Вы находитесь на странице: 1из 17

PERBANDINGAN SISTEM BIAYA TRADISIONAL DENGAN SISTEM BIAYA ABC Sistem Biaya Tradisional Dalam sistem secara tradisional

dapat dilihat bahwa biayabiaya yang terlibat biasanya hanya biasa langsung saja, yaitu biaya tenaga kerja dan biaya material. Namun seiring dengan berjalannya waktu muncul biayabiaya yang bisa di golongkan kedalam biaya langsung. Biayabiaya tersebut seperti biaya reperasi, perawatan, utilitas, dan lain sebagainya. Sistem biaya akan membebankan biaya tidak langsung kepada basis alokasi yang tidak representatif. Untuk mengetahui apakah sistem biaya suatu organisasi membutuhkan perbaikan, menurut Dauglas . !icks, terdapat beberapa karakteristik yang dapat sigunakan sebagai petunjuk, yaitu " #. $resentase dari biaya tak langsung menjadi bagian besar dari total biaya, atau biaya o%erhead meningkat terus menerus beberapa tahun terakhir. &ecenderungan yang terjadi pada tahuntahun terakhir dari suatu perusahaan adalah penggantian yan gberulang oleh tenaga kerja dengan teknologi. Biaya teknologi semakin besar, biaya buruh yang diperlukan menjadi semakin rendah. !asil akhirnya adalah biaya yang lebih besar akan dialokasikan kepada basis yang lebih kecil '. (perasi)operasi yang menggunakan tenaga kerja langsung telah digantikan oleh mesin)mesin otomatis. $enambahan peralatan yang mampu berjalan tanpa bantuan tenaga kerja langsung dapat menyebabkan distorsi pada distribusi biaya tak langsung, jika tenaga kerja langsung tetap digunakan sebagai basis alokasi oleh perusahaan. *. Banyak operasi yang dapat dilakukan dengan sedikit inter%ensi manusia.Banyak operasi memiliki waktu siklus yang signifikan, dimana hal ini dapat dilihat dengan hanya sedikit perhatian yang diperlukan dari pekerja dan pada saat seperti itulah biaya tidak didasarkan pada proses, tetapi pada set up dan tenaga kerja langsung, maka akan terjadi kesalahan pada distribusi biaya. +. ,danya manusia menggunakan mesin dan mesin menggunakan manusia. $ada banyak fasilitas terdapat beberapa operasi dimana pekerja dibantu peralatan dalam melaksanakan akti%itasnya dan pekerja memegang kendali, selain itu juga ada operasi dimana pekerja melakukan aksi sederhana sebagai material handling untuk peralatan yang sedang bekerja. Dua situasi yang berbeda ini memerlukan distribusi biaya dengan pendekatan yang berbeda, -ika hanya satu metoda yang digunakan maka akan terjadi kesalahan dalam pembebanan biaya. $ada sistem biaya tradisional, dalam mengalokasikan biaya pabrik tidak langsung ke unit produksi, tetapi ditempuh cara sebagai berikut" yaitu pertama dilakukan alokasi biaya keseluruh unit organisasi yang ada, setelah itu biaya unit organisasi dialokasikan lagi kesetiap unit produksi. Unsur)unsur biaya bersama dialokasikan secara proporsional dengan menggunakan suatu indikator atau faktor pembanding yang sesuai, sedangkan unsur)unsur biaya yang lainnya dialokasikan secara langsung, sesuai dengan perhitungan langsungnya masing)masing. $ada perusahaan industri yang menghasilkan beberapa jenis produk, biasanya terjadi berbagai jenis unsur biaya gabungan yang harus dialokasikan kesetiap produk gabungan yang bersangkutan pada titik pisahnya masing)masing. Sistem Biaya Activity Based Costin! "ABC# ,cti%ity)Based .osting /,B.0 telah dikembangkan pada organisasi sebagai suatu solusi untuk masalah)masalah yang tidak dapat diselesaikan dengan baik oleh sistem biaya tradisional, Sistem biaya ,B. ini merupakan hal yang baru sehingga konsepnya masih dan terus berkembang, sehingga ada berbagai defenisi yang menjelaskan tentang sistem biaya ,B. itu sendiri. Beberapa ahli manajemen biaya memberikan defenisi mengenai sistem biaya ,cti%ity Based .osting sebagai berikut " $% &ayne '% Morse( 'ames R% Davis dan A% L% )art!raves Dalam bukunya 1anagement ,ccounting /#22#0 memberikan defenisi mengenai ,cti%ity)Based .osting /,B.0, sebagai sistem pengalokasian dan pengalokasian kembali biaya keobjek biaya dengan dasar akti%itas yang menyebabkan biaya. Sistem ,B. ini didasarkan pada pemikiran bahwa akti%itas penyebab biaya dan biaya akti%itas harus dialokasikan keobjek biaya dengan dasar akti%itas biaya tersebut dikonsumsikan. Sistem ,B. ini menelusuri biaya ke produk sebagai dasar akti%itas yang digunakan untuk menghasilkan produk tersebut. *% Ray )% Ga rrison Dalam bukunya 1anagerial ,ccounting /#22#0 memberikan defenisi mengenai ,cti%ity)Based .osting /,B.0, sebagai suatu metode kalkulasi biaya yang menciptakan suatu kelompok biaya untuk setiap kejadian atau transaksi /akti%itas0 dalam suatu organisasi 3a4lg berlaku sebagai pemacu biaya. Biaya o%erhead kemudian dialokasikan ke produk dan jasa dengan dasar jumlah dari kejadian atau transaksi produk atau jasa yang dihasilkan tersebut. +% Do,!las T% )ic-s Dalam bukunya ,cti%ity)Based .osting for Small and 1id)si5ed Busines ,n 4mplementation 6uide /#22'0 memberikan defenisi mengenai ,cti%ity)Based .osting /,B.0, sebagai merupakan sebagai suatu konsep akuntansi biaya yang berdasarkan atas pemikiran bahwa produk mengkonsumsi akti%itas dan akti%itas yang menimbulkan biaya. Dalam sistem biaya ,B. ini dirancang sedemikian rupa sehingga setiap biaya yang tidak dapat dialokasikan secara langsung kepada produk, dibebankan kepada produk berdasarkan akti%itas dan biaya dari setiap akti%itas kemudian dibebankan kepada produk berdasarkan konsumsi masing)masing akti%itas tersebut. .% L% Gayle Ray/,rn

Dalam bukunya .ost ,ccounting)Using .ost 1anagement ,pproach /#22*0 memberikan defenisi mengenai ,cti%ity)Based .osting /,B.0, sebagai suatu sistem yang mengakui bahwa pelaksanaan akti%itas menimbulkan konsumsi sumber daya yang dicatat sebagai biaya, atau dengan kata lain bahwa ,B. tersebut adalah merupakan pendekatan kalkulasi biaya yang berbasis pada transaksi. Sistem biaya ,B. itu sendiri adalah mengalokasikan biaya ke transaksi dari akti%itas yang dilaksanakan dalam suatu organisasi, dan kemudian mengalokasikan biaya tersebut secara tepat ke produk sesuai dengan pemakaian akti%itas setiap produk. 0% C1arles T% )orn!ren( Gary L% S,ndem dan &illiam O% Stratton Dalam bukunya 4ntroduction to 1anagement ,ccounting /#2270 memberikan defenisi mengenai ,cti%ity) Based .osting /,B.0, sebagai suatu sistem yang merupakan pendekatan kalkulasi biaya yang memfokuskan pada akti%itas sebagai objek biaya yang fundamental istem ,B. ini menggunakan biaya dari akti%itas tersebut sebagai dasar untuk mengalokasikan biaya keobjek biaya yang lain seperti produk, jasa, atau pelanggan. Man2aat dan 3e,n!!,lan dari Sistem Biaya Activity Based Costin! "ABC# Man2aat Dari Sistem Activity Based Costin! "ABC# 1anfaat sistem biaya ,%ti%ity)based .osting /,B.0 bagi pihak manajemen perusahaan adalah " #. Suatu pengkajian sistem biaya ,B. dapat meyakinkan pihak manajemen bahwa mereka harus mengambil sejumlah langkah untuk menjadi lebih kompetitif. Sebagai hasilnya, mereka dapat berusaha untuk meningkatkan mutu sambil secara simultan fokus pada pengurangan biaya yang memungkinkan. ,nalisis biaya ini dapat menyoroti bagaimana benar)benar mahalnya proses manufakturing, hal ini pada gilirannya dapat memacu akti%itas untuk mengorganisasi proses, memperbaiki mutu, dan mengurangi biaya. '. $ihak manajemen akan berada dalam suatu posisi untuk melakukan penawaran kompetitif yang lebih wajar. *. Sistem biaya ,B. dapat membantu dalam pengambilan keputusan /management decision making0 membuat)membeli yang manajemen harus lakukan, disamping itu dengan penentuan biaya yang lebih akurat maka maka keputusan yang akan diambil oleh phak manajemen akan lebih baik dan tepat. !al ini didasarkan bahwa dengan akurasi perhitungan biaya produk yang menjadi sangat penting dalam iklim kompetisi dewasa ini. +. 1endukung perbaikan yang berkesinambungan /continius impro%ement0, melalui analisa akti%itas, sistem ,B. memungkinkan tindakan eleminasi atau perbaikan terhadap akti%itas yang tidak bernilai tambah atau kurang efisien. !al ini berkaitan erat dengan masalah produkti%itas perusahaan. 8. 1emudahkan $enentuan biaya)biaya yang kurang rele%an /cost reduction0, pada sistem tradisional, banyak biaya)biaya yang kurang rele%an yang tersembunyi. Sistem ,B. yang transparan menyebabkan sumber) sumber biaya tersebut dapat diketahui dan dieliminasi. 7. Dengan analisis biaya yang diperbaiki, piliak manajemen dapat melakukan analisis yang lebih akurat mengenai %olume produksi yang diperlukan untuk mencapai impas /break e%en0 atas produk yang ber%olume rendah. 3e,n!!,lan dari Sistem Biaya Activity Based Costin! "ABC# Beberapa keunggulan dari sistem biaya ,cti%ity Based .osting /,B.0 dalam penentuan biaya produksi adalah sebagai berikut " a0 Biaya produk yang lebih realistik, khususnya pada industri manufaktur teknologi tinggi dimana biaya o%erhead adalah merupakan proporsi yang signifikan dari total biaya. b0 Semakin banyak o%erhead dapat ditelusuri ke produk. Dalam pabrik yang modem, terdapat sejumlah akri%itas non lantai pabrik yang berkembang. ,nalisis sistem biaya ,B. itu sendiri memberi perhatian pada semua akti%itas sehingga biaya akti%itas yang non lantai pabrik dapat ditelusuri. c0 Sistem biaya ,B. mengakui bahwa akti%itaslah yang menyebabkan biaya /acti%ities cause cost0 bukanlah produk, dan produklah yang mengkonsumsi akti%itas. d0 Sistem biaya ,B. memfokuskan perhatian pada sifat riil dari perilaku biaya dan membantu dalam mengurangi biaya dan mengidentifikasi akti%itas yang tidak menambah nilai terhadap produk. e0 Sistem biaya ,B. mengakui kompleksitas dari di%ersitas produksi yang modem dengan menggunakan banyak pemacu biaya /multiple cost dri%ers0, banyak dari pemacu biaya tersebut adalah berbasis transaksi /transaction)based0 dari pada berbasis %olume produk. f0 Sistem biaya ,B. memberikan suatu indikasi yang dapat diandalkan dari biaya produk %ariabel jangka panjang /long run %ariabel product cost0 yang rele%an terhadap pengambilan keputusan yang strategik. g0 Sistem biaya ,B. cukup fleksibel untuk menelusuri biaya ke proses, pelanggan, area tanggungjawab manajerial, dan juga biaya produk. Per/andin!an Sistem Biaya Activity Based Costin! "ABC# Den!an Sistem Biaya Tradisional Suatu temuan yang konsisten dari buku akuntansi biaya tradisional adalah ketidak tepatan dalam menggunakan informasi biaya untuk menjalankan suatu pabrik manufakturing. !al ini berbeda dengan sistem biaya ,B. yang memberikan informasi biaya yang lebih akurat. Sistem biaya ,B. menelusuri biaya produksi tidak langsung ke unit, batch, lintasan produk, dan seluruh fasilitas berdasarkan aktifitas tiap le%el. 1etode penentuan biaya ini menghasilkan biaya akhir produk yang lebih akurat dan lebih realistis. Beberapa perbandingan antara sistem biaya tradisional dan sistem biaya ,cti%ity) Based .osting /,B.0 yang dikemukakan oleh ,min 9idjaya dalam bukunya :,cti%ity)Based .osting untuk manufakturing dan pemasaran ;, adalah sebagai berikut" " #. Sistem biaya ,B. menggunakan akti%itas)akti%itas sebagai pemacu biaya dri%er0 untuk menentukan seberapa besar konsumsi o%erhead dari setiap produk. Sedangkan sistem biaya tradisional mengalokasikan biaya o%erhead secara arbitrer berdasarkan satu atau dua basis alokasi yang non reprersentatif.

