Вы находитесь на странице: 1из 21

AKBID BM PALEMBANG

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Prinsip Dasar
Hamil mola adalah suatu kehamilan dimana setelah fertilisasi hasil konsepsi tidak
berkembang menjadi embrio tetapi tetjadi dari villi koriles disertai dengan degenerasi
hidropik. Uterus melunak dan berkembang lebih cepat dari usia gestasi yang normal,
tidak dijumpai adanya janin, kavum uteri hanya terisi olehjaringan seperti rangkaian
buah anggur. Kehamilan molajuga merupakan suatu kondisiyang tidak umum dan
menjadi komplikasi yang ditakuti pada kehamilan. Istilah medis untuk kehamilan mola
adalah mola hydatidosa, suatu kehamilan mola adalah kondisi yang tidak normal dari
plasenta disebabkan oleh tetjadinya kesalahan saat ovum dan sperma bertemu saat
fertilisasi. Pada umumnya setiap kehamilan berakhir dengan lahimya bayi yang
sempuma, tetapi dalam kenyataannya tidak selalu demikian seringkali perkembangan
kehamilan mendapat gangguan yang dapat tetjadi pada berbagai tahap. ( Sarwono
Prawirohardjo, 2003 )

1.2. Masalah
1. Pendarahan pada kehamilan muda disertai dengan gejala mirip preeklamsi
2. Resiko tinggi untuk menjadi keganasan (k:oriokarsinoma)
( Sarwono Prawirohardjo, 2003 )

1.3. Insidens
Frekuensi mola umumnya pada wanita Asia lebih tinggi (1 atas 20 kehamilan)
daripada wanita dinegara-negara barat (1 atas 200 kehamilan). Soejones, dkk (1976)
melaporkan 1 : 85 kehamilan, RS Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta 1 : 31 persalinan
dan 1 : 49 kehamilan, Luat A Siregar (Medan) 1982 : 11-16 per 1000 kehamilan,
Soetomo (Surabaya) 1 : 80 persalinan, Djamhoer M (Bandung) : 9-21 per 1000
kehamilan. Tidak ada ras atau etnis khusus yang menjadi predileksi bagi suatu
kehamilan mola, meskipun pada negara-negara Asia menunjukan angka 15 kali lebih
tinggi dibandingkan Amerika wanita Asia yang tinggal di Amerika tidak menampakan

ASUHAN KEBIDANAN DENGAN MOLA HYDATIDOSA Page 1


AKBID BM PALEMBANG

adanya perbedaan angka kehamilan mola dibandingkan dengan grup etnis lainnya. Mola
hydatidosa sering terjadi pada wanita usia reproduktif. Wanita dewasa muda atau
perimenopause beresiko tinggi untuk kehamilan mola. Wanita dengan usia lebih dari 35
tahun 2 kali lipat lebih beresiko, dan wanita dengan usia lebih dari 40 tahun beresiko 7
kali lipat dibandingkan dengan wanita yang usianya Iebih muda. ( Sarwono
Prawirohardjo, 2003 )

1.4. Etiologi
Walaupun penyakit ini sudah dikenal sejak abad ke-6, tetapi sampai sekarang
belum diketahui dengan pasti penyebabnya. Berbagai teori telah diajukan, misalnya :
1. T eori infeksi
2. Teori defisiensi makanan, terutama protein tinggi
3. Teori kebangsaan
( Sarwono Prawirohardjo, 2003 )

1.5. Penanganan Khusus


1. Segera Iakukan evakuasi jaringan mola dan sementara proses evakuasi
berlangsung berikan infus 10 Iu oksitosin dalam 500 ml Ns dan RL dengan
kecepatan 40-60 tetes per menit.
2. Pengosongan dengan aspiresi vakum lebih aman dari kuretase tajam
3. Kenali dan tangani komplikasi penyerta seperti tirikoksikosis atau krisis tiroid
baik sebelum, slama, dan setelah prosedur evekuasi
4. Anemia sedang cukup diberikan sulfas 600 mg/hari untuk anemia berat
lakukantransfusi

1.6. Manfaat Penelitian


1.6.1. Bagi Penulis
Menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang kejadian kehamilan mola
hydatidosa

ASUHAN KEBIDANAN DENGAN MOLA HYDATIDOSA Page 2


AKBID BM PALEMBANG

1.6.2. Bagi Institusi Pendidikan


Penelitian ini diharapkan agar menjadi bahan masukan dan informasi bagi
mahasiswa dan menambah bahan perpustakaan di Akademi Kebidanan Budi Mulia.

