Вы находитесь на странице: 1из 6

Badan Koordinasi Pengendalian dan Komunikasi Program

Edisi 49/Desember 2013

Media Diseminasi Kebijakan dan Prestasi

KPI Menuju Universitas Riset Bereputasi Internasional Inkubator ITS Lahirkan Wirausahawan Berkapasitas Internasional Tingkatkan Jaminan Mutu Internal Melalui SAR PRESTASI ITS

KPI Menuju Universitas Riset Bereputasi Internasional


Tahapan Pembangunan ITS dan Tahapan Pendidikan Nasional
Tahapan Pembangunan Pendidikan Nasional - Kemdikbud

VISI2025 PERIODE TEMA 2005-2009 Peningkatan Kapasitas & Modernisasi

INSAN INDONESIA CERDAS & KOMPETITIF 2010-2014 Penguatan Pelayanan 2015-2019 Penguatan Daya Saing Regional 2020-2024 Penguatan Daya Saing Internasional

[2011-2013] Penguatan Keterpaduan Kompetensi ITS dalam meningkatkan Kontribusi penyelesaian problem nasional

[2011-2014] Penguatan Sumber Daya (manusia dan institusi) Berorientasi Perwujudan Universitas Riset dan Pencapaian Reputasi Internasional [2013-2017] Penguatan ITS dalam Perwujudan sebagai Universitas Riset [2011-2016] Penguatan Daya Saing Regional ITS [2014-2019] Perintisan Daya Saing Internasional ITS

M P 3 E I

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya terus berupaya melakukan berbagai strategi untuk mewujudkan misi menuju universitas riset bereputasi internasional. Kali ini dengan membuat Indeks Key Performance Indicator (KPI) Terpilih untuk mengukur tingkat keberhasilan ITS mencapai target hingga 2019 mendatang. Dalam Indeks KPI Terpilih tersebut ditentukan sejumlah KPI yang menjadi tolok ukur ITS untuk bisa menuju universitas riset bereputasi internasional. Antara lain: 1) Rasio jumlah dosen bergelar S3 dibandingkan dengan jumlah dosen yang ada di ITS, dalam hal ini untuk melihat tingkat ketersediaan SDM dosen sebagai peneliti mandiri; 2) Rasio jumlah penelitian dibandingkan dengan jumlah dosen, untuk melihat tingkat produktivitas dosen menghasilkan penelitian per tahun; 3) Rasio jumlah jurnal internasional dibandingkan jumlah dosen, untuk melihat tingkat produktivitas dosen menghasilkan jurnal internasional per tahun. Juga ada 4) Rasio jumlah jurnal internasional terindeks Scopus dibandingkan jumlah dosen, melihat tingkat

produktivitas dosen menghasilkan jurnal internasional terindeks Scopus per tahun; 5) Rasio jumlah paten dibanding jumlah dosen, untuk melihat tingkat produktivitas dosen yang mendaftarkan paten per tahun; 6) Rasio jumlah mahasiswa pasca dibandingkan dengan jumlah mahasiswa, untuk melihat tingkat ketersediaan SDM mahasiswa peneliti. Selain itu juga 7) Rasio jumlah mahasiswa S1 langsung meneruskan jenjang S2 setelah lulus dibandingkan jumlah mahasiswa pasca, hal ini untuk melihat tingkat ketertarikan mahasiswa S1 langsung meneruskan jenjang ke S2; 8) Rasio jumlah mahasiswa S2 langsung meneruskan jenjang S3 setelah lulus dibandingkan jumlah mahasiswa pasca, untuk melihat tingkat ketertarikan mahasiswa S2 langsung meneruskan jenjang ke S3; 9) Rasio jumlah mahasiswa asing dibandingkan jumlah mahasiswa yang ada, untuk melihat tingkat mahasiswa asing kuliah di ITS per tahun. KPI lain yang dilihat adalah 10) Jumlah kerjasama riset dan PPM dengan industri, untuk melihat jumlah produktivitas kerjasama riset dan PPM dengan industri per tahun; 11) Rata-rata nilai kerjasama riset dan PPM