'. Sistem biaya ,B. memfokuskan pada biaya, mutu dan faktor waktu. Sistem biaya tradisional terfokus pada performansi keuangan jangka pendek seperti laba. ,pabila sistem biaya tradisional digunakan untuk penentuan harga dan profitabilitas produk, angka)angkanya tidak dapat diandalkan. *. Sistem biaya ,B. memerlukan masukan dari seluruh departemen persyaratan ini mengarah ke integrasi organisasi yang lebih baik dan memberikan suatu pandangan fungsional silang mengenai organisasi. +. Sistem biaya ,B. mempunyai kebutuhan yang jauh lebih kecil untuk analisis %arian dari pada sistem tradisional , karena kelompok biaya /cost pools0 dan pemacu biaya /cost dri%er0 jauh lebih akurat dan jelas, selain itu ,B. dapat menggunakan data biaya historis pada akhir periode untuk menghilang biaya aktual apabila kebutuhan muncul. Dasar Dasar Activity Based Costin! "ABC# Dalam sistem biaya ,cti%ity Based .osting /,B.0, produk diartikan sebagai barang atau jasa yang berusaha dijual oleh perusahaan, termasuk pelayanan kesehatan, asuransi, pinjaman bank, pelayanan konsultasi, bensin, bioskop, roti, dan lain)lain. Semua produk tersebut diatas dihasilkan melalui akti%itas perusahaan dan akri%itas inilah yang mengkonsumsi sumber daya. Biaya yang tidak dapat didistribusikan secara langsung pada produk akan dibebankan pada akti%itas yang menyebabkan biaya tersebut timbul. Biaya untuk tiap akti%itas ini kemudian dibebankan pada produk yang bersangkutan. Dasar)dasar sistem biaya ,B. ini mencakup biaya produksi tidak langsung, akti%itas, tujuan biaya /cost objecti%e0, dan pemacu biaya /cost dri%er0 dan kelompok biaya /cost pool0. Biaya Prod,-si Tida- Lan!s,n! "4actory Over1ead Cost# $engertian biaya produksi tidak langsung /factory o%erhead cost0 atau singkatnya biaya o%erhead produksi menurut 1at5 dan Usry dalam buku ;.ost ,ccounting, $lanning and .ontrol /#2<=0, sebagai berikut" biaya o%erhead produksi /factory o%erhead cost0 dapat didefenisikan sebagai biaya dari bahan atau material tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung, dan semua biaya produksi yang tidak dapat dibebankan langsung kepada produk. -adi dengan kata lain biaya o%erhead produksi ini meliputi seluruh biaya produksi kecuali biaya material langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya o%erhead produksi merupakan biaya yang tidak dapat diidentifikasikan secara langsung kepada produk yang menggunakannya atau yang mengkonsumsinya. !al ini berbeda dengan biaya produksi langsung yang dapat diidentifikasi secara langsung kepada produk yang mengkonsumsinya. Biaya o%erhead yang timbul umumnya dikonsumsi oleh lebih dari satu departemen produksi. (leh karena itu diperlukan suatu prosedur distribusi biaya yang digunakan untuk membebankan biaya o%erhead ini kepada tiap)tiap departemen ataupun produk yang mengkonsumsinya. Secara garis besar, biaya o%erhead produksi digolongkan sebagai berikut " #. Biaya Bahan $embantu /4ndirect 1aterial0 Biaya bahan pembantu merupakan biaya bahan yang diperlukan dalam proses pembuatan produksi, tetapi bukan biaya bahan baku /bahan langsung0. Bahan pembantu ini akhirnya juga menjadi bagian produk, tetapi memiliki nilai yang kecil. '. Biaya enaga &erja idak >angsung /4ndirect >abor0 Biaya tenaga kerja tidak langsung merupakan biaya tenaga kerja yang tidak dapat diidentifikasikan secara langsung kepada produk. 1isalnya adalah biaya gaji super%isor, ?uality control, tenaga kerja administrasi dan pekerja yang bertugas dalam kerja pemeliharaan yang secara tidak langsung berkaitan dengan produksi. *. Biaya @eparasi dan $emeliharaan /@epair and 1aintenance0 Biaya reparasi dan pemeliharaan yaitu biaya yang dikeluarkan untuk akti%itas reparasi dan pemeliharaan mesinAperalatan, serta pemakaian suku cadang. erkadang biaya suku cadang dipisahkan dari biaya reparasi dan pemeliharaan. +. Biaya $enyusutan dan Depresiasi 1isalnya adalah biaya penyusutan mesin, peralatan dan kendaraan. 8. Biaya Utilitas 1isalnya adalah biaya penggunaan air, gas dan listrik. Sejalan dengan perkembangan teknologi pada proses produksi, biaya o%erhead produksi juga semakin meningkat. Saat ini perusahaan)perusahaan cenderung beralih dari padat karya menjadi padat modal. enaga kerja tidak lagi menjadi akti%itas penambah nilai yang utama pada proses produksi, karena penggunaan teknologi /mesin, komputer, dan lainnya0 akan mengambil alih posisi dari tenaga kerja manusia. $eralihan inilah yang menyebabkan persentase biaya o%erhead produksi naik secara signifikan $enggunaan sistem biaya tradisional dalam membebankan biaya o%erhead akan menjadi tidak rele%an lagi, karena sistem ini menggunakan satu atau dua pemacu biaya yang berbasis unit /unit based cost dri%ers0 sebagai dasar pembebanan biaya. 1enggunakan satu atau dua pemacu biaya berbasis unit untuk membebankan semua biaya o%erhead produksi akan menciptakan biaya produksi yang terdistorsi. Distorsi yang terjadi adalah berupa subsidi silang /cross subsidy0 antar produk, hal ini akan membuat situasi dimana satu produk akan mengalami kelebihan biaya /o%er costing dan produk yang lain akan mengalami kekurangan biaya /under costing0. ingkat distorsi yang terjadi tergantung pada proporsi biaya o%erhead produksi terhadap biaya produksi total. Semakin besar proporsinya semakin besar pula distorsi yang terjadi dan demikian juga sebaliknya. !al inilah yang melandasi dikembangkannya sistem biaya ,cti%ity)Based .osting /,B.0. Sistem biaya tradisional mengutamakan satu atau dua pemacu biaya yang berbasis unit sebagai pembeban biaya sehingga menciptakan biaya produk yang terdistorsi. Distorsi yang terjadi berupa subsidi silang /cross subsidy0 antar produk, satu produk mengalami kelebihan biaya /o%ercosting0 dan produk lainnya mengalami kekurangan biaya /undercosting0. ingkat distorsi yang terjadi tergantung pada proporsi biaya o%erhead terhadap biaya produksi total. Semakin besar proporsinya, semakin besar distorsi yang terjadi demikian juga sebaliknya. !al inilah yang melandasi dikembangkannya sistem biaya ,cti%ity) Balanced ,ccounting /,B.0.

