Вы находитесь на странице: 1из 27

Pengukuran Tekanan Vena Jugularis

Pemeriksaan dilakukan pada vena jugularis eksterna kanan karena ia merupakan sambungan langsung dari vena kava superior. Pada gagal jantung kanan, bendungan di ventrikel kanan akan diteruskan ke atrium kanan dan vena kava superior sehingga tekanan vena jugularis meninggi. Sedangkan pada gagal jantung kiri, bendungan di ventrikel kiri akan diteruskan ke atrium kiri dan vena pulmonalis sehingga terjadi bendungan paru namun tekanan vena jugularis tidak meninggi.

Pengukuran tekanan vena jugularis dapat dilakukan secara langsung dengan menggunakan jarum yang dimasukkan kedalam vena brakialis dan di hubungkan dengan manometer air, atau secara tidak langsung dengan menggunakan cara Lewis Borst. Pengukuran tekanan vena jugularis di leher tidak dapat dipercaya pada anak-anak karena leher terlalu pendek atau pada strauma. Cara Langsung Titik-titikpengukuran Titik acuan adalah bidang hori!ontal melalui tempat sambungan iga ke-" dengan sternum Titik nol adalah tempat dimana tekanan sama dengan nol, yaitu setinggi tengah-tengah atrium kanan #arak titik acuan-titik nol pada orang dewasa adalah $cm %&'. jarak ini konstan. Teknik pengukuran pasien berbaring dengan lengan diletakkan $ cm dibawah titik acuan %jadi setinggi atrium kanan'. #arum dimasukkan dalam vena brakialis dan dihubungkan dengan manometer air. Tekanan dibaca pada manometer.

Cara Tidak Langsung (enurut lewis borst, sebagai pengganti manometer dipakai vena jugularis. Teknik Pemeriksaan Penderita berbaring terlentang dan leher harus lemas Penderita diminta bernapas biasa dengan relaks Tentukan vena jugularis eksterna kanan Tekan vena bagian bawah %proksimal dari klavikula' dengan ) jari Tanpa melepaskan jari yang pertama, tekan vena bagian atas %distal dari mandibular' dengan ) jari yang lain Lepaskan tekanan pada jari yang pertama Lihat sampai dimana vena terisi saat inspirasi Tingginya diukur dari titik acuan. #arak titik acuan-titik nol sama dengan & %atau $ cm'. Bila hasil pemeriksaan tersebut tekanan vena " cm lebih tinggi dari titik acuan, maka tekanan vena jugularis adalah & * " cm+", atau $ * " +",. Lebih baik tidak ditulis - cm+ ",, untuk memperlihatkan jarak & adalah $ cm +",. .ilai tekanan vena jugularis yang normal menurut cara ini adalah/ cm+ ", %$ 0 " cm+",'.

Letak leher dan posisi leher harus sedemikian rupa sehingga vena terisi sampai kira-kira di pertengahan antara mandibular dan klavikula. Pada gagal jantung kanan dengan vena jugularis yang terisi penuh sampai mandibular, pasien harus ditinggikan letak kepalanya. Pada keadaan normal dengan tekanan vena jugularis yang normal, kadang-kadang kepala harus diturunkan agar vena dapat terisi sampai kira-kira di pertengahan leher. Peninggian dan penurunan letak kepala pasien tidak akan mengubah tekanan vena karena jarak & merupakan jari-jari konstan suatu bola dengan atrium kanan sebagai titik pusatnya. Pengukuran tekana vena di leher %cara tidak langsung' tidak dapat dipercaya pada anakanak karena leher terlalu pendek atau pada pasien dengan struma karena struma mungkin menekan vena jugularis. Tekanan vena meninggi pada gagal jantung kanan, pericarditis eksudativa dengan tamponade jantung, atau pericarditis konstriktiva. Bendungan vena kava superior dapat diketahui dan diukur di vena jugularis dengan cara Lewis Borst. Bendungan vena pulmonalis %gagal jantung kiri' tidak dapat diukur dengan cara Lewis Borsta tau dengan cara langsung %menggunakan manometer air pada vena brakialis', tetapi harus menggunakan penyadapan jantung kanan %dengan menggunakan kateter Swan1an!'.

P2(2&34S55. 63S34

T2+.34 P2(2&34S55. 63S34 --7 8ilakukan dengan 9 cara 3nspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi

1. Inspeksi ---7 5dalah memeriksa dengan melihat dan mengingat .

Langkah kerja : 5tur pencahayaan yang cukup 5tur suhu dan suasana ruangan nyaman Posisi pemeriksa sebelah kanan pasien Buka bagian yang diperiksa Perhatikan kesan pertama pasien perilaku, ekspresi, penanmpilan umum, pakainan, postur tubuh, dan gerakan dengan waktu cukup. Lakukan inspeksi secara sistematis, bila perlu bandingkan bagian sisi tubuh pasien.

