Вы находитесь на странице: 1из 13

DOKTER GIGI KELUARGA 1.

Pendahuluan Pada saat ini masih banyak masyarakat yang datang ke dokter gigi saat sudah mengeluhkan kesakitan terhadap gigi atau rongga mulutnya. Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit yang perjalanan sakitnya sering tidak disadari dan baru diketahui saat penyakit sudah dalam tahap lanjut. Bila dokter gigi hanya memberikan pelayanan dasar atas keluhan pasien atau hanya menunggu rujukan dari tenaga medis lain, maka penyakit sudah dalam tahap lanjut tersebut penanggulangan menjadi lebih kompleks, dan menjadi kurang efektif dan efisien baik dari segi biaya, segi waktu, maupun dari segi tahap perawatan. Sehingga konsep dokter gigi pada saat ini mulai dikembangkan. Dokter gigi keluarga adalah merupakan dokter gigi yang mampu

menyelenggarakan pelayanan kesehatan gigi yang berorientasi pada komunitas dengan keluarga sebagai sasaran utama dan memandang individuindividu baik yang sakit maupun sehat sebagai bagian dari unit keluarga serta komunitasnya (SK Menkes No.1415/Menkes/SK/X/2005). Oleh karena itu, seorang dokter gigi keluarga diharapkan mampu mengidentifikasi masalah kesehatan dengan beberapa pendekatan. Ada 3 cara pendekatan yang dilakukan dalam mengidentifikasi masalah kesehatan, yakni: 1) Pendekatan logis yaitu identifikasi masalah kesehatan dilakukan dengan melihat prevalensi dan insidensi karies dan indeks tingkat kebutuhan perawatan periodontal yang diderita oleh masyarakat. 2) Pendekatan pragmatis, yaitu identifikasi kesadaran masyarakat yang ingin bebas dari rasa sakit dan rasa tidak aman yang ditimbulkan penyakit/kecelakaan untuk datang ke pelayanan kesehatan. Dengan demikian ukuran pragmatis suatu masalah gangguan kesehatan adalah gambaran upaya masyarakat untuk memperoleh pengobatan, misalnya jumlah orang yang datang berobat ke suatu fasilitas kesehatan. 3) Pendekatan politis yaitu identifikasi masalah yang diukur atas dasar pendapat orangorang penting dalam suatu masyarakat (pemerintah atau tokoh-tokoh masyarakat).

2. Identifikasi Permasalahan Kesehatan Gigi Masyarakat Proses Identifikasi Masalah Proses identifikasi masalah dapat dilakukan dengan 3 cara. Dari 3 cara pendekatan yang dapat dilakukan dalam mengidentifikasi masalah kesehatan, maka proses yang telah dilakukan mahasiswa adalah sebagai berikut: a. Pendekatan pragmatis merupakan identifikasi yang berupa gambaran upaya masyarakat untuk memperoleh pengobatan. Pendekatan yang dapat dilakukan adalah mengamati dan mengambil data kunjungan masyarakat ke suatu pelayanan kesehatan gigi. Data diambil dari kunjungan BP Gigi Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta pada tahun 2012, data tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 31. Kunjungan Poli Gigi Kunjungan Poli Gigi Kunjungan baru Kunjungan lama 3394 1621

Tabel 32. Pelayanan Medik Dasar Kesehatan Gigi Dan Mulut Pelayanan Medik Dasar Kesehatan Gigi Dan Mulut No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kunjungan Kasus Pencabutan gigi susu Pencabutan gigi tetap Penambalan gigi susu Penambalan gigi tetap Penambalan gigi sementara Pengobatan gigi dan jaringan mulut Scalling Perawatan lain-lain Pasien gigi yang dirujuk Jumlah 607 1050 90 829 674 1362 647 783 179

Tabel 33. Data Penyakit di BP Gigi Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta Tahun 2012 No. 1 2 3 4 5 Diagnosa Karies gigi Penyakit pulpa dan jaringan periapikal Penyakit gusi dan jaringan periodontal Kelainan dentofasial Penyakit gigi dan rongga mulut lainnya Total 1115 3121 1044 531 391

Tabel 34. Kunjungan Pembinaan UKGS dan UKGMD Tahun 2012 Kunjungan Pembinaan UKGS dan UKGMD Tahun 2012 SD dengan UKGS Anak usia sekolah yang berkunjung ke BP Gigi Posyandu dengan UKGMD Kunjungan ibu hamil cakupan UKGMD ke BP. Gigi Kunjungan balita dan pra-sekolah cakupan UKGMD ke BP. Gigi Jumlah penduduk desa binaan UKGMD Jumlah penduduk desa binaan UKGMD ke BP.Gigi 18 456 37 352 301 30.276 5015