A-tivitas dan 3lasi2i-asinya Disini dilakukan pembedaan defenisi antara akti%itas pada perusahaan besar dengan akti%itas pada perusahaan menengah dan kecil. Untuk perusahaan besar, akti%itas didefenisikan sebagai proses)proses atau prosedur)prosedur yang menyebabkan kerja. Sebagai contoh, dalam departemen account payable akti%itasnya dapat diperinci antara lain pengisian laporan penerimaan, order pembelian dan in%oice, membandingkan laporan penerimaan, order pembelian dan lainnya. Sedangkan untuk perusahaan menengah dan kecil akti%itas tersebut didefenisikan oleh . !icks dalam bukunya ,cti%ity)Based .osting for Small and 1id)Si5ed Businesses" ,n 4mplementation 6uide /#22'0, sebagai sekelompok kegiatan yang memiliki hubungan proses dan prosedur dapat digabungkan kedalam kebutuhan kerja secara khusus dalam organisasi. Berdasarkan defenisi tersebut maka akti%itas departemen account payable adalah account payable dan akti%itas departemen purchasing adalah purchasing. Dalam sistem biaya ,cti%ity)Based, .osting /,B.0 akti%itas yang dimaksud adalah yang berhubungan dengan kegiatan merancang dan memproduksi suatu produk yang disebut juga dengan product dri%en actu%ity. $roduct dri%en acti%ity ini dapat dikelompokkan atas empat kategori, yaitu " $% A-tivitas a-tivitas Berlevel 5nit "5nit Lavel activities# ,kti%itas berle%el unit /unit)le%el acti%ities0 adalah akti%itas yang dikerjakan setiap kali satu unit produk diproduksi, besar kecilnya akti%itas ini dipengaruhi oleh jumlah unit produk yang diproduksi. Biaya yang timbul karena akti%itas berle%el unit ini dinamakan biaya akti%itas berle%el unit /unit)le%el acti%ities cost0, contoh biaya o%erhead untuk akti%itas ini adalah biaya listrik dan biaya operasi mesin. Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung juga termasuk kedalam biaya akti%itas berle%el unit, namun tidak termasuk kedalam biaya o%erhead. *% A-tivitas a-tivitas Berlevel Batc1 "Batc1 Lavel activities# ,kti%itas)akti%itas berle%el batch /batch)le%el acti%ities0 adalah akti%itas yang dikerjakan setiap kali suatu batch produk diproduksi, besar kecilnya akti%itas ini dipengaruhi oleh jumlah batch produk yang diproduksi. .ontoh akti%itas yang termasuk kedalam kelompok ini adalah akti%itas setup, akti%itas penjadwalan produksi, akti%itas pengelolaan bahan /gerak bahan dan order pembelian0, akti%itas inspeksi. Biaya yang timbul akibat dari akti%itas ini adalah biaya akti%itas berle%el batch /batch)le%el acti%ities0, biaya ini ber%ariasi batch produk yang diproduksi, namun bersifat tetap jika dihubungkan dengan jumlah unit produk yang diproduksi dalam setiap batch. +% A-tivitas a-tivitas Berlevel Prod,- "Prod,ct Lavel activities# ,kti%itas)akti%itas berle%el produk /product)le%el acti%ities0 disebut juga sebagai akti%itas penopang produk /product)sustaining acti%ities0 yaitu akti%itas yang dikerjakan untuk mendukung berbagai produk yang diproduksi oleh perusahaan. ,kti%itas ini mengkonsurnsi masukan untuk mengembangkan produk atau memungkinkan produk diproduksi dan dijual. ,kti%itas ini dapat dilacak pada produk secara indi%idual, namun sumber)sumber yang dikonsumsi oleh akti%itas tersebut tidak dipengaruhi oleh jumlah produk atau batch produk yang diproduksi. .ontoh akti%itas yang termasuk kedalam kelompok ini adalah akti%itas penelitian dan pengembangan produk, perekayasaaan proses, spesifikasi produk, perubahan perekayasaan, dan peningkatan produk. Biaya yang timbul akibat dari akti%itas ini disebut dengan biaya akti%itas berle%el produk /product)le%el acti%ities cost0. .% A-tivitas a-tivitas Berlevel 4asilitas "4acility Lavel activities# ,kti%itas berle%el fasilitas /facility)le%el acti%ities0 disebut juga sebagai akti%itas penopang fasilitas /facility)sustaining acti%ities0 adalah meliputi akti%itas untuk menopang proses manufaktur secara umum yang diperlukan untuk menyediakan fasilitas atau kapasitas pabrik untuk memproduksi produk, namun banyak sedikitnya akti%itas ini tidak berhubungan dengan %olume atau bauran produk yang diproduksi. ,kti%itas ini dimanfaatkan secara bersama oleh berbagai jenis produk yang berbeda, atau dengan kata lain akti%itas ini dilakukan untuk mempertahankan eksistensi perusahaan. .ontoh akti%itas ini mencakup misalnya" manajemen pabrik, pemeliharaan bangunan, keamanan, pertamanan /landscaping0, penerangan pabrik, kebersihan, pajak bumi dan bangunan/$BB0, serta depresiasi pabrik. ,kti%itas manajemen pabrik bersifat administratif, misalnya akti%itas pengelolaan pabrik, karyawan, dan akuntansi untuk biaya. Biaya untuk akti%itas ini disebut dengan biaya akti%itas berle%el fasilitas /facility)le%el acti%ities cost0. 1eskipun sistem biaya ,B. ini kelihatan lebih kompleks dari sistem biaya tradisional, tetapi sistem ini mampu menghasilkan perhitungan biaya yang lebih akurat. ,kti%itas ini juga dapat diklasifikasikan, yaitu sebagai berikut " a. ,kti%itas @epetitif dan Non @epetitif ,ktifitas repetitif dilakukan secara berulang atau kontiniu, sedangkan aktifitas yang non repetitif adalah akti%itas yang dilakukan hanya satu kali. b. ,kti%itas $rimer dan Sekunder ,ktifitas primer /production acti%ity0 merupakan akti%itas yang memiliki kontribusi langsung terhadap kegiatan)kegiatan departemen atau unit organisasi, sedangkan akti%itas sekunder /production support acti%ity0 mendukung akti%itas primer. c. ,kti%itas yang 1emiliki Nilai ambah dan idak 1emiliki Nilai ambah. ,ktifitas yang memiliki nilai tambah merupakan akti%itas /%alue added0 yang secara langsung dapat memberi benefit pada perusahaan, sedangkan akti%itas yang tidak memiliki nilai tambah /non %alue added0 merupakan akti%itas yang tidak memberikan benefit kepada perusahaan. Dalam sistem biaya ,cti%ity)Based .osting /,B.0, terdapat beberapa teknik pengumpulan data akti%itas dimana tiap)tiap teknik memiliki kelebihan dan keterbatasan masing)masing. eknik)teknik tersebut antara lain adalah " #. ,nalisi Data !istoris

,nalisis data historis ini menggunakan data)data yang sudah ada pada perusahaan. Data)data ini merupakan data akti%itas mingguan atau bulanan dan biasanya berisi akti%itas yang dilakukan tiap departemen. '. ,nalisi $roses Bisnis ,nalisis $roses bisnis ini adalah merupakan yang melakukan pendekatan dengan proses bisnis dengan menelusuri akti%itas dari input sampai dengan output. ,kti%itas ditentukan dengan obser%asi dari aliran fisik dan perubahan bentuk produk. &elebihan dari pendekatan ini adalah dimungkinkannya penggambaran hubungan antara input atau output dari akti%itas dan identifikasi komunikasi antar departemen. T,6,an Biaya "Cost O/6ective# &onsep penting lainnya untuk mengerti tentang sistem Biaya ,cti%ity)Based .osting/,B.0 adalah tujuan biaya /cost objecti%e0. ujuan biaya didefenisikan sebagai ;item; akhir /final0 dimana semua biaya terakumulasi. ujuan biaya final ini berupa akumulasi biaya untuk mentransfer barang atau jasa kepada konsumen diluar perusahaan. ujuan biaya final dapat berupa produk atau jasa pelayanan yang disediakan oleh sauatu perusahaan untuk konsumen. $ada sistem manufakturing, tujuan biaya dapat berupa produk jadi atau proses manufakturing. Pemac, Biaya "Cost Driver# $emacu biaya didefenisikan sebagai faktor yang digunakan untuk mengukur bagaimana biaya terjadi atau dapat juga dikatakan sebagai cara untuk membebankan biaya pada akti%itas atau produk. Secara praktis, pemacu biaya menunjukkan dimana biaya harus dibebankan dan seberapa besar biayanya. $emacu biaya adalah penyebab terjadi biaya, sedangkan akti%itas adalah merupakan dampak yang ditimbulkannya, Dalam sistem biaya acti%ity)Based .osting /,B.0 digunakan beberapa macam pemacu biaya sedangkan pada sistem biaya tradisional hanya menggunakan satu macam pemacu biaya tertentu yang digunakan sebagai basis, misalnya jam tenaga kerjaAjam kerja orang, rupiah tenaga kerja, atau jam mesin. $aling tidak ada dua faktor utama yang harus diperhatikan dalam pemilihan pemacu biaya /cost dri%er0 ini yaitu" biaya pengukuran dan tingkat korelasi antara cost dri%er dengan konsumsi o%erhead sesungguhnya. !al ini dapat dijelaskan, sebagai berikut" a% Biaya Pen!,-,ran "Cost o2 Meas,rement# Dalam sistem biaya ,cti%ity)ased .osting /,B.0, sejumlah besar pemacu biaya dapat dipilih dan digunakan. -ika memungkinkan, adalah sangat penting untuk memilih pemacu biaya yang menggunakan informasi yang telah tersedia. 4nformasi yang tidak tersedia pada sistem yang ada sebelumnya berarti harus dihasilkan, dan akibatnya akan meningkatkan biaya sistem informasi perusahaan. &elompok biaya /cost pool0 yang homogen dapat menawarkan sejumlah pemacu biaya. Untuk keadaan ini, pemacu biaya yang dapat digunakan pada sistem informasi yang ada sebelumnya hendaknya dipilih. $emilihan ini akan meminimumkan biaya pengukuran. /% Dera6at 3orelasi "De!ree o2 Corelation# Antara Pemac, Biaya don 3ons,msi Over1ead A-t,alnya Struktur informasi yang tersedia dapat dimanfaatkan dengan cara lain untuk meminimalkan biaya pengumpulan informasi konsumsi pemacu biaya. erdapat kemungkinan utnuk menggantikan suatu pemacu biaya yang secara langsung mengukur konsumsi suatu akti%itas dengan pemacu biaya yang tidak secara langsung , mengukur konsumsi tersebut. 1isalnya, jam inspeksi dapat digantikan oleh jumlah inspeksi aktual tiap produk, angka ini dapat lebih diketahui. $enggantian ini berlaku apabila jam yang digunakan dalam setiap inspeksi per produk adalah cukup stabil. Beberapa pemacu biaya yang sering digunakan dalam sistem biaya ,cti%ity Based .osting /,B.0 adalah " $% 3elom7o- Tena!a 3er6a "La/o,r Gro,7# &elompok ini dipakai pada akti%itas yang elemen biaya utamanya adalah tenaga kerja atau pada akti%itas yang biaya akti%itasnya berubah secara paralel dengan perubahan tenaga kerja. $emacu biayanya yaitu " jam kerja, upah tenaga kerja. -am kerja juga dapat memacu konsumsi utilitas.