2. Palpasi 5dalah pemeriksaan dengan perabaan, menggunakan rasa propiosepti: ujung jari dan tangan.

Cara kerja : 8aerah yang diperiksa bebas dari gangguan yang menutupi ;uci tangan Beritahu pasien tentang prosedur dan tujuannnya

<akinkan tangan hangat tidak dingin Lakukan perabaan secara sistematis , untuk menentukan ukuran, bentuk, konsistensi dan permukaan #ari telunjuk dan ibu jari --7 menentukan besar=ukuran #ari ",/,9 bersama --7 menentukan konsistensi dan kualitas benda #ari dan telapak tangan --7 merasakan getaran Sedikit tekanan --7 menentukan rasa sakit

3. Perkusi 5dalah pemeriksaan dengan cara mengetuk permukaan badan dengan cara perantara jari tangan, untuk mengetahui keadaan organ-organ didalam tubuh.

Cara Kerja : Lepas Pakaian sesuai dengan keperluan Luruskan jari tengah kiri , dengan ujung jari tekan pada permukaan yang akan diperkusi. Lakukan ketukan dengan ujung jari tengah kanan diatas jari kiri, dengan lentur dan cepat, dengan menggunakan pergerakan pergelangan tangan. Lakukan perkusi secara sistematis sesuai dengan keperluan.

4. Auskultasi 5dalah pemeriksaan mendengarkan suara dalam tubuh dengan menggunakan alat ST2T,S4,P. ST2T,S4,P Bagian-bagian stetoskop 2ar Pieces --7 dihubungkan dengan telinga Sisi Bell % ;up ' --7 pemeriksaan thorak atau bunyi dengan nada rendah Sisi dia:ragma % membran ' --7 Pemeriksaan abdomen atau bunyi dengan nada tinggi.

Cara Kerja : ;iptakan suasana tenang dan aman Pasang 2ar piece pada telinga Pastikan posisi stetoskop tepat dan dapat didengar Pada bagian sisi membran dapat digosok biar hangat Lakukan pemeriksaan dengan sistematis sesuai dengan kebutuhan.

42P5L5

Cara Kerja : ). ". /. 9. 5tur posisi pasien duduk, atau berdiri Bila pakai kaca mata dilepas Lakukan inpeksi rambut dan rasakan keadaan rambut, serta kulit dan tulang kepala 3nspeksi keadaan muka pasien secara sistematis.

(5T5

5. Bola mata Cara Kerja :

). ". /. 9. $.

3nspeksi keadaan bola mata, catat adanya kelainan endo=eksoptalmus, strabismus. 5njurkan pasien memandang lurus kedepan, catat adanya kelainan nistagmus. Bedakan antara bola mata kanan dan kiri Luruskan jari dan dekatkan dengan jarak )$-/> cm Beritahu pasien untuk mengikuti gerakan jari, dan gerakan jari pada ? arah untuk mengetahui :ungsi otot gerak mata.

B. 4elopak (ata ). 5mati kelopak mata, catat adanya kelainan ptosis, entro=ekstropion, alismata rontok, lesi, @antelasma. ". 8engan palpasi, catat adanya nyeri tekan dan keadaan benjolan kelopak mata ;. 4onjungtiva, sclera dan kornea ). Beritahu pasien melihat lurus ke depan ". Tekan di bawah kelopak mata ke bawah, amati konjungtiva dan catat adanya kelainan anemia = pucat. % normal tidak anemis ' /. 4emudian amati sclera, catat adanya kelainan icterus, vaskularisasi, lesi = benjolan % norma putih ' 9. 4emudian amati sklera, catat adanya kelainan kekeruhan % normal hitam transparan dan jernih ' 8. Pemeriksaan pupil ). Beritahu pasien pandangan lurus ke depan ". 8engan menggunakan pen light, senter mata dari arah lateral ke medial /. ;atat dan amati perubahan pupil lebar pupil, re:lek pupil menurun, bandingkan kanan dan kiri Normal re:lek pupil baik, isokor, diameter / mm Abnormal re:lek pupil menurun=-, 5nisokor, medriasis=meiosis

2. Pemeriksaan tekanan bola mata ampa alat :

Beritahu pasien untuk memejamkan mata, dengan " jari tekan bola mata, catat adanya ketegangan dan bandingkan kanan dan kiri.

!engan alat : 8engan alat Tonometri % perlu ketrampilan khusus '

6. Pemeriksaan tajam penglihatan ). Siapkan alat snelen cart dan letakkan dengan jarak A meter dari pasien. ". 5tur posisi pasien duduk=atau berdiri, berutahu pasien untuk menebak hurup yang ditunjuk perawat. /. Perawat berdiri di sebelah kanan alat, pasien diminta menutup salah satu mata % atau dengan alat penutup '. 9. 4emudian minta pasien untuk menebak hurup mulai dari atas sampai bawah. $. tentukan tajam penglihatan pasien 1. Pemeriksaan lapang pandang ). ". /. 9. $. perawat berdiri di depan pasien bagian yang tidak diperiksa ditutup Beritahu pasien untuk melihat lurus kedepan % melihat jari ' 1erakkan jari kesamping kiri dan kanan jelaskan kepada pasien, agar memberi tahu saat tidak melihat jari

T2L3.15

Pemeriksaan daun telinga, lubang telinga dan membrane tympani ). 5tur posisi pasien duduk ". Perawat berdiri di sebelah sisi pasien, amati daun telinga dan catat bentuk, adanya lesi atau bejolan. /. tarik daun telinga ke belakang atas, amati lubang telinga luar , catat adanya lesi, cerumen, dan cairan yang keluar. 9. 1erakkan daun telinga, tekan tragus dan catat adanya nyeri telinga.catat adanya nyeri telinga. $. (asukkan spikulum telinga, dengan lampu kepala = othoskop amati lubang telinga dan catat adanya cerumen atau cairan, adanya benjolan dan tanda radang.

