Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Kelompok 3
Restu Pera Revina Rahmawati Reza Azwar Ridho Syayiddin Muhammad Risa Rarasaty
3/14/2014
bentuk sediaan yang lunak, tidak bergerak dan tergolong sediaan semi padat, biasanya mengandung obat untuk pemakaian pada kulit atau pada membran mukosa. Sediaan salep bervariasi dalam komposisi, konsistensi dan tujuan penggunaannya. Beberapa variasi dari salep banyak digunakan dalam praktek peresepan dan dibedakan dengan namanya. Macamnya : unguenta, krim, pasta, jeli, oculenta,cerata.
3/14/2014
perbedaan pokok dengan yang lainnya pada konsistensi; bila dipakaikan pada kulit akan melunakkan dan membentuk lapisan penutup pada permukaan kulit. Krim : jenis salep yang dapat dicuci, memiliki konsistensi yang lebih lunak dan mengkilat, biasanya digunakan pada daerah yang teriritasi atau tempat yang sensitif. Pasta : mengandung zat padat dalam persentase tinggi; popular digunakan pada bidang dermatologi, bersifat kaku, biasanya tidak meleleh pada suhu tubuh, membentuk dan mempertahankan lapisan pelindung pada area yang diaplikasikan.
3/14/2014
3/14/2014
Fungsi Salep
Dasar salep atau pembawa substansi obat untuk
penggunaan pada kulit (topikal) Pelumas pada kulit Pelindung untuk mencegah kontak permukaan kulit dengan rangsang kulit
3/14/2014
pengobatan (bebas inkompatibilitas, stabil pada suhu kamar, kelembaban yang ada dalam kamar) Lunak : karena salep banyak digunakan untuk kulit teriritasi, inflamasi sehingga semua zat keadaan halus dan seluruh produk harus lunak dan homogen Mudah dipakai : salep yang sulit dipakai salep yang sangat kaku (keras) atau sangat encer.
3/14/2014
Dasar salep hanya dapat memenuhi beberapa sifat-sifat tersebut diatas (tergantung pada tipe dasar salep dan akhir penggunaan).
3/14/2014
12
Minyak hidrofob : minyak mineral (vaselin, paraffin), minyak dari hewan (adeps lanae), minyak tumbuh2an (Ol. Sesami, Ol. Olivarum, Ol. Cocos) Minyak hidrofil : dasar salep tercuci (aquaphor, carbowax, polysorb) Dasar salep yang mengandung air Dasar salep emulsi tipe A/M (lanolin) Dasar salep emulsi tipe M/A (hydrophilic ointment USP, cold cream, vanishing cream) Dasar salep yang mengandung serbuk Serbuk dalam minyak hidrofob (zinc oxide ointment USP) Serbuk dalam minyak hidrofil (starch in hydrophilic petrolatum)
3/14/2014 13
cair, paraffin dan jelene, minyak tumbuh2an, silicon) Dasar salep absorpsi (adeps lanae, hydrophilic ointment petrolatum dan dasar salep yang baru : aquaphor, polysorb, hydrosorb dan plastibase hydrophilic). Dasar salep tercuci (polyethylene glycol ointment USP) Dasar salep emulsi (lanolin, cold cream, vanishing cream, Hydrophilic ointment, Emulsifying ointment dan emulsifying wax )
3/14/2014 14
Vaselin putih : bentuk yang telah dimurnikan/dipucatkan warnanya dengan asam sulfat shg tidak boleh digunakan pada salep mata krn akan mengiritasi. Vaselin digunakan jika dikehendaki adanya film penutup pada kulit yang diobati. Kemampuan menyerap air 5%, dapat ditingkatkan dengan menambah kholesterol.
3/14/2014
15
mengeraskan salep karena titik lebur campuran naik. Paraffin cair, ada dua kualitas, yang viskositasnya encer digunakan untuk pembuatan vanishing cream, yang viskositasnya kental digunakan untuk pembuatan cold cream. Minyak tumbuh-tumbuhan ditambahkan pada dasar salep sebagai pelumas dan untuk menurunkan titik lebur. Pada proses hidrogenasi minyak akan menjadi semi solid dan berwarna putih, keuntungan : makin stabil, tidak tengik, menambah daya absorpsi air.
3/14/2014 16
fase air mudah bergerak sehingga difusi obat ke media sekelilingnya dapat terjadi lebih baik. Silikon : dikenal dengan dimetikon, suatu semi polimer sintetik yang struktur dasarnya bukan suatu hidrokarbon tetapi rantai Si dan O, silicon termasuk dasar berminyak, bila dipegang rasanya seperti minyak, tak campur dengan air. Silicon stabil pada suhu tinggi, tahan terhadap oksidasi, Contoh sediaan ; Silicone hydrophilic ointment, silicone absorption base, silicone emulsion base.