ASUHAN KEBIDANAN DENGAN MOLA HYDATIDOSA Page 3


AKBID BM PALEMBANG

BABII
TINJAUAN TEORI

2.1. Definisi Mola Hydatidosa


1. Mola hydatidosa adalah penyakit wanita dalam masa reproduksi tetapi kalau
terjadi kehamilan pada wanita yang berumur lebih dari 45 tahun, kehamilan mola
l0 x lebih besar di bandingkan dengan gravidae antara 20 - 40 tahun.
2. Kejadian di rumah sakit besar di Indonesia kira-kira 1 diantara 80 persa1inan
dinegara lain, misalnya :
a. USA : 1 : 2.000 kehamilan
b. Hongkong : 1 : 530 kehamilan
c. Taiwan : 1 : 125 kehamilan
Telah diterangkan bahwa kejadian dipengaruhi oleh umur dan ada kemungkinan
juga oleh status sosial ekonomi (obstretri patologi edisi 2)
3. Mola hydatidosa adalah penyakit yang berasal dari kelainan pertumbuhan
trokobias plasenta atau calon plasenta dan disertai dengan degenerasi kristik
villi dan perubahan hidropik sehingga tampak membengkak, edomatous, dan
vaksikuler kelainan ini merupakan neoplasma troboblas yangjinak (benigna).
4. Mola hydatidosa adalah kondisi yang tidak normal dari plasenta, disebabkan
oleh terjadinya kesalahan saat ovum dan sperma bertemu saat fertilasi (Ilmu
Kandungan, Sarwono : edisi 2)

2.2. Patogenesis
Ada beberapa teori yang dianjurkan untuk menerangkan patogenesis dari penyakit
trofoblas. Pertama missed abortion yaitu mudigah mati pada kehamilan 3-5 minggu (
missed abortion ), karena itu terjadi gangguan peredaran darah sehingga terjadi
penimbunan eairan dalam jaringan mesenkim dari viii dan akhirnya terbentuklah
gelembung-gelembung. Menerut Reynolds, kematian mudigah itu disebabkan
kekurangan gizi berupa asam folik dan histidine pada kehamilan hari ke 13 dan 21. Hal
ini yang menyebabkan gangguan angiogenesis. Kedua teori Neoplasme dari Park yang
menyatakan bahwa yang abnormal adalah sel-sel trofoblas yang mempunyai fungsi
yang abnormal pula, dimana terjadi resorpsi cairan yang berlebihan kedalam viii,

ASUHAN KEBIDANAN DENGAN MOLA HYDATIDOSA Page 4


AKBID BM PALEMBANG

sehingga timbul gelembung. Hal ini menyebabkan gangguan peredaran darah dan
kematian mudigah. Ada juga teori sitogenetika, yaitu mola hidatidosa komplit berasal
dari genom paternal (genotype 46xx sering, 46xy jarang, tapi 46xxnya bersal dari
reproduksi haploid sperma dan tanpa kromoson dari ovum). Mola parsial mempunyai
69 kromoson terdiri dari kromoson 2 haploid paternal dan 1 haploid maternal (triploid,
69xxx atau 69xxy dari 1 haploid ovum dan lainnya reduplikasi haploid paternal dari
satu sperma atau fertilisasi dispermia. ( www.google, Sayudi, 2004 )

2.3. Klasiflkasi
Perkembangan penyakit trofoblas ini amat menarik dan ada tidaknya janin telah
digunakan untuk menggolongkannya menjadi bentuk mola yang komplit (klasik) dan
parsial (inkomplit). ( www.google, 2004 )
1. Mola Hydatidosa Komplit ( Klasik)
Suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar dimana tidak ditemukan janin dan
hampir seluruh viIi khorialis berubah menjadi kumpulan gelembung yang jernih
yang mempunyai ukuran yang bervariasi mulai dari yang lebih mudah terlihat
sampai beberapa em dan bergantung dalam beberapa em dan bergantung dalam
beberapa kelompok dari tangkai yang tipis. Massa tersebut dapat tumbuh eukup
besar sehingga memenuhi uterus yang besarnya biasa meneapai ukuran uterus
kehamilan normal lanjut,.
Struktur histologiknya ditandai oleh :
a. Degenerasi hidropik dan pembengkakan stroma vilus
b. Tidak adanya pembuluh darah dalam viIi yang membengkak
c. Proliferasi epitel trofoblas hingga mencapai derajat yang beragam
d. Tidak ditemukan janin dan amnion