A. 4emudian perhatikan membrane tympani, catat warna, bentuk, dan keutuhannya. % normal warna putih mengkilat=transparan kebiruan, datar dan utuh ' -. Lakukan prosedur )-A pada sisi telinga yang lain. Pemeriksaan :ungsi pendengaran ujuan : menentukan adanya penurunan pendengaran dan menentukan jenis tuli persepsi atau konduksi.

Tehnik pemeriksaan

). Boice Test % tes bisik '

Cara Kerja : !engan suara bilangan ). ". /. 9. $. perawat di belakang pasien dengan jarak 9-A meter bagian telinga yang tidak diperiksa ditutup bisikkan suatu bilangan % tujuh enan ' beritahu pasien untuk mengulangi bilangan tersebut bandingkan dengan telinga kiri dan kanan

!engan suara "etik arloji ). pegang arloji disamping telinga pasien ". beritahu pasien menyatakan apakah mendengar arloji atau tidak /. 4emudian jauhkan, sampai pasien tidak mendengar % normal pada jarak /> cm ' 9. lakukan pada kedua sisi telinga dan bandingkan ". Test garputala

masih terdengar

#inne test

). Perawat duduk di sebelah sisi pasien ". 1etarkan garputala, dengan menekan jari garputala dengan dua jari tangan /. letakkan pangkal garputala pada tulang mastoid, dan jelaskan pasien agar memberitahu bila tidak merasakan getaran. 9. Bila pasien tidak merasakan getaran, dekatkan ujung jari garputala pada lubang telinga, dan anjurkan penderita agar memberutahu mendengar suara getaran atau tidah. .ormalnya pasien masih mendengar saat ujung garputala didekatkan pada lubang telinga. $eber test ). getarkan garputala ". Letakkan pangkal garputala di tengah-tengah dahi pasien /. Tanya kepada pasien, sebelah mana teinga mendengar lebih keras % lateralisasi kana=kiri'. .ormalnya getaran didengar sama antara kanan dan kiri. %&'aba&h est ). 1etarkan garputala ". letakkan ujung jari garputala pada lugang telinga pasien /. kemudian sampai pasien tidak mendengar, lalu bandingkan dengan pemeriksa. /. Test 5udiometri

Pemeriksaan 6ungsi 4eseimbangan ). Test &omberg ". Test 6istula /. Test 4alori

+38C.1 85. S3.CS

Inspeksi "an palpasi hi"ung bagian luar "an sinus(sinus 9. Pemeriksa duduk di hadapan pasien $. 5mati bentuk dan kulit hidung, catat kesimetrisan, adanya benjolan, tanda radang, dan bentuk khusus hidung. A. Palpasi hidung, catat kelenturan dan adanya nyeri -. Palpasi 9 sinus hidung % :rontalis, etmoidalis, spenoidalis, maksilaris ' catat adanya nyeri tekan Inspeksi hi"ung bagian "alam ). Pemeriksa duduk dihadapan pasien ". Pakai lampu kepala dan elevasikan ujung hidung dengan jari /. 5mati lubang hidung luar, catat benjolan, tanda radang pada batas lubang hidung, keadaan septum nasi.

9. masukkan spikulum hidung, amati lubang hidung bagian dalam, catat benjolan, tanda radang pada batas lubang hidung, keadaan septum nasi. Pemeriksaan potensi hi"ung ). 8uduklah dihadapan pasien ". Tekan salah satu lubang hidung, beritahu pasien untuk menghembuskan napas lewat hidung. /. Lakukan bergantian, suruh pasien merasakan apakah ada hambatan, dan bandingkan kanan dan kiri. Pemeriksaan )ungsi penghi"u ). (ata pasien dipejamkan ". Salah satu lubang hidung ditekan /. 1unakan bahan yang mudah dikenali, dekatkan ke lubang hidung dan minta pasien untuk menebaknya 9. Lakukan pada ke dua sisi.

(CLCT 85. T,.S3L

). ". /. 9. $. A.

Pasien duduk berhadapan dengan pemeriksa 5mati bibir, catat merah, cyanosis, lesi, kering, massa=benjolan, sumbing Buka mulut pasien, catat kebersihan dan bau mulut, lesi mukosa 5mati gigi, catat kebersihan gisi, karies gigi, gigi berlubang, gigi palsu. (inta pasien menjuliurkan lidah, catat kesimetrisan, warna, lesi. Tekan lidah dengan sudip lidah, minta pasien membunyikan huruh D 5 D, amati uvula, catat kesimetrisan dan tanda radang. -. 5mati tonsil tampa dan dengan alat cermin, catat pembesaran dan tanda radang tonsil.