Tabel 35. Data DMF-T Sekolah Dasar Binaan Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Nama SD SD Tarakanita 1 SD Tarakanita 2 SD Negeri Bumijo SD Negeri Vidya Casana SD Negeri Badran SD Negeri Kyai Modjo SD Negeri Jetisharjo I dan II SD Negeri Jetis I SD Negeri Jetis II SD Negeri Cokrokusuman SD Tamansiswa SD Negeri Gondolayu SD Bhinneka Tunggal Ika SD Budya Wacana I SD Budya Wacana II SD Bopkri SD Kanisius Gowongan SD Muhammadiyah Sapen D 13 12 4 6 14 38 20 4 8 6 15 21 11 14 16 17 14 2 Status Karies Gigi M F DMF-T 0 0 13 0 0 12 0 0 4 0 0 6 0 0 14 0 0 38 0 1 21 0 0 4 0 0 8 0 0 6 0 0 15 0 0 21 0 0 11 0 0 14 0 0 16 0 0 17 0 0 14 0 1 3 RTI (%) 100 100 100 100 100 100 95,2 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 66,7 PTI (%) 0 0 0 0 0 0 4,8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 33,3

Berdasarkan data di atas, dapat diambil 3 besar penyakit, yaitu penyakit pulpa dan jarigan periapikal, karies gigi, dan penyakit gusi yang merupakan permasalahan utama keluhan gigi dan mulut masyarakat.

3. Menetapkan Prioritas Masalah Penentuan prioritas masalah dilakukan dengan metode matrik yang secara umum dibedakan 3 macam, yaitu: a. Pentingnya masalah, ukuran pentingnya masalah antara lain: 1) P (prevalence) 2) S (severity) 3) RI (rate of increaseI) : besarnya masalah : akibat yang ditimbulkan masalah : kenaikan besarnya masalah

4) DU (degree of unmeet need) : derajat keinginan masalah yang tak terpenuhi 5) SB (social benefit) 6) PB (public concern) 7) PC (political climate) : keuntungan sosial karena selesainya masalah : rasa prihatin masyarakat terhadap masalah : suasana politik

b. Kelayakan teknologi (T) Technical feasibiliy yang tinggi makin prioritas, maka menunjuk penguasaan iptek yang sesuai c. Sumber daya yang tersedia (R) Resources availability, terdiri dari tenaga (man), dana (money) dan sarana (material) Penentuan prioritas masalah menggunakan nilai jangkauan dari 1-5 yang artinya nilai 1 (sangat tidak penting) sampai dengan 5 (sangat penting). Berdasarkan data sekunder yang didapat, maka berikut disajikan analisis masalah kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta adalah: Tabel 36. Analisis Masalah Kesehatan Gigi dan Mulut Puskesmas Jetis I Daftar Masalah P Angka pencabutan gigi lebih tinggi dibandingkan penambalan gigi Kunjungan penduduk cakupan UKGS dan UKGMD masih sedikit Kasus penyakit pulpa dan jaringan periapikal Penyakit karies gigi Kasus penyakit gusi dan jaringan periodontal Kelainan dentofasial Penyakit gigi dan rongga mulut lainnya S RI DU SB PB PC T R IxTxR

43200

51840

5 5 4 3 4

5 5 3 3 3

3 4 3 4 2

2 3 3 3 3

5 4 5 4 4

2 4 3 3 3

2 2 3 2 2

3 3 3 3 3

3 3 2 3 3

27000 86400 29160 23328 15552

Kesimpulan dari matrik penetapan masalah di atas adalah prioritas masalah kesehatan gigi dan mulut di wilayah kerja Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta adalah penyakit karies gigi.

