Вы находитесь на странице: 1из 9

METODE HUNGARIAN UNTUK MENGOPTIMALKAN JUMLAH PRODUKSI PADA MASALAH PENUGASAN Hadi Siswanto 101810101030

ABSTRAK Pemrograman Linier merupakan metode matematika dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai suatu tujuan seperti memaksimumkan keuntungan dan meminimumkan biaya. Program Linier banyak diterapkan dalam masalah ekonomi, sosial, militer, dan lain-lain. Program Linier berkaitan dengan penjelasan suatu kasus dalam dunia nyata sebagai suatu model matematika yang terdiri dari sebuah fungsi tujuan linier dengan beberapa kendala linier. Urutan pertama dalam penyelesaian adalah mempelajari sistem relevan dan mengembangkan pernyataan permasalahan yang dipertimbangakan dengan jelas. Penggambaran sistem yaitu pernyataan tujuan, sumber daya yang membatasi, batasan waktu pengambilan keputusan, dan lain-lain. Selanjutnya langkah terakhir yakni pembuatan model maematika. Dalam dunia usaha manajemen sering menghadapi masalah yang berhubungan dengan penugasan optimal dari bermacam-macam sumber yang produktif atau personalia yang mempunyai tingkat efisiensi yang berbeda-beda untuk tugas yang berbeda-beda pula. Akibatnya, terdapat banyak kombinasi yang terbentuk. Setiap kombinasi mungkin dihitung satu per satu jika jumlah pekerja dan pekerjaan sedikit. Namun jika jumlah pekerjaan dan personalia dalam jumlah besar, menghitung semua kombinasi kurang efisien karena membutuhkan waktu yang cukup lama. Sehingga matematikawan menemukan metode untuk menyelesaikan masalah penugasan. Teknik pemecahan untuk masalah penugasan yaitu metode Hungarian. Dasar penggunaan metode Hungarian adalah opersai baris elementer pada matriks persegi. Sehingga metode Hungarian dapat digunakan jika jumlah sumber yang ditugaskan harus sama persis dengan jumlah tugas yang akan diselesaikan. Namun jika tidak sama harus ada penambahan baris atau kolom semu, sehingga terbentuk matriks persegi. Kata Kunci : Program Linier, model matematika, operasi baris elementer, matriks persegi.

1. PENDAHULUAN Masalah penugasan (Assignment problem) yang biasa dibentuk dengan matriks berbobot merupakan salah satu masalah dalam dunia matematika, di mana

masalah ini merupakan masalah yang metode penyelesaiannya cukup kompleks. Masalah penugasan adalah suatu masalah mengenai pengaturan pada indiIVdu (objek) untuk melaksanakan tugas (kegiatan), sehingga biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan penugasan tersebut dapat diminimalkan. Salah satu dalam menyelesaikan persoalan penugasan adalah algoritma Brute Force, di mana dalam algoritma ini seluruh kemungkinan solusi diperhitungkan sebagai kandidat solusi. Tentu saja hal ini sangat menggunakan sumber yang besar dan penyelesaian dengan metode ini menjadi tidak efisien. Alternatif lain dalam menyelesaikan masalah penugasan ini adalah dengan menggunakan algoritma Hungarian. Algoritma Hungarian adalah salah satu algoritma yang digunakan untuk menyelesaikan persoalan masalah penugasan. Awalnya, yang dikenal dengan metode Hungarian, ditemukan dan dipublikasikan oleh Harold Kuhn pada tahun 1955. Algoritma ini kemudian diperbaiki oleh James Munkres pada tahun 1957. Algoritma yang dikembangkan oleh Kuhn ini didasarkan pada hasil kerja dua orang matematikawan asal Hungaria lainnya, yaitu Denes Konig dan Jeno Egervary. Keberhasilan Kuhn menggabungkan dua buah penemuan matematis dari Jeno Egervary menjadi satu bagian merupakan hal utama yang menginspirasikan lahirnya Algoritma Hungarian. Dengan menggunakan algoritma ini, solusi optimum sudah pasti akan ditemukan. Namun untuk hal ini, kasusnya dibatasi, yaitu bila ingin menemukan solusi terbaik dengan nilai minimum (least cost search). Keuntungan terbesar penggunaan algoritma Hungarian adalah kompleksitas algoritmanya yang polinomial. Metode yang digunakan dalam algoritma Hungarian dalam memecahkan masalah sangat sederhana dan mudah dipahami. Oleh karena itu, akan dikaji penyelesaian masalah penugasan dengan menggunakan metode Hungarian.