L2+2&

4elenjar Tyroid Inspeksi : Pasien tengadah sedikit, telan ludah, catat bentuk dan kesimetrisan Palpasi : Pasien duduk dan pemeriksa di belakang, jari tengah dan telunjuk ke dua tangan ditempatkan pada ke dua istmus, raba disepanjang trachea muali dari tulang krokoid dan kesamping, catat adanya benjolan E konsidstensi, bentuk, ukuran. 5uskultasi

Tempatkan sisi bell pada kelenjar tyroid, catat adanya bising % normal tidak terdapat ' Trakhea Inspeksi : Pemeriksa disamping kanan pasien, tempelkan jari tengah pada bagian bawah trachea, raba ke atas dan ke samping, catat letak trachea, kesimetrisan, tanda oliver % pada saat denyut jantung, trachea tertarik ke bawah ', Normaln*a simetris ditengah. #BP % tekanan vena jugularis ' Posisi penderita berbaring setengah duduk, tentukan batas atas denyut vena jugularis, beritahu pasien merubah posisi ke duduk dan amati pulsasi denyut vena. Normaln*a saat duduk setinggi manubrium sternum. Atau Posisi penderita berbaring setengah duduk, tentukan titik nol % titik setinggi manubrium s. ' dan letakkan penggaris diatasnya, tentukan batas atas denyut vena, ukur tinggi denyut vena dengan penggaris. Normaln*a tidak lebih dari 9 cm. Bising 5rteri 4arotis Tentukan letak denyut nadi karotis % dari tengah leher geser ke samping ', Letakkan sisi bell stetoskop di daerah arteri karotis, catat adanya bising. Normaln*a tidak ada bising.

P2(2&34S55. T+,&5F 85. P5&C

ujuan Pemeriksaan : (engidenti:ikasi kelaian bentuk dada (engevaluasi :ungsi paru 5. 3.SP24S3 Cara Kerja : ). Posisi pasien dapat duduk dan atau berbaring ". 8ari arah atas tentukan kesimetrisan dada, Normaln*a simetris, /. 8ari arah samping dan belakang tentukan bentuk dada. 9. 8ari arah depan, catat gerakan napas dan tanda-tanda sesak napas

Normaln*a 1erak napas simetris )A 0 "9 F, abdominal = thorakoabdominal, tidak ada penggunaan otot napas dan retraksi interkostae. Abnormal : ar&hipneu napas cepat % 7 "9 F ' , misal E pada demam, gagal jantung +ra"ipneu napas lambat % G )A F ', misal Epada uremia, koma 8(, stroke Che*ne %tokes napas dalam, kemudian dangkal dan diserta apneu berulang-ulang. (isal pada Srtoke, penyakit jantung, ginjal. +iot 8alam dan dangkal disertai apneu yang tidak teratur, misal meningitis Kusmoul Pernapasan lambat dan dalam, misal E koma 8(, 5cidosis metabolic ,*perpneu napas dalam, dengan kecepatan normal Apneustik ispirasi megap-megap, ekspirasi sangat pendek, misal pada lesi pusat pernapasan. !angkal em:isema, tumor paru, pleura 2:usi. Asimetris pneumonie, TB; paru, e:usi pericard=pleura, tumor paru. $. 8ari arah depan tentukan adanya pelebaran vena dada- normaln*a tidak ada.

B. P5LP5S3 Cara Kerja : ). 5tur posisi pasien duduk atau berbaring ". lakukan palpasi daerah thora@, catat E adanya nyeri, adanya benjolan % tentukan konsistensi, besar, mobilitas H ' /. 8engan posisi berbaring = semi :owler, letakkan kedua tangan ke dada, sehingga ke dua ibu jara berada diatas Procecus Fypoideus, pasien diminta napas biasa, catat gerak napas simetris atau tidak dan tentukan daya kembang paru % normalnya /-$ cm '. Atau 8engan posisi duduk merunduk, letakkan ke dua tangan pada punggung di bawah scapula, tentukan kesimetrisan gerak dada, dan daya kembang paru 9. Letakkan kedua tangan seperti pada no "=/, dengan posisi tangan agak ke atas, minta pasien untuk bersuara % -- ', tentukan getaran suara dan bedakan kanan dan kiri. .enurun konsolidasi paru, pneumonie, TB;, tumor paru, ada masa paru .eningkat Pleura e:usi, em:isema, paru :ibrotik, covenrne paru.

;. P2&4CS3

Cara Kerja : ). 5tur posisi pasien berbaring = setengah duduk ". 1unakan tehnik perkusi, dan tentukan batas 0 batas paru +atas paru normal : 5tas 6ossa supraklavikularis kanan-kiri Bawah iga A (;L, iga ? (5L, iga )> garis skapularis, paru kiri lebih tinggi Abnormal : (eningkat anak, :ibrosis, konsolidasi, e:usi, ascites (enurun orang tua, em:isema, pneumothora@ /. lakuka perkusi secara merata pada daerah paru, catat adanya perubahan suara perkusi Normaln*a sonor=resonan % dug ' Abnormal : +yperresonan menggendang % dang ' thora@ berisi udara, kavitas 4urang resonan DdegI :ibrosis, in:iltrate, pleura menebal &edup DblegI :ibrosis berat, edema paru Pekak seperti bunyi pada paha tumor paru, :ibrosis

