Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
=
) (
) 1 (
Dimana:
A = Biaya penambangan secara bawah tanah /ton batubara.
B = Biaya penambangan secara terbuka /ton batubara.
C = Biaya pengupasan tanah penutup /ton overburden.
Hal ini berarti hanya bagian endapan yang mempunyai BESR lebih kecil dari D
yang dapat ditambang secra menguntungkan. Jadi D adalah BESR
(1)
tertinggi
yang masih diperbolehkan untuk ditambang secara terbuka.
b. BESR
(2)
(Economic Stripping Ratio)
Merupakan besarnya keuntungan yang diperoleh bila endapan batubara
ditambang secara terbuka.
G
F E
BESR
) (
) 2 (
=
Dimana:
E = Pendapatan /ton batubara
F = Biaya produksi /ton batubara
G = Biaya pengupasan tanah /ton overburden
c. BESR
(3)
Keuntungan maksimum dimasukan dalam pertimbangan BESR sebagai
berikut:
(
+
=
G
G F
E BESR
) 3 (
Dimana:
H = Keuntungan minimum /ton batubara yang diharapkan
d. Ultimate Pit Slope
Merupakan salah satu faktor teknis yang berarti kemiringan atau batas luar tambang
yang masih tetap stabil dan menguntungkan. Ultimate Pit Slope akan berhubungan
dengan geometri lereng yang direncanakan. Hal ini berarti menentukan besarnya
cadangan batubara yang akan ditambang (tonase dan nilai kalorinya) yang akan
memaksimalkan nilai bersih total dari cebakan batubara tersebut.
Ultimate Pit slope juga akan berpengaruh terhadap eksplorasi lanjut, tahap evaluasi
dan tahap persiapan yang didasarkan pada:
a. BESR (Break Even Striping Ratio) yang diperkenankan
b. Sifat fisik dan mekanik batuan
c. Struktur geologi (sesar, kekar, bidang perlapisan, dan bidang geser)
d. Air tanah, unsur kimia batuan dan waktu yang dibutuhkan.
e. Rancangan Lereng
Jenjang digambarkan dengan kaki lereng (toe), puncak (crest), sudut muka jenjang
(face angle), dan lebar jenjang (bench width). Permukaan bagian atas dari jenjang
satu dengan yang berikutnya dipisahkan oleh jarak (H) yang disebut dengan tinggi
jenjang. Pembentukan dimensi dan bentuk lereng dipengaruhi oleh karakteristik
batuan, bentuk cadangan, stripping ratio maksimum dan ukuran areal tambang.
Sudut muka jenjang dapat bervariasi tergantung jenis batuannya. Pada umumnya
untuk batuan masif sudut lereng antara 55
o
-80
o
sedangkan untuk batuan sedimen
bervariasi antara 50
o
-60
o
dengan tinggi jenjang antara 12 -15 meter. Rancangan
lereng yang baik akan memberikan kondisi kerja yang aman dan efisien.
Gambar 1 Bagian-bagian jenjang
f. Ukuran dan jenis alat yang digunakan sehingga lebar minimum jenjang operasi
dapat ditentukan. Perlu untuk menentukan jenis alat yang digunakan untuk
penggalian, pemuatan serta pengangkutan sehingga lebar jalan dan jenjang dapat
ditentukan untuk lebih memaksimalkan proses penambangan.
Gambar 2 Kondisi Penambangan Batubara
Perhitungan lebar jalan angkut harus mempertimbangkan jumlah lajur, yaitu lajur
tunggal untuk jalan satu arah atau lajur ganda untuk jalan dua arah. Dalam
kenyataannya, semakin lebar jalan angkut maka akan semakin baik dimana lalu
lintas pengangkutan semakin baik dan lancar. Sebaliknya, semakin lebar jalan
angkut, biaya yang dibutuhkan untuk pembuatan dan perawatan juga semakin
besar. Misalnya saja untuk lajur ganda, ukuran yang dianjurkan adalah tiga
setengah kali dari lebar alat angkut.
