Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
GILANG IRWANSYAH GITA GHEALITA Kepaniteraan Klinik Departemen Kesehatan Jiwa RSPAD Gatot Soebroto 2013
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Tidur merupakan suatu proses di otak yang dibutuhkan seseorang untuk dapat berfungsi dengan baik
Gangguan tidur merupakan salah satu keluhan yang paling sering ditemukan pada penderita yang berkunjung ke praktek Melihat hal diatas, jelas bahwa gangguan tidur merupakan masalah kesehatan yang akan dihadapkan pada tahun-tahun yang akan datang
TUJUAN
Untuk mengetahui lebih dalam tentang gangguan tidur.
MANFAAT
Manfaat dari pembuatan referat ini adalah untuk membantu memahami pola gangguan tidur dan sebagai proses belajar bagi penulis.
Tinjauan pustaka
TIDUR
Tipe Non Rapid Eye Movement (NREM) Tipe Rapid Eye Movement (REM)
Fase awal tidur didahului oleh fase NREM yang terdiri dari 4 stadium, lalu diikuti oleh fase REM.
Keadaan tidur normal antara fase NREM dan REM terjadi secara bergantian antara 4-7 kali siklus semalam.
NREM
Tidur NREM dibagi dalam empat stadium, antara lain:
Stadium 1 berlangsung selama 5% dari keseluruhan waktu tidur. Stadium ini dianggap stadium tidur paling ringan. Stadium 2 berlangsung paling lama, yaitu 45% dari keseluruhan waktu tidur. Pada stadium ini, orang dapat dibangunkan dengan mudah.
Stadium 3 berlangsung 12% dari keseluruhan waktu tidur. EEG menggambarkan gelombang bervoltase tinggi dengan frekuensi 0,5 hingga 2,5 siklus perdetik, yaitu gelombang delta. Orang tidur dengan sangat nyenyak, sehingga sukar dibangunkan.
Stadium 4 berlangsung 13% dari keseluruhan waktu tidur. Stadium 3 dan 4 juga dikenal dengan nama tidur dalam, atau delta sleep, atau Slow Wave Sleep (SWS)
REM
Pola tidur REM ditandai : adanya gerakan bola mata yang cepat, tonus otot yang sangat rendah, apabila dibangunkan hampir semua organ akan dapat menceritakan mimpinya, denyut nadi bertambah dan pada laki-laki terjadi eraksi penis, tonus otot menunjukkan relaksasi yang dalam.
Pola tidur REM berubah sepanjang kehidupan seseorang seperti periode neonatal bahwa tidur REM mewakili 50% dari waktu total tidur. Pada usia 4 bulan pola berubah sehingga persentasi total tidur REM berkurang sampai 40% hal ini sesuai dengan kematangan sel-sel otak, kemudian akan masuk keperiode awall tidur yang didahului oleh fase NREM kemudian fase REM pada dewasa muda dengan distribusi fase tidur sebagai berikut:
- NREM (75%):
stadium 1: 5%; stadium 2 : 45%; stadium 3 : 12%; stadium 4 : 13%
- REM; 25 %.
Gangguan Tidur
Menurut Diagnostic And Statictical Manual of Mental Disorders edisi ke empat (DSM-IV). Tiga kategori utama gangguan tidur dalam DSM-IV adalah
Gangguan tidur primer, Gangguan tidur yang berhubungan dengan gangguan mental lain, dan Gangguan tidur lain, khususnya gangguan tidur akibat kondisi medis umum atau yang disebabkan oleh zat.
Dissomnia
Adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami kesukaran tidur (failling as sleep), mengalami gangguan selama tidur (difficulty in staying as sleep), bangun terlalu dini atau kombinasi diantaranya.
Insomnia primer
Ditandai dengan:
Keluhan sulit masuk tidur atau mempertahankan tidur atau tetap tidak segar meskipun sudah tidur. Keadaan ini berlangsung paling sedikit satu bulan Menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinik atau impairment sosial, okupasional, atau fungsi penting lainnya.
Hipersomnia primer
Hipersomnia (hypersomnia) primer merupakan rasa kantuk yang berlebihan sepanjang hari yang berlangsung sampai sebulan atau lebih. Rasa kantuk yang berlebihan (terkadang disebut mabuk tidur ) dapat berbentuk kesulitan untuk bangun setelah periode tidur yang panjang (biasanya 8 sampai 12 jam tidur).
Narkolepsi
Ditandai oleh serangan mendadak tidur yang tidak dapat dihindari pada siang hari, biasanya hanya berlangsung 10-20 menit atau selalu kurang dari 1 jam, setelah itu pasien akan segar kembali dan terulang kembali 2- 3 jam berikutnya
Apnea tidur adalah gangguan pernafasan yang terjadi saat tidur, yang berlangsung selama lebih dari 10 detik. Dikatakan apnea tidur patologis jika penderita mengalami episode apnea sekurang kurang lima kali dalam satu jam atau 30 episode apnea selama semalam.
Apnea sentral ditandai oleh terhentinya aliran udara dan usaha pernafasan secara periodik selama tidur, sehingga pergerakan dada dan dinding perut menghilang
Gangguan saluran nafas (upper airway obstructive) pada saat tidur ditandai dengan peningkatan pernafasan selama apnea, peningkatan usaha otot dada dan dinding perut dengan tujuan memaksa udara masuk melalui obstruksi.