2. Mota Hydatidosa Inkomplit ( Parsial)3


Secara makroskopik tampak gelembung mola yang disertai janin atau bagian dari
janin. Umumnya janin mati pada bulan pertama atau ada juga yang hidup sampai
cukup besar atau bahkan aterm. Perubahan hidatidosa bersifat fokal serta belum
begitu jauh dan masih terdapat janin atau sedikitnya kantong amnion. Pada
sebagian viIi yang biasanya avaskuler terjadi pembengkakan hidatidosa yang

ASUHAN KEBIDANAN DENGAN MOLA HYDATIDOSA Page 5


AKBID BM PALEMBANG

berjalan lambat, sementara viIi lainnya yang vaskuler dengan sirkulasi darah
fetus-plasenta yang masih berfungsi tidak mengalami perubahan. Bila ada mola
yang disertai janin ada 2 kemungkinan, pertama kehamilan kembar dimana 1
janin tumbuh normal dan hasil konsepsi yang 1 lagi mengalami mola parsial.

2.4. Gejala Klinis


Gejala yang dapat ditemukan pada mola hydatidosa adalah sebagai berikut :
1. Adanya tanda-tanda kehamilan disertai dengan perdarahan. Perdarahan ini biasa
intermitten, sedikit-sedikit atau sekaligus banyak sehingga menyebabkan syok
atau kematian karena perdarahan ini, maka umumnya mola hidatidosa masuk RS
dalam keadaan anemia. Perdarahan uterus abnormal yang bervariasi dari spotting
sampai perdarahan hebat merupakan gejala yang paling khas dari kehamilan mola
dan pertama kali terlihat antara minggu keenam dan kedelapan setelah amenore.
Sekret berdarah yang kontinyu atau intermitten dapat berkaitan dengan keluarnya
vesikel-vesikel yang menyerupai buah anggur
2. Hiperemesis gravidarum, yang ditandai dengan nausea dan vomiting yang berat
3. Tanda-tanda pre-eklampsia pada Trimester I
4. Tanda-tanda tirotoksikosis, adanya hipertiroidisme dimana sekitar 7 % pasien
dengan takikardi, tremor dan kulit yang hangat.6 mola yang disertai tirotoksikosis
mempunyai prognosis yang lebih buruk, baik dari segi kematian maupun
kemungkinan terjadinya keganasan. Biasanya penderita meninggal karena krisis
tiroid
5. Kista lutein unilateral/bilateral
Mola hidatidosa sering disertai dengan kista lutein. Umumnya kista imi segera
menghilang setelah jaringan mola dikeluarkan, tetapi ada juga kasus-kasus dimana
kista lutein baru ditemukan pada waktu follow up. Kasus mola dengan kista lutein
mempunyai resiko 4 kali lebih besar untuk mendapatkan degenerasi keganasan
dikemudian hari dari pada kasus-kasus tanpa kista.
6. Umumya uterus lebih besar dari usia kehamilan
7. Tidak dirasakan tanda-tanda adanya gerakan janin, balottement kecuali pada mola
parsial
8. Kadar gonadotropin chorion tinggi dalam darah dan urin

ASUHAN KEBIDANAN DENGAN MOLA HYDATIDOSA Page 6


AKBID BM PALEMBANG

9. Emboli paru. Penyulit lain yang mungkin terjadi ialah emboli sel trofoblas keparu-
pam. Sebetulnya pada tiap kehamilan selalu ada migrasi sel trofoblas ke peredaran
darah kemudian keparu-paru tanpa memberikan gejala apa-apa tetapi pada mola
kadang-kadang jumlah sel trofoblas ini demikian banyak sehingga dapat
menimbulkan emboli paru-paru akut yang bisa menyebabkan kematian.
10. Keluar jaringan mola seperti buah anggur atau mata ikan (tidak selalu ada), yang
mempakan diagnosa pasti.

2.5. Diagnosis
1. Anamnesis
a. Terdapat gejala-gejala hamil muda yang kadang-kadang lebih nyata dari
kehamilan biasa
b. Kadangkala ada tanda toksemia gravidarum
c. Terdapat beberapa perdarahan yang sedikit atau banyak, tidak teratur, wama
tengguli tua atau kecoklatan seperti bumbu rujak.
d. Pembesaran uterus tidak sesuai (lebih besar) dengan tua kehamilan sehamsnya
e. Keluar jaringan mola seperti buah anggur atau mata ikan (tidak selalu ada)
yang merupakan diagnosa pasti.