4. Menetapkan Prioritas Jalan Keluar Berdasarkan penentuan prioritas masalah yang telah dijabarkan di atas, maka penyakit pulpa dan jarigan keras gigi dapat disebabkan pola gaya hidup diet masyarakat dan infeksi bakteri menjadi masalah prioritas dan ditentukan prioritas jalan keluar. Untuk menentukan prioritas jalan keluar, maka dapat ditentukan melalui tabel sebagai berikut: Tabel 37. Prioritas Masalah dan Alternatif Jalan Keluar No. 1. Prioritas Masalah Penyakit karies gigi Penyebab Alternatif Jalan Keluar

a. Substrat (pola diet makanan yang a. Edukasi tentang pola tinggi karbohidrat/ zat gula yang menghasilkan asam diet makanan.

yang b. Edukasi tentang pola menyikat gigi. gigi c. Berkumur bahwa obat kumur gigi, Fissure dengan

merusak lapisan gigi). b. Waktu (pola menyikat

masyarakat

diketahui

frekuensi rendah, jarak antara d. Penambalan selesai konsumsi makanan TAF/ sealant.

dengan menyikat gigi cukup lama). c. Mikroorganisme mulut (flora

normal di dalam mulut apabila terganggu akan keseimbangannya pathologis

bereaksi

terhadap rongga mulut. Semakin banyak bakteri, semakin banyak produk bakteri yang akan

dihasilkan dan merusak jaringan keras dan lunak di rongga mulut). d. Bentuk anatomi gigi (anatomi gigi yang memiliki ceruk-ceruk yang dalam dan tidak beraturan, strategis sebagai tempat

penumpukkan sisa makanan dan sulit dijangkau dalam proses pembersihan gigi )

Berdasarkan tabel penentuan alternatif jalan keluar di atas, maka dapat ditentukan prioritas alternatif jalan keluar yang dilakukan melalui tabel berikut:
Tabel 38. Prioritas Jalan Keluar

Jumlah No. Daftar Alternatif Jalan Keluar M 1 2 3 Edukasi diet makanan Edukasi pola menyikat gigi Berkumur dengan obat kumur Penumpatan gigi, TAF/ Fissure sealant 2 3 4 Efektivitas Efisiensi MxIxV I 3 4 3 V 4 4 2 C 2 3 4 C 12,0 16,0 6,0

4,0

Keterangan: M I V C : magnitute (besarnya masalah yang dapat diatasi) : importancy (pentingnya kelanggengan hasil) : vulnerability (sensitifitas masalah/kemampuan melenyapkan masalah) : cost (biaya)

Dari tabel alternatif jalan keluar dan tabel prioritas jalan keluar di atas, maka program yang diharapkan menyelesaikan permasalahan yaitu mengadakan penyuluhan tentang pola menyikat gigi di sekolah, posyandu, balai desa, PKK dan tempat-tempat strategis lain.

5. Penyusunan Program a. Tahap Perencanaan Tahap perencanaan program mengadakan penyuluhan tentang pola diet di sekolah, posyandu, balai desa, PKK dan tempat-tempat strategis lain pada masyarakat meliputi materi-materi edukasi dan penyuluhan, penentuan target, serta indikator

pencapaian program. Hal ini dilakukan agar program dapat berjalan dengan baik dan dapat dievaluasi. Berikut hal-hal yang terkait dengan tahap perencanaan: 1) Materi edukasi dan penyuluhan adalah pola menyikat gigi (menjelaskan tujuan menyikat gigi, waktu-waktu yang tepat untuk menyikat gigi, memperagakan dan menjelaskan cara menyikat gigi yang benar riwayat perjalanan penyakit gigi dan mulut), menggambarkan beberapa jenis penyakit rongga mulut dan bahaya yang dapat ditimbulkan akibat penyakit gigi dan mulut. Penyampaian edukasi dan penyuluhan dapat menggunakan model dan gambar/video yang dapat menarik perhatian masyarakat, serta pembuatan poster. 2) Target yang akan didapatkan adalah peserta posyandu (Ibu hamil dan menyusui, anak-anak, lansia), siswa TK, SD, dan SMP binaan melalui UKGS, PKK, dan perkumpulan/paguyuban masyarakat. b. Indikator yang berusaha dicapai adalah jumlah penurunan perawatan kuratif (sebagai contoh perawatan tumpatan gigi) dan peningkatan perawatan promotif dan preventif sesuai dengan indikator yang ditetapkan dinas kesehatan pemerintah Sleman yaitu : 1. Pembinaan Kesehatan gigi tingkat SD/MI = 100% 2. Pembinaan kesehatan gigi tingkat TK =78% 3. Indikator rata-rata kunjungan pasien perhari minimal 9 orang. c. Tahap Pengorganisasian pembiayaan dan Pelaksanaan Tahap pengorganisasian dalam pelaksanaan program kesehatan meliputi penentuan SDM (penanggung jawab, pelaksana dan pengawas program), pembagian tugas, serta rekapitulasi kebutuhan oleh pelaksana. Pelaksanaan program pada kegiatan ini tidak hanya melibatkan dokter gigi dan perawat gigi. Pembagian tugas yang dilakukan adalah: 1) Dokter Gigi dan Perawat Gigi a) Mengkaji masalah kesehatan gigi masyarakat dengan melakukan pengumpulan data, analisa masalah dan perumusan masalah serta prioritas masalah. b) Melaksanakan prioritas program yang telah direncanakan (edukasi) c) Melakukan rekapitulasi kebutuhan alat dan bahan d) Bertanggungjawab terhadap penilaian dan pemantauan hasil kegiatan Target pencapaian adalah bertambahnya tingkat kesadaran dan wawasan mengenai kesehatan gigi dan mulut, dan hal ini dipantau dengan melihat dari aspek kunjungan perbulan ke BP gigi untuk upaya preventif seperti jenis

