Вы находитесь на странице: 1из 11

Alat Pemindah Panas (Heat Exchanger)

1.1.Fungsi Pemindah panas adalah alat yang dapat memindahkan panas dari satu system ke system yang lain tanpa terjadi perpindahan massa dari dari sistim satu ke sistim lainnya. Perpindahan panas ini berlangsung melalui suatu dinding yang memisahkan kedua system yang bersangkutan. Tujuan Perpindahan Panas a .Memanaskan : - Menaikkan suhu - Merubah fase ( Menguapkan, melarutkan, melelehkan) - Mempertahan suhu proses (memberi panas proses yang membutuhkan- endhoterm) b.Mendinginkan : - Menurunkan suhu - Merubah fase ( Mengembunkan, membekukan,dsb) -Mempertahan suhu proses (mengambil panas proses yang menghasilkan panas eksotherm) 1.2. Perhitungan Jumlah Panas Jumlah panas yang diambil atau diberikan suatu system (Q) dihitung dengan pers:

Q = m * (H1 H2).(1.1.)

m = jumlah massa H = perubahan enthalpi (enthalpi akhir enthalpi mula-mula H2 H1)

Bila tidak ada data entalpi, dapat digunakan data kapasitas panas (Cp ) atau panas laten (Lamda). Jika

- Tanpa perubahan fase :

Panas diberikan bahan : Q1 = -m1 * Cp1 * T1 Panas diterima bahan : Q2 = m2 * Cp2 * T2 - Bila ada perubahab fase, maka pada jumlah panas tersebut ditambahkan

Qf = m * Dalam praktek perpindahan panas selalu terjadi panas yang hilang. Sehingga hubungan panas yang diterima dan panas yang diberikan system menjadi :

Jmlh panas yg diberikan = jmlh panas yg diterima + juml panas yg hilang Untuk membuat panas yg hilang sekecil mungkin, alat tsb dilapisi bahan penyekat panas (isolasi), yaitu bahan yg mempunyai daya hantar panas (thermal conductivity) yang kecil.

Ada 3 cara Perpindahan Panas : Radiasi (pancaran) Panas dipancarkan dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Perpindahan seperti ini tidak memerlukan zat antara. (medium)

Q = . T4 ................................................ ............

( 1.2)

Q = jumlah panas yang dipancarkan T = suhu mutlak = tetapan Stefan Boltzman, = 4,92 kkal / (jam. m2.K4 )

Konduksi (hantaran), k Panas dipindahan sebagai energi kinetik dari suatu molekul ke molekul lainnya, tanpa molekul tsb berpindah tempat. Cara ini nyata sekali pada zat padat.

Daya hantar panas konduksi (k) tiap zat berbeda-beda. Daya hyantar tinggi disebut penghantar panas (konduktor panas ) dan yang rendah adalah penyekat panas (isolator panas ).

Q = k * A * (T1-T2) / X ..............................................

(1.3.)

A : luas bidang perpindahan panas X : Panjang jalan perpindahan panas(tebal) q ; panas yang dipindahkan

Konveksi (aliran / edaran), h Panas dipindahkan oleh molekul-molekul yang bergerak (mengalir). Oleh karena adanya dorongan bergerak. Disini kecepatan gerakan (aliran) memegang peranan penting. Konveksi hanya terjadi pada fluida

Q = h * A * (T2 T1)

..............................................

(1.4.)

h = koefisien perpindahan panas suatu lapisan fluida. Q = panas yang dipindahkan A = luas perpindahan panas

Dalam melaksanakan operasi perpindahan panas, perlu diperhitungkan : jumlah panas yang dipindahkan (q) perbedaan suhu (T) tahanan terhadap perpindahan panas (R).

Persamaan utama yg menghubungkan besaran besaran diatas adalah :

q = A * (T2 T1) / R = U * A * (T2 T1)

....................... (1.5)

q = jumlah panas yang dipindahkan R = tahanan terhadap perpindahan panas U = 1/R = Koefisien perpindahan panas keseluruhan, gabungan antara konduksi dan konveksi (k.W / m2. C ) Harga U atau R tergantung pada : Jenis zat (daya hantar) Kecepatan aliran Ada tidaknya kerak.

