranplantasi. 1 2.6.2 K#n$un%&i'i&i Rin%an Se!unde( &e(hada5 Blefa(i&i !#n&a! lefaritis kontak yang disebabkan oleh atropine, neomycin, antibiotika spectrum luas, dan medikasi topical lain sering diikuti oleh konjungtivitis infiltrate ringan yang menimbukan hyperemia, hipertropi papiler ringan, bertahi mata mukoid ringan, dan sedikit iritasi. %emeriksaan kerokan berpulas giemsa sering hanya menampakkan sedikit sel epitel matim, sedikit sel polimorfonuklear dan mononuclear tanpa eosinofil. 1 %engobatan diarahkan pada penemuan agen penyebab dan menghilangkannya. lefaritis kontak dengan cepat membaik dengan kortikosteroid topical, namun pemakaiannya harus dibatasi. %enggunaan steroid jangka panjang pada palpebra dapat menimbulkan glaucoma steroid dan atropi kulit dengan telangiektasis yang menjelekkan.

2.7 K#n$un%&i'i&i A!i.a& Pen3a!i& Au&#i,


2.7.1 Ke(a&#!#n$un%&i'i&i Si++a erkaitan dgn. Sindrom Sjorgen "trias* keratokonj. sika, -erostomia, artritis#. Gejala? . khas* hiperemia konjungtivitis bulbi dan gejala iritasi yang tidak sebanding dengan tanda.tanda radang. . &imulai dengan konjungtivitis kataralis . %ada pagi hari tidak ada atau hampir tidak ada rasa sakit, tetapi menjelang siang atau malam hari rasa sakit semakin hebat.

. +apisan air mata berkurang "uji Schirmer* abnormal# . %e2arnaan ?ose bengal E uji diagnostik. Pengobatan? . air mata buatan E vitamin A topikal . obliterasi pungta lakrimal.

!.$ Konjungtivitis Kimia atau %ritati&


!.$.1 Konjungtivitis %atrogenik 'emberian (bat Topikal Konjungtivitis folikular toksik atau konjungtivitis non.spesifik infiltrate, yang diikuti pembentukan parut, sering kali terjadi akibat pemberian lama dipivefrin, miotika, ido-uridine, neomycin, dan obat.obat lain yang disiapkan dalam bahanpenga2et atau vehikel toksik atau yang menimbulakan iritasi. %erak nitrat yang diteteskan ke dalam saccus conjingtiva saat lahir sering menjadi penyebab konjungtivitis kimia ringan. 0ika produksi air mata berkurang akibat iritasi yang kontinyu, konjungtiva kemudian akan cedera karena tidak ada pengenceran terhadap agen yang merusak saat diteteskan kedalam saccus conjungtivae. Kerokan konjungtiva sering mengandung sel.sel epitel berkeratin, beberapa neutrofil polimorfonuklear, dan sesekali ada sel berbentuk aneh. %engobatan terdiri atas menghentikan agen penyebab dan memakai tetesan yang lembut atau lunak, atau sama sekali tanpa tetesan. Sering reaksi konjungtiva menetap sampai berminggu. minggu atau berbulan.bulan lamanya setelah penyebabnya dihilangkan. !.$.! Konjungtivitis 'ekerjaan ole# )a#an Kimia dan %ritans Asam, alkali, asap, angin, dan hamper setiap substansi iritan yang masuk ke saccus conjungtiva dapat menimbulkan konjungtivitis. eberapa iritan umum adalah pupuk, sabun, deodorant, spray rambut, tembakau, bahan.bahan make.up, dan berbagai asam dan alkali. &i daerah tertentu,asbut "campuran asap dan kabut# menjadi penyebab utama konjungtivitis kimia ringan. !ritan spesifik dalam asbut belum dapat ditetapkan secara positif, dan pengobatannya non.spesifik. Tidak ada efek pada mata yang permanen, namun mata yang terkena seringkali merah dan terasa mengganggu secara menahun. 1 %ada luka karena asam, asam itu mengubah sifat protein jaringan dan efek langsung. Alkali tidak mengubah sifat protein dan cenderung cepat menyusup kedalam jaringan dan menetap di dalam jaringan konjungtiva. &isini mereka terus menerus merusak selama berjam.jam atau berhari.hari lamanya, tergantung konsentrasi molar alkali tersebut dan jumlah yang masuk. %erlekatan antara konjungtiva bulbi dan palpebra dan leokoma kornea lebih besar kemungkinan terjadi jika agen penyebabnya adalah alkali. %ada kejadian manapun, gejala utama luka bahan kimia adalah sakit, pelebaran pembuluh darah, fotofobia, dan blefarospasme. ?i2ayat kejadian pemicu biasanya dapat diungkapkan.

%embilasan segera dan menyeluruh saccus conjungtivae dengan air atau larutan garam sangat penting, dan setiap materi padat harus disingkirkan secara mekanik. 0angan memakai antidotum kimia2i. Tindakan simtomatik umum adalah kompres dingin selama ,7 menit setiap jam, teteskan atropine 18 dua kali sehari, dan beri analgetika sistemik bila perlu. Konjungtivitis bacterial dapat diobati dengan agen antibakteri yang cocok. %arut kornea mungkin memerlukan transplantasi kornea, dan symblepharon mungkin memerlukan bedah plastic terhadap konjungtiva. +uka bakar berat pada kojungtiva dan kornea prognosisnya buruk meskipun dibedah. 3amun jika pengobatan memadai dimulai segera, parut yang terbentuk akan minim dan prognosisnya lebih baik.

&A(TA? %4STAKA
1. /aughan, &aniel ). dkk. Dftalmologi 4mum. Fidya ;edika. 0akarta. ,777 ,. 0ames, rus, dkk. +ecture 3otes Dftalmologi. 'rlangga. 0akarta. ,77= 3. !lyas &S;, Sidarta,. Ilmu Penyakit Mata. akultas !edokteran "ni#ersitas Indonesia. 0akarta. 199< 5. 222.dcmsonline.org, tentang conjunctivitis =. 222.eyepathologisyt.comGdisease :. 222.aafp.orgGafpGGA(%printerG9<7,1=apGmorro2.html

Вам также может понравиться