perawatan gigi geligi untuk pencegahan gigi berlubang pada anak-anak, penurunan angka DMF-T dari data sebelumnya. e) Pencatatan dan pelaporan 2) Ahli Gizi/Petugas Posyandu a) Berperan sebagai penyuluh/tenaga promosi kesehatan terutama bidang gizi dan diet makanan b) Membantu pencatatan masalah kesehatan gigi di tempatnya bertugas (posyandu, pusling, pustu) 3) Kader Kesehatan a) Berperan sebagai motivator pembimbing, pengajar dan pelatih dalam

meningkatkan derajat pengetahuan kesehatan gigi b) Memonitor sikap dan perilaku masyarakat tentang kesehatan gigi Tabel 39. Biaya yang digunakan untuk penyuluhan No 1 2 3 4 5 Alat dan Bahan Model gigi Poster Lembar DMF-T Konsumsi Bahan-bahan (kapas, alcohol, handscoon, bahan tumpatan dan fissure sealant) Gaji kader Total Banyaknya 1 3 200 5 Harga Satuan Rp50.000 Rp10.000 Rp100 Rp6.000 Jumlah Rp50.000 Rp30.000 Rp20.000 Rp30.000

Rp120.000

Rp600.000

Rp50.000

Rp150.000 Rp880.000

Pembiayaan dari program ini bersumber dari dana operasional dokter gigi keluarga yang disisihkan, yang diberikan BAPEL setiap bulannya dan sebagaimana dari pihak sekolah maupun warga

Tabel 40. Target Kunjungan Masyarakat Kegiatan Penyuluhan 3 Bulan Pertama Jumlah Masyarakat yang Mengikuti Program Target Kunjungan Masyarakat yang Mengikuti Program Jumlah Kunjungan Masyarakat yang Mengikuti Program 3000 3 Bulan Kedua 6000 3 Bulan Ketiga 10000

2500

5000

9000

2000

4000

7000

6. Pembiayaan Sistem pembiayaan yang digunakan adalah manage care. Sistem manage care adalah sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan berbasis dokter gigi keluarga yang menerapkan manajemen pengendalian utilisasi dan biaya tanpa meninggalkan mutu untuk memberikan pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien. Manage care mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: a) Ada kontrak dengan penyelengara pelayanan kesehatan untuk pelayanan yang komprehensif termasuk promosi dan preventif. b) Pembayaran kepada provider dengan sistem pembayaran prospektif termasuk kapitasi. c) d) e) Pembayaran premi PMPM sudah ditentukan sebelumnya. Adanya kendali utilisasi dan mutu. Adanya insentif financial bagi pasien untuk memanfaatkan provider dan fasilitas yang ditunjuk. f) Adanya resiko financial bagi dokter/ RS. Pembiayaan kesehatan yang akan diaplikasikan untuk konsep dokter gigi keluarga adalah pembayaran dengan cara prospektif yaitu sistem pembayaran kepada PPK strata 1 dalam jumlah yang ditetapkan sebelum suatu tindakan medis dilakukan. Kapitasi merupakan satu bentuk sistem pembayaran dengan komponen penghitungannya meliputi jenis pelayanan kesehatan, unit cost dan utilisasi.