Gangguan saluran nafas ini ditandai dengan nafas megap-megap atau mendengkur pada saat tidur. Mendengkur ini berlangsung 3-6 kali bersuara kemudian menghilang dan berulang setiap 20-50 detik
Dalam keadaan normal fungsi irama sirkadian mengatur siklus biologi irama tidur bangun, dimana sepertiga waktu untuk tidur dan dua pertiga untuk bangun/aktivitas. Siklus irama sirkadian ini dapat mengalami gangguan, apabila irama tersebut mengalami pergeseran. Menurut beberapa penelitian terjadi pergeseran irama sirkadian antara onset waktu tidur reguler dengan waktu tidur yang irreguler (bringing irama sirkadian).
Berbagai macam gangguan tidur gangguan irama sirkadian adalah sebagai berikut: 1. Tipe fase tidur terlambat (delayed sleep phase type) 2. Tipe Jet lag 3. Tipe pergeseran kerja (shift work type). 4. Tipe fase terlalu cepat tidur (advanced sleep phase syndrome). 5. Tipe bangun-tidur beraturan 6. Tipe tidak tidur-bangun dalam 24 jam.
Parasomnia
Yaitu merupakan kelompok heterogen yang terdiri dari kejadian-kejadian episode yang berlangsung pada malam hari pada saat tidur atau pada waktu antara bangun dan tidur. Kasus ini sering berhubungan dengan gangguan perubahan tingkah laku dan aksi motorik potensial, sehingga sangat potensial menimbulkan angka kesakitan dan kematian.
Parasomnia
Gambaran tipikal gangguan tingkah laku ini didapat dengan gelombang tidur yang rendah, berlangsung 1/3 bagian pertama malam selama tidur NREM pada stadium 3 dan 4.
Mimpi buruk sering dihubungkan dengan pengalaman traumatis dan umumnya lebih sering terjadi ketika individu berada dalam kondisi stress. Mimpi buruk biasanya muncul saat tidur REM.
GANGGUAN TIDUR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN MENTAL / PSIKIATRIK LAIN Depresi berat
dapat dijumpai latensi REM yang pendek, menurunnya tidur stadium 4 dan kehilangan waktu tidur total. Onset tidur relatif normal, tapi sering terbangun lebih awal di pagi hari dan sulit tidur kembali.
Anxietas
terjadi perpanjangan latensi tidur, tidur gelisah disertai mimpi yang menakutkan dan serangan panik muncul selama tidur itu sendiri.
dapat dijumpai insomnia atau mengantuk yang berlebihan. Pasien mungkin menunjukkan perpanjangan latensi tidur, pengurangan tidur delta, latensi REM yang pendek.
ditandai oleh peningkatan durasi dan frekuensi terjaga malam hari, peningkatan tidur stadium 1, berkurangnya gelombang lambat (stadium 3 dan 4) dan tidur REM, mengantuk berlebihan di luar masa tidur dan sering serangan tidur sejenak.
Keluhan tidur yang dapat timbul berupa kesulitan untuk tertidur, sering terbangun malam hari dan keluhan lainnya.
Penatalaksanaan Umum
1. Pendekatan hubungan antara pasien dan dokter, tujuannya: Untuk mencari penyebab dasarnya dan pengobatan yang adekuat Sangat efektif untuk pasien gangguan tidur kronik Untuk mencegah komplikasi sekunder yang diakibatkan oleh penggunaan obat hipnotik,alkohol, gangguan mental Untuk mengubah kebiasaan tidur yang jelek
2. Konseling dan Psikotherapi Psikoterapi sangat membantu pada pasien dengan gangguan psikiatri seperti (depresi, obsesi, kompulsi), gangguan tidur kronik. Dengan psikoterapi ini kita dapat membantu mengatasi masalah-masalah gangguan tidur yang dihadapi oleh penderita tanpa penggunaan obat hipnotik.
Pendekatan farmakologi
Terapi menggunakan obat dapat diberikan setelah menentukan diagnosis pasien usia lanjut. Beberapa contoh terapi obat pada pada lansia misalnya, insomnia jangka pendek (short term) dapat diberikan Triazolam 0,125 0,25 mg atau jenis benzodiazepin lainnya yang bekerja cepat dan hilang cepat dari tubuh. Sedangkan untuk insomnia jangka panjang (long term) diberikan neuroleptika dengan dosis kecil seperti klorpromazin, levomepromazin dan tioridazin. Pada pasien usia lanjut dengan insomnia dan depresi, diberikan antidepresan jenis tetrasiklik, serotonin selective receptor inhibitor (SSRI), dan mono amino oxisidase inhibitor (MAOI), misalnya Maprotiline 10 25 mg, Fluxetine 20 mg pada pagi hari atau Moclobemide dua kali 150 mg.
KESIMPULAN
Kesimpulan
Pendekatan secara sistematik terhadap gangguan tidur lebih 1. gangguan tidur ditekankan pada primer, pendekatan 2. gangguan tidur yang komprehensif Gangguan tidur berhubungan dengan terhadap seluruh merupakan penderitaan gangguan mental lain, kondisi kesehatan fisik bagi para usia lanjut karena dan dan mentalnya dan berhubungan dengan rasa kenikmatan, kebahagiaan lebih bersifat 3.gangguan tidur lain, dan kualitas hidupnya. konservatif. gangguan tidur akibat kondisi medis umum Tidur merupakan suatu proses di otak yang dibutuhkan seseorang untuk dapat berfungsi dengan baik. Tiga kategori utama gangguan tidur dalam DSM-IV adalah