Gambar 3 Lebar Jalan Angkut
G. DATA PENUNJANG
a. Data-data yang berhubungan dengan daerah penelitian, yang meliputi antara lain:
- Data geologi, stratigrafi, topografi
- Data singkapan
- Data penyebaran sumur bor
- Data curah hujan
b. Data-data yang dibutuhkan untuk pengolahan data, yang meliputi :
- Data banyaknya sampel
- Data hasil pemboran
- Data singkapan dan lapisan penutup
- Data geometri lereng
c. Data pendukung
Data-data yang dapat mendukung data-data lapangan guna menganalisa
permasalahan yang ada untuk mencari alternatif penyelesaian masalah. Data
pendukung dapat diambil antara lain dari laporan eksplorasi, brosur-brosur dari
perusahaan, data dari instansi terkait dan dari literatur-literatur.
H. ANALISA
Analisa yang dilakukan terhadap data-data yang diambil tersebut diatas yang
diantaranya :
- Analisa geologi, topografi, litologi
- Analisa data hasil pemboran (misalnya : kualitas dan penyebarannya).
I. METODOLOGI PENELITIAN
1. Studi Literatur
Dalam hal ini dilakukan dengan menggabungkan antara teori dengan data-data
di lapangan, adapun bahan-bahan diperoleh dari instansi yang terkait dengan
penelitian ini dan perpustakaan kampus serta daerah yang mana dapat berupa :
a. Literatur
b. Brosur-brosur
c. Peta dasar, peta geologi, topografi dan litologi
2. Penelitian Langsung di Lapangan
Hal ini dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu :
a. Observasi lapangan
Yaitu dengan melihat langsung kondisi lapangan daerah penelitian, luas
dan kesampaian daerah serta mencocokkan dengan data-data yang
diperoleh.
b. Penentuan titik pengamatan
Yaitu dengan menentukan batas-batas penyebaran lubang bor yang diamati
sesuai dengan data-data yang diperoleh.
c. Cek kembali perumusan masalah
Yaitu dengan menyesuaikan data-data yang diperoleh agar apa yang telah di
dapat sesuai dengan yang dibutuhkan untuk masalah yang akan dipecahkan.
3. Pengambilan Data
Dalam penelitian ini pengambilan data diperoleh dari :
- Data primer melalui pengamatan di lapangan.
- Data sekunder yakni data yang sudah ada sebelumnya. Data ini dapat
diperoleh dari berbagai referensi ataupun dari penelitian yang telah
dilakukan oleh perusahaan.
4. Pengolahan Data
Dilakukan dengan melakukan beberapa perhitungan dan penggambaran,
selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel, grafik, atau rangkaian perhitungan pada
penyelesaian dalam suatu proses tertentu.
5. Analisis Data
Dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh kesimpulan sementara. Selanjutnya
kesimpulan sementara ini akan diolah lebih lanjut pada bagian pembahasan.
6. Kesimpulan
Diperoleh setelah dilakukan korelasi antara hasil pengolahan dengan
permasalahan yang diteliti. Kesimpulan ini merupakan hasil akhir dari semua
masalah yang dibahas.
Adapun flow chart dari metodologi penelitian sebagai berikut :
J. JADWAL KEGIATAN
Penelitian ini rencananya akan dilaksanakan pada 21 Oktober 14 Desember 2013.
Adapun jadwal kegiatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
No Kegiatan
Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3
3 4 1 2 3 4 1 2 3
1 Persiapan
2 Studi Literatur
3 Pengamatan di Lapangan
4 Pengambilan Data
5 Pengolahan Data
6 Penyusunan Laporan
7 Seminar
STUDI LITERATUR
PENGAMATAN LAPANGAN
ANALISIS DATA
PENGAMBILAN DATA
PENGOLAHAN DATA
PENYUSUNAN LAPORAN
KESIMPULAN
DATA SEKUNDER DATA PRIMER
K. DAFTAR PUSTAKA
Hartman, H.L., Introductory Mining Engineering, John Willey and Sons.
Hustrulid, W and Kuchta, M., 1995. Open Pit Mine Planning & DesignVolume 1,
A.A.Balkema, Rotterdam, Brookfield.
Peurifoy, R.L., 1987, Construction Planning, Equipment and Methods, Second Edition,
Mc Graw Hill, Kogasukha, Ltd, Tokyo, Singapura, Sidney.
Seiffer, S.G., How To Conduct A Mine Feasibility Study Surface Coal Mines,____
Aryanda, Dadang. 2013. Perencanaan Tambang dan Penambangan Batubara.
http://kampungminers.blogspot.com/2013/03/perencanaan-dan-penambangan-
batubara.html. (diakses tanggal 28 Agustus 2013, pukul 20.21 WITA)