Вы находитесь на странице: 1из 4

AL-QURAN DAN ILMU PENGETAHUAN

A. DEFINISI DARI ILMU PENGETAHUAN Sebelum memaparkan mengenai Al-quran dan ilmu pengetahuan kita harus mengetahui apa definisi dari Al-quran dan ilmu pengetahuan. Definisi dari Al-quran sudah diterangkan di bagian sebelumnya sedangkan ilmu dan pengetahuan memiliki arti yang berbeda dimana perbedaan tersebut harus diketahui secara jelas agar tidak terjebak pada kesalahpahaman. Ilmu adalah bagian dari pengetahuan yang terklasifikasi, tersistem dan terukur serta dapat dibuktikan kebenarannya secara empiris. Sedangkan pengetahuan adalah keseluruhan pengetahuan yang belum tersusun baik mengenai metafisik maupun fisik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ilmu merupakan bagian yang lebih tinggi dari pengetahuan karena memiliki metode dan mekanisme tertentu. Sedangkan secara etimologis, kata ilmu berakar dari bahasa Arab al-'ilm yang berarti mengetahui hakikat sesuatu dengan sebenarnya.1 Dalam bahasa Inggris, dikenal sebagai science, dan sepadan dengan kata al-marifah yang berarti pengetahuan (knowledge). Namun, antara al-'ilm dengan al-marifat biasanya dibedakan penggunaannya dalam kalimat. Al-'ilm digunakan untuk mengetahui sesuatu yang bersifat universal (al-kulli), sedang almarifah dipakai untuk mengetahui sesuatu yang bersifat partikular (al-juzi).2 Di dalam al-Quran, kata al-'ilm disebut sebanyak 105 kali, dan dari akar katanya disebut dalam berbagai bentuk tidak kurang dari 744 kali.3 Hal ini menunjukkan tingginya kedudukan ilmu dalam kehidupan manusia. Wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad menyebutkan pentingnya membaca, pena, dan ilmu bagi manusia: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah yang paling pemurah. Yang mengajar manusia dengan pena. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. al-Alaq [96]:1-5). B. Al-QURAN SEBAGAI SUMBER ILMU PENGETAHUAN Pada zaman dahulu orang memandang bintang-bintang hanyalah sebagai sesuatu yang sangat kecil dan bercahaya yang bertaburan di angkasa. Namun setelah ditemukannya teleskop dan ilmu pengetahuan yang semakin berkembang, orang akhirnya mengetahui bahwa bintang-bintang merupakan bagian dari suatu gugusan yang dinamakan galaksi yang dialam ini jumlahnya lebih dari 100 milyar. Sedangkan masing-masing bintang ini terdiri dari planet-planet yang masing-masing peredarannya diatur sedemikian rupa sehingga tidak saling bertabrakan satu sama lain. Hal ini juga difirmankan oleh Allah SWT : Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar dalam garis edarnya (QS. Al Anbiyaa (21) : 33)

Sehingga akhirnya orang berdasar ilmu pengetahuan yang dimilikinya mengakui bahwa alam semesta ini maha luas. Sebenarnya Allah telah menegaskan hal ini di dalam Al Quran yang diturunkan jauh sebelum ditemukannya teleskop yaitu : Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benarbenar meluaskannya (QS Adz Dzaariyaat (51) : 47) Oleh karena itu Allah menyuruh umatnya untuk selalu memperhatikan dan meyakini Al Quran secara ilmiah. Hal ini dijelaskan pula oleh Allah di dalam surat An Nisaa ayat 82 yang artinya : Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran ? Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya (QS An Nisaa (4) : 82) Kita harus mengakui bahwa ilmu pengetahuan itu bersumber pada Allah. Sebagai contoh, di dalam ilmu fisika terdapat adanya hukum kesetaraan masa dan energi, sedangkan massa adalah merupakan besaran pokok dalam arti besaran yang ada dengan sendirinya, sedangkan massa tidak dapat menciptakan dirinya sendiri, dan jika di kembalikan kepada Ajaran Tauhid tentu Allah-lah penciptanya. C. ILMU PENGETAHUAN YANG SUDAH TERCANTUM DI AL-QURAN Salah satu ilmu pengetahuan yang sudah tercantum di dalam Al-quran adalah penciptaan langit dan bumi dalam enam masa. Dibutuhkan penelitian yang panjang untuk mengetahui hal tersebut tetapi di sebenarnya di dalam Al-quran sudah dicantumkan penciptaan langit dan bumioleh Allah SWT. Di dalam surat Qaaf ayat 38 Allah telah berfirman : Dan sesungguhnya telah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya dalam enam masa, dan Kami tidak sedikitpun ditimpa keletihan (QS. Qaaf (50) : 38) Karena ilmu pengetahuan itu bersumber pada Allah SWT dan pada ayat diatas telah disebutkan bahwa Allah menciptakan langit dan bumi berikut segala isinya dalam enam masa, maka berdasarkan penelitian/teori dalam sejarah asal mula alam semesta dan kehidupan dapat dikategorikan keenam masa itu sebagai berikut : Masa pertama : Pada awalnya keadaan langit dan bumi dalam suatu kesatuan yang padu, hal ini disebutkan oleh Allah dalam salah satu firman-Nya yaitu : Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemuadian Kami pisahkan antara keduanya .......... (QS Al Anbiyaa (21) : 30) Kemudian menurut The Big Bang Theory atau teori ekspansi ledakan maka terjadi ledakan yang maha hebat yang akhirnya memisahkan kesatuan yang padu tersebut. Karena kondisi sekeliling ledakan semula dalam keadaan dingin maka hal ini mengakibatkan tejadinya kondensasi (penggumpalan). Penggumpalan ini sebagai akibat dari penurunan energi (panas/kalor) yang sangat drastis. Sebab menurut hukum Steffan Boltzman tentang