*% 3elom7o- &a-t, O7erasi "O7eratin! Time Gro,7# Dipakai sebagai pemacu biaya pada suatu grup operasi pengerjaan yang merupakan operasi dari suatu peralatan tunggal atau beberapa peralatan. $emacu biaya yang digunakan adalah jam mesin /machine hour0. +% 3elom7o- Pemili-an "Occ,7ancy Gro,7# 1erupakan pemacu biaya yang tepat untuk mendistribusikan biaya tetap /fiBed cost0 berdasarkan lokasi akti%itas atau asset. Sebagai contoh, depresiasi bangunan, pajak bangunan yang didistribusikan berdasarkan luas areal perakti%itas.Depresiasi peralatan atau biaya sewa gedung didistribusikan pada akti%itas yang terjadi dilokasi asset tersebut. &elompok pemacu ini jarang digunakan sebagai dasar untuk penentuan besar biaya yang terjadi, tetapi lebih sering dipakai untuk menentukan dimana biaya harus didistribusikan. $emacu biaya yang biasa dipakai adalah seperti ukuran pabrik, lokasi peralatan dan nilai peralatan. .% 3elom7o- Permintaan "Demand Gro,7# Dipakai sebagai pemacu biaya bila distribusi biaya pada akti%itas lain atau pada tujuan biaya didasarkan pada permintaan akan akti%itas tersebut. .ontohnya adalah biaya perawatan, dapat dilihat bahwa biaya perawatan akan didistribusikan pada akti%itas atau tujuan biaya yang memerlukan pelayanan perawatan saja. Distribusi biaya yang akurat akan didapatkan berdasarkan estimasi atau permintaan aktual perawatan. Sama seperti kelompok pemilikan /occupancy group0, kelompok permintaan ini juga jarang

dipakai untuk menentukan besar biaya yang terjadi,tetapi lebih sering dipakai untuk menentukan biaya yang harus didistribusikan. $emacu biaya yang dipakai untuk kelompok ini adalah biaya perawatan dan pemeliharaan mesin /repair and maintenance mechine0. 0% 3elom7o- T1oro,!17,t "T1oro,!17,t Gro,7# Dipakai sebagai pemacu biaya bila biaya utama dari suatu akti%itas ditentukan oleh jumlah unit thoroughputnya. Sebagai contoh bahan kimia tertentu yang dihasilkan oleh suatu perusahaan kimia dipacking dalam satuan tankerloads, drum 88 galon, dan karton satu galon. $roses packing ini dapat dipisahkan sebagai tiga akti%itas dengan unit thoroughput /tankerloads, drum 88 galon, dan kaftan satu galon0 dan masing)masing menjadi pemacu biaya yang dipakai. 8% S,rro!ate Cost Driver Surrogate cost dri%er merupakan data atau ukuran yang telah tersedia di lapangan dan praktis dipakai untuk mendistribusikan suatu biaya ke akti%itas lain atau kedepartemen lain, apabila pemacu biaya secara teoritis sulit diukur datanya. ,da beberapa akti%itas yang pemacu biayanya sulit dan tidak praktis untuk diukur atau ditentukan dengan tepat. 1isalnya, production control, accounting, general management dan marketing. .ontoh pemacu biaya untuk kelompok ini adalah biaya material /material cost0, dan biaya kon%ersi /con%ertion cost0, kedua pemacu biaya ini sering dipakai oleh perusahaan kecil dan menengah. 3elom7o- Biaya "Cost Pool# Defenisi kelompok biaya /cost pool0 adalah sekelompok biaya yang memiliki karekteristik yang sama. &arakteristik ini berkaitan dengan tolok ukur akti%itas yang sama, untuk maksud pembebanan biaya ke produk. Dalam penelitian ini, biaya)biaya utama tidak dibagi menjadi kelompok)kelompok biaya, agar pembebanan biayanya bisa dilakukan dengan lebih akurat. Prosed,r Pem/e/anan Biaya Sistem Activity Based Costin! "ABC# Sistem biaya tradisional mendistribusikan biaya o%erhead produksi ke produk dengan menggunakan dasar aplikasi yang disebut dengan unit based measures /penggunaan berdasarkan jumlahA%olume unit0, yaitu jam tenaga kerja langsung, biaya tenaga kerja langsung, jam mesin, biaya bahw, baku langsung dibebankan secara rata pada seluruh produk yang dihasilkan. Sistem biaya ini mengasumsikan bahwa sumber daya yang dikonsumsi proporsional dengan acuan tersebut. Sistem biaya tradisional ini menggunakan pembeban biaya dua tahap, tahap pertama adalah biaya o%erhead didistribusikan ke pusat)pusat biaya /cost centre0. $ada tahap kedua, biaya yang terakumulasi dalam tiap pusat biaya dialokasikan ke produk dengan menggunakan pemacu unit based tersebut. Sistem biaya ,cti%ity)Based .osting /,B.0 merupakan suatu sistem biaya yang pertama kali menelusuri biaya keakti%itas Dan kemudian keproduk yang dihasilkan. Dalam sistem biaya ,B. ini juga dikenal adanya prosedur pembebanan biaya akti%itas kepada produk berdasarkan akti%itas)akti%itas yang dikonsumsi oleh produk yang dihasilkan tersebut. ahap yang dimiliki oleh sistem ,B. tersebut dalam analisisnya dapat dibagi dal,1 dua tahapan, yaitu sebagai berikut " $% Prosed,r Ta1a7 I $ada tahap pertama ini dilakukan pembebanan biaya pemakaian sumber daya kepada akti%itas)akti%itas yang menggunakannya. Dalam kalkulasi biaya berdasarkan sistem ,cti%ity)Based .osting /,B.0 tahap pertama, biaya o%erhead dibagi kedalam kelompok biaya yang homogen. Suatu kelompok biaya yang homogen merupakan suatu kumpulan dari biaya o%erhead, yaitu %ariasi biaya dapat dijelaskan oleh suatu pemacu biaya /cost dri%er0. ,kti%itas o%erhead yang homogen apabila mereka mempunyai rasio konsumsi yang sama untuk semua produk. *% Prosed,r Ta1a7 II $ada tahap kedua ini, biaya setiap kelompok biaya /cost pool0 ditelusuri ke produk. !al ini dilakukan dengan menggunakan tarif kelompok yang dihitung pada tahap pertama dan dikalikan dengan jumlah sumber daya yang dikonsumsi oleh setiap produk. olok ukur ini merupakan kuantitas pemacu biaya yang digunakan oleh setiap produk. Dengan demikian o%erhead yang dibebankan setiap kelompok biaya ke produk dihitung sebagai berikut " (%erhead yang dibebankan C arif kelompok B -umlah konsumsi pemacu biaya Pro2ita/ilitas ujuan utama dari manajemen adalah mengerahkan dan menggunakan sumber) sumber yang ada dalam perusahaan yaitu seperti bahan baku, tenaga kerja, dan kapasitas pabrik, sedemikian rupa sehingga modal dalam perusahaannya dapat dipergunakan secara menguntungkan. Ukuran profitabilitas dari suatu produk dapat ditentukan dari ratio keuntungan kotor. Dalam penelitian ini dipakai profitabilitas ratio keuntungan kotor /gross profit ratio0 karena pada penelitian yang diukur adalah biaya produksi . @atio keuntungan kotor menyatakan persentase ratio keuntungan kotor terhadap hasil penjualan produk. &euntungan kotor ini adalah merupakan hasil dari penjualan /sales0 dikurangi harga pokok produksi /cost of goods sold manufacturing0. 4nformasi keuntungan kotor dapat berupa laba bruto atau rugi bruto tiap produk yang diperlukan, untuk mengetahui kontribusi tiap order dalam menutupi pengeluaran yang non) produksi, demikian juga sebaliknya. $erhitungan ratio keuntungan kotor /gross profit ratio0 adalah sebagai berikut " $enjualan !arga $okok produksi @atio keuntungan kotor C ))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))) D #==E $enjualan

Activity Based Costing (ABC)


Sistem pembiayaan (costing system) secara umum terbagi menjadi dua tipe, yaitu sistem akuntansi biaya konvensional. Sistem akuntansi biaya konvensional menggunakan unit / kuantitas produk yang dihasilkan sebagai dasar pembebanan. Metode pembebanan semacam ini sering disebut juga Unit Based System. Pada sistem ini biaya-biaya yang timbul dicatat, dikumpulkan, dan dikendalikan berdasar atas elemen-elemennya ke dalam pusat-pusat pertanggungja aban. !engan cara semacam ini maka biaya-biaya produksi juga ditentukan menurut banyaknya sumber daya yang diserap oleh masing-masing pusat biaya. "da dua metode yang digunakan untuk menghitung harga pokok produk yaitu sebagai berikut # 1. Metode Harga Pokok Penuh (Full Costing) Metode harga pokok penuh merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produk yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang bersi$at tetap maupun variabel. Metode harga pokok penuh ditujukan untuk memenuhi kepentingan pihak eksternal perusahaan. 2.Metode Harga Pokok Variabel (Variable Costing) Metode harga pokok variabel merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya mempehitungkan biaya produksi yang bersi$at variabel ke dalam harga pokok produksi. %iaya tersebut meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel. Metode harga pokok variabel ini lebih ditujukan untuk memenuhi kepentingan pihak internal. &ingkungan teknologi manu$aktur maju memerlukan sistem in$ormasi akuntansi yang dirancang untuk mengelola aktivitas dan mempertahankan keunggulan bersaing. Sistem tersebut dinamakan akuntansi aktivitas (Activity Accounting) atau disebut pula Activity Based Costing System ("%' System). Sistem ini juga dapat digunakan untuk menilai kinerja dengan cara-cara yang baru. !alam "%' System, aktivitas dianggap sebagai penyebab timbulnya biaya produksi. (amun lebih dari itu, "%' System juga menekankan pada aspek perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan oleh manajer. )ongren mende$inisikan "%' Sistem sebagai # *+ is a System that first accumulates the costs of each activity of an organization and then applies the costs of activities to the products, services, or other cost objects using appropriate cost drivers . ('harles ,. )ongren, Sundem, - Stratton, .//0 # 123). Secara umum pengertianActivity Based Costing System !ABC System) adalah suatu sistem biaya yang mengumpulkan biaya-biaya ke dalam aktivitas-aktivitas yang terjadi dalam perusahaan lalu membebankan biaya atau aktivitas tersebut kepada produk atau jasa, dan melaporkan biaya aktivitas dan produk atau jasa tersebut pada manajemen agar selanjutnya dapat digunakan untuk perencanaan, pengendalian biaya, dan pengambilan keputusan. Activity Based Costing System timbul sebagai akibat dari kebutuhan manajemen akan in$ormasi akuntansi yang mampu mencerminkan konsumsi sumber daya dalam berbagai aktivitas untuk menghasilkan produk. 4ebutuhan akan in$ormasi biaya yang akurat tersebut disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut# .. Persaingan global ("lobal Competition) yang dihadapi perusahaan manufa#tur mema#sa manajemen untu# mencari berbagai alternatif pembuatan produ# yang cost effective. 3. Penggunaan teknologi maju dalam pembuatan produk menyebabkan proporsi biaya overhead pabrik dalamproduct cost menjadi dominan.