1.3.2 Hubungan U dengan k dan h

1/U = 1/ha + x/k + 1/hb Atau R = Ra + Rk + Rb

(1.6.)

(1.7.)

Adanya kotoran/endapan (kerak) akan memperbesar tahanan terhadap perpindahan panas atau memperkecil U, shg pers (6) menjadi 1/U = R = Ra + Rk + Rb + Rf (1.8.)

Rf : tahanan karena fouling (kotoran)

1.4. Isolasi Panas Mencegah kehilangan panas alat alat, pipa-pipa steam/gas yang bersuhu tinggi ke sekeliling yang suhunya lebih rendah, atau sebaliknya.

Untuk alat-alat dengan suhu rendah, isolasi mencegah masuknya panas karena suhu sekitarnya yang lebih tinggi.Isolasi juga mencegah bahaya yang dapat timbul bila orang menyentuh permukaan benda yang panas atau dingin sekali.

Bahan Isolasi :

- daya hantar panas rendah - dapat menahan arus konveksi - disesuaikan dengan suhu

Permukaan datar : makin tebal, makin sedikit panas yang hilang 1.5. Perbedaan Suhu Rata-rata Dalam perpindahan panas perbedaan suhu mengendalikan laju pemindahan panas. Suhu fluida dalam alat sering tidak tetap. Untuk perhitungan digunakan perbedaan suhu rata-rata. (T2 t2) (T1 t1) T = ----------------------------Ln (T2 - t2) / (T1 - t1) (1.9.)

Perbedaan suhu ini disebut perbedaan suhu rata-rata logaritma (log mean temperature diffrence) disingkat LMTD Q = U * A *( T) LMTD (1.10.)

1.6. PERALATAN Pemindahan panas dalam heat exchanger dilakukan dengan mengkontakkan dua fluida melalui suatu bidang pemanas. Fluida pemanas atau pendingin berada dalam suatu jaket, didalampipa atau diluar pipa. Luas bidang pemanasharus cukup (sesuai persamaan perpindahan panas dan kebutuhan panas ) Difinisi : Heat Exchanger (HE) Alat untuk memanfaatkan panas suatu aliran fluida bagi pemanasan aliran fluida lainnya. Heater

Untuk memanaskan (menaikkan suhu) suatu fluida proses. Sebagai atau fluida panas lain yang ada. Cooler

pemanas digunakan steam

Untuk pendinginan (menurunkan suhu) suatu fluida proses. Sebagai pendingin digunakan air, udara, atau fluida lain yg perlu dipanaskan. Condensor Pendingin (cooler) untuk mengembunkan (mengambil) panas latennya. Evaporator Untuk menguapkan air dari larutan dan memperoleh larutan pekat. Vaporazer Untuk menguapkan cairan/pelarut yang bukan air. Reboiler Penyediankan panas untuk menguapkan sebagian cairan, misalnya untuk distilasi, absorpsi, stripping.

1.6.1. Pemindah Panas Pipa Rangkap (double pipe Heat Exchanger)

Terdiri dari dua pipa yang konsentris, penghubung T dan membalik arah (return bend). Pipa bagian dalam ditumpuk dengan packing gland pada pipa luar. Satu fluida mengalir dalam Anulus (ruang antar kedua pipa). Aliran kedua fluida dapat dibuat searah (Co-Current) atau berlawanan arah (CounterCurrent). T disambungkan pada pipa luar untuk pengeluaran atau pemasukan cairan anulus. Pembalik arah menghubungkan dua pipa dalam dan tidak menyumbangkan luas bidang perpindahan panas.

Alat ini mudah dibuat dari bahan-bahan (pipa, fitting) standar. Ukuran panjang efektif biasanya 12,15 atau 20 feet. Tipe Hairpin (bentuk U) mempunyai panjang 40 feet unsur luas/panjang yang lebih besar dapat dibuat sejumlah Hairpin secara seri. Dalam hal ini seringkali pipa dalam menyentuh pipa luar dan mengganggu aliran dalam anulus.