8. 5CS4CLT5S3 Cara kerja :

). 5tur posisi pasien duduk = berbaring ". 8engan stetoskop, auskultasi paru secara sistematis pada trachea, bronkus dan paru, catat suara napas "an a"an*a suara tambahan. %uara napas Normal : ra&hea brobkhial suara di daerah trachea, seperti meniup besi, inpirasi lebih keras dan pendek dari ekspirasi. +ronkho/esikuler suara di daerah bronchus % coste /-9 di atas sternum ', inpirasi spt vesikuler, ekspirasi seperti trac-bronkhial. 0esikuler suara di daerah paru, nada rendah inspirasi dan ekspirasi tidak terputus. Abnormal : Suara trac-bronkhial terdengar di daerah bronchus dan paru % missal E pneumonie, :ibrosis '

Suara bronkhovesikuler terdengar di daerah paru Suara vesikuler tidak terdengar. (issal :ibrosis, e::use pleura, em:isema

%uara tambahan Normal bersih, tidak ada suara tambahan Abnormal &onkhi suara tambahan pada bronchus akibat timbunan lender atau secret pada bronchus. 4repitasi = rales berasal daru bronchus, alveoli, kavitas paru yang berisi cairan % seperti gesekan rambut = meniup dalam air ' Jhe!ing suara seperti bunyi peluid, karena penyempitan bronchus dan alveoli.

/. 4emudian, beritahu pasien untuk mengucapkan satu, dua, H, catat bunyi resonan Bokal +ronkho)oni meningkat, suara belum jelas % misal pnemonie lobaris, cavitas paru ' Pe&torilogu* meningkat sekali, suara jelas 1go/oni sengau dan mengeras % pada e:usi pleura * konsolidasi paru ' .enurun 2 ti"ak ter"engar 2:usi pleura, em:isema, pneumothora@ P2(2&34S55. #5.TC.1

5.

3.P24S3 +al 0 hal yang perlu diperhatikan 1. +entuk perkor"ial 2. !en*ut pa"a apeks kor"is 3. !en*ut na"i pa"a "aerah lain 1. !en*ut /ena Cara Kerja : ). ". /. 9. buka pakaian dan atur posisi pasien terlentang, kepala ditinggikan )$-/> Pemeriksa berdiri sebelah kanan pasien setinggi bahu pasien (otivasi pasien tenang dan bernapas biasa 5mati dan catat bentuk precordial jantung Normal datar dan simetris pada kedua sisi, Abnormal ;ekung, ;embung % bulging precordial ' $. 5mati dan catat pulsasi apeks cordis Normal nampak pada 3;S $ (;L selebar )-" cm % selebar ibu jari '. %ulit "ilihat payudara besar, dinding toraks yang tebal, em:isema, dan e:usi perikard.

Abnormal --7 bergeser kearah lateroin:erior , lebar 7 " cm, nampak meningkat dan bergetar % Thrill '. A. -. 5mati dan catat pulsasi daerah aorta, pulmonal, trikuspidalis, dan ephygastrik NormaL +anya pada daerah ictus 5mati dan cata pulsasi denyut vena jugularis .ormal tidak ada denyut vena pada prekordial. 8enyut vena hanya dapat dilihat pada vena jugularis interna dan eksterna.

B.

5CS4CLT5S3 +al 0 hal yang perlu diperhatikan ). Irama "an )rek'ensi jantung .ormal reguler % ritmis ' dengan :rekwensi A> 0 )>> F=mnt ". Intensitas bun*i jantung .ormal 8i daerah mitral dan trikuspidalis intensitas B#) akan lebih tinggi dari B# " 8i daerah pulmonal dan aorta intensitas B#) akan lebih rendah dari B# " /. %i)at bun*i jantung Normal : - bersi:at tunggal. - Terbelah=terpisah dikondisikan % .ormal Splitting ' Splitting B# ) :isiologik .ormal Splitting B#) yang terdengar saat D 2kspirasi maksimal, kemudian napas ditahan sebentarI . Splitting B# " :isiologik normal Spliting B#", terdengar D sesaat setelah inspirasi dalam D Abnormal : Splitting B# ) patologik ganngguan sistem konduksi % misal &BBB ' Splitting B# " Patologik karena melambatnya penutupan katub pulmonal pada &BBB, 5S8, PS.

4. 3ase %*stolik "an !*astolik Normal : 6ase systolik normal lebih pendek dari :ase dyastolik % " / ' Abnormal : - 6ase systolic memanjang = :ase dyastolik memendek - Tedengar bunyi D )ru&tion #ubI gesekan perikard dg ephicard. $. A"an*a +ising 4 .urmur 5 jantung adalah bunyi jantung % bergemuruh ' yang dibangkitkan oleh aliran turbulensi % pusaran abnormal ' dari aliran darah dalam jantung dan pembuluh darah. Normal : tidak terdapat murmur