2. Pemeriksaan Fisis
Inspeksi :
a. Muka dan kadang-kadang badan kelihatan pucat kekuning-kuningan yang
disebut muka mola (mola face)
b. Kalau gelembung mola keluar dapat dilihat jelas
Palpasi :
a. Uterus membesar tidak sesuai dengan umur kehamilan, terasa lembek
b. Tidak terba bagian-bagianjanin dan ballotement,juga gerakanjanin
c. Adanya fenomena harmonika : darah dan gelembung mola keluar dan fundus
uteri turun lalu naik lagi karena terkumpulnya darah bam
Auskultasi :
a. Tidak terdengar denyut jantung janin
b. T erdengar bising dan bunyi khas

ASUHAN KEBIDANAN DENGAN MOLA HYDATIDOSA Page 7


AKBID BM PALEMBANG

3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan β -hCG atau Serum, misalnya Galli Mainini pada mola hidatidosa
kadar gonadotropin dalam darah dan urin sangat meningkat maka reaksi Galli
Mainini dilakukan secara kuantitatif
b. Foto thoraks, ada gambaran emboli udara atau matastase ke paru
c. USG menunjukan gambaran badai salju (snow flake pattern)
d. Pemeriksaan sonde uterus (Hanifa), dimana sonde mudah masuk ke dalam
Cavum uteri, pada kehamilan biasanya ada tahanan oleh janin
e. Tes Acosta Sison, dengan tang abortus gelembung mola dapat dikeluarkan
f. Pemeriksaan T3 dan T4 bila ada gejala tirotoksikosis
g. Pemeriksaan histologik :
Mola hydatidosa komplit : gambaran proliferasi trofoblas, degenerasi
hidrofik viIi khorialis dan berkurangnya vaskularisasi / kapiler dalam
stromanya
Mola hydatidosa parsial : gambaran edema vilinya fokal dan proliferasi
trofoblasnya ringan dan terbatas pada lapisan

2.6. Penatalaksanaan
Terapi mola hydatidosa terdiri dari 4 tahap yaitu :
1. Perbaiki keadaan umum
a. Koreksi dehidrasi
b. Transfusi darah bila ada anemia (Hb ≤ 8 gr%)
c. Bila ada gejala pre-eklampsia dan hiperemesis gravidarum diobati sesuai
dengan protokol penanganan di bagian Obgin FK-UH
d. Bila ada gejala tiroktoksikosis dikonsulkan ke Bagian Penyakit Dalam
2. Pengeluaran jaringan mola
Ada 2 cara yaitu :
a. Kuretase
1. Dilakukan setelah keadaan umum diperbaiki dan setelah pemeriksaan
persiapan selesai (pemeriksaan darah rutin, kadar β - hCG serta foto
thoraks), kecuali bilajaringan mola sudah keluar spontan.

ASUHAN KEBIDANAN DENGAN MOLA HYDATIDOSA Page 8


AKBID BM PALEMBANG

2. Bila kanalis servikalis belum terbuka, maka dilakukan pemasangan


laminaria dan kuretase dilakukan 24 jam kemudian.
3. Sebelum kuretase terlebih dahulu siapkan darah 500 cc dan pasang infus
dengan tete san oksitosin 10 IU dalam 500 cc Dextrose 5%
4. Kuretase dilakukan sebanyak 2x dengan interval minimal 1 minggu
5. Seluruh jaringan hasil kerokan dikirim ke laboratorium Patologi Anatomi
b. Histerektomi
Tindakan ini dilakukan pada wanita dengan :
1. Umur ≥ 35 tahun
2. Anak hidup ≥ 3 orang
3. Terapi profilaksis dengan sitostatika
Diberikan pada kasus mola dengan risiko tinggi akan tetjadi keganasan misalnya
pada umur tua dan paritas tinggi yang menolak ootuk dilakukan histerektomi atau
kasus mola dengan hasil histopatologi yang mencurigakan. Biasanya diberikan
Methotrexate atau Actinomycin D.
Kadar β -hCG serum> 20.000 IU/ml setelah 4 minggu kuret
Peningkatan kadar β - hCG yang progresif post kuret
Pemeriksaan f3 -hCG yang masih positif 4-6 minggu post kuret
Adanya metastase (otak, ginjal, hepar, traktus gastro intestinal atau paru-paru)

