Вы находитесь на странице: 1из 11

KATA PENGANTAR

Buku adalah gudang ilmu pengetahuan, demikian kata orang bijak. Banyak buku berarti banyak pilihan secara lengkap dan menyeluruh, dengan mana orang yang cukup hanya membaca satu buku aja. Buku yang satu mungkin memuat pokok pembahasan tertentu dengan lengkap dan gamblang, tetapi ada juga yang sedikit. Untuk itu, sebagai salah satu tugas dari mata kuliah Ilmu Ukur Tambang dan jaga sebagai penambah wawasan tentang Ilmu Ukur tambang, saya membuat sebuah arkitel dengan judul Ilmu Ukur Tambang. Semoga dengan adanya artikel ini, dapat khasanah keilmuan kita yang masih sangat sedikit. Sebagai sebuah karya manusia, tentu artikel ini masih banyak mengandung kelemahan. Maklumlah tidak ada gading yang tak retak. Karena itu, penulis menerima dengan senang hati segala kritik dan saran demi kesempurnaan artikel ini. Akhir kata, penulis tidak lupa mengucapkan syukur alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah memberikan kekuatan lahir dan batin dalam penulisan artikel ini.

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Ilmu ukur tambang (Underground Surveying) adalah suatu kegiatan kerja yang
harus dilakukan dalam beberapa pekerjaan tambang bawah tanah (underground

mining) untuk mengetahui dan memperoleh data tentang : 1. Kedudukan lubang bukaan terhadap peta topography yang ada. 2. Gambaran lubang-lubang tambang (peta tambang).
3. Kemajuan arah penggalian serta besar tonase penggalian di dalam stope.

Sehingga dapat diperoleh suatu keterangan untuk menetapkan arah penggalian lebih lanjut, untuk menghitung berapa besar material (ore) yang telah digali dan kemungkinan berapa banyak ore yang akan digali, juga untuk memperoleh data dari daerah kerja tambang menurut grafik yang mungkin dibuat, apabila diadakan suatu penambahan kerja yang effisien. Serta memecahkan berbagai permasalahan dalam (eksplorasi, konstruksi, eksploitasi).

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Dasar Dasar Ilmu Ukur Tambang Di dalam ilmu ukur tambang, dasar dasar ilmu ukur tambang harus terlebih daluhu dipahami, agar disaat praktik dan perhitungan tidak mengalami kesalahan persepsi. Adapun dasar dasar ilmu ukur tambang tersebut, yaitu: 1. Bearing, ialah suatu sudut yang diukur ke kiri atau kekanan antara garuis Utara (North), Selatan (South) dengan titik tertentu. Nama dari bearing tersebut tergantung dari letak empat titik dari kwadran. 2. Azimuth, ialah suatu sudut yang ukur dari titik Utara atau Selatan ke suatu titi tertentu menurut arah jarum jam. Untuk mempermudah perhitung, maka umumnya titik Utara digunakan sebagai titik awal pengukuran.
Syarat Azimuth: Bila hasil yang diperoleh setelah dikurangi 1800, harganya negatif, maka

harus ditambah 3600.


Bila hasil yang diperoleh setelah dikurangi 1800, harganya lebih besar dari 3600, maka untuk mendapat azimuth baru kurangi dengan 3600.

Azimuth awal + sudut lurus - 1800= azimuth akhir.

2.2.Pengukuran Tambang Bawah Tanah a. Tujuan pengukuran tambang bawah tanah Tujuan dilakukannya pengukuran tambang bawah tanah yaitu, untuk mengetahui arah/kemajuan penggalian bawah tanah, untuk mengetahui broken ore/bat yang tergali, dan mengetahui posisi/kedudukan lubang bukaan terhadap permukaan topografi. Agar tujuan tersebut berjalan secara sempurna, ada hal hal yang perlu diperhatikan di dalam pengukuran tambang bawah tanah, antara lain: 1. Penerangan pada underground traversing untuk pembacaan sudut vertikal/horizontal, benang silang, pita ukur dan lain - lain sangat dibutuhkan.

2. Daerah

pengukuran

tidak

luas/terbatas

sehingga

sulit

dalam

pemasangan instrument maupun pengukurannya. 3. Menggunakan plumbobs dengan tali penggantungnya pada titik station sehingga untuk penetapannya lebih sulit drpada pengukuran

permukaan. 4. Rambu tdk digunakan krn tinggi mine haulage tunnel biasanya lebih pendek dari rambu sebagian gantinya menggunakan plumbobs. b. Instrumen dan peralatan pengukuran tambang bawah tanah 1. Instrumen Optik : theodolite 2. Dumpey level : alat untuk menentukan elevasi di bawah tanah dengan perbedaan ketinggian dengan cara menarik garis ketinggian. 3. Rambu 4. Kompas : kompas ayun, tali 5. Pita ukur/meteran: untuk setting stasiun ukur dan melakukan pekerjaan Dengan teliti digunakan ukuran 200 ft x 3/8 in, skala ukur digulung. untuk pengukuran dipermukaan digunakan 300-400 ft, skala ditandai setiap 5-10 ft untuk offset, tinggi instrumen, height of shot digunakan 6-8 ft