Indeks Ketercapaian ITS Menuju Universitas Riset Bereputasi Internasional


1 0.9 0.8 0.7 0.6 I 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 2010 Indeks 0.31 2011 0.38 2012 0.57 2013 (Sept) 0.71 2013 (Des) 0.73

Target

Realisasi

2014 0.78

2015 0.83

2016 0.88

2017 0.93

2018 0.98

2019 1.00

dengan industri, untuk melihat tingkat rata-rata nilai kerjasama riset dan PPM dengan industri per tahun; 12) Jumlah MOU/MOA aktif dengan PTLN Mitra; 13) Jumlah tambahan MOU/ MOA aktif (tahun berjalan) aktif dengan PTLN Mitra, untuk melihat tingkat agresivitas mengadakan kerjasama dengan PTLN Mitra; 14) Rasio jumlah anggaran riset/jumlah dosen (Rp juta), untuk melihat tingkat ketersediaan anggaran riset yang disediakan untuk setiap dosen per tahun; 15) Rasio jumlah anggaran riset/jumlah anggaran total tingkat alokasi anggaran riset yang disediakan ITS, dan 16) Rasio jumlah pendapatan non SPP/jumlah anggaran total, untuk melihat tingkat efektivitas pendapatan anggaran di luar dana dari mahasiswa. Ketercapaian target yang ada hingga saat ini, salah satu contohnya untuk KPI dari aspek dosen adalah rasio jumlah dosen bergelar S3 dibandingkan dengan jumlah dosen yang ada di ITS ditargetkan mencapai 40 persen pada tahun 2019 dan pada September 2013 telah mencapai 34,71 persen. Dari sejumlah KPI yang ditetapkan tersebut kemudian dikalikan dengan bobot masing-masing KPI, sehingga membentuk sebuah indeks tunggal. Indeks ini menunjukkan perkembangan ketercapaian tersebut

dari tahun ke tahun dibandingkan dengan target jangka panjang tahun 2019. Indeks ini sudah dipresentasikan di hadapan reviewer Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) dan di rapat ke r j a p i m p i n a n I T S t a h u n 2 0 1 3 i n i . S e t e l a h dipresentasikan di hadapan rapat kerja pimpinan, akhirnya disepakati untuk ditambahkan dua KPI lagi. Yakni Rasio jumlah artikel konferensi internasional terindeks Scopus dibanding jumlah dosen, untuk melihat tingkat produktivitas dosen menghasilkan artikel konferensi internasional terindeks Scopus per tahun; dan Rasio jumlah sitasi karya dosen dalam Google Scholar dibandingkan dengan jumlah dosen, untuk melihat tingkat sitasi karya dosen akumulatif. Pemaparan KPI yang telah dipresentasikan tersebut baru sampai Kuartal III. BKPKP sebagai unit kerja yang menggkoordinasi dan memantau program kerja akan memberikan laporan kepada rektor mengenai ketercapain target yang ditetapkan untuk tahun 2019 tersebut. Diharapkan nantinya setiap unit kerja di lingkungan ITS bisa mendukung ketercapaian target ini yang terkait dengan unit masing-masing. BKPKP akan merilis angka-angka ketercapain secara keseluruhan pada tahun 2014. (*)