2. MASALAH PENUGASAN Masalah penugasan akan mendelegasikan sejumlah tugas (assignment) kepada sejumlah penerima (assignee) dalam basis satu-satu. Jadi pada masalah penugasan,

diasumsikan bahwa jumlah assignment sama dengan assignee. Jadi data pokok pertama yang harus dimiliki dalam menyelesaikan seatu masalah penugasan adalah jumlah assignee dan jumlah assignment ( Blumenfeld, 2009) . Selain data jumlah assignee dan jumlah assignment yang terlibat, data lain yang biasa diperlukan adalah besar kerugian yang ditimbulkan atau besar keuntungan yang didapatoleh setiap assignee dalam setiap assigment. Sedangkan tujuan yang ingin dicapai dalam menyelesaikan masalah ini adalah untuk menjadwalkan setiap assignee pada suatu assignment sedemikian rupa kerugian yang ditimbulkan mminimal dan keuntungan yang dicapai maksimal. Yang dimaksud dengn kerugian dalam masalah ini adalah biaya dan waktu, sedangkan yang termasuk dalam keuntungan diantaranya adalah pendapatan, laba, dan nilai kemenangan. Dari sini terlihat bahwa secara garis besar ada dua masalah penugasan, yakni masalah maksimasi dan minimasi. Berberapa contoh kegiatan yang termasuk dalam masalah penugasan, yakni penempatan karyawan pada suatu posisi jabatan di perusahaan, pembagian wilayah tugas salesman, dan pembagian tugas dalam suatu tim renang estafet ( Ayu, 2002). Misalkan mengambil permasalahn penugasan yang umum yakni, terdapat n pekerja dan n pekerjaan. Jika adalah ongkos untuk pekeja ke i dan memiliki tugas

ke j. Maka dapat disajikan tabel 2.1 sebagai berikut ( Taha, 2007).


Pekerjaan 1 1 2 Pekerja n 1 1 1 1 1 2 3 4 1 1

Tabel 2.1 Penyajian Maslah Penugasan Tabel di atas adalah tahap awal yang dapat membatu untuk menyelesaiakan masalah penugasan baik maksimal mau pun minimal.

3. METODE HUNGARIAN Langkah-langkah penyelesaian dengan metode Hungarian untuk masalah minimasi adalah sebagai berikut : 1. Ditentukan nilai terkecil setiap baris, lalu mengurangkan semua nilai dalam baris tersebut dengan nilai terkecilnya. 2. Diperiksa setiap kolom, jika ada yang belum nol pada kolom maka ditentukan nilai yang terkecil dari setiap kolom belum nol, kemudian setiap nilai pada kolom tersebut dikurangi dengan nilai terkecilnya. 3. Ditentukan apakah terdapat n elemen tidak nol dimana tidak ada dua nilai nol yang berada pada bari atau kolom yang sama, dimana n adalah jumlah baris atau kolom. Jika ada tabel belum optimal; Jika tidak dilanjutkan langkah 4. 4. Dilakukan penutupan semua nilai nol dengan menggunakan garis vertikal atau horisontal seminimal mungkin. 5. Ditentukan nilai terkecil dari nilai yang tidak tertutup garis. Lalu semua nilai yang tidak tertutup garis dikurangkan dengan nilai terkecil tersebut, dan nilai yang tertutup oleh dua garis ditambahkan dengan nilai terkecil tersebut. 6. Kembali ke langkah 3. Untuk masalah maksimasi sebelum langkah ke-1 setiap ongkos pada tabel dikalikan -1 selebihnya jalankan langkah seperti yang tertera di atas.

Contoh: Sebuah perusahaan kecil mempunyai 4 pekerjaan yang berbeda untuk diselesaikan oleh 4 karyawan. Biaya penugasan seorang karyawan untuk pekerjaan yang berbeda adalah berbeda karena sifat pekerjaan berbeda-beda. Setiap karyawan mempunyai tingkat ketrampilan, pengalaman kerja dan latar belakang pendidikan serta latihan yang berbeda pula. Sehingga biaya penyelesaian pekerjaan yang sama oleh para karyawan yang berlainan juga berbeda. Tabel biaya sebagai berikut: (Rahmat, 2009)

Pekerjaan Pekerjaan Raihan Hamdan Hasan Dzakwan

I Rp 150 Rp 140 Rp 250 Rp 170

II Rp 200 Rp 160 Rp 200 Rp 180

III Rp 180 Rp 210 Rp 230 Rp 180

IV Rp 220 Rp 170 Rp 200 Rp 160

Tabel 3.1 ongkos kerja karyawan Masalahnya adalah bagaimana agar total ongkos yang diberikan minimum. Langkah-langkah: 1. Menyusun tabel awal Pekerjaan Pekerjaan Raihan Hamdan Hasan Dzakwan I 150 140 250 170 II 200 160 200 180 III 180 210 230 180 IV 220 170 200 160

Tabel 3.2 Tabel awal 2. Menentukan nilai minimum setiap baris Pekerjaan Pekerjaan Raihan Hamdan Hasan Dzakwan I 150 140 250 170 II 200 160 200 180 III 180 210 230 180 IV 220 170 200 160

Tabel 3.3 Pencarian nilai minimum 3. Mengurangi nilai minimum pada setiap baris dengan elemen baris yang lain. Pekerjaan Pekerjaan I II III IV

Raihan Hamdan Hasan Dzakwan

0 0 50 10

50 20 0 20

30 70 30 20

70 30 0 0

Tabel 3.4 Tabel setelah dikurangi nilai terkecil setiap baris 4. Memeriksa nol setiap kolom, kolom ke-3 masih belum ada nol selanjutnya pilih angka terkecil yakni 20. Kurangkan setiap angka pada kolom tersebut dengan angka terkecil tersebut. Pekerjaan Pekerjaan Raihan Hamdan Hasan Dzakwan I 0 0 50 10 II 50 20 0 20 III 10 50 10 0 IV 70 30 0 0