5. 6ntuk dapat memenangkan persaingan dalam kompetisi global, perusahaan manu$aktur harus menerapkanmar#et$driven strategy. 7. %ar#et$driven strategy menuntut manajemen untuk inovati$. 1. Peman$aatan teknologi komputer dalam pengolahan data akuntansi memungkinkan dilakukannya pengolahan berbagai in$ormasi biaya yang sangat berman$aat dengan cukup akurat. Man$aat sistem biaya Activity&Based Costing ("%') bagi pihak manajemen perusahaan adalah # .. Suatu pengkajian sistem biaya "%' dapat meyakinkan pihak manajemen bah a mereka harus mengambil sejumlah langkah untuk menjadi lebih kompetiti$. Sebagai hasilnya, mereka dapat berusaha untuk meningkatkan mutu sambil secara simultan $okus pada pengurangan biaya yang memungkinkan. "nalisis biaya ini dapat menyoroti bagaimana benar-benar mahalnya proses manu$akturing, hal ini pada gilirannya dapat memacu aktivitas untuk mengorganisasi proses, memperbaiki mutu, dan mengurangi biaya. 3. Pihak manajemen akan berada dalam suatu posisi untuk melakukan pena aran kompetiti$ yang lebih ajar. 5. Sistem biaya "%' dapat membantu dalam pengambilan keputusan ( management decision ma#ing) membuat&membeli yang manajemen harus la#u#an, disamping itu dengan penentuan biaya yang lebih a#urat ma#a ma#a #eputusan yang a#an diambil oleh pha# manajemen a#an lebih bai# dan tepat. 'al ini didasar#an bah(a dengan a#urasi perhitungan biaya produ# yang menjadi sangat penting dalam i#lim #ompetisi de(asa ini. 7. Mendukung perbaikan yang berkesinambungan (continuous improvement), melalui analisa a#tivitas, sistem ABC memung#in#an tinda#an eleminasi atau perbai#an terhadap a#tivitas yang tida# bernilai tambah atau #urang efisien. 'al ini ber#aitan erat dengan masalah produ#tivitas perusahaan. 1. Memudahkan penentuan biaya-biaya yang kurang relevan ( cost reduction), pada sistem tradisional, banya# biaya&biaya yang #urang relevan yang tersembunyi. Sistem ABC yang transparan menyebab#an sumber&sumber biaya tersebut dapat di#etahui dan dieliminasi. 0. !engan analisis biaya yang diperbaiki, piliak manajemen dapat melakukan analisis yang lebih akurat mengenai volume produksi yang diperlukan untuk mencapai impas ( brea# even) atas produ# yang bervolume rendah. %eberapa keunggulan dari sistem biaya Activity Based Costing ("%') dalam penentuan biaya produksi adalah sebagai berikut # a. %iaya produk yang lebih realistis, khususnya pada industri manu$aktur teknologi tinggi dimana biayaoverhead adalah merupakan proporsi yang signi$ikan dari total biaya. b. Semakin banyak overhead dapat ditelusuri ke produk. !alam pabrik yang modem, terdapat sejumlah aktivitas non lantai pabrik yang berkembang. "nalisis sistem biaya "%' itu sendiri memberi perhatian pada semua aktivitas sehingga biaya aktivitas yang non lantai pabrik dapat ditelusuri. c. Sistem biaya "%' mengakui bah a aktivitaslah yang menyebabkan biaya ( activities cause cost) bu#anlah produ#, dan produ#lah yang meng#onsumsi a#tivitas. d. Sistem biaya "%' mem$okuskan perhatian pada si$at riil dari perilaku biaya dan membantu dalam mengurangi biaya dan mengidenti$ikasi aktivitas yang tidak menambah nilai terhadap produk. e. Sistem biaya "%' mengakui kompleksitas dari diversitas produksi yang modem dengan menggunakan banyak pemacu biaya (multiple cost drivers), banya# dari pemacu biaya tersebut adalah berbasis transa#si !transaction&based) dari pada berbasis volume produ#.

$. Sistem biaya "%' memberikan suatu indikasi yang dapat diandalkan dari biaya produk variabel jangka panjang (long run variabel product cost) yang relevan terhadap pengambilan #eputusan yang strategi#. g. Sistem biaya "%' cukup $leksibel untuk menelusuri biaya ke proses, pelanggan, area tanggungja ab manajerial, dan juga biaya produk. Suatu temuan yang konsisten dari buku akuntansi biaya tradisional adalah ketidaktepatan dalam menggunakan in$ormasi biaya untuk menjalankan suatu pabrik manu$akturing. )al ini berbeda dengan sistem biaya "%' yang memberikan in$ormasi biaya yang lebih akurat. Sistem biaya "%' menelusuri biaya produksi tidak langsung ke unit, batch, lintasan produk, dan seluruh $asilitas berdasarkan aktivitas tiap level. Metode penentuan biaya ini menghasilkan biaya akhir produk yang lebih akurat dan lebih realistis. %eberapa perbandingan antara sistem biaya tradisional dan sistem biaya Activity&Based Costing ("%') yang dikemukakan oleh "min 8idjaya dalam bukunya 9 Activity&Based Costing untuk manu$akturing dan pemasaran*, adalah sebagai berikut# ..Sistem biaya "%' menggunakan aktivitas-aktivitas sebagai pemacu biaya ( cost driver) untu# menentu#an seberapa besar #onsumsi overhead dari setiap produk. Sedangkan sistem biaya tradisional mengalokasikan biaya overhead secara arbitrer berdasarkan satu atau dua basis alokasi yang non representati$. 3. Sistem biaya "%' mem$okuskan pada biaya, mutu dan $aktor aktu. Sistem biaya tradisional ter$okus pada per$ormansi keuangan jangka pendek seperti laba. "pabila sistem biaya tradisional digunakan untuk penentuan harga dan pro$itabilitas produk, angka-angkanya tidak dapat diandalkan. 5.Sistem biaya "%' mem$okuskan pada biaya, mutu dan $aktor aktu. Sistem biaya "%' memerlukan masukan dari seluruh departemen persyaratan ini mengarah ke integrasi organisasi yang lebih baik dan memberikan suatu pandangan $ungsional silang mengenai organisasi. 7.Sistem biaya "%' mempunyai kebutuhan yang jauh lebih kecil untuk analisis varian dari pada sistem tradisional, karena kelompok biaya (cost pools) dan pemacu biaya !cost driver) jauh lebih a#urat dan jelas, selain itu ABC dapat mengguna#an data biaya historis pada a#hir periode untu# menghilang biaya a#tual apabila #ebutuhan muncul. 1.Pada sistem biaya tradisional penentuan tari$ suatu produk berdasar aktivitas level unit (bahan baku dan tenaga kerja). Sedangkan pada ABC System pembebanan biaya overhead berdasarkan aktivitas berlevel unit maupun non unit sehingga penentuan biaya lebih akurat karena ditelusuri ke masingmasing produk. Sistem biaya tradisional mengutamakan satu atau dua pemacu biaya yang berbasis unit sebagai pembeban biaya sehingga menciptakan biaya produk yang terdistorsi. !istorsi yang terjadi berupa subsidi silang (crosssubsidy) antar produ#, satu produ# mengalami #elebihan biaya !overcosting ) dan produk lainnya mengalami kekurangan biaya ( undercosting). ,ingkat distorsi yang terjadi tergantung pada proporsi biaya overheadterhadap biaya produksi total. Semakin besar proporsinya, semakin besar distorsi yang terjadi demikian juga sebaliknya. )al inilah yang melandasi dikembangkannya sistem biaya Activity&Based Costing. Perkembangan aktivitas berdasarkan pembiayaan ("%' system) pada a alnya didasari oleh adanya perbaikan kecermatan dalam perhitungan biaya produk dalam perusahaa manu$aktur yang pada umumnya menghasilkan banyak produk. Permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan pada umumnya adalah bagaimana menghasilkan banyak jenis produk dengan membebankan biaya overhead pabrik ke produk-produk tersebut. !alam aplikasi akuntansi biaya tradisional, konsep volume&related drivers digunakan untuk membebankan biaya overhead pabrik ke pabrik,