4. Pemeriksaan tindak lanjut


a. Hal ini perlu dilakukan mengingat adanya kemungkinan keganasan setelah mola
hidatidosa, lama pengawasan berkisar 1 sampai 2 tahun
b. Selama pengawasan penderita dianjurkan memakai kontrasepsi kondom, pil
kombinasi atau diafragma dan pemeriksaan fisis dilakukan setiap kali pada saat
penderita datang control
c. Pemeriksaan kadar β -hCG dilakukan setiap minggu sampai ditemukan kadar β -
hCG normal 3x berturut-turut
d. Setelah itu pemeriksaan dilanjutkan setiap bulan sampai kadar β -hCG normal
selam 6x berturut-turut

ASUHAN KEBIDANAN DENGAN MOLA HYDATIDOSA Page 9


AKBID BM PALEMBANG

e. Bila terjadi remisi spontan (kadar β -hCG, pemeriksaan fisis dan foto thoraks
setelah satu tahun semuanya normal) maka penderita tersebut dapat berhenti
menggunakan kontrasepsi dan hamil lagi
f. Bila selama masa observasi kadar β -hCG tetap atau bahkan meningkat atau pada
pemeriksaan klinis, foto thoraks ditemukan adanya metastasis maka penderita
harus dievaluasi dimulai pemberian kemoterapi.

ASUHAN KEBIDANAN DENGAN MOLA HYDATIDOSA Page 10


AKBID BM PALEMBANG

BAB III
ASUHAN KEBIDANAN PADA KEHAMILAN
MOLA HYDATIDOSA

Tanggal Pengkajian : 10 September 2009 Pukul : 11.00 WIB

A. DATA SUBJEKTIF
a. Biodata
Nama Pasien : Ny. Sulastri Nama Suami : Tn. Rawin S.
Umur : 26 tahun Umur : 28 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Palembang / Indonesia Suku/Bangsa :Palembang/Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. A. Yani Rt.01/Rw.04Alamat : Jl. A. Yani Rt.01/Rw. 04
Palembang Palembang

b. Keluhan Utama :
Pada tanggal 10 September 2009 pukul 10.00 WIB ibu datang ke BPS mengaku
hamil 3 bulan anak pertama ingin memeriksakan kehamilannya dan mengeluh
mual, muntah dan perdarahan

c. Data Kebidanan
1. Haid
Menarche : 15 tahun Teratur/tidak : Teratur
Siklus : 27 hari Sifat darah : Encer
Lamanya : 7 hari Disminorhoe : Tidak ada
Banyaknya : 2 x ganti pembalut
2. Status Perkawinan
Kawin : Ya, 1 kali
Usia kawin pertama : 24 tahun
Lamanya perkawinan : 2 tahun

ASUHAN KEBIDANAN DENGAN MOLA HYDATIDOSA Page 11


AKBID BM PALEMBANG

3. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu


No Tgl Tempat Umur Jenis Penolong Penyulit Keadaan Keterangan
Partus Partus Kehamilan Persalinan Nifas Anak
1 Ini

4. Riwayat Kehamilan Sekarang


GPA : G2P0A0
HPHT : 5 Juli 2009
TP : 12 April 2010
ANC : 5 kali di bidan
Imunisasi : 2 x TT
Keluhan : Mual - muntah

5. Riwayat KB
Pernah mendengar tentang KB : Pernah
Pernah Menjadi askeptor KB : Tidak pernah
Jenis Kontrasepsi yang digunakan : Tidak pernah
Alasan berhenti menjadi akseptor KB : Tidak pernah

d. Data Kesehatan
1. Pribadi
Penyakit / Kelainan yang pernah dialami : Tidak ada
Operasi yang pernah dialami : Tidak ada
2. Keluarga
Penyakit / kelainan dalam keluarga : Tidak ada
Keturunan kembar : Tidak ada

e. Data Kebiasaan Sehari – Hari


1. Nutrisi
Makan : 3 kali sehari

ASUHAN KEBIDANAN DENGAN MOLA HYDATIDOSA Page 12


AKBID BM PALEMBANG

Jumlah / porsi : 1 piring ( nasi, 1 mangkuk sayur, lauk


pauk, susu)
Pantangan : Tidak ada
Keluhan : Mual – muntah, perdarahan
2. Eliminasi
Pola BAK : 5 x sehari
Pola BAB : 1 x sehari
Keluhan : Tidak ada
3. Olahraga yang sering dilakukan : Tidak ada
4. Istirahat / Rekreasi
Tidur siang : ± 2 jam
Tidur malam : ± 8 jam
Keluhan : Tidak ada
5. Personal Hygiene
Mandi : 2 x sehari
Sikat gigi : Setiap kali mandi dan setelah makan