radiasi/pancaran panas disebutkan bahwa Jumlah energi radiasi tiap satuan waktu tiap satuan luas sebanding dengan pangkat empat suhu mutlaknya. Oleh karena itu apabila terjadi penurunan suhu sedikit saja maka penurunan energinya dalam hal ini adalah energi radiasi kalor pasti menjadi sangat besar. Misal pada penurunan suhu sebesar 2 maka penurunan energinya menjadi 24 = 16 satuan energi. Dengan demikian maka kondensasi ini dapat dikategorikan sebagai masa yang kedua dimana antara langit dan unsur-unsurnya telah terpisah. Masa kedua : Pada masa ini gravitasi mulai berperan dan mulai muncul galaksigalaksi yang terdir atas bintang-bintang. Juga mulai muncul planetplanet termasuk planet bumi yang terdapat dalam tatasurya matahari yang merupakan bagian dari galaksi Bima Sakti. Masa ketiga : Masa ini dikenal juga dengan masa Prekambrium (Precambrian Era). Pada masa ini kondisi bumi masih cukup panas sehingga belum ada makhluk yang hidup di bumi. Masa keempat : Masa ini sering dikenal dengan zaman Paleozoikum (Paleozoic Era). Pada masa ini di bumi mulai terdapat kehidupan sederhana yang ditandai dengan munculnya tumbuhan-tumbuhan tingkat rendah atau tumbuhan perintis hingga munculnya hewan-hewan sejenis serangga dan hewan-hewan amphibia. Masa Kelima : Masa ini dikenal pula dengan zaman Mesozoikum (Mesozoic Era). Pada masa ini hewan-hewan sejenis reptil mulai muncul seperti burung dan sejenisnya dan muncul pula hewan-hewan raksasa seperti Dinosaurus dan sebagainya. Masa Keenam : Masa ini juga disebut zaman Cenozoikum (Cenozoic Era). Pada masa inilah mulai muncul hewan-hewan mamalia dan pada akhir dari masa ini mulailah muncul sejarah manusia.4 Dengan demikian jelas bahwa berdasar penelitian yang dilakukan oleh para ahli, kejadian alam semesta ini dapat dikategorikan dalam enam masa, dimana dua masa yang pertama adalah masa penciptaan bumi sedangkan 4 masa berikutnya merupakan tahapan kejadian makhluk-makhluk bumi hingga terciptanya manusia sebagai khalifah di muka bumi. Hal ini sesuai dengan firman Allah di dalam Al Quran yaitu : Katakanlah : Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya ? (Yang bersifat) demikian itulah Tuhan semesta alam. Dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh diatasnya. Dan memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertaqwa. (QS. Fushshilat (41) : 9-10)

D. INTEGRASI AGAMA DAN ILMU PENGETAHUAN Islam adalah agama yang mengajarkan bahwa ilmu pengetahuan dan agama merupakan sesuatu yang saling berkaitan dan saling melengkapi. Agama merupakan sumber ilmu pengetahuan dan ilmu penegtahuan merupakan sarana untuk mengaplikasikan segala sesuatu yang tertuang dalam ajaran agama. Agama dan ilmu pengetahuan akan saling menguatkan danbersinergi sehingga menghasilkan pribadi-pribadi yang taat dalam beragama dan terdepan dalam ilmu pengetahuan. Allah berfirman yang artinya :

Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang binatangmelata dan binatang_binatang ternak yang bermacam-macam warnanya ( jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (QS.Faathir (35):28) Didalam Al-quran terdapat sekitar 750 ayat yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan itu merupakan bukti bahwa Islam adalah agama yang sangat menekankan pada pengembangan ilmu pengetahuan. Bahkan Allah SWT menantang manusia dan jin untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai sarana untuk menjelajahi alam semesta yang luasnya tak terhingga. Allah berfirman yang artinya : Hai jamaah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi. Maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan. (QS.ArRahmaan (55):33)

Footnote : 1Majma al-Lughah al-Arabiyah, al-Mujam al-Wasi@t}, (Istanbul: Dar al-Dawah, 1990), hal. 624. 2 Imam Syafiie, Konsep Ilmu Pengetahuan dalam al-Quran (Yogyakarta: UII Press, 2000), 30. 3 M. Quraisy Shihab, Wawasan al-Quran: Tafsir Maudui atas Pelbagai Persoalan Umat (Bandung: Mizan, 1996), 434 4 George Gaylord Simpson & William S. Beck,LIFE an Introduction to Biology,( Grolier Electronic Publishing Inc, Grolier Multimedia Encyclopedia, 1995)

Вам также может понравиться