6. Plumb bob 7. Lampu penerangan Keuntungan : lampu baterai lebih berat dari lampu karbit, sebaiknya memiliki ikat pinggang extra untuk tempat baterai. lampu baterai harus diisi setiap hari tetapi surveyor masih membutuhkan lampu karbit saat mereka bekerja di daerah terpencil yang jauh dari listrik. 8. Kaca pembesar 9. Stambangtion 10. tempat peralatan yang berisi : plumb bob, tali plumb bob extra, alat untuk menutup sambungan Dengan saluran kompressor, tongkat

pancang, kotak yang berisi pengait dan material sekrup, paku, tali manila, kain katun tipis. 11. Peralatan kantor : penthograph, planimeter, penggaris baja, copy flex, kalkulator, tinta warna. c. Metode pengukuran tambang bawah tanah Pembacaan Sudut Horizontal 1. Pembacaan Langsung teleskop disetel di belakang sasaran dengan plat pada nol menggunakan penjepit bawah, kemudian teleskop dibalik ke depan sasaran menggunakan penjepit atas sehingga sudut terbaca. Instrumen terbagi dr 0o-360o dengan arah ke kanan diukur searah jarum jam. 2. Defleksi teleskop di set di belakang sasaran dengan posisi jarum pada titik nol menggunakan penjepit bwh kemudian teleskop dibalik ke depan sasaran menggunakan penjepit atas dan vernier akan terbaca. Instrumen terbagi dari 0o-180o pada akhir. Sudut yang terbaca merupakan sudut defleksi/deviasi dari titik tembak ke kiri/kanan dari salah satu titik akhir. 3. Dengan Bearing Teleskop dibalik dan diset di belakang sasaran dengan piringan yang telah disetel pada benang terakhir subjek yang terbaca pada stasiun sebelumnya menggunakan penjepit bawah, teleskop dibalik ke sasaran tembakan menggunakan penjepit atas dan bearing subjek tembakan terbaca pada piringan. Instrumen terbagi dalam beberapa kuadran seperti sebuah kompas Dengan titik 0o pada U-S dan titik 90o pada T-B. 4. Dengan Azimuth Teleskop dibalik dan diset di belakang sasaran dengan setting piringan pada azimuth terakhir subjek seperti pembacaan dari station sebelumnya dengan menggunakan penjepit bawah, teleskop dibalikan ke sasaran tembakan menggunakan penjepit atas dan bearing subjek tembakan terbaca dari piringan. Instrumen terbagi dari 0o-360o ke arah kanan/searah jarum jam. Sesudah mengambil FS piringan yang ada dikiri dijepit dan dengan

menggunakan posisi seperti ini tanpa seting ulang kecuali harus melaksanakan pengambilan BS pada station berikutnya. 5. Dengan Repetisi Teleskop yang berada pada posisi normal diset ke belakang sasaran Dengan piringan pada posisi nol memakai penjepit bawah, kemudian tanpa loncatan dibalik kedepan sasaran tembakan menggunakan penjepit atas dan sudut terbaca dr piringan sertambang dicatat, selanjutnya tanpa diset ulang pembacaan 2 dilakukan. Pembacaan sudut dpt diulang pada saat pembacaan ke 2 kapan saja diinginkan. vernier dibaca pada akhir pengukuran dan sudut ini berbeda nomor repetisinya, dimana sudut antara subjek sudut terakhir harus sesuai Dengan setting pertama. Instrumen terdiri dari 0o-360o ke arah kanan. Pembacaan Sudut Vertikal Sudut vertikal didipat dengan menghubungkan jarak miring peta untuk menentukan jarak horizontal dan vertikal antara pojok - pojok pada akhir pencatatan. Sudut vertikal diukur langsung dimana sudut yang ada diatas/bawah garis horizontal diukur hanya 1 kali. Pengukuran Jarak 1. Dengan rangkaian/ikatan. 2. Dengan pembacaan stadia. 3. Dengan perekaman : Ploting 1. Dengan sudut dan jarak. 2. Dengan cara azimuth / bearing dan jarak. 3. Dengan cara koordinat. d. Data yang harus diambil Dengan kompas 1. Pengukuran tambang permukaan Azimuth BS, Azimuth FS, Vertical angle FS, slope distance FS. pengukuran singkat antar pancang. pengukuran panjang Dengan rentang2 bebas.

