Вы находитесь на странице: 1из 14

Berbagai Bentuk Berhias Menyerupai Mengubah Fitrah

Penggunaan Kawat Gigi Hukum tentang penggunaan kawat gigi dapat dilihat dari tujuan dan bahan yang digunakan. jika menggunakan bahan halal, maka halal menggunakannnya. Jika tujuannya sebatas ingin menunjukkan status ekonomi, pamer kekayaan maka termasuk perbuatan yang sia-sia, tidak perlu, mubazir dan termasuk berlebih-lebihan (israf), termasuk yang dibenci Allah, tercakup dalam firman Allah:

Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalaan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemborospemboros itu adalah saudara-saudara syetan dan syetan itu sangat ingkar kepada Tuhannya (Q.s. Al-Isra (17):26-27) Namun jika tujuannya untuk menormalkan atau lebih mengefektifkan kerja gigi, termasuk bagian pegobatan yang dibenarkan dalam Islam

Semir Rambut
Adapun batasan hukum Islam tentang menyemir uban, jika ubannya sudah merata,baik dikepala, kumis, alis, atau jenggotnya, dilarang menyemirnya dengan warna hitam. Abu Bakar pernah membawa ayahnya, Abu Kuhafah, ke hadapan Nabi pada hari penaklukkan Makkah, Nabi melihat rambutnya yang telah memutih itu dengan berkata: Rasulullah saw bersabda: "ubahlah ini (uban) tetapi jauhilah warna hitam" (HR. Muslim) Ulama menyarankan bagi yang belum seumur Abu Kuhafah, tidaklah berdosa bila menyemir rambutnya dengan warna hitam. Az-Zuhri berkata:Kami menyemir rambut dengan warna hitam apabila wajah masih nampak muda dan fresh, tetapi kalau wajah sudah berkerut dan gigi pun telah ompong, kami tinggalkan warna hitam.

Operasi Memperbesar atau Mengencangkan Payudara


Pada umumnya Ulama berpendapat bedah plastik yang dilakukan semata untuk mempercantik diri, seperti memperbesar payudara atau mengencangkannya tidak dapat dibenarkan. Alasannya, menurut Abdus Salam (Ulama Mesir) termasuk mengubah ciptaan Allah, merupakan perbuatan syetan, tercakup dalam ayat Al-Quran (Q.s. Al-Nisa (4):119):

Dan aku (syetan) benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka benar-benar memotongnya, dan akan aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka mengubahnya. Barangsiapa yang menjadikan syaitan menjadi pelindung selain Allah, maka sesungghnya ia menderita kerugian yang nyata (Q.s. Al-Nisa (4):119)

Operasi Selaput Dara


Argumen kelompok yang mengharamkannya, yaitu: 1. Dapat menimbulkan tercampurnya nasab. 2. Menjadikan tesibak aurat vitalnya sehingga terlihat. 3. Memudahkan atau merangsang muda-mudi dan membuka jalan perzinaan karena tahu bahwa selaput dara dapat kembali seperti sediakala selepas bersetubuh 4. Sejalan dengan kaidah Ushuliyyah dan Fiqhiyyah, bilamana berbenturan antara maslahah dan mafsadah, maka yang dipilih adalah menjaga kemaslahatan tanpa menimbulkan mafsadah. 5. Dasar-dasar melakukan operasi selaput dara dianggap tidak syarii karena mengandung unsur penipuan, dan penipuan hukumnya haram. 6. Membuka pintu dusta bagi pemuda-pemudi dan bagi keluarga mereka dengan menyembunyikkan hakikat sebenarnya, dan Islam mengharamkan setiap bentuk dusta. 7. Membuka jalan bagi para dokter untuk melakukan praktik aborsi dengan alasan menyembunyikan aib.

Argumen kelompok yang membolehkan, antara lain : 1. Nash-nash Alquran dan as-Sunnah menganjurkan agar menutup aib. 2. Bagi wanita yang tidak berdosa, dengan operasi selaput dara berarti telah menepis anggapan jelek terhadap dirinya. 3. Operasi selaput dara dapat menghilangkan mudarat dari keluarga si wanita. 4. Tindakan para dokter muslim yang menepis indikasiindikasi negatif bahwa wanita telah berbuat dosa merupakan salah satu pegajaran umum bagi masyarakat, khususnya berkaitan dengan psikologi si wanita itu. 5. Unsur penipuan tidak ada pada proses operasi selaput dara untuk kondisi-kondisi yang dibolehkan yang telah disebutkan diatas.