Kekurangan alat ini adalah kecil bidang perpindahan panas. Bila dipasang jumlah Hairpin yang banyak, memakan tempat yang luas. Alat ini penting dan baik digunakan bila luas bidang perpindahan panas yang diperlukan tidak begitu besar (mis < 200 feet2)

1.6.2. Pemindah Panas Tipe Pelat (Plat tipe heat exchanger)

Terdiri dari sejumlah pelat tipis yang dipasang pada suatu rangka dan ditekan rapat satu sama lain. Antara pelat satu dengan pelat lain terdapat sela-sela sempit pada mana cairan yang akan bertukar panas mengalir secara berselang-seling. Pada sudut pelat-sudut pelat terdapat lubang yang apabila pelat-pelat tersusun rapat akan membentuk saluran tempat masuk dan keluar cairan-cairan. Sekeliling lubang dan tepi pelat terdapat alur pada mana ditempatkan gasket sehingga rongga antar pelat dapat tertutup rapat.. Dengan demikian cairan yang mengalir dalam sela-sela pelat tidak bocor keluar dan hanya keluar/masuk melalui saluran yang disediakan. Pelat-pelat sendiri diberi alur-alur sehingga aliran bersifat turbulen. Hal ini akanj memberikan koefisien perpindahan panas yang besar dan mengurangi kecepatan pengendapan kotoran (fouling) pada pelat. Alu-alur pada pelat juga memperkuat pelat agar tidak merapat satu sama lain akibat beda tekanan yang agak besar antar kedua cairan yang ditangani. Koefisien perpindahan panas yang besar memungkinkan alat ini dioperasikan dengan beda suhu yang kecil. Jumlah pelat dapat disusun banyak sekali(ratusan) sehingga dapat diperoleh bidang perpindahan panas yang luas sekali pada alat yang relatif kecil volumenya. Adanya alur juga membuat luas bidang perpindahan panas lebih besar dari luas yang diproyeksikannya (misal dari 1 ft2 menjadi 1,35 ft2)

Gasket yang disemenkan atau dipasang sekeliling tepi dan lubang umumnya dibuat atas dasar karet. Jenis Gasket menentukan kemampuan operasi pada suhu agak tinggi. Gasket dari serat asbes yang dipress, alat ini dapat dioperasikan sampai suhu 250 C dan tekanan 8 atm. Agar Gasket tidak melekat, diberi bahan kimia khusus. Pelat dibuat dari berbagai bahan yang cukup liat (ductile) dengan penekanan (pressing) misalnya tembaga, aluminium,titanium, stainless steel dsb.

1.6.3. Pemindah panas tipe shell dan Tube (Shell and tube Heat Exchanger)

Jenis yang paling banyak dipakai diindustri, terdiri dari sebuah tabung besar(shell) dengan sejumlah pipa-pipa kecil (tubes) didalamnya. Pipa-pipa ini terpasang pada tube- sheet (plate) dengan cara di roll. Tipe-tipe yang dikenal dari jenis heat exchanger ini adalah : 1. 2. 3. 4. Fixed tube sheet Floating tube sheet Tipe pipa U Tipe fixed tube sheet dengan sambungan (bagian) ekspansi pada shellnya.

Dengan heat exchanger jenis ini dapat diperoleh luas bidang perpindahan panas yang besar dengan volume alat yang relative lebih kecil. Untuk pipa bisa dibuat dari berbagai jenis bahan kontruksi,

disesuaikan dengan alat sifat korosif fluida yang ditangani. Heat exchanger ini dapat digunakan untuk pemanasan/penguapan dan pendinginan atau kondensasi segala macam fluida.

Tubes Pipa yang digunakan dalam heat exchanger bukanlah pipa pipa biasa, tetapi pipa-pipa yang khusus dibuat untuk heat exchanger, dibuat dari berbagai material. Umumnya digunakan pipa berukutran diameter luar inch atau 1 inch. Tetapi tersedia juga pipa-pipa dengan dengan diameter luar1/4; 1,75; 1,50 inch. Tebal pipa dinyatakan dengan kode BWG (Birmingham Wire Gauge). Makin besar bilangan BWG, makin tipis pipanya. Misalnaya : untuk pipa 1 inch BWG 8 mempunyai tebal 0,165 inch BWG 10 mempunyai tebal 0,134 inch BWG 16 mempunyai tebal 0,065 inch Tersedia BWG mulai dari 8 sampai 18. Tube terpasang pada tube sheet dengan pitch 1,25 DO (diameter luar). Formasi pipa dapat membentuk segitiga atau bujur sangkar.