Inkubator ITS Lahirkan Wirausahawan Berkapasitas Internasional

Sebagai lembaga yang memfasilitasi para wirausahawan muda dari ITS, Pusat Inkubator Industri telah menunjukkan perkembangannya pada tahun 2013 ini. Terhitung saat ini terdapat 45 tenant yang tergabung dalam lembaga ini. Meski rata-rata status mereka adalah alumni, namun ada juga yang masih berstatus sebagai mahasiswa aktif di ITS. Inkubator bisnis yang mau membina alumni dan mahasiswa ini hanya ada di ITS, karena dari pikiran merekalah inovasi bisa terus berkembang. Usia tenant yang masih muda inilah yang membuat ambisi mereka menjadi sukses semakin besar. Dengan bergabung menjadi tenant di Inkubator ITS, kini mereka mampu mengembangkan usahanya hingga menghasilkan ratusan juta rupiah per tahun. Bahkan, beberapa dari mereka telah berhasil mengenalkan produknya ke luar negeri. Misalnya saja produk sepatu batik Klastik Footwear yang telah berhasil menarik pelanggan dari Singapura. Bahkan saat ini usaha ini telah menerima modal tambahan sebesar Rp 50 juta dari Bank Mandiri. Prestasi tersebut tidak hanya ditunjukkan oleh wirausahawan di bidang pengelolaan saja. Beberapa usaha di bidang teknologi informasi dan komunikasi juga berkembang cukup pesat. Contohnya, Indonesian Core Technologies, Sekolah Robot Indonesia dan Branding Consultant Pendopo Agung Poetrokoesoeman. Saat ini, Branding Consultant Pendopo Agung Poetrokoesoeman telah mampu menghasilkan uang hampir Rp 1 miliar per tahun. Usaha yang didirikan oleh lulusan dari Jurusan Desain Produk ITS ini bahkan telah menggaet beberapa perusahaan besar seperti PT Semen Gresik, PT PJB Service, Kenzie Bussines Cafe dan lain-lain. Selain itu, terdapat Sekolah Robot Indonesia (SRI) yang saat ini telah mengantarkan beberapa anak Indonesia untuk mengikuti lomba robot di Australia dan Korea. Keberhasilan ini membuat Dadang SBW selaku pendiri SRI mendapat kehormatan untuk menjadi chairman dalam International Muslim Assosiation Robotic Olympiad. Untuk tahun ini, perkembangan para tenant jauh lebih cepat dari tahun-tahun sebelumnya. Diharapkan para wirausahawan ini bisa menjadi lebih mandiri sehingga mampu berkompetisi di kancah internasional nantinya. (*)

Tingkatkan Jaminan Mutu Internal Melalui SAR


Untuk bisa memenuhi atau melebihi standar nasional pendidikan tinggi seperti yang telah diamanatkan oleh UndangUndang No. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi pasal 51-53, maka Penjaminan Mutu Internal wajib dikembangkan dan dilakukan oleh tiap Perguruan Tinggi. Termasuk juga di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Untuk memenuhi amanat tersebut, Satuan Penjaminan Mutu dan Pengukuran Kinerja (SPM-PK) ITS atau yang dulu lebih dikenal Pusat Jaminan Mutu (PJM) mengimbau kepada mereka yang terkait untuk bisa mengisi sasaran nilai dengan sistem Self Assessment Report (SAR) yang terbagi dalam lima kategori. Untuk diketahui, pada semester ini klik permanen nilai baru bisa dilakukan jika telah mengisi SAR 5. Mereka yang terkait dalam pengisian sasaran nilai ini antara lain adalah Ketua Jurusan (Kajur) yang tergolong SAR 3, Ketua Rumpun Mata Kuliah (RMK) yang termasuk SAR 4, dan dosen yang masuk dalam kategori SAR 5. Setelah SAR 5 diisi oleh para dosen, diharapkan juga adanya partisipasi dari para Ketua RMK untuk melakukan rapat dengan dosen-dosen untuk mengisi evaluasi SAR 4. Selanjutnya para Kajur melakukan rapat dengan Ketua RMK untuk mengisi SAR 3, dan seterusnya sampai SAR 1 (Tim Mutu ITS/TMI yang diketuai oleh Pembantu Rektor 1, anggotanya adalah Kajur). Setelah SPM-PK melakukan tukar pendapat dengan beberapa perguruan tinggi, disimpulkan bahwa SAR yang telah dikembangkan oleh Dr Sudiyono dan tim tersebut merupakan cara yang sangat efektif untuk melakukan penjaminan mutu. Bahkan beberapa perguruan tinggi lainnya akan menggunakan SAR untuk penjaminan mutu internal mereka. Sampai saat ini SAR baru digunakan untuk mengevaluasi proses belajar mengajar, yaitu nilai rata-rata. Selanjutnya SPM-PK akan mengembangkan SAR untuk kegiatan Tri Dharma, dan juga data yang sudah dimasukkan dalam integra tidak perlu dimasukkan lagi nantinya. Seperti halnya yang pernah disampaikan oleh Pembantu Rektor I ITS pada saat mempresentasikan Evaluasi Mutu Internal (EMI) di Bandung, beberapa waktu lalu, dan mendapat apresiasi beberapa perguruan tinggi. Yaitu hanya dengan memasukkan data satu kali dan dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Untuk itu, SPM-PK telah dan akan bekerjasama dengan Badan Teknologi dan Sistem Informasi (BTSI) untuk mengembangkan program berbasis website untuk melakukan penjaminan mutu terintegrasi ini. Untuk itu pula, diimbau adanya masukan untuk penyempurnaan penjaminan mutu internal ITS yang efektif, namun bisa sesederhana mungkin. (*)