Alasan Karena Patuh Pada Perintah Suami


Memang ajaran agama Islam mewajibkan isteri untuk berbakti kepada suaminya, tetapi kepatuhan tersebut tidak boleh melanggar ketentuan-ketentuan Allah, seperti dinyatakan dalam hadis Nabi: Nabi bersabda: Tidak ada ketaatan dalam hal maksiat kepada Allah, bahwa ketaatan itu hanya dalam kebaikan (HR. Muslim, al-Nasai, Abu Dawd, Ahmad). Ketaatan kepada suami hanya dalam bidang yang diperkenankan syarak, maka jika anjurannya bertentangan dengan syarak, maka wajib ditolak, sebagaimana dinyatakan dalam hadis Nabi: Dari Aisyah, ada seorang wanita Anshar telah menikahkan putrinya, ia sakit kemudian rontok rambutnya, maka datanglah dia menghadap Rasulllah saw dan berkata bahwa suaminya bermaksud menyambung rambutnya, maka karena Rasulullah saw : Wanitawanita penyambung rambut itu dikutuk(HR. Al-Bukhari, Muslim dan Ahmad).

Memelihara Jenggot dan Mencukur Kumis


Anjuran memelihara jenggot dan mencukur kumis, antara lain, diriwayatkan oleh Ibnu dari Nabi saw yang mengatakan : Berbedalah kamu dengan orang-orang musyrik, peliharalah jenggot dan cukurlah kumis (HR. Al-Bukhari dan Muslim) Shahih Muslim disebutkan : Pendekkanlah kumis dan biarkanlah(perihalah) jenggot dan berbedalah dengan Majusi(HR Muslim) Merapikan atau memelihara jenggot juga termasuk sunnah fitrah, sebagaimana disebutkan dalam hadis Nabi saw: Ada sepuluh macam fitrah, yaitu memendekkan kumis, memelihara jenggot, bersiwak, istinsyaq (menghirup air dalam hidung, memotong kuku, membasuh persendian, mencabut bulu ketiak, mencukur bulu kemaluan, istinja dengan air (HR. Muslim)

Secara ringkas hukum mencukur jenggot, ada tiga pedapat : 1. Haram, pendapat Ibnu Taimiyah dan lain-lain. 2. Makruh, pendapat Iyadl, tidak ada ulama lain yang berpendapat demikian. 3. Mubah, pendapat sebagian ulama kontemporer.

Bedah Plastik Kosmetik


Secara umum, operasi plastik dapat dibagi dalam dua bentuk, yaitu : 1. Operasi terhadap bagian tubuh (biasanya yang tampak) karena mengalami gangguan fungsional, baik karena bawaan lahir maupn akibat kecelakaan seperti bibir sumbing, lubang hidung sangat kecil, jaringan yang terkena radiasi atau kebakaran dan sebagainya. Operasi jenis ini juga disebut operasi konstruksi ( operasi plastik konstruksi) hukumnya dibolehkan disamakan dengan berobat. 2. Operasi terhadap bagian tubuh yang tak mengalami gangguan fungsional hanya bentuknya kurang sempurna atau ingin diperindah, seperti hidng pesek ingin dimancungkan. Operasi jenis ini dikenal dengan operasi plastik estetika. Hukumya diharamkan karena termasuk merubah ciptaan Allah.

Praktik Bedah Plastik


Dilihat dari jenis anggota tubuh dan tujuan dilakukannya, dapat dibedakan sebagai berikut: 1. Memperindah gigi dengan cara mengikir 2. Mempercantik anggota tubuh dengan cara mengubah bentuknya 3. Mempercantik anggota tubuh dengan cara merapikan, merekonstruksi atau menandurnya. 4. Mempercantik hidung degan cara menindik atau menggantungkan sesuatu di daun telinga. Dilihat dari segi sebabnya, cacat ada dua jenis: 1. Cacat bawaan lahir, seperti bibir sumbing, bentuk jari-jemari yang bengkok, dan lain-lain. 2. Cacat akibat sakit, seperti akibat kusta (lepra), kecelakaan, luka bakar, dan lain-lain.

Ada empat batasan umum kebolehan melakukan bedah plastik, yaitu sebagai berikut: 1. Hendaknya tidak termasuk jenis tindakan yang dilarang secara khusus, tidak ada ancaman atau dosa bagi pelakunya yang disebutkan dalam sejumlah sunnah, seperti bertato, menyambung rambut, mencukur rambut anak-anak separo-paro dan sebagainya. 2. Hendaknya tidak termasuk jenis tindakan yang dilarang secara umum, seperti meyerupakan diri dengan lain jenis, tidak ada pengelabuhan atau penipuan menyerupai orang non muslim, dan sebagainya. 3. Urgensinya jelas dan dibenarkan dalam Islam. 4. Tetap sejalan dengan batasan-batasan umum dalam medis, seperti adanya keyakinan kuat, optimis operasinya berhasil, adanya izin dari pasien, dokternya benar-benar ahli, tidak mengakibatkan efek samping yang lebih besar dan menjaga kehormatan auratnya.

Keberadaan Dokter Ahli Bedah Plastik


Berobat kepada seorang dokter yang profesional sangat dianjurkan dalam Islam, seperti disebutkan dalam hadis Nabi: siapa saja yang memberi pengobatan padahal ia tidak menguasai ilmunya, maka ia mesti menanggungnya)(HR Ibnu Majah, al-Dar Quthni, Abu Dawud, al-asai dan al-Hakim dari Amr bin Suaib)

Вам также может понравиться