Badan pembina

Bapel
Iuran Kapitasi

Peserta
Yankes

PPK

Bagan 39. Alur sistem asuransi Manage Care

Konsep dokter gigi keluarga akan diterapkan di wilayah kerja Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta dengan wilayah kerja berpenduduk 28.577 jiwa penduduk. Data yang akan digunakan untuk menghitung utilisasi ini adalah data kunjungan BP. Gigi di Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta tahun 2012. Pelayanan yang diselenggarakan oleh bapel adalah pelayanan dasar gigi dan mulut pada PPK strata 1. Data kunjungan yang akan digunakan sebagai manage care adalah sebagai berikut: Tabel 41. Perawatan yang diberikan di Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta Tahun 2012 NO 1 2 3 4 5 Perawatan yang diberikan Pencabutan gigi tetap Pencabutan gigi sulung Tumpatan gigi tetap Tumpatan gigi sementara Pengobatan gigi dan jaringan mulut Jumlah 1050 607 829 674 1362

Dari tabel diatas diketahui jumlah pelayanan dalam 1 tahun untuk pencabutan gigi tetap 1050 orang, pencabutan gigi sulung 607 orang, tumpatan gigi tetap 829 orang, tumpatan sementara 674 orang, pengobatan gigi dan jaringan mulut 1362 orang. Peserta berjumlah 28.577 penduduk. Data yang akan digunakan untuk manage care ini adalah data bulan Desember tahun 2012 dengan total 387 kunjungan. Pelayanan yang diselenggarakan oleh badan pelaksana adalah pelayanan dasar gigi dan mulut yang meliputi penambalan sederhana (SIK), pencabutan gigi dewasa,

pencabutan gigi anak, dan konsultasi. Berdasarkan data, maka dapat diketahui utilisasi pada bulan Desember 2012 di BP Gigi Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta yang dinyatakan dalam persentase adalah sebagai berikut: Berdasarkan data diatas, maka dapat diketahui utilisasi yang dinyatakan dalam presentase adalah sebagai berikut: a. Jumlah pasien cabut gigi tetap 105 orang 105/28.577 x 100% = 0,37 % b. Jumlah pasien pencabutan gigi sulung 45 orang 45/28.577 x 100% = 0,16 % c. Jumlah pasien tumpatan gigi tetap 98 orang 98/28.577 x 100% = 0,34 % d. Jumlah pasien tumpatan sementara 63 orang 63/28.577 x 100 % = 0,22 % e. Pengobatan gigi dan jaringan mulut 76 orang 76/28.577 x 100 % = 0,27 %

Setelah

diketahui

utilisasi

maka

dilakukan

perhitungan

unit

cost

berdasarkan praktek dokter gigi pribadi. Perhitungan biaya Total biaya = Fixed Cost + SemiVariable Cost + variable cost + Jasa Medik Jasa medis = Tergantung jenis perawatan (Rp. 25.000 - Rp.50.000). 1) Tumpatan gigi permanen Total biaya = Rp 10302 + Rp 28343 + Rp 21250.0 + 30 % total biaya Total biaya = Rp 85564 Rp 86.000 2) Tumpatan gigi sementara Total biaya = Rp 10302 + Rp 7161+ Rp 21250.0 + 30 % total biaya Total biaya = Rp 55304 Rp 55.500 3) Pencabutan gigi permanen Total biaya = Rp 10302 + Rp 11.827 + Rp 21250.0 + 30 % total biaya Total biaya = Rp 61970 Rp 62.000 4) Pencabutan gigi decidui Total biaya = Rp 10302 + Rp 3330 + Rp 21250.0 + 30 % total biaya Total biaya = Rp 49831.4 Rp 50.000

5)

Pengobatan Total biaya = Rp 10302 + Rp 1987 + Rp 21250.0 + 30 % total biaya Total biaya = Rp 47913 Rp 48.000 Berikut adalah perhitungan pembiayaan kesehatan dengan sistem kapitasi : Tabel 42. Perhitungan Pembiayaan Kesehatan No 1 2 3 4 5 UTILISASI (%) Cabut gigi tetap 0.37 Cabut gigi anak 0.16 Tumpatan gigi tetap 0.34 Tumpatan sementara 0.22 Pengobatan 0.27 Total PPK 1 Jenis Pelayanan UNIT COST (Rp) 62000 50000 86000 55500 48000 KAPITASI 247.9 80 340 132 129.6 Rp 930

Dari perhitungan kapitasi diatas dengan pelayanan PPK I maka didapatkan yang setiap bulan harus dibayarkan Bapel kepada dokter gigi keluarga adalah Rp. 930 per peserta perbulan. Jumlah peserta dari 28.577 jiwa, maka bapel harus membayar kapitasi sebesar Rp 930 x 28.577 jiwa = Rp 26.576.610,-

Вам также может понравиться