3/14/2014 17
adalah adeps lanae cum aqua digunakan sbg pelumas dan penutup kulit serta bersifat lebih mudah digunakan. Cold cream, emulsi tipe M/A, dibuat dengan pelelehan cera alba, cetacium dan Ol. Amygdalarum ditambah larutan borax dlm air panas, diaduk sampai dingin. Dasar salep ini harus dibuat baru karena Ol. Amygdalarum tidak stabil. Digunakan sebagai pendingin, pelunak dan sebagai pembawa obat. Hydrophilic ointment: dapat ditambah cairan obat tanpa merubah viskositasnya, mudah dicuci dari kulit. Vanishing cream, digunakan sebagai dasar kosmetik dan pengobatan kulit. Emulsifying ointment dan emulsifying wax : tipe M/A karena natrium lauril sulfat larut dalam air.
19
3/14/2014
obat dalam suatu formula sediaan obat yang diresepkan. Akibat : perubahan efek, perubahan penampilan Peran farmasis : pengatasan problema inkompatibilitas dengan beberapa alternatif
3/14/2014
20
PEG kompatibel dengan HgO kuning, ammoniated mercury, asam salisilat, kalomel, asam benzoate, asam undesilinat, sulfur, asam borat, resorsinol, dan pix liquida. PEG inkompatibel dengan resorcinol, balsam Peruvian, dan tannin. Silikon : bersifat inkompatibel dengan PEG, sabun lunak, gliserin dan malam, minyak tumbuh-tumbuhan, dan paraffin liq.
3/14/2014 21
Formula standar
3/14/2014
22
3/14/2014
23
Prosedur
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Siapkan alat dan bahan Timbang semua bahan Masukkan zat aktif kedalam mortir, gerus sampai halus, sisihkan Masukkan basis salep kedalam mortir sebagian seperti (vaselin dan lanolin), gerus hingga homogen Masukkan tetracyclin yang sudah dihaluskan gerus hingga homogen Masukkan sisa basis salep kedalam mortir Masukkan kedalam pot salep Tutup dan beri etiket dan label.
3/14/2014
24
Evaluasi Sediaan
1. Uji daya lekat Salep dengan berat 0,25 gram letakkan diatas dua kaca objek yang telah ditentukan. Tekan dengan beban 1 Kg selama 15 menit, kaca objek di pasang pada alat tes. Diambil bebannya sebesar 80 gram pada alat tes. *Catat waktu pelepasan salep dari kaca objek.
3/14/2014
25
2.
Uji Menyebar Timbang salep sebanyaak 0,5 gram, letakkan salep tepat dibawah kaca bulat yang bagian bawahnya disertai dengan skala diameter, kemudian ditutupi dengan kaca lain yang telah ditimbang biarkan selama 1 menit. Ukur diameter sebenarnya setelah 1 menit, tambahkan 50 gram beban biarkan 1 menit, ukur diameter sebenarnya. 3. Pemeriksaan kestabilan fisik meliputi secara organoleptis untuk mengetahui homogenitas, warna dan bau Sampel dioleskan pada lempeng kaca objek secara merata, kemudian amati secara visual homogenitas salep.
3/14/2014
26
4. Uji Proteksi (warna) Kertas saring (10 X 10 cm) dibasahi dengan larutan PP, kemudian dikeringkan. Setelah kering oleskan salep secara tipis dan merata. Ambil kertas saring dibuat suatu area (2,5 X 2,5 cm) pada pinggir area dengan parafin yang dilelehkan, keringkan. Lalu ertas saring ditempelkan pada kertas saring tahap 1. Teteskan dengan KOH 0,1 N. Lihat perubahannya pada waktu 15, 30, 45, 60, 180, 300.
5. Uji Pelepasan Obat (Kadar obat) Salep dimasukkan dalam sel disolusi masukkan dalam medium disolusi atur suhu 37oC, lakukan sampling medium (5 ml) dalam waktu tertentu (10, 15...) hitung harga DE.
3/14/2014 27
3/14/2014
28
2. Uji Menyebar
Kelompok 1 : Beban 50 gram Beban 1 kg Kelompok 2 : Kelompok 3 : Beban 50 gram Beban 100 gram Beban 150 gram Kelompok 4 :Beban 50 gram Beban 100 gram Beban 150 gram Kelompok 5 : Beban 50 gram Kelompok 6 : Beban 50 gram Beban 100 gram Beban 150 gram : diameter 5,3 cm : diameter 5,5 cm : diameter 3,43 cm : diameter 3,7 cm : diameter 4,36 cm : diameter 5,2 cm : diameter 5,4 cm : diameter 5,5 cm : diameter 4,5 cm : diameter rata-rata 2,75 cm : diameter rata-rata 2,85 cm : diameter rata-rata 2,875 cm
3/14/2014
29
3. Uji Homogenitas Kelompok 1 : Salep tidak homogen, berwarna kuning orange. Kelompok 2 : Kelompok 3 : Salep tidak homogen, kuning pekat,tidak berbau Kelompok 4 : Salep tidak homogen Kelompok 5 : Salep Homogen Kelompok 6 : Salep homogen, tidak terdapat granulgranul, berwarna kuning.