f. Data Psikososial
1. Pribadi
Alasan datang ke petugas kesehatan : Ingin memeriksakan
kehamilan
Harapan terhadap persalinan : Normal dan lancar
Rencana tempat melahirkan : Klinik bersalin / bidan
Persiapan yang telah dilakukan : Perlengkapan bayi dan
materiil
Rencana menyusui : Sendiri
Rencana perawatan anak : Sendiri
Alat kontrasepsi yang digunakan : Tidak ada
Rencana jumlah anak : ± 3 orang
2. Keluarga
Tanggapan suami / keluarga terhadap kehamilan : Sangat diharapkan
Dorongan yang diberikan suami / keluarga : Moril, spiritual

ASUHAN KEBIDANAN DENGAN MOLA HYDATIDOSA Page 13


AKBID BM PALEMBANG

3. Budaya
Adat / kebiasaan yabng sering dijalankan selama kehamilan : Tidak ada

B. DATA OBJEKTIF
a. Pemeriksaan Fisik
KU : Baik Suhu : 36oC
Kesadaran : Composmentis TB : 155 cm
TD : 120/70 mmHg BB Sebelum Hamil : 47 Kg
Nadi : 82 x/menit BB sesudah hamil : 49 Kg
RR : 24 x/menit Lila : 23,5 cm

b. Pemeriksaan Obstetri
1. Inspeksi/palpasi
Kepala
Mata : Sklera bening, konjungtiva merah muda
Muka : Tidak ada cloasma gravidarum
Mulut : Bersih, tidak ada caries
Leher
Kelenjar Tyroid : Tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid
Tumor : Tidak ada
Payudara / mamae
Pembesaran : Simetris
Areola mammae : Hyperpigmentasi
Puting susu : Menonjol
Colostrum : Belum keluar
Perut
Pembesaran perut : Sesuai dengan usia kehamilan
Linea alba / nigra : Linea Alba
Striae albican / livide : Striae albican
Kelainan : Tidak ada
Genetalia Eksterna
Labia mayora / minora : Simetris, tidak ada kelainan

ASUHAN KEBIDANAN DENGAN MOLA HYDATIDOSA Page 14


AKBID BM PALEMBANG

Kelenjar Bartholini : Tidak ada pembengkakan kelenjar


bartholini
Pengeluaran vagina
 Jenis secret : Tidak ada
 Warna : Tidak ada
 Bau : Tidak ada
Ekstremitas
Tungkai : Simetris
Oedema : Tidak ada
Varises : Tidak ada
Kelainan : Tidak ada
2. Palpasi
Leopold I : 3 jari diatas symphisis
Leopold II : Belum dilakukan
Leopold III : Belum dilakukan
Leopold IV : Belum dilakukan
TBJ : Belum dilakukan
3. Auskultasi
Lokasi DJJ : Belum pernah dilakukan
Frekuensi DJJ : Belum terdengar
4. Perkusi
Refleks Patella : Kanan (+) / Kiri (+)

c. Pemeriksaan panggul
Distansia spinarum : 26 cm
Distansia cristirum : 28 cm
Conjungata eksterna : 19 cm
Lingkar panggul : 84 cm

ASUHAN KEBIDANAN DENGAN MOLA HYDATIDOSA Page 15


AKBID BM PALEMBANG

d. Pemeriksaan Laboratorium
1. Darah
Hb : 12 gr%
Gol. Darah : B
2. Urine
Protein : Negatif
Glukosa : Negatif

C. ANALISA DATA/ASSESMENT
a. Diagnosa : G2P0A0 hamil 12 minggu dengan mola hidatidosa
b. Masalah : Mual – muntah > 3 kali sejak 2 hari yang lalu
c. Kebutuhan : 1. Informasi tentang keadaan ibu dan janin
2. Informasi tentang fisiologi kehamilan
3. Beri informasi tentang gizi seimbang
4. Informasi tentang perawatan payudara
5. Informasi tentang tanda – tanda kehamilan
6. Informasi tentang personal hygiene
7. Informasi tentang control ulang
d. Diagnosa Potensial :
e. Tindakan segera : 1. Memberikan konseling tentang kehamilan dan
perubahan pada masa kehamilan
2. Memberikan obat – obatan untuk mengurangi
mual muntah, seperti metaclopramide, antihistamin
dan anti reflux medication, medianen BG, antesida
dan anti mulas
D. PLANNING
1. Beri informasi tentang keadaan ibu dan janin
Memberikan informasi kepada ibu tentang keadaan ibu dan janin dalam
keadaan baik dan diperoleh hasil yaitu TD : 120/80 mmHg, Nadi : 80 x/m, RR :
20 x/m, Temp : 36oC.