Abnormal : terdapat murmur kelainan katub , shunt=pirau A. 3rama 1allop % gallop ritme ' 5dalah irama diamana terdengar bunyi S/ atau S9 secara jelas pada :ase 8yastolik, yang disebabkan karena darah mengalir ke ventrikel yang lebih lebar dari normal, sehingga terjadi pengisian yang cepat pada ventrikel Normal Abnormal 1allop ventrikuler % gallop S/ ' 1allop atrium = gallop presystolik % gallop S9 ' 1allop dapat terjadi S/ dan S9 % +orse gallop ' Cara Kerja : ). Periksa stetoskop dan gosok sisi membran dengan tangan ". Tempelkan stetoskop pada sisi membran pada daerah pulmonal, kemudian ke daerah aorta, simak Bunyi jantung terutama B#", catat si:at, kwalitas di banding dg B#), splitting B#", dan murmur Bj". /. Tempelkan stetoskop pada sisi membran pada daerah Tricus, kemudian ke daerah mitral, simak Bunyi jantung terutama B#), catat si:at, kwalitas di banding dg B#", splitting B#), murmur Bj), :rekwensi 8#, irama gallop. 9. Bila ada murmur ulangi lagi keempat daerah, catat mana yang paling jelas. $. 1eser ke daerah ephigastrik, catat adanya bising aorta. ;. P5LP5S3 Cara Kerja : ). 8engan menggunakan / jari tangan dan dengan tekanan ringan, palpasi daerah aorta, pulmo dan trikuspidalis. catat adanya pulsasi. Normal tidak ada pulsasi ". 1eser pada daerah mitral, catat pulsasi, tentukan letak, lebar, adanya thrill, li:t=heave. Normal terba di 3;S B (;L selebar )-"cm % ) jari ' Abnormal ictus bergeser kea rah latero-in:erior, ada thriil = li:t /. 1eser pada daerah ephigastrik, tentukan besar denyutan. Normal teraba, sulit diraba Abnormal mudah = meningkat 8. P2&4CS3 Cara Kerja : ). Lakukan perkusi mulai intercota " kiri dari lateral % 5nt. a@ial line ' menuju medial, catat perubahan perkusi redup ". 1eser jari ke 3;S / kiri kemudian sampai 3;S A , lakukan perkusi dan catat perubahan suara perkusi redup. /. Tentukan batas-batas jantung tidak terdapat gallop ritme

P2(2&34S55. P5<C85&5 85. 42T354 3nspeksi

). posisi pasien duduk, pakaian atas dibuka, kedua tangan rileks disisi tubuh. ". (ulai inspeksi bentuk, ukuran dan kesimetrisan payudara Normal bulat agak simetris, kecil=sedang=besar /. 3nspeksi, dan catat adanya benjolan, tanda radang dan lesi 9. 3nspeksi areola mama, catat warna, datar=menonjol=masuk kedalam, tanda radang dan lesi. Normal gelap, menonjol $. Buka lengan pasien, amati ketiak, ;atat lesi, benjolan dan tanda radang.

P5LP5S3 Cara Kerja :

Lakukan palpasi pada areola, catat adanya keluaran, jumlah, warna, bau, konsistensi dan nyeri. Palpasi daerah ketiak terutama daerah lim:e nodi, catat adanya benjolan, nyeri tekan. Lakukan palpasi payudara dengan / jari tangan memutar searah jarum jam kea rah areola. ;atat nyeri dan adanya benjolan Bila ada benjolan tentukan konsistensi, besar, mobilisasinya.

P2(2&34S55. 5B8,(2.

5bdomen dibagi menjadi K regio

1, 3 = hypokondrium ka/ki 2 = ephigastrium

4, 6 = lumbal ka/ki 5 = umbilicus

3.SP24S3

7,9 = iliaka ka/ki = hypogastrium

Cara Kerja : 1 ). ". /. 9.

4andung kencing dalam keadaan kosong !ati terdapat pada 1 dan 2 Posisi berbaring, bantal dikepala dan lutut sedikit :leksi di daerah 2 "ambung 4edua lengan, disamping atau didada "im#a di daerah 3 (intalah penderita untuk menunjukkan daerah sakit untuk dilakukan pemeriksaan terakhir $. Lakukan inspeksi, dan perhatikan 4edaan kulit dan permukaan perut Normaln*a : datar, tidak tegang, Strie livide=gravidarum, tidak ada lesi Abnormal : Strie berwarna ungu syndrome chusing Pelebaran vena abdomen ;hirrosis 8inding perut tebal odema Berbintil atau ada lesi neuro:ibroma 5da masa = benjolan abnormal tumor A. Perhatikan bentuk perut Normal simetris Abnormal : (embesar dan melebar ascites (embesar dan tegang berisi udara % ilius ' (embesar dan tegang daerah suprapubik retensi urine (embesar asimetris tumor, pembesaran organ dalam perut -. Perhatikan 1erakan dinding perut Normal mengempis saat ekspirasi dan menggembung saat inspirasi, gerakan peristaltic pada orang kurus.