sehingga beban biaya produk yang dihasilkan dari cara pembebanan ini menjadi tidak akurat. Pada sistem ABC mena arkan dasar pembebanan yang lebih bervariasi, seperti batch&related drivers, product sustaining drivers dan facility sustaining drivers untuk membebankan biaya overhead pabrik kepada berbagai jenis produk yan dihasilkan oleh perusahaan . !engan berbagai drivers yang sesuai dengan jenis produk yang dihasilkan maka akuntansi biaya dapat menghasilkan in$ormasi beban biaya produk yang akurat, sehingga hal ini akan memudahkan pihak manajemen dalam proses pengambilan keputusan tentang harga jual dan dalam melakukan analisis pro$itabilitas setiap jenis produk. Pada perkembangan selanjutnya, "%' system tidak lagi terbatas peman$aatannya hanya untuk menghasilkan in$ormasi beban biaya produk yang akurat. "%' sistem pada saat ini merupakan konsep yang dide$inisikan secara luas sebagai sistem in$ormasi untuk memotivasi individu dalam melakukan improvement terhadap proses yang digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan produk/jasa bagi customer. "%' sistem diman$aatkan untuk mengatasi kelemahan akuntansi baiaya tradisional yang didesain khusus untuk perusahaan manu$aktur. Semua jenis perusahaan (manu$aktur, jasa, dagang) dan organisasi (sektor publik dan nirlaba) sekarang dapat meman$aatkan ABC system sebagai sistem akuntansi biaya, baik untuk tujuan pengurangan biaya (cost reduction) maupun untuk perhitungan secara akurat beban biaya $itur produk/jasa. :ika pada tahap a al perkembanannya, ABC system hanya di$okuskan pada biaya overhead pabrik, sedangkan pada tahap perkembangan selanjutnya, "%' system diterapkan ke semua biaya, mulai dari biaya desain, biaya produksi, biaya penjualan, biaya pasca jual, sampai biaya administrasi dan umum. "%' sistem menggunakan aktivitas sebagai titik pusat ( focal point) untuk mempertanggungja abkan biaya. ;leh karena aktivitas tidak hanya dijumpai di perusahaan manu$aktur, dan tidak terbatas di tahap produksi, maka ABC system dapat diman$aatkan di berbagai jenis organisasi dan mencakup biaya di luar produksi. Activity&Based Costing ("%') telah dikembangkan pada organisasi sebagai suatu solusi untuk masalah-masalah yang tidak dapat diselesaikan dengan baik oleh sistem biaya tradisional. Sistem "%' merupakan suatu sistem yang baru sehingga konsepnya masih dan terus berkembang, sehingga ada berbagai de$inisi yang menjelaskan tentang sistem biaya "%' itu sendiri. %eberapa ahli manajemen biaya memberikan de$enisi mengenai sistem biaya Activity&Based Costing sebagai berikut # 1. Wayne J. Morse, James R. a!is dan ". #. Hartgra!es !alam bukunya %anagement Accounting (.//.) memberikan de$enisi mengenai Activity&Based Costing ("%'), sebagai sistem pengalokasian dan pengalokasian kembali biaya ke objek biaya dengan dasar aktivitas yang menyebabkan biaya. Sistem "%' ini didasarkan pada pemikiran bah a aktivitas penyebab biaya dan biaya aktivitas harus dialokasikan ke objek biaya dengan dasar aktivitas biaya tersebut dikonsumsikan. Sistem "%' ini menelusuri biaya ke produk sebagai dasar aktivitas yang digunakan untuk menghasilkan produk tersebut. 2. Ray H. $arrison !alam bukunya %anagerial Accounting (.//.) memberikan de$inisi mengenai Activity&Based Costing ("%'), sebagai suatu metode kalkulasi biaya yang menciptakan suatu kelompok biaya untuk setiap kejadian atau transaksi (aktivitas) dalam suatu organisasi yang berlaku sebagai pemacu biaya. %iaya overhead kemudian dialokasikan ke produk dan jasa dengan dasar jumlah dari kejadian atau transaksi produk atau jasa yang dihasilkan tersebut. %. ouglas &. Hi'ks !alam bukunya Activity&Based Costing for Small and %id&sized Busines An )mplementation "uide (.//3) memberikan de$enisi mengenai Activity&Based Costing ("%'), sebagai merupakan sebagai suatu konsep akuntansi biaya yang berdasarkan atas pemikiran bah a produk mengkonsumsi aktivitas dan aktivitas yang menimbulkan biaya. !alam sistem biaya "%' ini

10

dirancang sedemikian rupa sehingga setiap biaya yang tidak dapat dialokasikan secara langsung kepada produk, dibebankan kepada produk berdasarkan aktivitas dan biaya dari setiap aktivitas kemudian dibebankan kepada produk berdasarkan konsumsi masing-masing aktivitas tersebut. (. #. $ayle Rayburn !alam bukunya Cost Accounting&Using Cost %anagement Approach (.//5) memberikan de$inisi mengenaiActivity&Based Costing ("%'), sebagai suatu sistem yang mengakui bah a pelaksanaan aktivitas menimbulkan konsumsi sumber daya yang dicatat sebagai biaya, atau dengan kata lain bah a "%' tersebut adalah merupakan pendekatan kalkulasi biaya yang berbasis pada transaksi. Sistem biaya "%' itu sendiri adalah mengalokasikan biaya ke transaksi dari aktivitas yang dilaksanakan dalam suatu organisasi, dan kemudian mengalokasikan biaya tersebut secara tepat ke produk sesuai dengan pemakaian aktivitas setiap produk. ). *harles &. Horngren, $ary #. +undem dan William ,. +tratton !alam bukunya )ntroduction to %anagement Accounting (.//0) memberikan de$enisi mengenai Activity&Based Costing ("%'), sebagai suatu sistem yang merupakan pendekatan kalkulasi biaya yang mem$okuskan pada aktivitas sebagai objek biaya yang $undamental istem "%' ini menggunakan biaya dari aktivitas tersebut sebagai dasar untuk mengalokasikan biaya keobjek biaya yang lain seperti produk, jasa, atau pelanggan. 4onsep tentang "%' System berubah sesuai dengan perkembangan implementasi "%' System itu sendiri. Pada a al perkembangannya, "%' System dipakai sebagai alat untuk memperbaiki akurasi perhitungan biaya produk, namun perkembangannya terkini, "%' System telah berkembang sedemikian rupa sehingga menjadi *cara baru dalam menjalankan bisnis*. ,abel .. menggambarkan mitos dan realitas tentang "%' System dalam perkembangannya.

MITOS REALITAS ABC Systemmerupakan sistem pencatatan, penggolongan, peringkasan, penyajian, an 1 pengintepretasian in!ormasi "iaya# 1 ABC Systemmerupakan sistem akuntansi engan perusa%aan manu!aktur se"agai & mo elnya ABC System merupakan sistem analisis "iaya "er"asis akti$itas untuk memenu%i ke"utu%an personel alam pengam"ilan keputusan, "aik yang "ersi!at strategik an maupun operasional ABC Systemmerupakan sistem in!ormasi "iaya yang apat iterapkan alam semua jenis organisasi'perusa%aan manu!aktur, jasa, an agang, serta organisasi sektor pu"lik an organisasi nirla"a# ABC System mencakup seluru% "iaya# )alam perusa%aan manu!aktur, ABC Systemmencakup "iaya esain an pengem"angan, "iaya pro uksi, "iaya ukungan intern, "iaya pemasaran, "iaya istri"usi, "iaya layanan purna jual# ABC System "er!okus ke long-term strategic cost reduction ABC System %anya akan optimum %asilnya jika iselesaikan engan teknologi in!ornasi# ABC System mengu"a% cara menjalankan "isnis, ole% karena itu ABC System menja i tanggung ja-a" semua personel, terutamaoperating persone
11

&

( ABC System "er!okus ke "iaya pro uksi ( ABC System"er!okus ke per%itungan "iaya * pro uk an cost control * ABC System apat iselenggarakan secara + manual + ABC Systemmerupakan tanggung ja-a" , !ungsi akuntansi

"da dua keyakinan dasar yang melandasi "-* System .

Cost is caused. %iaya ada penyebabnya dan penyebab biaya adalah aktivitas. !engan demikian, pemahaman yang mendalam tentang aktivitas yang menjadi penyebab timbulnya biaya akan menempatkan personal perusahaan pada posisi yang dapat mempengaruhi biaya. "%' System berangkat dari keyakinan dasar bah a sumber daya menyediakan kemampuan untuk melaksanakan aktivitas, bukan sekedar menyebabkan timbulnya biaya harus dialokasikan. 3. The causes of cost can be managed. Penyebab terjadi biaya (yaitu aktivitas) dapat dikelola. Melalui pengelolaan terhadap aktivitas yang menjadi penyebab terjadinya biaya, personel perusahaan dapat mempengaruhi biaya. Pengelolaan terhadap aktivitas memerlukan berbagai in$ormasi tentang aktivitas. !ua keyakinan dasar yang melandasi ABC System tersebut disajikan lebih jelas pada <ambar 5. Pada <ambar 5, menggambarkan bah a pengelolaan aktivitas ditujukan untuk mengarahkan seluruh aktivitas organisasi ke penyediaan produk/jasa bagi kepentingan pemenuhan kebutuhan costumers. Seluruh yang digunakan untuk menghasilkan produk/jasa dinilai man$aatnya ditinjau dari sudut pandang costumers. 'ontoh in$ormasi tentang aktivitas adalah# customers yang mengkonsumsi keluaran aktivitas, value&and non&value&added activities, resources driver, activity driver, driver *uantity, cycle effectiveness !C+), capacity resource, budget type !fi,ed type, variable type, step type). Meskipun secara teoritis dapat diketahui bah a "%' System memberikan banyak man$aat bagi perusahaan, namun tidak semua perusahaan dapat menerapkan sistem ini. "da dua hal mendasar yang harus dipenuhi oleh perusahan yang akan menerapkan "%' System, yaitu # .. %iaya-biaya berdasar non-unit harus merupakan persentase signi$ikan dari biaya overhead. :ika biaya-biaya ini jumlahnya kecil, maka sama sekali tidak ada masalah dalam pengalokasiannya pada tiap produk. 3. =asio-rasio konsumsi antara aktivitas-aktivitas berdasar unit dan aktivitas-aktivitas berdasar unit dan aktivitas-aktivitas berdasar non-unit harus berbeda. :ika berbagai produk menggunakan semua aktivitasoverhead dengan rasio kira-kira sama, maka tidak ada masalah jika cost driver berdasar unit digunakan untuk mengalokasikan semua biaya overhead pada setiap produk. :ika berbagai produk rasio konsumsinya sama, maka sistem konvensional atau "%' System membebankan overhead pabrik dalam jumlah yang sama. :adi perusahaan yang produknya homogen (diversi$ikasi produknya rendah) dapat menggunakan sistem konvensional tanpa ada masalah. Sistem akuntansi biaya tradisional membebankan biaya overhead pabrik melalui dua tahap pembebanan yaitu pembebanan biaya overhead seperti sistem akuntansi biaya tradisional. Perbedaan antara kedua metode tersebut terletak pada dasar pembebanan ( cost driver) yang diguna#an. Sistem a#untansi biaya tradisional hanya mengguna#an satu dasar pembebanan !cost driver) yaitu unit produ#si, sedang#an ABC Systemmenggunakan lebih dari satu cost driver sehingga in$ormasi yang dihasilkan juga lebih akurat dan teliti. ,ahap-tahap pembebanan biaya overhead pabrik pada "%' System adalah # &aha/ 1 .. %iaya overhead pabrik dibebankan pada aktivitas-aktivitas yang sesuai. 3. %iaya-biaya aktivitas tersebut dikelompokkan dalam beberapa cost pool yang homogen. 5. Menentukan tari$ untuk masing-masing kelompok (cost pool). -arif dihitung dengan cara membagi jumlah semua biaya didalam cost pool dengna suatu ukuran aktivitas yang dilakukan. ,ari$ pool ini juga berarti biaya per unit pemacu biaya ( cost driver). &aha/ 00 %iaya-biaya aktivitas dibebankan ke produk berdasarkan konsumsi atau permintaan aktivitas oleh masing-masing produk. :adi pada tahap ini biaya-biaya tiap pool aktivitas ditelusur ke produk dengan menggunaan tari$pool dan ukuran besarnya sumber daya yang dikonsumsi oleh tiap produk. 6kuran besarnya sumber daya tersebut adalah penyederhanaan dari kuantitas pemacu biaya dikonsumsi oleh tiap produk.