ASUHAN KEBIDANAN DENGAN MOLA HYDATIDOSA Page 16


AKBID BM PALEMBANG

2. Beri informasi tentang fifiologi kehamilan


Memberikan informasi tentang fisiologi kehamilan bahwa mual – muntah yang
berlebihan merupakan suatu yang tidak wajar dan dianjurkan untuk memeriksa
keadaan janin
3. Beri informasi tentang gizi seimbang
Memberikan informasi kepada ibu tentang gizi seimbang seperti makan –
makanan yang bergisi sepetti makanan yang mengandung 4 sehat 5 sempurna.
4. Beri informasi tentang perawatan payudara
Memberikan informasi kepada ibu tentang perawatan payudara seperti
membersihkan payudara setiap mandi, memakai BH yang menopang payudara,
membersihkan susu dengan baby oil.
5. Beri informasi tentang tanda – tanda bahaya kehamilan
Memberikan informasi kepada ibu mengenai tanda – tanda bahaya kehamilan
seperti perdarahan pervaginam, mual – muntah yang berlebihan, panas tinggi
dan mempersiapkan surat rujukan melahirkan
6. Beri informasi tentang personal hygiene
Memberikan informasi kepada ibu tentang personal hygiene untuk menjaga
kebersihan diri terutama daerah genetalia pakaian dalam bila terasa lembab
7. Beri informasi tentang kunjungan ulang
Memberikan informasi kepada ibutentang kunjungan ulang pada tanggal yang
telah ditentukan untuk memeriksakan keadaan ibu dan janin

E. EVALUASI
1. Ibu mengerti tentang apa yang diberikan dan dijelaskan oleh bidan tentang
keadaan ibu dan janin.
2. Ibu mengerti tentang apa yang dijelaskan oleh bidan tentang fisiologi kehamilan
3. Ibu mengerti tentang gizi seimbang
4. Ibu mengerti tentang perawatan payudara
5. Ibu mengerti tentang tanda – tanda bahaya kehamilan
6. Ibu mengerti tentang personal hygiene
7. Ibu mengerti tentang jadwal kunjungan ulang

ASUHAN KEBIDANAN DENGAN MOLA HYDATIDOSA Page 17


AKBID BM PALEMBANG

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Mola Hydatidosa


Molahidatidosa dalam kehamilan merupakan penyakit wanita dalam masa
reproduksi. Tetapi kalau terjadi kehamilan pada wanita yang berumur lebih dari 45
tahun. Kehamilan mola 10 x lebih dasar bila dibandingkan gravida antara 20 – 40 tahun.
Yang termasuk dalam kategori kehamilan mola hidatidosa yaitu terdapat gejala – gejala
hamil muda yang kadang – kadang lebih nyata dari kehamilan biasa. Kadangkala ada
tanda tolsemia gravidarum, terdapat beberapa perdarahan yang sedikit atau banyak,
tidak teratur, pembesaran uterus tidak sesuai ( lebih besar ) keluar jaringan mola seperti
buah anggur atau mata ikan.
Pada tanggal 11 Januari 2009 pukul 11.00 WIB Ny. Su;astir dengan mengeluh
sering mual – muntah berlebihan umur 26 tahun, agama Islam, bertempat tinggal di
jalan A. Yani Rt. 01/Rw. 04 Palembang dating ke bidan ingin memeriksakan
kehamilannya. Ibu mengaku bahwa haid terakhir adalah 5 Juli 2009, kemudian bidan
melakukan pemeriksaan dan didapat hasil riwayat kehamilan sekarang 5 Juli 2009 ; TP
12 April 2010, usia kehamilan 12 minggu ANC 2 kali, pemeriksaan fisik keadaan
umum ibu : baik, tekanan darah 120/80 mmHg, RR : 24 x/m, nadi : 82 x/m, suhu 36 oC,
tinggi 155 cm, BB sekarang 49 kg, LILA : 23,5 cm ; pemeriksaan kebidanan infeksi
konjungtiva agak pucat, auskultasi DJJ (-), frekuensi lokasi (-), perkusi, reflek patella
ka/ki (+/+), pemeriksaan Hb : 12 gr%. Ibu tidak pernah mengalami riwayat operasi, data
kebiasaan sehari – hari pola makan ibu teratur,dan tidak ada keluhan mengenai nutrisi,
personal hygiene ibu sering melakukan dan menjaga kebersihan diri, hubungan ibu
dengan keluarga rukun, pada kehamilannya ini ibu sangat mengharapkan.