AbnormaL: Terjadi sebaliknya kelumpuhan otot dia:ragma Tegang tidak bergerak peritonitis 1erakan setempat peristaltic pada illius Perhatikan denyutan pada didnding perut .ormal dapat terlihat pada ephigastrika pada orang kurus ?. Perhatikan umbilicus, catat adanya tanda radang dan hernia

5CS4CLT5S3

Cara Kerja :

). 1unakan stetoskop sisi membrane dan hangatkan dulu ". Lakukan auskultasi pada satu tempat saja % kwadaran kanan bawah ', cata bising dan peristaltic usus. Normal Bunyi 6 4likc 1rugles D, $-/$F=mnt Abnormal : Bising dan peristaltic menurun = hilang illeus paralitik, post operasi Bising meningkat D metalik sound D illius obstrukti: Peristaltik meningkat dan memanjang % borboritmi ' diare, kelaparan /. 8engan merubah posisi=menggerakkan abdomen, catat gerakan air % tanda ascites '. .ormalnya tidak ada /. Letakkan stetoskop pada daerah ephigastrik, catat bising aorta, Normal tidak ada.

P2&4CS3

Cara Kerja : ). lakukan perkusi dari kwadran kanan atas memutar searah jarum jam, catat adanya perubahan suara perkusi Normaln*a tynpani, redup bila ada organ dibawahnya % misal hati '

Abnormal : +ypertympani terdapat udara Pekak terdapat ;airan ". lakukan perkusi di daerah hepar untuk menentukan batas dan tanda pembesaran hepar. Cara : Lakukan perkusi pada (;L kanan bawah umbilicus ke atas sampai terdengar bunyi redup, untuk menentukan batas bawah hepar. Lakukan perkusi daerah paru ke bawah, untuk menentukan batas atas Lakukan perkusi di sekitar daerah ) da " untuk menentukan batas-batas hepar yang lain.

P5LP5S3

Cara Kerja : ). Beritahu pasien untuk bernapas dengan mulut, lutut sedikit :leksi. ". Lakukan palpasi perlahan dengan tekanan ringan, pada seluruh daerah perut /. Tentukan ketegangan, adanya nyeri tekan, dan adanya masa super:icial atau masa :eces yang mengeras. 9. Lanjutkan dengan pemeriksaan organ

+ati Letakkan tangan kiri menyangga belakang penderita pada coste )) dan )" Tempatkan ujung jari kanan % atas - obliL ' di daerah tempat redup hepar bawah = di bawah kostae. (ulailah dengan tekanan ringan untuk menentukan pembesaran hepar, tentukan besar, konsistensi dan bentuk permukaan. (inta pasien napas dalam, tekan segera dengan jari kanan secara perlahan, saat pasien melepas napas, rasakan adanya masa hepar, pembesaran, konsistensi dan bentuk permukaannya. Normal tidak teraba = teraba kenyal, ujung tajam. Abnormal : Lien Teraba nyata % membesar ', lunak dan ujung tumpul hepatomegali Teraba nyata % membesar ', keras tidak merata, ujung ireguler hepatoma

Letakkan tangan kiri menyangga punggung kanan penderita pada coste )) dan )" Tempatkan ujung jari kanan % atas - obliL ' di bawah kostae kanan. (ulailah dengan tekanan ringan untuk menentukan pembesaran lim:a (inta pasien napas dalam, tekan segera dengan jari kanan secara perlahan, saat pasien melepas napas, rasakan adanya masa hepar, pembesaran, konsistensi dan bentuk permukaannya. .ormal Sulit di raba, teraba bila ada pembesaran

P2(2&34S55. S3ST2( (CS4CL,S42L2T5L

,T,T

,al 7 hal *ang perlu "iperhatikan Bentuk, ukuran dan kesimetrisan otot 5danya atropi, kontraksi dan tremor, tonus dan spasme otot 4ekuatan otot

C#i 4ekuatan ,tot Cara kerja : Tentukan otot=ektrimitas yang akan di uji Beritahu pasien untuk mengikuti perintah, dan pegang otot dan lakukan penilaian. Penilaian

> % Plegia ' ) % parese ' " % parese '

Tidak ada kontraksi otot 5da kontraksi, tidak timbul gerakan Timbul gerakan tidak mampu melawan gravitasi

/ % parese ' 9 % good '

(ampu melawan gravitasi mampu menahan dengan tahanan ringan

$ % .ormal ' mampu menahan dengan tahanan maksimal

TCL5.1 ,al(hal *ang perlu "iperhatikan : 5danya kelainan bentuk = de:ormitas (asa abnormal besar, konsistensi, mobilitas Tanda radang dan :raktur ;ara kerja 3spkesi tulang, catat adanya de:ormitas, tanda radang, benjolan abnormal. Palpasi tulang, tentukan kwalitas benjolan, nyeri tekan, krepitasiH

P2&S2.835. ,al(hal 8ang perlu "iperhatikan : Tanda-tanda radang sendi Bunyi gerak sendi % krepitasi ' Sti::nes dan pembatasan gerak sendi % &,( ' Cara Kerja : 3speksi sendi terhadap tanda radang, dan palpasi adanya nyeri tekan Palpasi dan gerakan sendi, catat krepitasi, adanya kekakua sendi dan nyeri gerak Tentukan &,( sendi &otasi, :leksi, ekstensi, pronasi=supinasi, protaksi, inverse=eversi,

P2(2&34S55. 4+CSCS

). 5ngkat Tungkai Lurus 5ngkat tungkai pasien, luruskan sampai timbul nyeri, dorso:leksikan tungkai kaki

5bnormal nyeri tajan ke rah belakang tungkai ketegangan = kompresi syara: ". Cji ;TS % ;arpal Tunnel Syndrome ' Cji P+5L2.MS 6leksikan pergelangan tangan ke dua tangan dengan sudut maksimal, tahan selama A> detik. 5bnormal Baal = kesemutan pada jari-jari dan tangan. Cji T3.2LMS Lakukan perkusi ringan di atas syara: median pergelangan tangan 5bnormal ada kesemutan atau kesetrum /. Tanda B5L,. Tekan kantung suprapatela dengan jari tangan, jari yang lain meraba adanya cairan.