PRESTASI ITS
ITS Juarai Broadcasting Competition SCTV 2013 yang diikuti oleh enam perwakilan universitas yang masuk ke babak final yang digelar di SCTV Tower, Senayan, Jakarta, Kamis (19/12). ITS jauh mengungguli universitas yang menempati tempat kedua terbaik yaitu Universitas Multimedia Nasional (UMN) dan di tempat ketiga Politeknik Negeri Media Kreatif. ITS yang meraih juara pertama berhak mendapatkan hadiah total Rp 75 juta. Ari Sutji Rahayu, mahasiswa jurusan Desain Produk Industri (Despro) bidang ilmu Desain Interior 2010 tetpilih jadi salah satu juara Dulux Young Talent Design Competition 2013 dan berhak mendapatkan hadiah wisata ke Abu Dhabi. ITS berhasil memboyong juara I di 4 kategori dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) Pertamina. Antara lain Juara 1 bidang matematika: Yasya (Teknik Elektro), Juara 1 bidang aplikasi perangkat lunak: Muhammad Fauzan, Albert, Fadli (Teknik Elektro), Juara 1 bidang rancang bangun: Muhammad Wahyudi, Arief, Thoha (Teknik Elektro), dan Juara 1 OSN bidang produk unggulan: Adi Prasetyawan, Wahyudi, Ardiansyah (Teknik Elektro). Prof Dr Eng Ir Prabowo MEng, berhasil dikukuhkan sebagai Guru Besar ITS dari Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri pada 18 Desember 2013. -

Final Broadcasting Competition SCTV 2013 yang digelar di SCTV Tower, Senayan, Jakarta, Kamis (18/12) diikuti oleh 6 perwakilan universitas yang masuk ke babak final. Dan IITS yang diwakili ITSTV meraih juara pertama dalam kompetisi ini.

Prof Dr Eng Ir Prabowo MEng berfoto bersama Rektor ITS Prof Dr Ir Tri Yogi Yuwono DEA setelah dikukuhan sebagai Guru Besar ITS pada 18 Desember 2013.

Direktur HR, GA, Information and Technology A H M, Markus Budiman Widihandojo menyerahkan cinderamata kepada Rektor ITS Prof Dr Ir Tri Yogi Yuwono DEA dalam acara serah terima hibah bantuan fasilitas laboratorium dari PT Astra Honda Motor (AHM) ke ITS.

LPPM ITS di Plaza Dr Angka mengadakan Refleksi Akhir Tahun 2013 dengan menghadirkan sejumlah pakar di ITS yang membahas tentang riset yang lebih mengarah ke arah energi terbarukan untuk mengatasi ketergantungan pada import dari negeri lain di masa-masa mendatang.

Вам также может понравиться