Pelaksanaan Terhadap Pasien


1. Seorang petugas kesehatan harus menjelaskan tentang keadaan umum ibu dan
janin TD : 120/80 mmHg, suhu : 36oC, nadi : 82 x/m, RR : 24 x/m.
2. Memberikan informasi tentang fisiologi kehamilan kepada ibu, keadaan ibu
sedang lesu disertai mual – muntah itu meruoakan suatu hal yang wajar, pada
usia kehamilan awal perut ibu akan membesar sesuai dengan usia kehamilan.

ASUHAN KEBIDANAN DENGAN MOLA HYDATIDOSA Page 18


AKBID BM PALEMBANG

3. Beri informasi tentang nutrisi dan gizi


Memberi informasi kepada ibu tentang nutrisi dan gizi seimbang. Menganjurkan
ibu untuk mengkonsumsi makanan 4 sehat 5 sempurna, seperti Nasi, lauk pauk,
sayur, daging, buah dan susu dan makan makanan yang mengandung vitamin
dan mineral.
4. Beri informasi tentang personal hygiene
Memberi iformasi kepada ibu tentang personal hygiene dan menganjurkan ibu
untuk mengganti pakaian dalam bila terasa lembab.
5. Memberi informasi kepada ibu tentang jadweal control ulang.

ASUHAN KEBIDANAN DENGAN MOLA HYDATIDOSA Page 19


AKBID BM PALEMBANG

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Pada umumnya setiap kehamilan berakhir dengan lahimya bayi yang sempurna
Tetapi akan kenyataannya tidak selalu demikian, seringkali perkembangan kehamilan
mendapat gangguan yang dapat teIjadi pada berbagai tahap. Tergantung pada tahap
mana ganguan itu teIjadi, maka kehamilan dapat berupa keguguran, kehamilan ektopik,
prematuritas, kematian janin dalam rahim atau kelainan konggenital, kesemuanya
merupakan kegagalan fungsi reproduksi. Demikian pula dengan penyakit tropoblas pada
hakekatnya merupakan kegagalan reproduksi. Pada keadaan ini janin tidak berkembang
menjadi janin yang tidak sempuma, melainkan berkembang menjadi keadaan patologik
yang teIjadi pada minggu-minggu pertama kehamilan berupa degenerasi hidropik pada
jonjot korion, sehingga menyerupai gelembung yang disebut mola hydatidosa. Pada
umumnya penderita mola hydatidosa akan baik kembali, tetapi ada diantaranya
mengalami degenerasi berupa koriokarsinoma, penyakit tropoblastik gestasional
meliputi beberapa proses penyakit yang berasal daro plasenta. Ini meliputi kehamilan
mola, tumor tropoblatik palsenta, choriocarcinoma, dan mola invesif.

5.2. Saran
5.2.1. Bagi Petugas Kesehatan
Agar lebih meningkatkan pemberian pengetahuan dan tanda-tanda
bahaya bagi kehamilan mola hydatidosa sehingga dapat menolong persalinan
dengan baik, sehingga ibu dan anak yang dilahirkan juga dalam kondisi yang
baik serta tidak ditemukannya kemungkinan buruk .
5.2.2. Bagi Pendidikan
Agar makalah ini dapat menjadi bahan referensi dan merupakan
informasi yang lengkap dan bermanfaat untuk perkembangan pengetahuan
terhadap kehamilan mola hydatidosa.

ASUHAN KEBIDANAN DENGAN MOLA HYDATIDOSA Page 20


AKBID BM PALEMBANG

DAFTAR PUSTAKA

Martadisoebrata D. Penyaldt kelainana plasenta dan selaput janin dalam ilmu


kebidanan. Editor Winkjosatro.
Mochtar R. Penyaldt troJoblas dalam sonopsis obstretri . Editor H. Saifuddin AB,
Rachimhadi T. Edisi ke tiga, Jakarta.
Lukas R. Djuana AA. Mola Hydatidosa dalam pedoman diagnosis dan terapi obstretic
dan ginekologi. Editor Manoe IMSM, Rauf S, Usmani H. Ujung Pandang :
bagian obstretric dan ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin,
1999.p. 108-11
http://www.Americanpregnancy.org.htm.molarpregnancy

ASUHAN KEBIDANAN DENGAN MOLA HYDATIDOSA Page 21

Вам также может понравиться