..

12

Pada tahap pertama, aktivitas diidenti$ikasikan, biaya-biaya dibebankan kepada aktivitas, aktivitas yang berkaitan digabungkan menjadi satu kelompok, kelompok biaya sejenis dibentuk, dan tari$ kelompok dihitung. Pada tahap kedua, setiap permintaan produk untuk sumber daya kelompok diukur dan biaya-biaya dibebankan kepada produk dengan menggunakan permintaan ini dan tari$ kelompok yang me akili. (amun, untuk menghindari kerancuan pada konsep dasar, kita menghindari setiap pembahasan detail dari beberapa langkah prosedur tahap pertama. 4ita sekarang beralih ke penjelasan yang lebih rinci dari dua langkah pertama # (.) identi$ikasi aktivitas dan (3) klasi$ikasi aktivitas ke dalam kelompok sejenis. %agaimana biaya-biaya dibebankan ke aktivitas dibahas dalam bagian yang berbeda. 4onsep "%' System, bah a biaya produk ditimbulkan oleh aktivitas, baik aktivitas yang berkaitan dengan volume produk maupun aktivitas yang tidak berkaitan dengan volume produk. %;P merupakan biaya yang akan diatribusikan kepada produk berdasarkan pemicu biaya ( cost drivers), bu#an berdasar#an volume produ#. "ktivitas merupakan tindakan yang berulang-ulang untuk memenuhi $ungsi bisnis. Setiap aktivitas dapat ditentukan sebagai value added atau non value added. 4aplan (.//.), menyatakan bah a, sistem manajemen biaya mempunyai dua sisi pengukuran kinerja, yaitu $inansial dan non $inansial. Pengukuran kinerja yang bersi$at $inansial digunakan untuk pengukuran kinerja periodik dan untuk penentuan biaya produk yang akurat. Sedangkan pengukuran kinerja non $inansial dapat digunakan untuk mengembangkan dan memperbaiki secara terus menerus proses produksi dengan mengurangi non value added time. Continuous improvement ini mengacu pada $alsa$ah pengolahan bernilai tambah (value added manufacturing), yang mengacu pada #egiatan manufa#tur yang terbai# dan sederhana, sehingga sistem manufa#tur menjadi lebih efisien. !alam value added manufaturing, pemborosan diartikan secara luas, yaitu setiap kegiatan dalam pengolahan yang tidak menghasilkan nilai tambah, seperti inspection time, (aiting time dan moving time. !engan demikian apabila tidak terdapat pemborosan maka nilai masingmasing inspection time, (aiting time dan moving timesama dengan nol. .on value added dapat disebabkan oleh $aktor yang bersi$at sistemik, $isik dan manusia i, misalnya mesin mempunyai sistem yang mengharuskan setiap proses produksi harus dalam batch yang besar, tenaga kerja yang kurang terampil mengakibatkan meningkatnya biaya tenaga kerja. 1."kti!itas1akti!itas -erle!el 2nit "ktivitas berlevel unit (unit&level activities) adalah a#tivitas yang di#erja#an setiap #ali satu unit produ# diprodu#si, besar #ecilnya a#tivitas ini dipengaruhi oleh jumlah unit produ# yang diprodu#si. Sebagai contoh tenaga langsung, jam mesin, dan jam listri# !energi) diguna#an setiap saat satu unit produ# dihasil#an. 2."kti!itas1akti!itas -erle!el Batch "ktivitas-aktivitas berlevel batch adalah aktivitas yang dikerjakan setiap kali suatu batch produk diproduksi, besar kecilnya aktivitas ini dipengaruhi oleh jumlah batch produk yang diproduksi. 'ontoh aktivitas yang termasuk dalam kelompok ini adalah aktivitas setup, aktivitas penjad alan produksi, aktivitas pengelolaan bahan (gerakan bahan dan order pembelian), aktivitas inspeksi. %."kti!itas1akti!itas -erle!el Produk "ktivitas-aktivitas berlevel produk adalah aktivitas yang dikerjakan untuk mendukung berbagai produk yang diproduksi oleh perusahaan. "ktivitas ini mengkonsumsi masukan untuk mengembangkan produk atau memungkinkan produk diproduksi dan dijual. 'ontoh aktivitas yang termasuk dalam kelompok ini adalah aktivitas penelitian dan pengembangan produk, perekayasaan proses, spesi$ikasi produk, perubahan perekayasaan, dan peningkatan produk. (."kti!itas -erle!el 3asilitas

13

"ktivitas berlevel $asilitas adalah meliputi aktivitas untuk menopang proses pemanu$akturan secara umum yang diperlukan untuk menyediakan $asilitas atau kapasitas pabrik untuk memproduksi produk namun banyak sedikitnya aktivitas ini tidak berhubungan dengan volume atau bauran produk yang diproduksi. 'ontoh aktivitas ini mencakup misalnya # manajemen pabrik, pemeliharaan bangunan, keamanan, pertamanan, penerangan pabrik, kebersihan, pajak bumi dan bangunan (P%%), serta depresiasi pabrik. Cost Pool adalah kelompok biaya yang disebabkan oleh aktivitas yang bersama dengan satu dasar pembebanan (cost driver). Cost pool digunakan untuk mempermudah manajemen dalam membebankan biaya-biaya yang timbul. Cost pool berisi aktivitas yang biayanya memiliki korelasi positi$ antara cost driver dengan biaya aktivitas. ,iap-tiap cost pool menampung biaya-biaya dari transaksi-transaksi yang homogen. Semakin tinggi tingkat kesamaan aktivitas yang dilaksanakan dalam perusahaan, semakin sedikit cost pool yang dibutuhkan untuk membebankan biaya-biaya tersebut. Sistem biaya yang menggunakan beberapa cost poolakan lebih menjelaskan hubungan sebab-akibat antara biaya yang timbul dengan produk yang dihasilkan. Cost pool berguna untuk menentukan cost pool rate yang merupakan tari$ biaya overhead pabrik per unit cost driver yang dihitung untuk setiap kelompok aktivitas. ,ari$ kelompok dihitung dengan rumus total biaya overhead untuk kelompok aktivitas tertentu dibagi dasar pengukuran aktivitas kelompok tersebut. Cost driver atau pemicu biaya digunakan untuk membebankan biaya aktivitas kepada output yang secara struktural berbeda dengan yang digunakan dalam sistem biaya konvensional. "tau $aktor$aktor penyebab yang menjelaskan konsumsi overhead. Cost driver merupakan dasar yang digunakan untuk membebankan biaya yang terkumpul pada cost pool kepada produk. >denti$ikasi cost driver adalah komponen yang penting dalam pengendalian biaya tak bernilai tambah. :ika kinerja individual dipengaruhi oleh kemampuannya untuk mengendalikan biaya tak bernilai tambah, maka pemilihan cost driver dan bagaimana cost driver tersebut digunakan dapat mempengaruhi perilaku para individu. :ika cost driver biaya untuk biaya setup yang dipilih adalah aktu setup, maka insenti$ harus diciptakan bagi pekerja agar mereka dapat mengurangi aktu setup. Sumber # ?a hre$@*http#//gakmesti. ordpress.com/tag/tahap-tahap-abc/-AB33.C target@*Dblank*Ehttp#//gakmesti. ordpress.com?/a-gtC "da dua keyakinan dasar yang melandasi "-* System . .. Cost is caused. %iaya ada penyebabnya dan penyebab biaya adalah aktivitas. !engan demikian, pemahaman yang mendalam tentang aktivitas yang menjadi penyebab timbulnya biaya akan menempatkan personal perusahaan pada posisi yang dapat mempengaruhi biaya. "%' System berangkat dari keyakinan dasar bah a sumber daya menyediakan kemampuan untuk melaksanakan aktivitas, bukan sekedar menyebabkan timbulnya biaya harus dialokasikan. 3. The causes of cost can be managed. Penyebab terjadi biaya (yaitu aktivitas) dapat dikelola. Melalui pengelolaan terhadap aktivitas yang menjadi penyebab terjadinya biaya, personel perusahaan dapat mempengaruhi biaya. Pengelolaan terhadap aktivitas memerlukan berbagai in$ormasi tentang aktivitas. !ua keyakinan dasar yang melandasi ABC System tersebut disajikan lebih jelas pada <ambar 5. Pada <ambar 5, menggambarkan bah a pengelolaan aktivitas ditujukan untuk mengarahkan seluruh aktivitas organisasi ke penyediaan produk/jasa bagi kepentingan pemenuhan kebutuhan costumers. Seluruh yang digunakan untuk menghasilkan produk/jasa dinilai man$aatnya ditinjau dari sudut pandang costumers. 'ontoh in$ormasi tentang aktivitas adalah# customers yang mengkonsumsi keluaran aktivitas, value&and non&value&added activities, resources driver, activity driver, driver

