Вы находитесь на странице: 1из 17

Pembimbing: dr. Adi Widodo Sp.

OG
Marcella Aprilia FK Atma Jaya 2010.061.150

Selaput ketuban yang membatasi rongga amnion : amnion & korion terdiri atas sel epitel, mesenkim, & trofoblas ,terikat erat dalam matriks kolagen. Fungsi selaput ketuban: menghasilkan air ketuban & melindungi janin terhadap infeksi.

= pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan. KPD 37 minggu = KPD prematur. N: 8-10% hamil aterm mengalami KPD KPD Prematur : 1% kehamilan. perubahan proses biokimia dalam kolagen matriks ekstraselular amnion, korion, dan apoptosis membran janin. Membran janin dan desidua bereaksi terhadap stimuli seperti infeksi & peregangan selaput ketuban dengan memproduksi mediator : prostaglandin, sitokinin, & protein hormon merangsang aktifitas enzim degradasi matrix.

Ketuban pecah disebabkan kontraksi uterus & peregangan berulang. Perubahan struktur, jumlah sel, &katabolisme kolagen aktivitas kolagen berubah selaput ketuban pecah. Faktor risiko : asam askorbik (komponen kolagen) (-) tembaga & asam askorbik pertumbuhan struktur abnormal krn merokok

Degradasi kolagen dimediasi MMP, dihambat inhibitor jaringan spesifik dan inhibitor protease. Mendekati waktu persalinan, keseimbangan antara MMP dan TIMP-1 degradasi proteolitik dari matriks ekstraselular & membran janin. Aktivitas degradasi proteolitik menjelang persalinan. Cth: periodontitis

trimester 3 selaput ketuban mudah pecah: pembesaran uterus, kontraksi rahim, & gerakan janin. perubahan biokimia KPD pada kehamilan prematur disebabkan faktor eksternal: infeksi menjalar dari vagina KPD prematur: polihidramnion, inkompeten serviks, solusio plasenta.

bergantung pada usia kehamilan: infeksi maternal / neonatal , persalinan prematur, hipoksia, deformitas janin, insiden SC / gagalnya persalinan normal

Setelah ketuban pecah disusul o/ persalinan. Periode laten tergantung umur kehamilan. Pada kehamilan aterm: 90% 24 jam setelah ketuban pecah. Pada kehamilan 28-34 minggu: 50% persalinan dalam 24 jam. Pada kehamilan 26 minggu: persalinan terjadi dalam 1 minggu.

ibu : korioamnionitis. bayi : septikemia, pneumonia, omfalitis. KPD prematur: infeksi lebih sering terjadi pada aterm. insiden infeksi sekunder pada KPD sebanding lamanya periode laten.

Dengan pecahnya ketuban oligohidramnion yg menekan tali pusat asfiksia / hipoksia. makin sedikit air ketuban, janin semakin gawat.

KPD terlalu dini pertumbuhan janin terhambat Kelainan disebabkan kompresi muka & anggota badan janin + hipoplasi pulmonar.

Pastikan diagnosis Tentukan umur kehamilan Evaluasi ada tidaknya infeksi maternal ataupun infeksi janin Apakah dalam keadaan inpartu, terdapat kegawatan janin

Riwayat keluarnya air ketuban. Diagnosis KPD prematur dengan inspekulo : adanya cairan ketuban keluar dari kavum uteri. pH 7,1 7,3 USG : oligohidramnion. Penderita dengan kemungkinan KPD harus masuk rumah sakit untuk diperiksa lebih lanjut. pada perawatan air ketuban berhenti keluar pasien dapat pulang untuk rawat jalan. persalinan dalam kala aktif, korioamnionitis, gawat janin persalinan diterminasi.

Tentukan pecahnya selaput ketuban+cairan ketuban di vagina. Jika tidak ada menggerakkan sedikit bagian terbawah janin/ meminta pasien batuk/ mengedan. Penentuan cairan ketuban:tes lakmus (Nitrazin) merah biru. Tentukan usia kehamilan (USG). Tentukan ada tidaknya infeksi: -suhu ibu 38 C + air ketuban keruh dan berbau. - Leukosit darah 15.000/ mm3 . -Janin takikardia (infeksi intrauterin) -Tentukan tanda-tanda persalinan & skoring pelvik. -Tentukan adanya kontraksi yang teratur -Periksa dalam dilakukan bila akan terminasi kehamilan

Konservatif Rawat di RS, antibiotik (ampisilin 4 x 500 mg,/eritromisin & metronidazol 2 x 500 mg ,7 hari).

Usia kehamilan (minggu) <32-34

keterangan

Penanganan rawat selama air ketuban masih keluar/sampai tidak lagi keluar.

32-37

Belum inpartu, tidak ada infeksi, tes busa Sudah inpartu, tidak ada infeksi Ada infeksi

deksametason,obs. tanda-tanda infeksi, & kesejahteraan janin. Terminasi pada kehamilan 37 minggu.
tokolitik (salbutamol), deksametason, & induksi sesudah 24 jam. antibiotik + induksi, nilai tanda-tanda infeksi (suhu, leukosit, tanda-tanda infeksi intrauterin) steroid u/ memacu kematangan paru janin, periksa kadar lesitin dan spingomielin tiap minggu betametason 12 mg sehari dosis tunggal selama 2 hari deksametason IM 5 mg setiap 6 jam sebanyak 4x.

32-37 32-37

32-37

Aktif Kehamilan > 37 minggu , induksi oksitosin. Bila gagal, SC. / misoprostol 25 g 50 g intravaginal / 6 jam max 4 x. tanda infeksi antibiotik dosis tinggi dan terminasi persalinan bila skor pelvik <5 , lakukan pematangan serviks kemudian induksi. Jika tidak berhasil, akhiri persalinan dengan SC bila skor pelvik >5, induksi persalinan

Вам также может понравиться