Tabel 3.5 Tabel setelah dikurangi nilai terkecil setiap kolom 5. Selanjutnya buat garis minimal yang menutupi angka nol. Selanjutnya pilih angka terkecil yang tidak tertutup garis, yaitu 10. Pekerjaan Pekerjaan Raihan Hamdan Hasan Dzakwan 0 0 50 10 I II 50 20 0 20 III 10 50 10 0 IV 70 30 0 0

Tabel 3.6 Tabel pembuatan garis minimal penutup nol 6. Kurangi semua elemen yang tidak tertutup garis dengan elemen terkecil pada tahap 5 dan jumlah elemen yang tertutup oleh dua garis dengan nilai terkecil tersebut.

Pekerjaan Pekerjaan Raihan Hamdan Hasan Dzakwan

I 0 0 60 20

II 40 10 0 20

III 0 40 10 0

IV 60 20 0 0

Tabel 3.7 Tabel setelah dikurangi/ ditambah unsur terkecil 7. Bentuk Garis minimal yang melalui nol pada tabel 3.7 . Pekerjaan Pekerjaan Raihan Hamdan Hasan Dzakwan I 0 0 60 20 II 40 10 0 20 III 0 40 10 0 IV 60 20 0 0

Tabel 3.8 Tabel setelah dikurangi/ ditambah unsur terkecil 8. Jumlah garis sama dengan banyaknya baris/kolom. Maka tabel 3.8 sudah optimal. Angka nol bada baris ke-i dan kolom ke-j pada tabel berarti pekerja ke-i tersebut berpeluang mengerjakan pekerjaan ke-j. Pekerjaan Pekerjaan Raihan Hamdan Hasan Dzakwan I 0 0 60 20 II 40 10 0 20 III 0 40 10 0 IV 60 20 0 0

Tabel 3.9 Tabel setelah dikurangi/ ditambah unsur terkecil 9. Selanjutnya, cari baris yang hanya memuat nol muncul satu kali. Hamdan pekerjaan I

10. Mencari semua kombinasi yang mungkin dengan memperhatikan 9. Raihan tidak mungkin mengerjakan pekerjaan 1 karena sudah dikerjakan oleh hamdan. Jadi Raihan mengerjakan Pekerjaan III. Raihan Pekerjaan III Begitu pula Dzakwan yang berpeluang mengerjakan pekerjaan III dan IV. Namun dia hanya dapat mengambil pekerjaan IV. Dzakwan Pekerjaan IV Hasan hanya dapat mengerjaan pekerjaan II, karena pekerjaan IV sudah dikerjakan oleh Dzakwan. Hasan Pekerjaan II Maka, solusi pada permasalahan di atas adalah Pekerja Raihan Hamdan Hasan Dzakwan Total Ongkos minimal Tabel 3.10 Tabel Akhir Jadi nilai minimum dicapai ketika Rahman mengrjakan pekerjaan III, Hamdan mengerjakan pekerjaan I, Hasan mengerjakan pekerjaan II, dan Dzakwan mengerjakan pekerjaan IV dengan total ongkos Rp 680, 00. Pekerjaan III I II IV Ongkos Rp 180 Rp 140 Rp 200 Rp 160 Rp 680

4. PENUTUP KESIMPULAN Metode Hungarian sangat efektif jika digunakan untuk menyelesaikan masalah penugasan. Karena selain lebih cepat, metode Hungarian lebih mudah.

Walau pun kendalanya yakni banyaknya tabel yang dibuat untuk setiap langkah pengerjaan. Penyelesaian masalah penugasan dengan metode hungarian pada

dasarnya menyelesaikan kasus penugasan untuk jumlah pekerja dan jumlah pekerjaan yang sama. Jika dalam jumlah berbeda maka tambah baris atau kolom semu dimana setiap elemennya berisi 0, sehingga kondisi menjadi sama. Metode Hungarian dapat menyelesaikan masalah penugasan baik mencari nilai maksimum atau minimum. Langkahnya hampir sama, hanya saja masalah maksimum harus mengalikan -1 sebelum melakukan langkah metode Hungarian.

SARAN Sebaiknya permasalahan yang dikerjakan menggunakan metode

hungarian adalah masalah dengan jumlah assignee dan assignment yang sama. Agar tidak terkendala saat melakukan langkah metode Hungarian.

DAFTAR PUSTAKA Ayu, Media A. 2002. Pengantar Riset Operasional. Yokyakarta: Binadarma.

Taha, Handy A. 2007. Operations Research An Introduction: Eight edition. New York: Macmillan.

Blumenfeld, Dennis. 2009. Operations Research Calculation Handbook: Second Edition. USA : CRC Press.

Rahmat, Abdullah B. 2009. Bahan Kuliah Riset Opersaional. Madura : Universitas Trunojoyo Madura.

Вам также может понравиться