Shell Biasanya digunakan baja karbon untuk ukuran kecil dapat digunakan pada standar baja karbon. Untuk ukuranbesardibuat dari pelat yang di roll atau di- las. Untuk heat exchanger yang tidak beroperasi pada tekanan tinggi biasa digunakan : Tebal 3/8 in untuk diameter 13 in Tebal 7/8 in untuk diameter 31 in Sering diberi kelebihan 1/8 in untuk kemungkinan korosi. Baffle Dipasang dengan tujuan untuk mengarahkan aliran didalam shell, sehingga seluruh bagian terkena aliran. Adanya baffle juga memperbesar dan membuat turbulen aliran sehingga didapatkan koefisien perpindahan panas yang besar. Luas baffle lebih kurang 75% penampang shell. Spasi antar baffle tidak lebih dekat dari 1/5 diameter shell, bila terlalu dekat alan didapat kehilangan tekanan yang besar. 1.7. Aliran Multi Pass

Alir fluida dalam tube sering dibuat beberapa kali melewati shell. Dengan cara ini penampang aliran dalam tube menjadi lebih kecil dan laju linier menjadi besar, sehingga diperoleh koefisien perpindahan panas besar. 1.8. Aspek Operasi dan Pemeliharaan Salah satu masalah utama dalam pemeliharaan HE adalah pengendapan kotoran (fouling) pada permukaan bidang perpindahan panas. Hal ini menyebabkan peningkatan tahanan panas ( koef perpindahan panas mengecil). Fouling juga menambahntahanan terhadap aliran fluida. Bertambahnya tambahan memperbesar beda suhu rata-rata(LMTD) Endapan yang membentuk kerak pada suatu tempat dapat mengakibatkan pemanasan (meningkatkan suhu) yang berlebihan pada suatu tempat dan dapat merusak pipa/tube (over heating). Biasanya shelland tube heat exchanger dirancangdengan luas bidang pemanas yang berlebihan dari seharusnya sehingga penurunan koefisien perpindahan panas tidak langsung mengakibatkan penyimpangan besar kinerja(performance) heat exchanger tersebut. Bila fouling telah melewati harga tertentu ( kerak semakin tebal), kemampuan pelat/pipa sudah tidak lagi sebagaimana disyaratkan. Sebelum hal ini terjadi , alat harus segera dihentikan untuk dibersihkan keraknya. Kinerja (kemampuan kerja) heat exchanger dapat dievaluasi dengan membuat neraca panas. Untukm itu dikumpulkan data. Untuk memudahkan penetapan kapan penghentian harus dilakukan, dapat dilakukan pengamatan perubahan LMTD dan kehilangan tekanan pada tube (lihat grafik P atau T LMTD terhadap waktu. HE Bila P dan / atau LMTD telah mencapai suatu harga tertentu, berarti fouling sudah cukup banyak dan harus dihentikan untuk dibersihkan. Tiap heat exchanger punya harga batasnya sendiri-sendiri yangb berlainan dan perlu diamati untuk menetapkan jadwal pemvbersihan, operasi yang tepat (sesuai petunjuk yang diberikan) akan memperpanjang selang waktu pembersihan dan umur heat exchanger. Saat yang paling menentukan justru pada saat start Up dan shut down, pada saat ini bisa terjadi kejutan panas (perubahan panas tiba-tiba) dan hantaran hidrolik yang dapat menimbulkan tegangan berlebihan dan tidak seimbang yang dapat merusak sambungan-sambungan, pipa, packing dan atau timbul kebocoran. Laju alir dalam sehell yang terlalu besar (berlebihan dari seharusnya) dapat menimbulkan vibnrasi (getaran) yang sangat membahayakan.

Вам также может понравиться