2. Pengukuran tambang bawah tanah Azimuth BS, Azimuth FS, Vertcal Angle FS, Slope Distance FS, Detil ke arah FS meliputi (jarak instrument ke dinding sebelah kiri bukaan/L dan jarak instrumen ke dinding sebelah kanan/R bukaan). Dengan Theodolite 1. Pengukuran tambang permukaan Tinggi instrumen, skala lingkaran Horizontal BS, skala lingkaran Horizontal FS, Vertical angle FS, jarak optis FS (Ba, Bb, Bt) 2. Pengukuran tambang bawah tanah Tinggi Instrumen, tinggi unting FS, skala lingk Hor BS, skala lingk hor FS, vertical angle FS, slope distance, detil ke arah FS meliputi (jarak instrumen ke dinding sebelah kiri bukaan/L, jarak instrumen ke dinding seb kanan bukaan/R, tinggi bukaan dr floor ke roof) e. Data yang harus dihitung Data yang harus dihitung yaitu Azimuth awal dari base line: Bearing FS Titik detail Menggunakan metode angle right dan metode offset Elevasi (Latitude) Ada tiga cara untuk menentukan evaluasi atau ketinggian suatu titik pada Tambang Bawah Tanah, yaitu : 1. dengan menggunakan instrument dan pita ukur. 2. dengan menggunakan level watau waterpass. 3. dengan mengukur kedalaman suatu shart dengan pita ukur atau spesial case. Vertical distance Horizontal distance Azimuth FS Departure Koordinat titik FS Tinggi titik FS

2.3.Masalah Masalah Dalam Pengukuran Tambang bawah tanah Disaat melakukan pengukuran sering terjadi masalah masalah yang disebabkan dari human eror atau dari alat. Masalah maslah tersebut terjadi mulai dari arah pengeboran dan penemuan jarak tertentu dalam pekerjaan penambangan. Adapun masalah masalah tersebut antara lain:
1. Mengikat titik konsensi ke titik lain Menghubungkan titik kosensi ke titik triagulasi sering terjadi masalah di dalam elevasi dan sudut sudutnya. 2. Menghubungkan dua drift Masalah disaat menghubungkan drift biasanya adalah panjang dari drift di gunakan untuk pengangkutan atau tamming. 3. Menghubungkan dua shaft Masalah yang terjadi disaat menghubungkan shaft jika pakot shaft belum terbuka. Maka bearing kompas perlu dikerjakan. 4. Menghubungkan dua level dengan raise Masalah ini terjadi jika Raise digunakan untuk ventilasi, orepass, waste pass,

man way atau simply prospecting.


2.4. Pengukuran Stope Survey dan Tunnel Survey a. Stope survey

Pengukuran pada stope diperlukan untuk : 1. Memperoleh suatu garis batas yang benar dari daerah kerja. 2. Menghitung berat, Tonnage atau Volume. Penting untuk mengetahui dimana akan dibuat raise dan drift di suatu titik (tempat) tertentu, kecuali itu stope harus diketahui sampai dimana batasnya perlu digali. Pembuatan ventilasi untuk bekerja juga penting, jika
diketahui dimana lubang ventilasi yang akan menghubungkan daerah tersebut.

Stope survey untuk menghitung berat atau volume, digunakan dalam banyak hal tetapi merupakan perhitungan yang kasar. Cara perhitungannya dengan square set, sema mining method menggunakan square set method system. Ada tiga cara untuk mengukur stope : 1. Instrument dan pita ukur. 2. Swing, string atau kompas gantung.

3. Menghitung timber set. Pemilihan ini tergantung pada ukuran, bentuk, tidak tersusunnya serta urutan dari ore body, demikian pula secara penambangannya juga

mempengaruhi pemilihan ini. b. Tunnel Survey


Tunnel terlalu panjang, sampai 1.000 feet atau 3 kilometer panjangnya,

maka diperlukan pembacaan sudut dua kali. Koreksi pengukuran panjang


harus diperhatikan, disebabkan oleh tegangan dan temperatur. Cara pengukuran tidak dapat dilakukan dengan bebrapa cara.Satu menit instrument adalah sudah cukup meskipun harus diulangi lebih dari 1 menggunakan 30 menit instrument. kali, akan lebih teliti daripada

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan
Ilmu ukur tambang adalah salah satu cabang ilmu pertambangan yang mempelajari tentang pengukuran tambang bawah tanah yang bertujuan untuk menentukan kedudukan lubang bukaan terhadap peta topography yang ada,

gambaran lubang-lubang tambang (peta tambang) dan kemajuan arah


penggalian serta besar tonase penggalian

di dalam stope. Sehingga sangat

berguna untuk memecahkan permasalah disaat tambang bawah tanah tersebut mulai dilakukan eksplorasi, kontruksi dan eksploitasi.

DAFTAR PUSTAKA
http// ILMU UKUR TAMBANG Mining Engineering aNthoe.htm.diakses tanggal 28 Februari 2014. http// ml.scribd.com/materi-kuliah-ilmu-ukur-tambang.diakses 28 februari 2014. http//rafiedbungsu.blogspot.com/2012/06/materi-kuliah-ilmu-ukurtambang.html?=1.diakses tanggal 28 Februari 2014.

Вам также может понравиться