P2(2&34S55. S3ST2( 3.T21C(2.

4CL3T

Inspeksi ). Jarna kulit .ormal nampak lembab, 4emerahan 5bnormal cyanosis = pucat ". Tekstur kulit .ormal tegang dan elastis % dewasa ', lembek dan kurang elastis % orang tua ' 5bnormal menurun dehidrasi, nampak tegang odema, peradangan /. 4elainan = lesi kulit .ormal tidak terdapat 5bnormal Terdapat lesi kulit, tentukan ). bentuk Lesi Lesi Primer bulla, macula, papula, plaLue, nodula, pigmentasi, hypopigmentasi, pustula Lesi Sekunder Tumor, crusta, :issura, erosi, vesikel, eskoriasi, licheni:ikasi, scar, ulcerati:. ". distribusi dan kon:igurasinya.

1eneral, Cnilateral, Soliter, Bergerombol Palpasi ). Tekstur dan konsistensi .ormal halus dan elastis 5bnormal kasar, elastisitas menurun, elastisitas meningkat % tegang ' ". Suhu .ormal hangat 5bnormal dingin % kekurangan oksigen=sirkulasi ', suhu meningkat % in:eksi ' /. Turgor kulit .ormal baik 5bnormal menurun = jelek orang tua, dehidrasi 9. 5danya hyponestesia=anestesia $. 5danya nyeri Pemeriksaan 4husus 54&5L 3speksi dan palpasi jari-jari tangan, catat warna dan suhu . .ormal tidak pucat, hangat 5bnormal pucat, dingin kekurangan oksigen

;& % capilari &e:iil ' Tekan Cjung jari berarapa detik, kemudian lepas, catat perubahan warna .ormal warna berubah merah lagi G / detik 5bnormal 7 / detik gangguan sirkulasi.

,82( Tekan beberapa saat kulit tungkai, perut, dahi amati adanya lekukan % pitting ' .ormal tidak ada pitting 5bnormal terdapat pitting % non pitting pada beri-beri '

4C4C

,bservasi warna kuku, bentuk kuku, elastisitas kuku, lesi, tanda radang 5bnormal #ari tabuh % clumbing 6inger ' penykait jantung kronik Puti tebal jamur &5(BCT TCBC+

3speksi distribusi, warna dan pertumbuhan rambut

Perbedaan DBD dan Cikungunya

4edua penyakit tersebut ditularkan melalui gigitan nyamuk. .yamuk yang dapat menularkan penyakit 8B8 dan ;hikungunya adalah sama, yaitu nyamuk 5edes 5gypti. .yamuk 5edes 5egypti mempunyai ciri memiliki garis belang hitam-putih pada tubuhnya dan menggigit pada siang hari. ;ara menularkannya juga sama yaitu dengan memindahkan virus dari penderita kepada orang lain melalui gigitan pada kulit tubuh. Tapi jenis virus yang dipindahkan berbeda. Birus yang dipindahkan untuk penyakit 8B8 adalah virus 8engue yang termasuk keluarga 3la/i/iri"ae dengan genus )la/i/irus, sedangkan pada penyakit ;hikungunya adalah virus chikungunya, yang termasuk dalam keluarga oga/iri"ae, genusalpha/irus. 1ejala penyakit ;hikungunya antara lain 8emam tinggi %/KN;', nyeri pada persendian %gejala khas demam chikungunya, mulai nyeri sendi ringan sampai berat, bahkan bisa sampai tidak bisa berjalan', tidak na:su makan, lemah, mual, sakit kepala, timbul ruam merah pada kulit. .yeri sendi pada Penyakit ;hikungunya sangat khas, nyeri berat dan pegal pada sendi-sendi, sering sampai tidak bisa berjalan terutama pagi hari saat bangun tidur . &uam merah pada penyakit ;hikungunya agak berbeda dengan 8B8, dimana pada penyakit ;hikungunya ruam merahnya lebih melebar agak timbul sehingga terkesan kulit agak lebih tebal .

1ejala penyakit demam berdarah dengue 8emam secara tiba-tiba "-- hari, disertai sakit kepala berat, sakit pada sendi dan otot %myalgia dan arthralgia', ruam merah pada kulit, pendarahan pada hidung dan gusi, sakit di perut, rasa mual, muntah-muntah atau diare. .yeri sendi pada 8B8 tidak sehebat pada ;hikungunya. &uam merah pada 8B8 mempunyai ciri-ciri merah terang, berbercak, biasanya timbul lebih dulu pada kaki , tangan dan kemudian bisa menyebar keseluruh tubuh. &uam tersebut bila diraba permukaannya sama dengan kulit dalam keadaan normal.

Вам также может понравиться