14

*uantity, cycle effectiveness !C+), capacity resource, budget type !fi,ed type, variable type, step type). Meskipun secara teoritis dapat diketahui bah a "%' System memberikan banyak man$aat bagi perusahaan, namun tidak semua perusahaan dapat menerapkan sistem ini. "da dua hal mendasar yang harus dipenuhi oleh perusahan yang akan menerapkan "%' System, yaitu # .. %iaya-biaya berdasar non-unit harus merupakan persentase signi$ikan dari biaya overhead. :ika biaya-biaya ini jumlahnya kecil, maka sama sekali tidak ada masalah dalam pengalokasiannya pada tiap produk. 3. =asio-rasio konsumsi antara aktivitas-aktivitas berdasar unit dan aktivitas-aktivitas berdasar unit dan aktivitas-aktivitas berdasar non-unit harus berbeda. :ika berbagai produk menggunakan semua aktivitasoverhead dengan rasio kira-kira sama, maka tidak ada masalah jika cost driver berdasar unit digunakan untuk mengalokasikan semua biaya overhead pada setiap produk. :ika berbagai produk rasio konsumsinya sama, maka sistem konvensional atau "%' System membebankan overhead pabrik dalam jumlah yang sama. :adi perusahaan yang produknya homogen (diversi$ikasi produknya rendah) dapat menggunakan sistem konvensional tanpa ada masalah. Sistem akuntansi biaya tradisional membebankan biaya overhead pabrik melalui dua tahap pembebanan yaitu pembebanan biaya overhead seperti sistem akuntansi biaya tradisional. Perbedaan antara kedua metode tersebut terletak pada dasar pembebanan ( cost driver) yang diguna#an. Sistem a#untansi biaya tradisional hanya mengguna#an satu dasar pembebanan !cost driver) yaitu unit produ#si, sedang#an ABC Systemmenggunakan lebih dari satu cost driver sehingga in$ormasi yang dihasilkan juga lebih akurat dan teliti. ,ahap-tahap pembebanan biaya overhead pabrik pada "%' System adalah # &aha/ 1 .. %iaya overhead pabrik dibebankan pada aktivitas-aktivitas yang sesuai. 3. %iaya-biaya aktivitas tersebut dikelompokkan dalam beberapa cost pool yang homogen. 5. Menentukan tari$ untuk masing-masing kelompok (cost pool). -arif dihitung dengan cara membagi jumlah semua biaya didalam cost pool dengna suatu ukuran aktivitas yang dilakukan. ,ari$ pool ini juga berarti biaya per unit pemacu biaya ( cost driver). &aha/ 00 %iaya-biaya aktivitas dibebankan ke produk berdasarkan konsumsi atau permintaan aktivitas oleh masing-masing produk. :adi pada tahap ini biaya-biaya tiap pool aktivitas ditelusur ke produk dengan menggunaan tari$pool dan ukuran besarnya sumber daya yang dikonsumsi oleh tiap produk. 6kuran besarnya sumber daya tersebut adalah penyederhanaan dari kuantitas pemacu biaya dikonsumsi oleh tiap produk. Pada tahap pertama, aktivitas diidenti$ikasikan, biaya-biaya dibebankan kepada aktivitas, aktivitas yang berkaitan digabungkan menjadi satu kelompok, kelompok biaya sejenis dibentuk, dan tari$ kelompok dihitung. Pada tahap kedua, setiap permintaan produk untuk sumber daya kelompok diukur dan biaya-biaya dibebankan kepada produk dengan menggunakan permintaan ini dan tari$ kelompok yang me akili. (amun, untuk menghindari kerancuan pada konsep dasar, kita menghindari setiap pembahasan detail dari beberapa langkah prosedur tahap pertama. 4ita sekarang beralih ke penjelasan yang lebih rinci dari dua langkah pertama # (.) identi$ikasi aktivitas dan (3) klasi$ikasi aktivitas ke dalam kelompok sejenis. %agaimana biaya-biaya dibebankan ke aktivitas dibahas dalam bagian yang berbeda. 4onsep "%' System, bah a biaya produk ditimbulkan oleh aktivitas, baik aktivitas yang berkaitan dengan volume produk maupun aktivitas yang tidak berkaitan dengan volume produk. %;P merupakan biaya yang akan diatribusikan kepada produk berdasarkan pemicu biaya ( cost drivers), bu#an berdasar#an volume produ#.

15

"ktivitas merupakan tindakan yang berulang-ulang untuk memenuhi $ungsi bisnis. Setiap aktivitas dapat ditentukan sebagai value added atau non value added. 4aplan (.//.), menyatakan bah a, sistem manajemen biaya mempunyai dua sisi pengukuran kinerja, yaitu $inansial dan non $inansial. Pengukuran kinerja yang bersi$at $inansial digunakan untuk pengukuran kinerja periodik dan untuk penentuan biaya produk yang akurat. Sedangkan pengukuran kinerja non $inansial dapat digunakan untuk mengembangkan dan memperbaiki secara terus menerus proses produksi dengan mengurangi non value added time. Continuous improvement ini mengacu pada $alsa$ah pengolahan bernilai tambah (value added manufacturing), yang mengacu pada #egiatan manufa#tur yang terbai# dan sederhana, sehingga sistem manufa#tur menjadi lebih efisien. !alam value added manufaturing, pemborosan diartikan secara luas, yaitu setiap kegiatan dalam pengolahan yang tidak menghasilkan nilai tambah, seperti inspection time, (aiting time dan moving time. !engan demikian apabila tidak terdapat pemborosan maka nilai masingmasing inspection time, (aiting time dan moving timesama dengan nol. .on value added dapat disebabkan oleh $aktor yang bersi$at sistemik, $isik dan manusia i, misalnya mesin mempunyai sistem yang mengharuskan setiap proses produksi harus dalam batch yang besar, tenaga kerja yang kurang terampil mengakibatkan meningkatnya biaya tenaga kerja. 1."kti!itas1akti!itas -erle!el 2nit "ktivitas berlevel unit (unit&level activities) adalah a#tivitas yang di#erja#an setiap #ali satu unit produ# diprodu#si, besar #ecilnya a#tivitas ini dipengaruhi oleh jumlah unit produ# yang diprodu#si. Sebagai contoh tenaga langsung, jam mesin, dan jam listri# !energi) diguna#an setiap saat satu unit produ# dihasil#an. 2."kti!itas1akti!itas -erle!el Batch "ktivitas-aktivitas berlevel batch adalah aktivitas yang dikerjakan setiap kali suatu batch produk diproduksi, besar kecilnya aktivitas ini dipengaruhi oleh jumlah batch produk yang diproduksi. 'ontoh aktivitas yang termasuk dalam kelompok ini adalah aktivitas setup, aktivitas penjad alan produksi, aktivitas pengelolaan bahan (gerakan bahan dan order pembelian), aktivitas inspeksi. %."kti!itas1akti!itas -erle!el Produk "ktivitas-aktivitas berlevel produk adalah aktivitas yang dikerjakan untuk mendukung berbagai produk yang diproduksi oleh perusahaan. "ktivitas ini mengkonsumsi masukan untuk mengembangkan produk atau memungkinkan produk diproduksi dan dijual. 'ontoh aktivitas yang termasuk dalam kelompok ini adalah aktivitas penelitian dan pengembangan produk, perekayasaan proses, spesi$ikasi produk, perubahan perekayasaan, dan peningkatan produk. (."kti!itas -erle!el 3asilitas "ktivitas berlevel $asilitas adalah meliputi aktivitas untuk menopang proses pemanu$akturan secara umum yang diperlukan untuk menyediakan $asilitas atau kapasitas pabrik untuk memproduksi produk namun banyak sedikitnya aktivitas ini tidak berhubungan dengan volume atau bauran produk yang diproduksi. 'ontoh aktivitas ini mencakup misalnya # manajemen pabrik, pemeliharaan bangunan, keamanan, pertamanan, penerangan pabrik, kebersihan, pajak bumi dan bangunan (P%%), serta depresiasi pabrik. Cost Pool adalah kelompok biaya yang disebabkan oleh aktivitas yang bersama dengan satu dasar pembebanan (cost driver). Cost pool digunakan untuk mempermudah manajemen dalam membebankan biaya-biaya yang timbul. Cost pool berisi aktivitas yang biayanya memiliki korelasi positi$ antara cost driver dengan biaya aktivitas. ,iap-tiap cost pool menampung biaya-biaya dari transaksi-transaksi yang homogen. Semakin tinggi tingkat kesamaan aktivitas yang dilaksanakan dalam perusahaan, semakin sedikit cost pool yang dibutuhkan untuk membebankan biaya-biaya

16

tersebut. Sistem biaya yang menggunakan beberapa cost poolakan lebih menjelaskan hubungan sebab-akibat antara biaya yang timbul dengan produk yang dihasilkan. Cost pool berguna untuk menentukan cost pool rate yang merupakan tari$ biaya overhead pabrik per unit cost driver yang dihitung untuk setiap kelompok aktivitas. ,ari$ kelompok dihitung dengan rumus total biaya overhead untuk kelompok aktivitas tertentu dibagi dasar pengukuran aktivitas kelompok tersebut. Cost driver atau pemicu biaya digunakan untuk membebankan biaya aktivitas kepada output yang secara struktural berbeda dengan yang digunakan dalam sistem biaya konvensional. "tau $aktor$aktor penyebab yang menjelaskan konsumsi overhead. Cost driver merupakan dasar yang digunakan untuk membebankan biaya yang terkumpul pada cost pool kepada produk. >denti$ikasi cost driver adalah komponen yang penting dalam pengendalian biaya tak bernilai tambah. :ika kinerja individual dipengaruhi oleh kemampuannya untuk mengendalikan biaya tak bernilai tambah, maka pemilihan cost driver dan bagaimana cost driver tersebut digunakan dapat mempengaruhi perilaku para individu. :ika cost driver biaya untuk biaya setup yang dipilih adalah aktu setup, maka insenti$ harus diciptakan bagi pekerja agar mereka dapat mengurangi aktu setup. Sumber # http#//gakmesti. ordpress.com

17

Вам также может понравиться