3/14/2014
30
4. Uji Proteksi Kelompok 1 : terbentuk noda merah yang lama Kelompok 2 : Kelompok 3 : Pada detik ke 60 warna merah tembus Kelompok 4 : Pada detik ke 228 tembus warna merah Kelompok 5 : Semakin lama semakin merah Kelompok 6 : terbentuk noda merah yang lama. Daya proteksi salep baik.
3/14/2014
31
Pembahasan
Praktikum kali ini dibuat sediaan salep dengan zat aktif Tetracyclin chloridum. Tetracyclin berfungsi sebagai antibiotik yang dapat membunuh berbagai bakteri yang kebanyakan berasal dari jenis anaerob, salep yang dibuat berupa sediaan topikal yang ditujukan untuk pemakaian pada kulit. Selain bahan berkhasiat atau zat aktif yang dibutuhkan dalam pembuatan sediaan salep dibutuhkan juga zat tambahan berupa dasar salep hidrokarbon yang berfugsi sebagai pembawa. Dasar salep ini dikenal sebagai dasar salep berlemak, hanya sejumlah kecil komponen berair dapat dicampurkan kedalamnya. Salep ini dimaksud untuk memperpanjang kontak bahan obat dengan kulit dan bertindak sebagai pembalut penutup. Dasar salep hidrokarbon digunakan terutama sebagai emolien, dan sukar dicuci, tidak mengering dan tidak tampak berubah dalam waktu lama.
3/14/2014 32
Uji yang dilakukan untuk mengetahui kualitas dari pada sediaan salep yaitu uji daya lekat, uji daya sebar, uji homogenitas, uji pelepasan obat dan uji proteksi. Dalam perlakuan uji daya sebar setiap kelompok memiliki ukuran yang bervariasi, dengan hasil yang paling bagus adalah kelompok 4 dengan luas maksimal 5,5 dalam beban 150 gram. Uji daya sebar ini dilakukan dengan tujuan mengetahui seberapa luas sebaran dari unguenta yang dibuat. Semakin besar daya sebar semakin bagus sediaan unguenta yang dibuat. Karena dengan adanya daya sebar yang tinggi, sediaan dapat mencakup daerah aplikasi (simptom kulit) sehingga zat aktif dapat tersebar secara merata. Faktor yang dapat mempengaruhi daya sebar adalah viskositas dan jenis basis, lama pengadukan saat pembuatan dan lama melelehkan. Maka dengan viskositas yang tinggi dapat menahan gaya tekan beban daripada unguenta dengan viskositas kecil.
3/14/2014 33
Kemudian dilihat dari data hasil pengamatan pada uji daya lekat, kelompok 5 yang paling lama waktu melekatnya lapisan kaca objek, dengan waktu 5 menit 7 detik. Uji daya lekat dilakukan dengan tujuan mengetahui seberapa kuat unguenta dapat melekat pada daerah aplikasi (kulit). Dengan daya lekat yang besar yang ditinjau dari lama waktu unguenta melekatkan dua lapis kaca objek. Selanjutnya pada evaluasi uji proteksi dilihat dari hasil pengamatan secara keseluruhan setiap kelompok baik, karna semakin lama waktu berjalan warna merah pada kertas saring semakin jelas. Uji kemampuan proteksi dilakukan dengan tujuan mengetahui seberapa kuat unguenta menjaga kestabilan. Di sini digunakan larutan KOH sebagai agen intervensi. KOH ini akan mengubah warna indikator fenoftalin menjadi merah. Jika terjadi perubahan warna tersebut maka unguenta sudah tidak dapat memproteksi kestabilannya. Maka semakin lama perubahan warna yang terjadi, semakin besar kemampuan proteksi unguenta. Dari data yang didapat memiliki kemampuan proteksi yang baik karena terbentuk noda merah yang lama berarti semakin baik daya proteksinya. 3/14/2014 34
Terakhir dilakukan evaluasi pada uji homogenitas, dilihat dari hasil data pengamatan uji ini juga secara keseluruhan memiliki homogenitas yang bagus, walaupun ada beberapa kelompok yang masih belum homogen dan tidak merata karna terdapat granul-granul berwarna kuning. Uji ini harus homogen agar zat yang terserap merata dalam kulit.
3/14/2014
35
Kesimpulan.
Setelah dilakukan evaluasi dari praktikum salep dapat disimpulkan : Salep adalah bentuk sediaan yang lunak, tidak bergerak dan tergolong sediaan semi padat, biasanya mengandung obat untuk pemakaian pada kulit atau pada membran mukosa. Pada uji daya lekat salep didapat hasil yang paling lama yaitu 5 menit 7 detik oleh kelompok 5. Pada uji daya sebar salep didapat hasil yang paling bagus yaitu 5,5 cm oleh kelompok 4. Pada uji homogenitas didapat hasil dengan kehomogenitasan salep dalam penyerapan di dalam kulit yang kurng homogen.
3/14/2014
36